Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

K I M I A D A SA
SA R I

PERCOBAAN II

SPEKTROFOTOMETRI

NUR ANNISA
H061181023

LABORATORIUM KIMIA DASAR


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
LEMBAR PENGESAHAN

SPEKTROFOTOMETRI

Disusun dan diajukan oleh:

NUR ANNISA
H061 18 1023

Diperiksa dan disetujui oleh:

Makassar, 15 september 2018

Asisten

CHITRIANI ARMIDHA
H311 15 020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Spektrofotometri dapat dibayangkan sebagai suatu perpanjangan dan

 pemilihan visual mengenai pengabsorbsian energi cahaya oleh spesies kimia.

Istilah spektrofotometri menyiratkan pengukuran absorbsi energi cahaya oleh

suatu sistem kimia sebagai fungsi dari panjang gelombang radiasi

(Novianto, dkk,2014).

Spektrometri UV-Vis adalah salah satu metoda analisis yang berdasarkan pada

 penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media. Berdasarkan

 penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu


suat u media tergantung pada tebal

tipisnya media dan konsentrasi warna spesies yang ada pada media tersebut.

Spektrometri visible umumnya disebut kalori, oleh karena itu pembentukan warna

 pada metoda ini sangat menentukan ketelitian hasil yang diperoleh. Pembentukan

warna dilakukan dengan cara penambahan pengompleks yang selektif terhadap

unsur yang ditentukan (Fahmi, dkk, 2015).

Cahaya yang diserap oleh suatu zat berbeda dengan cahaya yang ditangkap

oleh mata manusia. Cahaya yang tampak atau cahaya yang dilihat dalam

kehidupan sehari-hari disebut warna komplementer (Rahayu, dkk,2013).

Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan agar praktikan dapat mengetahui cara

menentukan konsentrasi larutan dengan spektrofotometer, serta mengetahui cara

kerja dari spektrofotometer.


1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaaan ini adalah mempelajari


mempelajari prinsip
prinsip kerja alat

spektrofotometer sehingga mampu melakukan analis spektrometri.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan dari ini adalah menentukan konsentrasi sampel larutan

CuSO4 menggunakan spektrofotometer.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Spektrofotometri
Spektrofotometri

Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada

 pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada

 panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma

atau kisi difraksi dan detector vacum phototube atau tabung foton hampa.

Spektrofotometri ini hanya terjadi bila terjadi perpindahan elektron dari tingkat

energi yang rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Perpindahan elektron tidak

diikuti oleh perubahan arah spin, hal ini dikenal dengan sebutan tereksitasi singlet

(Muslam dan Alfian, 2017).

Spektrofotometer adalah sutu alat yang digunakan untuk menentukan

suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur

transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi.

Spektrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang

tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan

atau diabsorbsi. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang

gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang

ditransmisikan atau diabsorbsi. Kelebihan spektrometer dibandingkan fotometer

adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh

dengan alat pengurai seperti prisma, grating, atau celah optis. Pada fotometer filter

 berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan

trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter tidak mungkin diperoleh
 panjang gelombang yang benar-benar monokromatis, melainkan suatu trayek

 panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, panjang

gelombang yang benar-benar terseleksi dapatdiperoleh dengan bantuan alat

 pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber

spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan

sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara

sampel dan blanko ataupun pembanding. Pengertian spektrofotometri lebih

spesifik atau pengertiannya lebih sempit karena ditunjukan pada interaksi antara

materi dengan cahaya (baik yang dilihat maupun tidak terlihat), sedangkan

 pengertian spektroskopi lebih luas misalnya cahaya maupun medan magnet

termasuk gelombang elektromagnetik (Sudjarto, 2013).

Spektrometri adalah teknik yang digunakan untuk mengukur jumlah

(konsentrasi) suatu zat berdasarkan spektroskopis. Spektroskopi adalah metode

 penelitian yang didasarkan pada interaksi antaramateridengan cahaya.

Spektrometri molekular (baik kualitatif dan kuantitatif) bisa dilaksanakan di

daerah sinar tampak, sama halnya seperti di daerah yang sinar ultraviolet dan

daerah sinar inframerah. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu

 pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi.

Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan

dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas

untuk komponen yang berbeda (Fahmi, 2005 ).

