Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SPEKTROFOTOMETER UV-VISIBLE
11180960000027
Kelompok 2
2021/1442H
BAB I
PENDAHULUAN
(intensitas cahaya dari sumber sebelum melewati sample). Cahaya yang diterima
phototube adalah diukur sebagai persen transmitansi (%T) atau sebagai log
kebalikannya, absorbansi(A).
dan antara nitrat dan gas nitrogen (denitrifikasi). Denitrifikasi berlangsung pada
kondisi anaerob. Pada denitrifikasi, gas N2 yang dapat terlepas dilepaskan dari
dalam air ke udara. Ion nitrit dapat berperan sebagai sumber nitrogen bagi
perombakan bahan organic yang memiliki kadar oksigen telarut sangat rendah..
Kadar nitrit juga mempengaruhi lingkungan. Kadar nitrit yang tinggi akan
konsentrasi ion nitrit dalam sampel yang ingin diketahui kadar nitrit nya.
1.2 Rumusan masalah
Uv-Visible?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
mengahasilkan hasil yang lebih akurat dan presisi. Dari kegiatan praktikum ini
akhir atau skripsi yang berkaitan dengan penentuan kadar ion nitrit
TINJAUAN PUSTAKA
fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang
diabsorpsi.(Gusnedi 2013)
intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh sampel.
Sinar ultraviolet dan cahaya tampak memiliki energy yang cukup untuk
mempromosikan elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Spektroskopi UV-Vis biasanya digunakan untuk molekul dan ion anorganik atau
dan hanya sedikit informasi tentang struktur yang bisa didapatkan dari spectrum
ini. Tetapi spektrum ini sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif.
diserap adalah cahaya inframerah maka elektron yang ada dalam atom atau
elektron ikatan pada suatu molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi).
Sedangkan gerakan berputar elektron terjadi pada energi yang lebih rendah
dirancang untuk mengukur konsentrasi suatu suatu yang ada dalam suatu
sampel. Dimana zat yang ada dalam sel sampel disinari dengan cahaya yang
sebagian akan diserap, sebagian akan dihamburkan dan sebagian lagi akan
2.2 Absorbansi
Ketika suatu atom atau molekul menyerap cahaya maka energi tersebut
yang lebih tinggi. Tipe eksitasi tergantung pada panjang gelombang cahaya yang
tereksitasi ke orbital yang lebih tinggi. Sistem yang bertanggung jawab terhadap
maka radiasi dengan panjang gelombang tertentu akan diserap (absorbsi) secara
perbandingan intensitas sinar yang diserap dengan intensitas sinar datang. Nilai
absorbansi ini akan bergantung pada kadar zat yang terkandung di dalamnya,
semakin banyak kadar zat yang terkandung dalam suatu sampel maka semakin
banyak molekul yang akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu
sehingga nilai absorbansi semakin besar atau dengan kata lain nilai absorbansi
akan berbanding lurus dengan konsentrasi zat yang terkandung didalam suatu
sampel.(Gusnedi 2013)
umumnya terdiri dari satu atau beberapa pita absorbsi yang lebar, semua
molekul dapat menyerap radiasi dalam daerah UVtampak. Oleh karena itu
mereka mengandung electron, baik yang dipakai bersama atau tidak, yang dapat
dieksitasi ke tingkat yang lebih tinggi. Panjang gelombang pada waktu absorbsi
Elektron dalam satu ikatan kovalen tunggal erat ikatannya dan radiasi dengan
Transmittan (T) = I/I0 maka dapat diperoleh A=log 1/T . Absorptivitas (a)
merupakan suatu konstanta yang tidak tergantung pada konsentrasi, tebal kuvet,
dan intensitas radiasi yang mengenai larutan sampel. Tetapi tergantung pada
suhu, pelarut, struktur molekul, dan panjang gelombang radiasi (Putri 2017)
Dimana:
A = Absorbansi
dilakukan analisa regresi linier (Harisman and Sugiarso 2014). Kurva baku atau
kurva kalibrasi adalah kurva yang diperoleh dengan memplotkan nilai absorban
berupa garis lurus. Pada pembuatan kurva baku ini digunakan persamaan garis
yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil yaitu y = bx +a (Aryasa et al. 2018)
dikatakan sempurna jika nilai mendekati +1, apabila r bernilai 0 maka tidak ada
2.4 Nitrit
Nitrit merupakan ion-ion anorganik alami, yang merupakan bagian dari
sangat mudah bercampur dengan air dan terdapat bebas di dalam lingkungan.
