Anda di halaman 1dari 80

KIMIA ANALISIS

INSTRUMEN

Dosen Pengampu :
Kholidah, M.Sc
SPEKTROMETRI UV-VIS

 Pengantar Spektroskopi
 Konsep Dalam Spektrometri
 Perumusan Hukum Beer
 Prinsip Dasar UV-Vis
 Zat-Zat Pengabsorbsi
 Instrumentasi
 Aplikasi
APA ITU??

Spektroskopi Spektrometri

Spektrofotometri Spektrofotometer
PENGERTIAN

SPEKTROSKOPI : Ilmu yang mempelajari interaksi materi dengan


energi

SPEKTROMETRI : Ilmu yang mempelajari teknik pengukuran interaksi


materi dengan energi /mengukur jumlah(konsentrasi) suatu zat

SPEKTROFOTOMETRI : Ilmu yang mempelajari teknik pengukuran


interaksi materi dengan energi/sinar/cahaya.

SPEKTROFOTOMETER : Alat/instrumen yang digunakan dalam teknik


spektrometri
Konsep Dalam Spektrometri

Spektrometri merupakan metode pengukuran yang


didasarkan pada interaksi radiasi elektromagnetik
dengan partikel (materi). Interaksi dapat berupa
penyerapan/pemancaran energi oleh materi, yang
kemudian dihubungkan dengan konsentrasi analit
dalam larutan.
REM (Radiasi Elektromagnetik)

❑ Gelombang elektromagnetik atau sering disebut


dengan radiasi elektromagnetik (REM) adalah sejenis
energi yang disebarkan oleh suatu sumber cahaya yang
bergerak lurus ke depan dengan kecepatan yang
sangat tinggi.
❑ Gelombang elektromagnetik dapat berupa cahaya
tampak, panas radiasi, sinar X, sinar UV, gelombang
mikro, gelombang radio, dsb.

****
Gambaran Spektrum Elektromagnetik

Harris, D.C., 2016


Jenis Radiasi pada Spektrometri
Jenis radiasi Daerah frekuensi Daerah panjang Jenis transisi
(Hz) gelombang
Emisi Sinar-γ >3.1019 <0,1 A Inti

X-rays 3.1019-3.1016 0,1-100 A Elektron bagian dalam

UV 6.1016-2.1016 5-180 nm Elektron ikatan

Visible 2.1015-1.1012 180-780 nm Elektron ikatan

IR 4.1014-1.1012 780-3000 nm Rotasi/vibrasi molekul

Microwaves 4.1011-8.1010 0,75-3,75 nm Rotasi

Resonansi Spin 1.1010 3 cm Spin e dalam medan


Elektron magnet
Resonansi magnet inti 5.108-3.107 0,6-10 m Spin inti dalam magnet

Sumber : Hendayana, 1994


Molekul dapat memiliki berbagai jenis energi, antara lain :
1. Energi rotasional, yang disebabkan oleh perputaran
molekul tersebut pada pusat gaya beratnya.
2. Energi vibrasional, energi yang disebabkan perpindahan
periodik elektron dari posisi keseimbangannya.
3. Energi elektronik, karena elektron-elektron yang
berhubungan dengan masing-masing atom atau ikatan
yang selalu dalam keadaan bergerak.
4. Energi translasi, energi kinetik atom atau molekul yang
dimiliki untuk bergerak dari suatu tempat ke tempat
lainnya.
REM merupakan bentuk energi radiasi yang mempunyai sifat
gelombang dan partikel (foton). Karena sifat tersebut maka
beberapa parameter perlu diketahui misalnya panjang
gelombang (l), frekuensi (n) dan energi (E) tiap foton.
Panjang gelombang (l) didefinisikan sebagai jarak antara
dua puncak.
 Hubungan dari ketiga parameter di atas (panjang
gelombang (l), frekuensi (n) dan energi (E)) dirumuskan
oleh Planck yang dikenal dengan persamaan Planck.
Hubungan antara panjang gelombang frekuensi
dirumuskan sebagai berikut :

c=λ.n
atau
λ = c/n
atau
n= c/λ
Persamaan Planck:
hubungan antara energi dengan l

E = h. υ υ = c/ λ

E = energi cahaya (J)


υ = frekuensi (s-1)
h = konstanta Planck (6,626 . 10-34 J.s)
c = kecepatan cahaya (3 x 1010 cm.s-1)
λ = panjang gelombang (cm)
Satuan Panjang Gelombang