2.2 Tembaga Sulfat (CuSO 4)

Dalam suatu sistem periodik  unsur (SPU), tembaga (Cu) termasuk

kedalam golongan 11. Tembaga,perak dan emas disebut logam koin karena
dipakai sejak lama sebagai uang dalam bentuk lempengan (koin). Hal ini

disebabkan oleh logam ini tidak reaktif, sehingga


s ehingga tidak berubah dalam waktu yang

lama. Tembaga adalah logam berdaya hantar listrik tinggi maka digunakan

sebagai kabel listrik. Tembaga tidak larut dalam asam yang bukan pengoksidasi

tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO3, sehingga tembaga larut dalam

HNO3 (Novianto, dkk, 2014).

Tembaga membentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +1 dan +2, namun

hanya tembaga (II) yang stabil dan mendominasi dalam larutannya. Dalam air,

hampir semua garam tembaga (II) berwarna biru oleh karena warna ion kompleks

koordinasi enam, [Cu(H 2O)6]2+ . Suatu pengecualian yang terkenal adalah

tembaga (II) klorida yang berwarna kehijauan oleh karena ion kompleks

koordinasi empat [CuCl 4]2+, yang mempunyai bangun geometri dasar tetrahedral

 bergantung pada kation pasangannya (Muslam dan Fahmi, 2017).

Tembaga (II) sulfat merupakan padatan kristal biru, CuSO 4. 5H2O triklini.

Pentahidratnya kehilangan 4 molekul air pada 110 dan yang kelima pada 150

membentuk senyawa anhidrat berwarna putih. Pentahidrat ini dibuat dengan

mereaksikan tembaga (II) oksida atau tembaga (II) karbonat dengan H 2SO4 encer,

larutannya dipanaskan hingga jenuh dan pentahidrat yang biru mengkristal jika

didinginkan. Pada skala industri, senyawa ini dibuat dengan memompa udara

melalui campurantembaga panas dengan H 2SO4 encer. Dalam bentuk pentahidrat,

setiap ion tembaga (II) dikelilingi oleh empat molekul air pada setiap sudut segi

empat, kedudukan kelima dan keenam dari oktahedral ditempati oleh atom

oksigen dari anion sulfat, sedangkan molekul air kelima terikat oleh ikatan

hydrogen (Rahayu, dkk, 2013).


2.3 Prinsip Kerja Spektrofotometri

Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang

digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan

kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan

yang digunakan dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer.


spektrofotomete r. Cahaya yang

dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi

dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron

valensi (Sudjarto, dkk, 2013).

Gambar 1. UV-VIS SPECTROSCOPY

Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi

cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu (Day, 2002).

Sinar ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, dan

sinar tampak (visible) mempunyai panjang gelombang 400-700 nm. Pengukuran

spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang melibatkan energi


elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga

spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif

dibandingkan kualitatif. Spektrum UV-Vis sangat berguna untuk pengukuran

secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan

mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan

hukum Lambert-Beer (Fahmi, dkk, 2015).

GAMBAR 2. BAGIAN-BAGIAN SPEKTOFOTOMETER UV-VIS

Hukum Lambert-Beer menyatakan hubungan linieritas antara absorban dengan

konsentrasi larutan analit dan berbanding terbalik dengan transmitan. Dalam

hukum Lambert-Beer tersebut ada beberapa pembatasan, yaitu:

1. Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai penampang yang

sama.
2. Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap

yang lain dalam larutan tersebut.

3. Tidak terjadi fluorensensi atau fosforisensi.

4. Indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan.

Hukum Lambert-Beer dinyatakan dalam rumus sbb :

A = a.b.c atau A = e.b.c

dimana :

A = absorbansi

e = tetapan absorptivitasmolar (jika konsentrasi larutan yang di ukur dalam moral)

 b = tebal kuvet (cm)

c = konsentrasi

a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam moral)

(Rahayu, dkk, 2013)

Tahapan Penentuan Kadar Sampel Secara Spektrofotometri

Gambar 3. Prinsip kerja spektrofotometer uv-vis

1. Penentuan Panjang Gelombang Maksium


Panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal, dilakukan dengan

membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu

larutan baku pada konsentrasi tertentu.

