Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Disusun Oleh
Nama : Nailil Hidayah
NIM : 17030234027
Kelas : KA 2017
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A = Ɛ.b.c
Keterangan:
A : absorban/serapan
T : transmitan
Io : intensitas radiasi yang datang
It : intensitas radiasi yang diteruskan
Ɛ : absorbansi molar (M cm-1)
3.1 Alat
1. Spektofotometri UV-vis 1 buah
2. Labu ukur 10 mL 1 buah
3. Labu ukur 50 mL 1 buah
4. Gelas ukur 10 mL 1 buah
5. Gelas kimia 3 buah
6. Pipet tetes 4 buah
7. Tabung reaksi 5 buah
3.2 Bahan
1. Metil merah 50 ppm 10 ml
2. Aquades secukupnya
3. HCl 0,4 M 2 ml
4. NaOH 0,4 M 2 ml
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Penyiapan Larutan Baku
Larutan baku metil merah dengan konsentrasi 50 ppm disiapkan
dari larutan baku tersebut, dilakukan pengenceran bertingkat untuk
membuat larutan standar konsentrasi 1,3,5,7 dan 10 ppm.
3.3.2 Penentuan Panjang Gelombang Optimum
Larutan standar dengan konsentrasi 1 diukur absorbansinya pada
panjang gelombang 360-600 nm. Kemudian dibuat kurva serapan
masing-masing larutan (A vs λ). Lalu ditentukan λ optimum larutan.
3.3.3 Penentuan Kurva Standar
Larutan standar konsentrasi 1, 3, 5, 7 dan 10 ppm diukur
absorbansinya dari konsentrasi terendah pada panjang gelombang
optimum. Kemudian dibuat kurva kalibrasi (A vs C). Lalu ditentukan
persamaan kurvanya, sehingga diperoleh persamaan kurva standar.
3.3.4 Penentuan konsentrasi sampel
Larutan metil merah konsentrasi 3 ppm dibuat spektrum sampel
dan dicatat absorbansinya. Kemudian dihitung konsentrasi larutan metil
merah tersebut menggunakan persamaan kurva standar yang telah
diperoleh.
3.3.5 Pergeseran Panjang Gelombang
a. Kondisi Netral
Masukkan 1 mL larutan metil merah 50 ppm ke dalam labu takar 50
mL, diencerkan dengan aquades sampai tanda batas. Ukur
absorbansinya pada panjang gelombang 300-600 nm dengan blanko
aquades. Ditentukan panjang gelombang optimumnya.
b. Kondisi Asam
Masukkan 1 mL larutan metil merah 50 ppm ke dalam labu takar 50
mL, tambahkan 2 mL HCl 0,4 M, encerkan dengan aquades sampai
tanda batas. Ukur absorbansinya pada panjang gelombang 300-600
nm dengan blangko akuades. Ditentukan panjang gelombang
optimumnya.
c. Kondisi Basa
Masukkan 1 mL larutan metil merah 50 ppm ke dalam labu takar 50
mL, tambahkan 2 mL NaOH 0,4 M, encerkan dengan aquades sampai
tanda batas. Ukur absorbansinya pada panjang gelombang 300-600
nm dengan blangko akuades. Ditentukan panjang gelombang
optimumnya.
4.2 Analisis dan Pembahasan
Pada percobaan yang berjudul “Spektofotometri UV-Vis” bertujuan
untuk mengetahui cara membuat larutan baku, menentukan panjang gelombang
optimum, membuat kurva kalibrasi dan menentukan konsentrasi sampel. Selain
itu juga dapat menentukan pergeseran panjang gelombang untuk penambahan
asam, basa, dan netral. Spektrofotometri UV-Vis merupakan salah satu teknik
analisis spektroskopi yang memakai sumber radiasi eleltromagnetik ultraviolet
dekat (190-380) dan sinar tampak (380-780) dengan memakai instrumen
spektrofotometer (Mulja dan Suharman, 1995:26). Prinsip kerja
spektrofotometer UV-Vis adalah dimana sinar/cahaya dilewatkan melewati
sebuah wadah (kuvet) yang berisi larutan, dimana akan menghasilkan
spektrum. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan
dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding
dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet Alat ini menggunakan hukum
Lambert Beer sebagai acuan (Day & Underwood, 2002).
Pada percobaan ini terdiri dari lima tahap, yaitu pembuatan larutan
baku, penentuan panjang gelombang, membuat kurva kalibrasi, menentukan
konsentrasi sampel dan menentukan pergeseran panjang gelombang untuk
penambahan asam, basa, dan netral. Larutan baku yang digunakan adalah
larutan metil merah. Metil Merah (Methyl Red) adalah senyawa organik yang
memiliki rumus kimia C15H15N3O2, metil merah merupakan salah satu zat yang
dapat menunjukkan sifat suatu asam maupun basa (Basset, dkk, 1994).