Panjang gelombang cahaya elektromagnetik


bervariasi dari beberapa Å sampai beberapa meter.
Unit-unit yang digunakan untuk melukiskan
panjang gelombang adalah sebagai berikut :

 Å = Angstrom = 10-10 m = 10-8 cm = 10-4 m


 nm = nanometer = 10-9 m = 10 Å = 10-3 m
 μm = mikrometer = 10-6 m = 104 Å
Spektrum Warna

Harris, D.C., 2016


Pembagian Spektrometri
 Spektrometri molekular
Spektroskopi molekular adalah teknik yang digunakan untuk
mengidentifikasi senyawa organik dan anorganik dalam spesi
molekular.
Spektroskopi molekuler berdasarkan atas radiasi ultraviolet, sinar
tampak, dan infrared.
Banyak digunakan untuk identifikasi dari banyak spesies organik,
anorganik, maupun biokimia.

 Spektrometri atomik
Spektroskopi atomik adalah teknik yang digunakan untuk
mengidentifikasi unsur organik dan anorganik dalam spesi atom.
Spektroskopi atomik digunakan untuk penentuan kualitatif dan
kuantitatif dari sekitar 70 elemen.
Ciri khas Spektrometri Atomik adalah bahwa dalam spektrometri
atomik, sampel harus diatomkan terlebih dahulu.
Perumusan Hukum Lambert-Beer

Perumusan Hukum Lambert-Beer berkaitan dengan


adanya suatu radiasi sinar terhadap panjang
gelombang, frekuensi atau jumlah gelombang.
Dua aspek yang biasa dilakukan dalam mengukur
kuantitatif dari pelemahan cahaya adalah
transmitansi dan absorbansi.
1. Transmitansi

Po P

Gambar tersebut memperlihatkan kekuatan sinar sebelum (Po) dan


sesudah (P) melewati larutan yang mempunyai ketebalan (b) cm dan
konsentrasi zat penyerap sinar. Sebagai akibat interaksi diantara cahaya
dan partikel-partikel penyerap (pengabsorbsi) adalah berkurangnya
kekuatan dari P0 ke P. Transmitansi larutan (T) merupakan
fraksi/bagian cahaya yang diteruskan melalui larutan.
2. Absorbansi

Berbeda dengan transmitansi, absorbansi larutan bertambah dengan pengurangan


kekuatan sinar. Bila ketebalan benda/konsentrasi materi yang dilewati cahaya
bertambah, maka cahaya akan lebih banyak diserap. Jadi absorbansi berbanding
lurus dengan konsentrasi (c) dan ketebalan (b).

A=abc atau A=εbc

ε = absorbtivitas molar (L mol-1 cm-1)


a = absorbtivitas (L g-1 cm-1)
c = konsentrasi analit (g L-1 atau mol L-1)
b = panjang sel/lebar kuvet (cm)
Sistem Pembacaan Spektrofotometer Manual
Syarat Penggunaan Hk.Beer

❑Syarat konsentrasi
❑Syarat kimia
❑Syarat cahaya
❑Syarat kejernihan
Syarat Penggunaan Hk.Beer
1. Syarat Konsentrasi → Konsentrasi dapat mempengaruhi
interaksi untuk mengabsorpsi cahaya.
2. Syarat Kimia → Zat pengabsorpsi tidak boleh terdisosiasi,
berasosiasi, atau berinteraksi dengan pelarut yang
menghasilkan suatu produk yang menyerap sinar ultraviolet
pada panjang gelombang yang berbeda dari zat yang dianalisis.
3. Syarat Cahaya → Berlaku untuk cahaya monokromatis.
4. Syarat Kejernihan → Kekeruhan larutan yang disebabkan oleh
partikel-partikel koloid akan menyebabkan penyimpangan
Hk.Beer dikarenakan sebagian cahaya akan dihamburkan oleh
partikel-partikel koloid, akibatnya kekuatan cahaya yang
diabsorpsi berkurang dari yang seharusnya.
Latihan Soal

1. Hitunglah energi yang diperlukan jika suatu molekul menyerap radiasi


pada panjang gelombang 520 nm!
2. Diketahui suatu larutan X menyerap radiasi pada panjang gelombang 475
nm. Hitunglah berapa frekuensi (s-1) dan energi per mol (kJ/mol) yang
dibutuhkan!
3. Diketahui larutan metilen biru menunjukkan %T pada instrumen sesuai
data berikut. Hitunglah A nya!
%T A
65% ?
84,5% ?
93,6% ?
4. Larutan CuSO4 menyerap pada panjang gelombang 420 nm. Pengukuran
menggunakan instrumen menghasilkan nilai A=0,542 pada konsentrasi
10 ppm. Berapa nilai a dan ε ? (asumsikan tebal kuvet=1 cm).
PRINSIP DASAR UV-VIS