2. Penentuan Operating Time (OT)

Untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil yaitu saat sampel bereaksi

sempurna dengan reagen warna . Waktu kerja ditentukan dengan mengukur

hubungan antara waktu pengukuran dengan absorbansi larutan.

3. Pembuatan Kurva Larutan Baku Linier

Untuk memperoleh persamaan larutan baku dalam penentuan kadar sampel.

Apabila persyaratan pembuatan kurva baku tidak terpenuhi maka penyimpangan

dari garis lurus biasanya dapat disebabkan oleh: kekuatan ion yang tinggi,

 perubahan suhu, dan reaksi ikutan terjadi.

4. Penentuan Kadar Sampel

Penentuan kadar sampel metode regresi linier yaitu metode parametrik dengan

variabel bebas (konsentrasi sampel) dan variabel terikat (absorbansi sampel)

menggunakan persamaan garis regresi Kurva Larutan Baku. Konsentrasi sampel

dapat dihitung berdasarkan persamaan kurava baku tersebut (Muslam dan Alfian,

2017).

BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1. Alat Percobaan

Alat- alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan CuSO 4 0,2

M, larutan CuSO 4  yang belum diketahui konsentrasinya (sampel), aquades, dan

kertas grafik.

3.2 Bahan Percobaan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah spektrofotometer Uv-

Vis, labu ukur 50 mL, pipet volume 5 mL dan 10 mL, pipet tetes berskala, karet

 penghisap (bulb).

3.1. Prosedur Percobaan

3.3.1 Pembuatan Deret Standar Larutan CuSO 4

Pembuata larutan CuSO4 0,04 M dilakukan dengan cara diambil10 mL

larutan CuSO4 0,02 M dengan pipet volume dan dimasukkan ke labu ukur 50 mL,

kemudian ditambahkan aquades sampai batas miniskus lalu diomogenkan.

Pembuatan larutan CuSO 4 0,06 M dilakukan dengan cara diambil 15 mL

larutan CuSO4 0,02 M dengan pipet volume dan dimasukkan ke labu ukur 50 mL,

kemudian ditambahkan aquades sampai batas miniskus lalu dihomogenkan.

Pembuatan larutan CuSO 4 0,08 M dilakukan dengan cara diambil 25 mL

larutan CuSO4 0,2 M dengan pipet volume dan dimasukkan ke labu ukur 50 mL,

kemudian ditambahkan aquades sampai batas miniskus lalu dihomogenkan.


3.3.2 Penentuan Konsentrasi Sampel Larutan CuSO 4.5H2O

Penentuan konsentrasi larutan CuSO 4 M dilakukan dengan

mengoptimalkan alat spektofotometer Uv-Vis sesuai petunjuk penggunaan alat

dilakukan dengan memperhatiakan beberapa hal yaitu diatur panjang gelombang

400-700 nm, kemudian masing-masing larutan standar yang telah dibuka diukur

 pada panjang gelombang maksimumnyamaka nilai absobansinya akan terlihat.

Dibuatlah kurva kalibrasi untuk mendapatkan persamaan garis regresi dan

dilanjutkan dengan pengukuran sampel yang sudah dipersiapkan. Lalu masukkan

aquades dalam kuvet dan masukkan dalam sel alat sebagai blanko dan diatur

hingga absorbansi 0 (nol). Dimasukkan kuvet berisi dampel dan diukur

absorbansinya dalam panjang gelombang masimumnya, lalu dicatat hasilnya

dalam tabel. Setelah itu, diolah data hasil percobaan dengan persamaanregresi

linear untuk memperoleh hasil konsentrasi sampel.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1.Absorbansi deret standar CuSO4  pada ƛ maks


maks 700 nm.

Konsentrasi (M) Absorbansi

0,04 0,393

0,06 0,602

0,1 1,027

X 0,817

Tabel 1. menunjukkan bahwa konsentrasi larutan mempengaruhi

absorbansinya. Pada tabel diatas menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi

maka makin besar pulaabsorbansinya.Hal ini membuktikan bahwa konsentrasi

larutan sebanding dengan absorbansinya.

0.993 y = 10.5750x
10.5750x - 0.0310
0.0310
R² = 10000
0.893

0.793
   i
   s
   n
   a 0.693
    b
   r
   o
   s
    b 0.593
   A

0.493

0.393
0.040 0.050 0.060 0.070 0.080 0.090 0.100
Konsentrasi (M)

Gambar 1.Kurva kalibrasi deret standar CuSO 4.