1. Penyiapan Larutan Baku
Pada percobaan ini bertujuan untuk membuat larutan standar dari
larutan baku metil merah. Larutan baku yang digunakan pada percobaan ini
adalah metil merah 50 ppm yang berupa larutan berwarna merah (++).
Larutan baku yang dibutuhkan adalah larutan baku dengan konsentrasi 1
ppm, 3 ppm, 5 ppm, 7 ppm, dan 10 ppm. Larutan baku dibuat dengan
menggunakan metode pengenceran bertingkat. Larutan standar metil merah
yang disediakan adalah dengan konsentrasi 50 ppm. Dalam menentukan
volume yang dibutuhkan untuk masing-masing kosentrasi dapat digunakan
rumus sebagai berikut
M1 x V1 = M2 x V2
Pembuatan larutan standar untuk konsentrasi 10 ppm dapat dilakukan
dengan cara, mengambil larutan metil merah 50 ppm sebanyak 10 mL.
Kemudian dilakukan pengenceran dengan menggunakan labu ukur 50 mL,
dan dihasilkan larutan berwarna jingga (+++++). Sedangkan untuk larutan
dengan konsentrasi 7 ppm, maka dibutuhkan larutan metil merah 10 ppm
sebanyak 35 mL. Kemudian dilakukan pengenceran, dan dihasilkan larutan
berwarna jingga (++++). Kemudian untuk larutan dengan konsentrasi 5
ppm, dibutuhkan larutan metil merah 7 ppm sebanyak 35,7 mL, lalu
dilakukan pengenceran dan dihasilkan larutan berwarna jingga (+++).
Untuk larutan dengan konsentrasi 3 ppm, dibutuhkan larutan metil merah 5
ppm sebanyak 30 mL, lalu dilakukan pengenceran dan dihasilkan larutan
berwarna jingga (++). Sedangkan untuk larutan dengan konsentrasi 1 ppm
dibutuhkan larutan metil merah 3 ppm sebanyak 16,67 mL, lalu dilakukan
pengenceran dan dihasilkan larutan berwarna jingga (+). Pada pembuatan
larutan baku/standar ini dihasilkan warna jingga dengan gradasi warna yang
berbeda yang ditunjukkan pada tabel 1.
Tabel 1. Gradasi warna larutan standar metil merah
dalam berbagai konsentrasi
Konsentrasi larutan Gradasi warna
metil merah jingga
1 ppm (+)
3 ppm (++)
5 ppm (+++)
7 ppm (++++)
10 ppm (+++++)
Reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah reaksin antara metil
merah dengan aquades. Reaksinya sebagai berikut.
2. Penentuan Panjang Gelombang Optimum
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui panjang
gelombang optimum dengan larutan konsentrasi paling rendah. Panjang
gelombang optimum hasil pengukuran, nantinya akan digunakan dalam
menentukan konsentrasi sampel pada percobaan berikutnya. Larutan standar
yang digunakan adalah larutan standar metil merah dengan konsentrasi
terendah yaitu 1 ppm.
Percobaan ini dilakukan dengan cara menentukan panjang
gelombang optimum larutan metil merah dengan konsentrasi 1 ppm
menggunakan instrumen spektofotometri UV-Vis. Prinsip kerja
spektrofotometer UV-Vis adalah dimana sinar/cahaya dilewatkan melewati
sebuah wadah (kuvet) yang berisi larutan, dimana akan menghasilkan
spektrum. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan
dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding
dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet Alat ini menggunakan hukum
Lambert Beer sebagai acuan (Day & Underwood, 2002).
Pertama-tama pada spektofotometer dilakukan baseline terlebih
dahulu dengan menggunakan aquades pada kedua kuvet. Setelah itu, kuvet
pada bagian depan diganti dengan kuvet berisi larutan metil merah 1 ppm
yang berupa larutan berwarna jingga (+). Bagian belakang diisi oleh kuvet
berisi aquades. Kemudian tekan “Start” dan tunggu hingga proses selesai,
lalu simpan file spektra yang dihasilkan. Lalu menentukan panjang
gelombang optimum berdasarkan spektra yang dihasilkan. Rentang panjang
gelombang yang digunakan adalah panjang gelombang 300-600 nm. Hal ini
dikarenakan larutan yang akan dianalisis yaitu metil merah merupakan
larutan berwarna sehingga berada pada panjang gelombang visible. Setelah
dilakukan pengukuran, maka diperoleh data panjang gelombang optimum
hasil pengukuran sebesar 431 nm dan absorbansi larutan sebesar 0,790. Jadi
pada panjang gelombang 431 nm ini merupakan panjang gelombang
optimum dari larutan metil merah, karena absorbansi larutan metil merah
mempunyai nilai maksimal dimana sinar yang dipancarkan oleh
spektofotometer paling banyak diserap oleh larutan. Panjang gelombang
optimum ini yang akan digunakan pada percobaan penentuan konsentrasi
sampel
Panjang gelombang optimum dapat diketahui dengan
menggunakan larutan standar metil merah dengan konsentrasi 1, 3, 5, 7, atau
10. Hal ini dikarenakan data panjang gelombang yang diperoleh akan sama,
lain halnya dengan absorbansi, jika konsentrasinya berbeda maka besar
serapannya juga berbeda. Pada percobaan ini digunakan konsentrasi
terendah dalam penentuan panjang gelombang agar memudahkan saja
dalam persiapan sampel. Akan tetapi juga dapat digunakan larutan standar
dengan konsentrasi lain.