Ketika molekul mengabsorpsi radiasi UV atau Visible


dengan panjang gelombang tertentu, elektron dalam
molekul akan mengalami transisi atau
pengeksitasian dari tingkat energi yang lebih rendah
ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Penyerapan Sinar UV-Vis
Penyerapan sinar pada daerah (l) UV dan
sinar tampak dapat menyebabkan eksitasi
molekul dari tingkat energi dasar ke
tingkat energi yang lebih tinggi (excited
state)

EXCITED STATE

GROUND
STATE
JENIS ELEKTRON PENGABSORBSI

 Elektron-elektron yang bertanggung jawab pada


pengasorbsian molekul organik:
1. Elektron yang terlibat langsung dalam
pembentukan ikatan atom-atom
2. Elektron-elektron bebas tak berpasangan seperti
yang terdapat pada oksigen dan nitrogen
Diagram Transisi

 dan  orbital molekul ikatan


* dan * orbital anti ikatan
n orbital non ikatan

Energi yang diserap dalam daerah UV oleh molekul organik


menyebabkan transisi elektron dalam molekul. Transisi tersebut
yaitu σ → σ*, n → σ*, n → π* dan π → π*
 σ : senyawa-senyawa yang
memiliki ikatan tunggal
 π : senyawa-senyawa yang
memiliki ikatan rangkap
 n menyatakan orbital non-ikatan:
untuk senyawa-senyawa yang
memiliki elektron bebas.
 σ* dan π* merupakan orbital yang
kosong (tanpa elektron), orbital ini
akan terisi elektron ketika telah
atau bila terjadi eksitasi elektron
atau perpindahan elektron atau
promosi elektron dari orbital
ikatan.
Jenis Transisi

• UV jauh, energi >, λmaks Kecil, <150 nm,


σ→σ* UV Vakum, sukar diamati
• Contoh : CH4, C-C, C-H λmaks = 125 nm

• Senyawa jenuh, e tdk berpasangan, energi


n → σ* <, λ 150-250 nm, ε rendah
• Contoh : metanol λmaks = 184 nm, ε = 15

n → Π* • E kecil, λ panjang, 200-700 nm, ε = 10-100

• Seny. organik tak jenuh ε = 1000-10.000


Π → Π*
 Transisi σ → σ*
Transisi ini dapat terjadi dalam beberapa senyawa yang
hanya memiliki ikatan tunggal dan tidak ada pasangan e
bebas. Contoh: pada hidrokarbon jenuh. Karena energi yang
dibutuhkan untuk transisi ini sangat besar dan serapan
terjadi dalam keadaan UV jauh (126-135 nm), sebagai contoh
metana λmax = 121,9 nm, dan etana λmax= 135 nm.
Karena secara umum spektrometer tidak mengoperasikan
pada panjang gelombang kurang dari 180-200 nm, sehingga
transisi ini tidak bisa secara umum dapat diamati.
 Transisi n → σ*
Senyawa jenuh dengan pasangan e bebas dapat mengalami
transisi ini. Energi yang dibutuhkan untuk transisi n → σ*
lebih kecil dibandingkan energi untuk σ → σ*. Serapan
untuk transisi ini muncul pada daerah UV dekat (180-200
nm). Contoh : (CH3)3N λmax=227 nm.
 Transisi n → π*
Tipe transisi jenis ini ditunjukkan oleh molekul tidak jenuh
yang mengandung atom seperti oksigen, nitrogen dan
sulfur. Transisi ini menampilkan ikatan yang lemah dalam
spektrum serapan. Contoh: pada aldehid dan keton (yang
tidak mempunyai ikatan C=C) umumnya transisi terjadi
pada daerah 270-300 nm, pada karbonil yang mempunyai
dua ikatan jenuh dengan dua atau lebih ikatan tunggal
menunjukkan transisi ini pada daerah 300-350 nm.
 Transisi π → π*
Suatu transisi π → π* terjadi pada promosi elektron dari
orbital ikatan π ke orbital anti ikatan π. Transisi ini pada
prinsipnya dapat terjadi dalam banyak molekul yang
mempunyai ikatan rangkap.
Syarat Pemilihan Pelarut

