PENDAHULUAN
Panjang gelombang
I0 = Ia+ I
Bouguer, Lambert dan Beer membuat formula secara matematik hubungan antara
transmitansi atau absorbansi terhadap intensitas radiasi atau konsentrasi zat yang
akan dianalisa dan tebal larutan yang mengabsorpsi sebagai :
A=εbC
It
T = I0 = 10 –εbC
1
A = log T = ε b C
Dimana:
T = persen transmitansi
b = tebal larutan
A = absorbansi
Pengganda
Piranti Baca
a. Sumber
Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah tampak maupun daerah
ultraviolet dekat dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat
rambut terbuat dari daro wolfram. Pada kondisi operasi biasa, keluaran lampu
wolfram ini memadai dari sekitar 325 atau 350 nm ke sekitar 3 μm. Energi yang
dipancarkan oleh kawat yang dipansakan itu beraneka ragam menurut panjang
gelombangnya. Distribusi energi merupakan fungsi temperatur kawat , yang
selanjutnya bergantung pada voltase yang disuplai kepada lampu.
b. Monokromator
Ini adalah piranti optis unuk memencilkan suatu berkas radiasi dari suatu
sumber berkesinambungan, berkas yang memiliki kemurnian spektral yang tinggi
dengan panjang gelombang apa saja yang diinginkan. Komponen yang hakiki
(esensial) dari sebuah monokromator adalah suatu sistem celah dan suatu unsur
dispersif. Radiasi dari sumber difokuskan ke celah masuk, kemudian disejajarkan
oleh sebuah lensa atau cermin, sehingga suatu berkas sejajar jatuh ke unsur
pendispersi, yang berupa prisma atau suatu kisi difraksi. Dengan memutar prisma
atau kisi itu secara mekanis, aneka porsi spektrum yang dihasilkan oleh unsur
dispersi dipusatkan pada celah keluar, dari situ lewat jalan optis lebih jauh, porsi-
porsi itu menuju sampel.
c. Wadah sampel
Kebanyakan spektrofotometri melibatkan larutan, dan karenanya
kebanyakan wadah sampel adalah sel untuk menaruh cairan ke dalam berkas cahaya
spektrofotometer. Sel itu haruslah meneruskan energi cahaya dalam daerah spektral
yang diminati, jadi sel kaca melayani daerah tampak, sel kuarsa atau kaca silika
tinggi istimewa untuk daerah ultraviolet dan garam dapur alam untuk inframerah.
d. Detektor
Berupa transduser yang mengubah energi cahaya menjadi suatu isyarat
listrik. Dalam sebuah detektor untuk suatu spektrofotometer, kita menginginkan
kepekaan yang tinggi dalam daerah spektral yang diminati, respon yang linier
terhadap daya radiasi, waktu respon yang cepat dapat digandakan dan kestabilan
tinggi atau tingkat “bisingan” yang rendah. Macam-macam detektor telah
digunakan secara meluas didasarkan pada perubahan fotokimia (terutama fotografi,
efek fotolistrik, dan efek termolistrik udara. Detektor fotolistrik yang paling
sederhana adalah tabung foton. Ini berupa tabung hampa udara, dengan jendela
yang tembus cahaya , yang berisi sepasang elektroda , melintasi elektroda tersebut
diberi selisih potensial.
1.2.8 Besi ( Fe )
Besi adalah unsur kimia dengan simbol Fe (dari bahasa Latin: ferrum) dan
nomor atom 26. Merupakan logam dalam deret transisi pertama. Besi membentuk
senyawa utamanya dalam tingkat oksidasi +2 dan +3. Menurut tradisi, senyawa
besi(II) disebut fero dan senyawa besi(III) disebut feri. Besi juga dapat memiliki
tingkat oksidasi yang lebih tinggi, contohnya adalah kalium ferat (K2FeO4),
berwarna ungu, yang mengandung besi dengan bilangan oksidasi +6. Besi(IV)
adalah bentuk antara yang umum dalam banyak reaksi oksidasi biokimia
BAB II
METODOLOGI
PENGOLAHAN DATA
1. Blangko 0 0,000
6 Standar 5 1 0,2300
PEMBAHASAN
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kadar besi yang diperoleh dalam masing-masing sampel adalah
sebagai berikut:
1. Sampel air danau BRL sebesar 0,86 ppm
2. Sampel air parit pinang bahari sebesar 1,39 ppm
3. Sampel air parit politani sebesar 2,076 ppm
4.2 Saran
Kurva Kalibrasi
Konsentrasi vs Absorbansi
0.25
0.2
absorbansi
0.15
absorbansi
0.1
Linear (absorbansi)
0.05 y = 0.2227x + 0.0029
R² = 0.9944
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
konsentrasi (ppm)
Gambar Alat
Spektrofotometer UV-VIS