Dari kurva kalibrasi yang diperoleh ternyata konsentrasi x sesuai

dengan absorbansi yang di hasilkan.Di mana x berada di atas 0,06M dan di bawah

0,1M.Konsentrasi x yang di hasilkn yaitu 0,08M.

4.2 Pembahasan

Pada percobaan ini didapatkan hasil yang berbeda yaitu pada konsentrasi

0,04 diperoleh absorbansi 0,393 hingga pada konsentrasi sebesar x diperoleh

absorbansi 0,817. Alat yang digunakan untuk mengukur panjang gelombang

maksimum, menentukan konsentrasi dan membuat kurva kalibrasi larutan

CuSO4.5 M adalah spektrofotometer. Spektrofotometer merupakan suatu metode

analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu

lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan

monokromatorprisma. Spektrofotometer bekerja dengan cara melewatkan berkas

sinar dengan panjang gelombang terpilih melewati sel yang mengandung sampel

dan membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar yang

sama melewati sel referens atau pembanding.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan ini adalah :

1. Kurva standar kalibrasi dapat digunakan unutk memenetukan konsentrasi

dari larutan sampel sejenis yang belum diketahui nilainya.

5.2 Saran

Sebaiknya alat-alat laboratorium dapat diganti jika sudah rusah agar proses

 praktikumnya dapat berjalan dengan lancar dan lebih cepat serta alat yang tidak

lengkap agar dilengkapi.


DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, M.A., Suprapto., dan Pawitania, A., 2015, Metode Spektrofotometri untuk
Pengukuran Hipoklorit Menggunakan Rhodamin B,  Jurnal Sains dan Seni
 ITS , 4 (2), 1-3.

Muslam, S., dan Alfian, R., 2017, Validasi Metode Spektrofotometri Uv pada
Analis Penetapan Kadar Asam Mefenamat dalam Sediaan,  Jurnal Ilmiah
 Ibnu Sina,
Sina, 2 (1), 31-43.

 Novianto, F., Tjiptasurasa., dan Utami P.i., 2014, Ketoprofen, Penetapan


Kadarnya dalam Sediaan Gel dengan Metode Spektrofotometri
Ultraviolet-Visibel, Jurnal
Ultraviolet-Visibel, Jurnal Pharmacy,
Pharmacy, 11 (1), 2-7.

Rahayu, W.S., Djahalil, A.D., dan Ratnawati, D., 2013, Validitas Penetapan
Tembaga dalam Sediaan Tablet Multivitamin Dengan Metode
Spektrovotometri Ultra Violet Visibel, Jurnal
Visibel, Jurnal Kimia,
Kimia, 2 (1), 2-7.

Sudjarto., Poedjiarti, s., dan Parmitasari A.R., 2013, Validisasi Spektrofotometri


Viseble untuk Penentuan Kadar Formalin dalam Daging Ayam,  Jurnal
 Berkala Ilmiah Kimia Farmasi,
Farmasi, 2 (1), 2-8.
Lampiran 1. Perhitungan

1. Pembuatan larutan CuSO 4.5H2O 0,2 M

gram 1000
M = ×
Mr V

gram 1000
0,2 = ×
250 100

gram
0,2 = × 10
250

gram × 10
0,2 =
250

50
gram =
10

= 5 gram

2. Pembuatan deret standar larutan CuSO 4.5H2O 0,04 M, 0,06 M dan 0,1 M

a. Larutan CuSO4.5H2O 0,04 M

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 0,2 M = 50 ml x 0,04 M

V1 = 10 mL

 b. Larutan CuSO4.5H2O 0,06 M

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 0,2 M = 50 ml x 0,06 M

V1 = 15 mL

c. Larutan CuSO4.5H2O 0,1 M

V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 0,2 M = 50 ml x 0,1 M

V1 = 25 mL

3. Konsentrasi
Konsentrasi larutan CuSO4 5 M

Y = ax + b

y−b
X=
a

0,817−(−0,031)
X=
10,575

0,848
X=
10,575

X = 0,08 M

Lampiran 2. Gambar

Anda mungkin juga menyukai