Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK ZAT ADITIF (3)

NUR ASMIN /1513141008

NURLAILA / 1513141011

PRINSIP SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai


sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-
780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer. Spektrofotometri UV-Vis melibatkan
energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri
UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif.
Spektrofotometer UV-Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur transmitansi,
reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Spektrofotometer
UV-Vis menggunakan cahaya sebagai tenaga yang mempengaruhi substansi
senyawa kimia. Cahaya yang digunakan merupakan foton yang bergetar dan
menjalar secara lurus dan merupakan tenaga listrik dan magnet yang keduanya
saling tagak lurus. Tenaga foton bila mmepengaruhi senyawa kimia, maka akan
menimbulkan tanggapan (respon), sedangkan respon yang timbul untuk senyawa
organik ini hanya respon fisika atau Physical event. Tetapi bila sampai
menguraikan senyawa kimia maka dapat terjadi peruraian senyawa tersebut
menjadi molekul yang lebih kecil atau hanya menjadi radikal yang dinamakan
peristiwa kimia atau Chemical event. Sehingga dari uraian maka prinsip dasar
dari spektrofotometer UV-Vis adalah didasarkan pada interaksi antara materi
dengan radiasi elektromagnetik.
Prinsip kerja spektrofotometer UV-VIS didasarkan pada pengukuran
serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang
gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi
difraksi dengan detektor fototube. Cahaya dari sumber cahaya diuraikan oleh
monokromator, kemudian cahaya monokromator dilewatkan pada sampel.
Cahaya ini sebagian diserap oleh sampel dan sebagian lagi dilewatkan yang
kemudian ditangkap oleh detektor yang diubah menjadi sinyal-sinyal listrik yang
kemudian diterjemahkan oleh alat pengukur dan kemudian ditampilkan dengan
kuantitasnya. Besar energi yang diserap tertentu dan menyebabkan elektron
tereksitasi yang memiliki energi yang lebih tinggi. Serapan tidak terjadi seketika
pada daerah ultraviolet-visible untuk semua struktur elektronik, tetapi hanya pada
sistem-sistem terkonjugasi, struktur elektronik dengan adanya ikatan dan non
bonding elektron. Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan pada hukum
Lambert Beer, yaitu bila cahaya monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan),
maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan
sebagian lagi dipancarkan (It).
Cara kerja alat spektrofotometer UV-Vis yaitu dimana sinar dari sumber
radiasi diteruskan menuju monokromator. Cahaya dari monokromator diarahkan
terpisah melalui sampel dengan sebuah cermin berotasi. Detektro menerima
cahaya dari sampel secara bergantian secara berulang-ulang, sinyal listrik dari
detektor diproses, diubah ke digital dan dilihat hasilnya, selanjutnya perhitungan
dilakukan dengan komputer yang sudah terprogram.
Secara sederhana Instrumen spektrofotometri yang disebut
spektrofotometer terdiri dari :
sumber cahaya monokromator sel sampel detektor read out
(pembaca).

Fungsi masing-masing bagian:


1. Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan
berbagai macam rentang panjang gelombang. Untuk sepktrofotometer
VIS menggunakan lampu tungsten yang sering disebut lampu wolfram
UV-VIS menggunan photodiode yang telah dilengkapi monokromator.
2. Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu
mengubah cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya
monaokromatis. Jenis monokromator yang saat ini banyak digunakan adalan
gratting atau lensa prisma dan filter optik. Jika digunakan grating maka cahaya
akan dirubah menjadi spektrum cahaya. Sedangkan filter optik berupa lensa
berwarna sehingga cahaya yang diteruskan sesuai dengan warnya lensa yang
dikenai cahaya. Ada banyak lensa warna dalam satu alat yang digunakan sesuai
dengan jenis pemeriksaan.
3. Sel sampel berfungsi sebagai tempat meletakan sampel
UV-VIS menggunakan kuvet sebagai tempat sampel. Kuvet biasanya
terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa yang terbuat dari silika
memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan yang terbuat dari kaca dan
plastik dapat menyerap UV sehingga penggunaannya hanya pada
spektrofotometer sinar tampak (VIS). Cuvet biasanya berbentuk persegi panjang
dengan lebar 1 cm.
4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan
mengubahnya menjadi arus listrik. Syarat-syarat sebuah detektor :
Kepekaan yang tinggi
Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi
Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.
Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.
5. Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat
listrik yang berasal dari detektor.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam spektrofotometri:


a. Pada saat pengenceran alat-alat pengenceran harus betul-betul bersih tanpa
adanya zat pengotor.
b. Dalam penggunaan alat-alat harus betul-betul steril.
c. Jumlah zat yang harus dipakai harus sesuai dengan yang telah ditentukan.
d. Dalam penggunaan spektrofotometri uv, sampel harus jernih dan tidak keruh.
e. Dalam penggunaan spektrofotometri uv-vis, sampel harus berwarna.

Serapan dapat terjadi jika foton atau radiasi yang mengenai cuplikan
memiliki energi yang sama dengan energi yang dibutuhkan untuk menyebabkan
terjadinya perubahan tenaga. Jika sinar monokratik dilewatkan melalui suatu
lapisan larutan dengan ketebalan (db), maka penurunan intensitas sinar (dl)
karena melewati lapisan larutan tersebut berbanding langsung dengan intensitas
radiasi (l), konsentrasi spesiaes yang menyerap (c), dan dengan ketebalan lapisan
larutan (db). Secara matematis, pernyataan ini dapat dituliskan:

-dl = klcdb

Bila diintegralkan maka diperoleh persamaan berikut:

I = I0 e-kbc

dan bila persamaan diatas diubah menjadi logaritma basisi 10, maka akan
diperoleh persamaan:

I = I0 10-kbc

dimana : k/2,303 = a

maka persamaan diatas dapat diubah menjadi persamaan:

log I0/I = abc atau A = abc (Hukum Lambert-Beer)

dimana :

A = Absorban
a = absorptivitas
b = tebal kuvet (cm)
c = konsentrasi

bila Absorbansi (A) dihubungkan dengan Transmittan (T) = I/I0 maka dapat
1
diperoleh A = log . Absorptivitas (a) merupakan konstanta yang tidak

tergantung pada konsentrasi, tebal kuvet, dan intensitas radiasi yang mengenai
larutan sampel. Tetapi bergantung pada suhu, pelarut, struktur molekul, dan
panjang gelombang radiasi.

Cahaya yng diserap diukur dengan absorbansi (A) sedangkan cahaya yng
dihamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-
beer atau Hukum Beer, berbunyi:
Jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan sebagainya) yang
diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen
dari konsentrasi zat dan tebal larutan.
Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan untuk menghitung
banyaknya cahaya yang hamburkan:


T = atau %T = 100%

dan absorbansi dinyatakan dengan rumus:


A= - log T = -log

dimana I0 merupakan intensitas cahaya datang dan It atau I1 adalah intensitas


cahaya setelah melewati sampel.
Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis sebagai:

A= a . b . c atau A = . b . c

dimana:
A = absorbansi
b/l = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga umumnya 1 cm)
c = konsentrasi larutan yang diukur

= tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam


molar)

a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm).

Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam menggunakan


spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu analit:
1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan
blangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis
termasuk zat pembentuk warna.
2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa,
namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat
rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi,
sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui
pengenceran atau pemekatan.

Anda mungkin juga menyukai