 Murah
 Pelarut yang digunakan dapat melarutkan sampel
 Tidak mengadsorpsi cahaya pada daerah panjang
gelombang yang digunakan
Pelarut

Tabel di bawah ini adalah pelarut yang secara umum


digunakan dalam analisis dengan spektrofotometer
UV :
Pelarut Panjang Gelombang
Air 191 nm
Metanol 203 nm
Etanol 204 nm
Eter 215 nm
Kloroform 237 nm
Karbon tetraklorida 257 nm
Sikloheksana 195 nm
Dikloroetana 220 nm
Panjang Gelombang (λ)

Panjang gelombang yang digunakan untuk melakukan


analisis adalah panjang gelombang dimana suatu zat
memberikan penyerapan paling tinggi yang disebut
λ maks.
Gugus tak jenuh yang dapat menyebabkan radiasi
KROMOFOR Ex :-O- , -N-, -S-, -N=N-, C=O

Gugus jenuh yang bila terikat pada kromofor mengubah λ


AUKSOKROM dan I
Ex : -OCH3 , -Cl, -OH, NH2

Pergeseran serapan kearah panjang gelombang yang lebih


PERGESERAN panjang disebabkan substitusi atau pengaruh pengaruh
BATHOKROMIK pelarut (pergeseran merah)

Pergeseran serapan kearah panjang gelombang yang lebih


PERGESERAN pendek disebabkan substitusi atau pengaruh pengaruh
HIPSOKROMIK pelarut (pergeseran biru)
Efek Pelarut thd pergeseran l
Blue shift / hypsochromatic

 Terjadi ketika λmax dari suatu senyawa bergeser ke


panjang gelombang yang lebih pendek (π → π*)
 Hal ini biasanya disebabkan karena kehadiran gugus
fungsi yang menyebabkan kehilangan konjugasi atau
bisa juga akibat pengaruh perubahan dari pelarut
(adanya ikatan H)
 Kadangkala terjadi akibat kenaikan kepolaran
pelarut
Red Shift/ Bathochromic

 Terjadi ketika λ max dari suatu senyawa bergeser ke


panjang gelombang yang lebih panjang (n → π*)
 Menempelnya suatu heteroatom yang mengandung
suatu pasangan elektron yang tidak terikat
menyebabkan geseran batokromik (Gandjar dkk,
2007).
Preparasi Sampel

Sampel

perlakuan

Larutan jernih

pengompleks

Larutan jernih berwarna

analisis

Data hasil analisis


 Contoh pengompleks

No Ion /analit Pengompleks Warna


1 Fe(III) CNS- /H+ Merah
2 Fe(II) O-fenantrolin Kuning
3 Cr(VI) Difenil karbasid/H+ Kuning
4 PO43- Ammonium molibdat/ SnCl2 Biru
5 S= FeCl3 + p-amino dimetil Biru
anilin
6 F- Zr-alizarin Merah –kuning
7 Alkil benzena sulfonat Metilen biru/kloroform Biru
8 Aspartam Ninhidrin Pink
Instrumen pada spektrofotometer
Suatu spektrofotometer terdiri dari :
sumber cahaya – monokromator – sel sampel – detektor – read
out (pembaca)
Dua Jenis instrumen
berdasarkan konfigurasi optik

Single beam Double beam


Cahaya hanya melewati satu Sinar terbagi menjadi dua, dimana salah
arah satu melewati blanko (reference
beam) dan yang lainnya melewati
Hanya diperoleh nilai larutan (sample beam).
absorbansi dari larutan yang
dimasukan Nilai absorbansi blanko dapat langsung
diukur bersamaan dengan absorbansi
Panjang gelombang paling sampel dalam satu kali proses → nilai
rendah adalah 190 sampai
210 nm dan paling tinggi absorbansi larutannya telah
adalah 800 sampai 1000 nm mengalami pengurangan
(Skoog, DA., 1996). terhadap nilai absorbansi blanko
Single beam

Double beam
Fungsi Bagian Instrumentasi
1. Sumber Radiasi
berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan
berbagai macam rentang panjang gelombang.
❑ UV menggunakan lampu deuterium, hidrogen, xenon, mercury arc
❑ VIS menggunakan lampu tungsten/wolfram
❑ UV-VIS menggunakan photodiode yang telah dilengkapi
monokromator
Syarat Sumber Radiasi :
a. Harus Stabil
b. Lampu tersebut menghasilkan intensitas yang cukup tinggi untuk
energi yang ditransmisikan dan akhirnya dideteksi
c. Lampu tersebut harus dapat menghasilkan radiasi yang kontinyu
sepanjang daerah panjang gelombang yang digunakan
Sumber cahaya

 Sumber cahaya yang digunakan adalah kombinasi antara


lampu tungsten halogen , lampu tungsten stabil dan
lampu deuterium (D2).

