INDRIANI NOVIAGEL
H021201007
LABORATORIUM KIMIA DASAR
UNIT PELAKSANA TEKNIS MATA KULIAH UMUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
Laporan Praktikum Kimia Dasar
INDRIANI NOVIAGEL
H021201007
Asisten, Praktikan,
HENDRIANUS LAYUK ADA’ INDRIANI NOVIAGEL
NIM. H031 17 1012 NIM. H021 20 1007
BAB I
PENDAHULUAN
Ada yang di tanah, udara, air, dan lain-lain. Seorang analis perlu untuk
seorang analis adalah untuk menambah ilmu pengetahuan dan untuk menganalisis
suatu penyakit, bahkan juga berguna untuk menciptakan suatu produk yang
berguna bagi masyarakat luas. Namun, proses analisis tersebut tidaklah mudah,
salah satu logam berat yang banyak dimanfaatkan di industri kimia. Ion Cu (II)
UV-Vis yang memiliki keuntungan reaksinya cepat, sensitif, dan selektif (Pratiwi
pada daerah UV-VIS (panjang gelombang foton 200 nm-700 nm), biasanya
spektrofotometer.
Ada lima sampel larutan CuSO4, yaitu larutan CuSO4 dengan konsentrasi 0,05;
0,1; 0,15; 0,2; dan 0,25 M. Dari keempat larutan ini kemudian dibandingkan
maksimumnya. Dalam hal ini, digunakan aquades sebagai larutan blanko atau
referens.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas
dengan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih di deteksi
dan cara ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating atau celah
optis. Pada fotometer filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi
tetapi dapat juga untuk analisa kualitatif. Panjang gelombang yang digunakan
(1, maks), sebab keakuratan pengukurannya akan lebih besar (Kirkiewicz, 2004).
Spektrum elektromagnetik dibagi dalam beberapa daerah cahaya. Suatu
daerah akan diabsorbsi oleh atom atau molekul dan panjang gelombang cahaya
elektromagnetik meliputi suatu daerah panjang gelombang yang luas dari sinar
umumnya terdiri dari satu atau beberapa pita absorbsi yang lebar, semua molekul
dapat menyerap radiasi dalam daerah UV-tampak. Oleh karena itu mereka
mengandung electron, baik yang dipakai bersama atau tidak, yang dapat dieksitasi
ke tingkat yang lebih tinggi. Panjang gelombang pada waktu absorbsi terjadi
tergantung pada bagaimana erat elektron terikat di dalam molekul. Elektron dalam
satu ikatan kovalen tunggal erat ikatannya dan radiasi dengan energy tinggi, atau
2.2 Absorbansi
Ketika suatu atom atau molekul menyerap cahaya maka energi tersebut
yang lebih tinggi. Tipe eksitasi tergantung pada panjang gelombang cahaya yang
diserap. Sinar ultraviolet dan sinar tampak akan menyebabkan elektron tereksitasi
ke orbital yang lebih tinggi. Sistem yang bertanggung jawab terhadap absorbsi
pada
λmaks sekitar 150 nm. Transisi dari n ke σ* menyerap pada λmaks kecil dari 200
nm, yang diberikan oleh sistem yang mempunyai elektron yang tidak berikatan
dan orbital σ pada molekul adalah senyawa organik jenuh yang mengandung satu
kecil dari 200 nm (tidak terkonyugasi). Kromofor ini merupakan tipe transisi dari
Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya yang
mengenai permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang
dapat diukur adalah transmittansi atau absorbansi. Cahaya yang diserap diukur
transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer atau Hukum Beer yang
yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi
absorbsi cahaya pada cahaya tampak. Kita melihat objek dengan pertolongan