Ion nitrit berasal dari ion ammonium oleh kegiatan mikroorganisme di dalam air
dan limbah ammonium yang diubah menjadi nitrat. Secara alami, nitrit bersama
dengan nitrat merupakan bagian dari siklus nitrogen. Nitrit dan nitrat dihasilkan
dari proses fiksasi nitrogen di alam oleh bakteri Nitrosomonas dan Nitrobacter.
Nitrit juga dapat terbentuk dari reduksi lebih lanjut nitrat. Berbeda dengan nitrit
tidak ditemukan dalam air limbah yang segar, melainkan dalam limbah yang
sudah basi atau lama. Nitrit tidak dapat bertahan lama dan merupakan keadaan
sementara proses oksidasi antara amoniak dan nitrat. Nitrit bersumber dari
Nitrit tidak tetap dan dapat berubah menjadi amoniak atau dioksidasi menjadi
Selain itu, nitrit dan nitrat di alam dapat dihasilkan secara alami maupun
dari aktivitas manusia. Sumber alami nitrit dan nitrat adalah siklus nitrogen
dan nitrat pada siklus nitrogen terjadi melalui proses fiksasi nitrogen oleh
bakteri Rhizobium, nitrifikasi dan dinitrifikasi oleh bakteri Pseudomonas
nitrat adalah bentuk nitrogen yang cukup stabil tetapi dapat direduksi menjadi
METODELOGI PERCOBAAN
Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari kamis, 25 Maret 2021 di Pusat
3.2.1 Alat
Pada percobaan kali ini yang digunakan adalah Kuvet quartz dan
3.2.2 Bahan
Bahan pada percobaan kali ini yang digunakan adalah Standar nitrit p.a,
1. Diambil 7 tabung reaksi bersih dan kering dan beri label pada
masing-masing tabung.
sejumlah volume 0.4 ml, 0.7 ml, 1.0 ml, dan 1.3 ml larutan
membalikkan perlahan-lahan.
stabil.
maksimum (λmaks) :
2. Pilih salah satu seri larutan standar (misal standar nitrit 0.01
Pada praktikum kali ini yaitu pengukuran kadar ion nitrit menggunakan
spektrofotometer UV-Vis. Pengukuran kadar ion nitrit ini dilakukan pada sampel air
sungai dengan menggunakan 3 buah sampel yang masing-masing sampel nya dikerjakan
secara duplo atau diulang sebanyak dua kali setiap sampelnya. Sebelum pengukuran
dengan konsentrasi bertingkat untuk mendapat kan grafik regresi linear yang nanti akan
Langkah awal yang dilakukan adalah dipipet larutan standar dengan konsentrasi
1 ppm sebanyak 0; 0.5; 2.5; 5; 3 ml, kemudian masing-masing dimasukan ke dalam labu
ukur 50 ml dan ditepatkan dengan aquades, sehingga diperoleh larutan standar dengan
konsentrasi yang yaitu 0.0; 0.01; 0.05; 0.10; 0.30 ppm. Kemudian baik larutan standar
dan sampel dipindahkan kedalam glass beker dan ditambahkan larutan pewarna yaitu 1
dan sampel yang diaduk dan ditunggu selama 10 menit hingga terbentuk warna merah
muda.
bertingkat didapatkan hasil absorbansi pada Table 1. Dari data absorbansi yang
dihasilkan tersebut akan diinterpretasikan ke dalam grafik regresi linear pada Gambar 1
R² = 0.99
0.1
0.05
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
Konsentrasi
Dari Gambar 1 diatas dapat dikatakan bahwa absorbansi dari larutan standar
nitrit memiliki hasil yang bagus karena nilai R2 dari kurva tersebut bernilai 0.9892
hampir mendekati 1 sehingga nilai x dan nilai y nya memiliki korelasi. Setelah
menentukan nilai absorbansi dari larutan standar dilanjutkan dengan menentukan nilai
absorbansi dari sampel yang mengandung ion nitrit. Sampel yang diuji sebelum
penambahan larutan tersebut berguna untuk membentuk senyawa azo yang berwarna
violet yang dapat dideteksi pada panjang gelombang 550-568 nm. Pada Gambar 2
diperlihatkan bahwa sampel yang mengandung ion nitrit muncul puncak pada panjang
Jika diperhatikan ion nitrit adalah senyawa yang awal mulanya berwarna bening.