350-1000nm
Lampu deuterium
(D2) dapat
output lebih baik menghasilkan cahaya
pada daerah 160-380
pada daerah 300- nm
400nm
Lanjutan…

2. Penyeleksi Panjang Gelombang


berfungsi mengubah cahaya yang berasal dari sumber sinar
polikromatis menjadi cahaya monokromatis.
❑ Filter → Alat yang mengijinkan cahaya pada panjang gelombang
yang dibutuhkan untuk lolos menuju kuvet dengan mengadsorbsi
cahaya pada panjang gelombang lain secara keseluruhan atau
sebagian.
Jenis: serapan dan gangguan/interfence
❑ Monokromator → digunakan untuk mendispersikan sinar/radiasi
menurut panjang gelombangnya.
Jenis : Grating, Prisma
Filter Serapan

Warna Filter Pendekatan batas serapan


(nm)
Kuning 450
Orange 500
Merah 575
Ungu 450-650
Biru 480
Hijau 400-475, 575-700
Monokromator

 Monokromator merupakan alat untuk mengisolasi suatu berkas sempit dari


panjang gelombang-panjang gelombang dari spektrum luas yang disiarkan
oleh sumber.
 Bagian: celah masuk, elemen pendispersi (prisma atau grating), celah keluar.

Prisma
Lanjutan…
3. Sel sampel
berfungsi sebagai tempat meletakan sampel UV, VIS dan UV-
VIS menggunakan kuvet sebagai tempat sampel.

Kuvet biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas atau plastik. Kuvet
biasanya berbentuk persegi panjang dengan lebar 1 cm.
Tempat Sampel


Lanjutan…
4. Detektor
berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan
mengubahnya menjadi arus listrik.
Syarat-syarat sebuah detektor :
❑ Kepekaan yang tinggi
❑ Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi
❑ Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.
❑ Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
❑ Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.

Macam-macam detektor :
 Detektor foto (Photo detector)
 Photocell, misalnya CdS.
 Phototube
 Hantaran foto
 Dioda foto
 Detektor panas
Detektor

Photovoltaic

Phototube

Diode array
Lanjutan…

5. Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat
listrik yang berasal dari detektor.

Hasil yang didapatkan dalam analisis menggunakan UV-Vis adalah nilai


%Transmitansi atau nilai Absorbansi, yang nantinya akan dikonversikan
untuk menghitung konsentrasi sampel.
Spectrometer Genesys 20
Sepektrometer
Aquamate 800
Perhatikan Video di bawah ini
AKTIVITAS MAHASISWA

Anda telah disajikan suatu video, setelah


memperhatikan video tersebut, jawablah
pertanyaan berikut ini:
1.Berdasarkan konfigurasi optiknya, dalam
video tersebut termasuk single beam atau
double beam?
2.Bagaimana langkah menggunakan instrumen
spektrofometer UV Vis?
3.Data apa saja yang didapat dari alat ini?
Aplikasi Spektrofotometer UV-Vis

 Untuk analisis:
 Logam (Fe2+, Fe3+, Cr3+, CrO4=, Al3+, Ti4+, Si4+ dsb)

 Non-logam anorganik (PO43-, NO3- , NH4+, S=, CN- dsb)

 Non –logam organik (fenol, aspartam, surfaktan, glukosa,


kreatinin, dsb)
Kelemahan dan Kelebihan Spektrofotometri UV-Vis

 Kelemahan metode :  Kelebihan :


 Memerlukan sejumlah  Selektif
pereaksi  Sensitif
 Pengompleks yang spesifik  Penggunaannya lebih luas
untuk setiap analit
 Pengompleks sering tidak
selektif→ gangguan
 Pengkondisi (asam/basa)
 Reduktor/oksidator

 Memerlukan waktu yang


lebih lama
 Kurang praktis
Pengukuran Konsentrasi
Metode Kolorimetri Visual :
Metode Deret Standar
Lanjutan…

1. Metode Kalibrasi/Deret Standar/Kurva Standar


Yaitu metode yang dilakukan dengan cara membuat
beberapa larutan standar yang telah diketahui
konsentrasinya.