tertentu dan menyerap panjang gelombang tertentu, maka medium itu tampak
panjang gelombang inilah yang menentukan warna medium. Warna ini disebut
BAB III
METODE PERCOBAAN
0,15 M, larutan CuSO4 yang belum diketahui konsentrasinya, dan kertas grafik
UV/VIS, labu takar 50 mL, pipet ukur 5 mL, erlenmeyer 100 mL dan karet
blanko atau referens. Dimasukkan larutan CuSO 4 ke dalam kuvet 1 dan aquades
menunjukkan nol. Diganti blanko dengan kuvet yang berisi larutan CuSO 4, diukur
serapannya pada panjang gelombang awal 400 nm. Dilakukan tahap sebelumnya
Dibuat deretan larutan CuSO4 dengan konsentrasi 0,05, 0,10, 0,15, 0,20,
dan 0,25 M. Jika serapan larutan tersebut terlampau tinggi, dibuat larutan yang
lebih encer, atau jika serapan larutan terlampau rendah, dibuat larutan baru yang
sedikit lebih pekat. Diukur serapan masing-masing deretan larutan tersebut pada
absorbansi
praktikan kepada asisten. Dimasukkan larutan tersebut ke dalam kuvet, lalu diukur
0.34
0.33
0.32
0.31
0.3
0.29
0.28
400 410 420 430 440 450 460 470 480
λ (nm)
Absorbansi
1 R² = 1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
Konsentrasi (M)
CuSO4 0,15 M yang diukur dengan deret panjang gelombang 410-470 nm dan
0,354; 0,361; 0,372; 0,369; dan 0,332. Dengan melihat data yang ada dapat
Dari data yang telah didapatkan, selanjutnya dibuat kurva hubungan antara
konsentrasi (M) dan absorbansi (A). Dari kurva tersebut didapatkan persamaan
menghitung kadar tembaga yang ada didalam sampel. Dimana (y) menyatakan
nilai pengukuran absorbansi dan (x) menyatakan kadar CuSO 4 dalam sampel.
Pada percobaan ini juga dilakukan analisis penentuan kadar CuSO 4 dalam
dibuat larutan CuSO4 dengan konsentrasi 0,05; 0,10; 0,15; 0,20; dan 0,25 M, dari
larutan induk CuSO4 0,15 M. Kemudian dilakukan absorbansi pada ketiga larutan
dengan deretan panjang gelombang 400-700 nm. Dan didapat hasil absorbansinya
berturut-turut . Dari data tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar konsentrasi
BAB V
5.1 Kesimpulan
dilengkapi lagi agar praktikan tidak terlalu bingung mencari bahan laporan.
5.2.2 Saran untuk Asisten
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, N.A., dan Sumarto, 2018, Perbandingan Validasi Metode Analisis Ion
Tembaga (II) tanpa Pengompleks dan Dengan Pengompleks Na-
Dietilditiokarbamat secara Spektrofotometri UV-VIS, Jurnal Kimia Dasar,
3, (7); 96-105.
Lampiran 1. Bagan Kerja
CuSO4
- Dimasukkan kuvet yang berisi aquades ke dalam tempat sel alat, atur
CuSO4
- Dibuat deretan larutan CuSO4 dengan konsentrasi 0,05, 0,10, 0,15, 0,20,
dan 0,25 M.
maksimum.
Hasil
CuSO4
- Dinyalakan spektrofotometri UV-Vis hingga cahaya indikator berwarna
hijau
- Diletakkan sampel pada sampel compertement yang telah dipreparasi
- Menetralkan spekrofotometer.
spektrofotometer UV-Vis
Lampiran 3. Perhitungan
n ( ∑ XY )−( ∑ X ) (∑Y )
Slope (a) =
n ( ∑ X 2 )−(∑ X )2
3,544−3,03225
=
0,6875−0,5625
0,51175
=
0,125
= 4,094
( ∑ X 2 ) ( ∑ Y )−( ∑ X )( ∑ XY )
Intercept (b) = 2
n ( ∑ X 2 )− (∑ X )
( 0,1375 ) (4,043)−(0,75)(0,7088)
=
5 ( 0,1375 ) −¿ ¿
0,5559125−0,5316
=
0,6875−0,5625
0,0243125
=
0,125
= 0,1945
R2 = 0,9988
Jadi persamaan regresi linear dari kurva kalibrasi standar CuSO4 adalah
y = ax + b
0,970−0,1945
x =
4,094
0,7755
x =
4,094
x = 0,19 M