Menurut Dong et al. (2013) puncak penyerapan nitrit berada pada panjang gelombang
354 nm atau masih berada di daerah penyerapan cahaya UV. Namun pada praktikum
kali ini puncak penyerapan nitrit terjadi pada panjang gelombang 554,49 nm lebih
panjang dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Menurut Nusantara, Lestario,
and Martono (2018) penambahan zat pewarna pada suatu sampel dapat mengakibatkan
lebih panjang dari seharusnya. Dalam hal ini efek dari penambahan larutan N-(1-
berwarna ungu dan puncak penyerapan nya berada di panjang gelombang daerah visible
karena terdapat gugus konjugasi atom oksigen dan nitrogen. Pada Gambar 3
nilai absorbansi dan konsentrasi dari ketiga sampel tersebut yang dilakukan secara
duplo. Pada Tabel 2 dapat dilihat hasil absorbansi dan konsentrasi sampel yang
didapatkan. Konsentrasi yang didapat tersebut adalah hasil dari pengukuran absorbansi
sampel yang kemudian di masukkan ke dalam rumus yang telah didapatkan dari regresi
Dilihat dari Tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa sampel 1 tidak terdeteksi
konsentrasi nitritnya. Pada sampel 2.1 terdeteksi kadar ion nitrit sebesar 0.0913 ppm,
sampel 2.2 sebesar 0.0910 ppm, sampel 3.1 dan 3.2 sebesar 0.003. Dari hasil kadar nitrit
yang didapatkan dibandingkan dengan peraturan pemerintah mengenai aturan kadar
nitrit dalam air sungai. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 (2001) tentang
Pengolahan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yang menyatakan bahwa
nitrit untuk Kelas 1–3 kadar maksimumnya 0,06 mg/l. Dari hasil yang didapatkan dapat
dilihat bahwa kadar nitrit pada air sampel 2.1 dan 2.2 melebihi kadar maksimum yang
telah ditetapkan pemerintah sehingga sampel air 2.1 dan 2.2 tidaklah aman karena kadar
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
standar. Dari hasil pengukuran absorbansi sampel dapat diketahui bahwa sampel
1 tidak terdeteksi konsentrasi nitritnya. Pada sampel 2.1 terdeteksi kadar ion
nitrit sebesar 0.0913 ppm, sampel 2.2 sebesar 0.0910 ppm, sampel 3.1 dan 3.2
sebesar 0.003.
5.2 Saran
teliti lagi sehingga hasil yang didapatkan tidak terjadi error lagi seperti
praktikum kali ini. Dan instrument yang digunakan harus selalu diperhatikan
proses validasi dan kalibrasinya agar hasil yang didapatkan lebih akurat dan
presisi.
DAFTAR PUSTAKA
Aryasa, I. Mayan Tanjung, Ni Putu Rahayu Artini, Desak Putu Risky VA, and Ni
Kadek Dwi Aprilianti. 2018. “Penentuan Kadar Parasetamol Pada Obat Dan Jamu
2(1):50–52.
Azizah, Fadillah Firda, Maria Monica Sianita B, and Ganden Supriyanto. 2015.
Cut Aoyna, and Cut Nuzlia. 2019. “Uji Kadar Fluorida Pada Air Minum Dalam
Universitas Andalas.
Dewi, Ni Komang Ayu Andrena Parmita, I. Gusti Ayu Sri Dhyanaputri, and I. Wayan
Karta. 2020. “Analisis Kadar Nitrat Dan Nitrit Air Hujan Yang Ditampung Pada
1(1):38–44.
Flavonoid Untuk Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat.” Pillar of Physics, 2:76–83.
Harisman, Ferry Riyanto, and Djarot Sugiarso. 2014. “Pengaruh Waktu Penggilingan
Nusantara, Yoko Putra, Lydia Ninan Lestario, and Yohanes Martono. 2018. “Pengaruh
Putri, Lusia Eka. 2017. “Penentuan Konsentrasi Senyawa Berwarna KMnO4 Dengan
Setiowati, Setiowati, Roto Roto, and Endang Tri Wahyuni. 2016. “MONITORING
a) Sample 1.1
Y = 0,3831x + 0,0426
0.0411 = 0,3831x + 0,0426
X = -0.0039 (Tidak terdeteksi)
b) Sample 1.2
Y = 0,3831x + 0,0426
0.0412 = 0,3831x + 0,0426
X = -0.0036 (Tidak terdeteksi)
c) Sample 2.1
Y = 0,3831x + 0,0426
0.0776 = 0,3831x + 0,0426
X = 0.0913 ppm
d) Sample 2.2
Y = 0,3831x + 0,0426
0.0775 = 0,3831x + 0,0426
X = 0.0910 ppm
e) Sample 3.1
Y = 0,3831x + 0,0426
0.0438 = 0,3831x + 0,0426
X = 0.0031 ppm
f) Sample 3.2
Y = 0,3831x + 0,0426
0.0438 = 0,3831x + 0,0426
X = 0.0031 ppm