3. Pembuatan Kurva Kalibrasi
Pada percobaan ini bertujuan untuk membuat kurva kalibrasi.
Kurva kalibrasi standar merupakan standar dari sampel tertentu yang dapat
digunakan sebagai pedoman ataupun acuan untuk sampel tersebut pada
percobaan. Pembuatan kurva standar bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara konsentrasi larutan dengan nilai absorbansinya sehingga konsentrasi
sampel dapat diketahui (Day & Underwood, 2002).
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan larutan standar
metil merah dengan konsentrasi 1 ppm, 3 ppm, 5 ppm, 7 ppm, dan 10 ppm
yang telah dibuat pada percobaan pertama. Larutan yang telah dibuat diukur
absorbansinya menggunakan instrumen spektofotometri UV-Vis dengan
panjang gelombang optimum yang telah diperoleh pada percobaan
sebelumnya yaitu 431 nm Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis adalah
dimana sinar/cahaya dilewatkan melewati sebuah wadah (kuvet) yang berisi
larutan, dimana akan menghasilkan spektrum. Sebagian dari cahaya tersebut
akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang
dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet Alat
ini menggunakan hukum Lambert Beer sebagai acuan (Day & Underwood,
2002).
Pembuatan kurva standar dilakukan dengan cara mengisi kuvet
dengan larutan standar konsentrasi tertentu, kemudian kuvet dimasukkan ke
tempat kuvet spekto UV-Vis bagian depan. Bagian belakang diisi oleh kuvet
dengan aquades. Kemudian tekan tombol “Photometric Module”. Lalu
tekan tombol Method Tool dan Wavelengt. Pada Wavelengt diisi panjang
gelombang optimum yang telah diperoleh pada percobaan sebelumnya yaitu
431 nm. Setelah itu tekan tombol “Instrumen Parameter” dan pilih
“Measuring Mode”: Absorbansi. Selanjutnya tekan tombol “Baseline” dan
diisi rentang panjang gelombang yang digunakan yaitu 300-600 nm.
Kemudian isi “Standar Table” Sample ID: std 1. Lalu yang terakhir tekan
“Read Std”. Dengan langkah-langkah tersebut maka akan diperoleh
absorbansi tiap konsentrasi larutan standar metil merah. Sehingga data
absorbansi larutan setiap konsentrasi dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Data Absorbansi Larutan Standar Metil Merah
Konsentrasi larutan Absorbansi
metil merah
1 ppm 0.081
3 ppm 0.233
5 ppm 0.378
7 ppm 0.478
10 ppm 0.565
Absorbansi
0.7
0.6 y = 0.1213x - 0.0169
0.5 R² = 0.9849
Absorbansi
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
Absorbansi
λ optimum
4. Penentuan Konsentrasi Sampel
Konsentrasi
Basa
M1 × V1 = M2 × V2
3 ppm × 10 mL = M2 × 50 mL
3 ppm × 10 mL
_______________ = M2
50 mL
0.6 ppm = M2
Pembuatan Kurva Standar dan Penentuan Konsentrasi sampel
Kurva standar (A vs C)
0.7
0.4
0.3 Absorbansi
0.1
0
0 1 2 3 4 5 6
Konsentrasi (ppm)
x = 0,5507
LAMPIRAN DOKUMENTASI
No. Gambar Keterangan
3. (Pengenceran 10 ppm)
Larutan berwarna jingga (+++++)
4. Hasil pengenceran bertingkat dari
kiri ke kanan 1ppm, 3ppm, 5ppm,
7ppm, 10ppm.
Pengenceran:
10 ppm : larutan jingga (+++++)
7 ppm : larutan jingga (++++)
5 ppm : larutan jingga (+++)
3 ppm : larutan jingga (++)
1 ppm : larutan jingga (+)
5. Larutan diukur absorbansinya
menggunakan instrumen
spektofotometri UV-Vis untuk
diperoleh kurva standar