Langkah-Langkah:
a. Buat sederet larutan standar, kemudian ukur absorbansinya
b. Buat kurva berdasarkan poin a dan hitung persamaan garisnya
(y=mx +c)
c. Ukur absorbansi sampel (As)
d. Hitung konsentrasi sampel dengan cara mensubstitusikan As ke
dalam persamaan garis
[ M (II) ] std Absorbansi 1.8
(ppm) 1.6
1.4
4 0,16

Absorbansi
1.2
1
10 0,39 0.8
16 0,63 0.6 y = 0.0395x - 0.001
0.4 R² = 1
24 0,95 0.2
0
32 1,26 0 20 40 60
Konsentrasi
40 1,58
y = mx + c
y = A dan x = [M]
M= gradien
c= konstanta
Lanjutan…

2. Metode Adisi Standar


Yaitu metode dengan cara menambahkan suatu
larutan standar ke dalam larutan sampel. Sehingga
absorbansi yang terbaca merupakan absorbansi
gabungan dari absorbansi analit dan standar.
A = Aanalit + Astandar
A = b ε Vanalit . Manalit + b ε Mstd . Vstd atau Mlar
Vlarutan Vlarutan

Y c m X
Langkah-Langkah:
a. Buat beberapa larutan dengan cara sejumlah
volume tertentu sampel ditambah dengan
sederet larutan standar, kemudian ukur
absorbansinya
b. Buat kurva berdasarkan poin a dan hitung
persamaan garisnya (y=mx +c)
c. Hitung konsentrasi sampel berdasarkan
persamaan garis yang diperoleh
Contoh Soal

 Sampel baja beratnya 650 mg dilarutkan dalam HNO3 dan diencerkan


sampai volume larutan 50 mL. Kemudian dianalisis untuk menentukan
kandungan nobium menggunakan brompyrogallol red pada 610 nm.
Jika 10 mL larutan hasil pengenceran tersebut ditambahkan dengan 30
ppm larutan standar Nb, tentukan kandungan Nb dalam sampel baja
(dinyatakan dalam % massa).
Jawab

Tahapan analisisnya adalah menambahkan larutan standar pada 10 mL larutan


hasil pengenceran :
• 10 mL sampel + 0 mL std Nb → larutan sampel 10 mL di analisis
• 10 mL sampel + 2 mL std Nb → campuran lar. Spl + std
• 10 mL sampel + 4 mL std Nb → campuran lar. Spl + std
• 10 mL sampel + 6 mL std Nb → campuran lar. Spl + std

Penambahan std A
0 0,243
2 0,42
4 0,6
6 0,775

Sehingga didapatkan persamaan y=0,0888x + 0,2431


 Analisis multi komponen :
 Dalam suatu larutan sampel yang terdapat 2 komponen ( X
dan Y) yang mengabsorpsi pada 2 panjang gelombang (λ1 dan
λ2) sepanjang tidak saling mengganggu, maka konsentrasi
masing-masing komponen dapat dihitung dengan rumus :
A(λ1) = x(1) b Cx + Y(1) b CY
A(λ2) = x(2) b Cx + Y(2) b CY

 dapat dihitung dengan mengukur A dari larutan standar


masing-masing komponen
Contoh soal:

Penentuan konsentrasi ion Ni2+ dan Co2+ dalam suatu sampel dilakukan secara
simultan yang didasarkan pada pembentukan kompleks dengan 2,3-
quinoxalinedithiol pada panjang gelombang 510 nm dan 656nm.
Suatu sampel 0,425 gram dilarutkan dan diencerkan menjadi 50 mL. Sebanyak 10
mL dari larutan tersebut dikomplekskan dengan 2,3-quinoxalinedithiol dan
diencerkan menjadi 50 mL. Jika diberikan data seperti yang tercantum dalam
dalam tabel di bawah maka hitung berapa % kadar Ni dan Co dalam sampel
tersebut. MA dari Ni = 59 dan Co = 59

Larutan Absorbansi

l = 510 l = 656

Co(II) : 10-5M 0,364 0,012

Ni(II) : 10-5 M 0,055 0,175

Sampel 0,446 0,326


Faktor-faktor penyebab kesalahan
pengukuran spektrofotometer
Adanya serapan oleh pelarut.
Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu
larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis
termasuk zat pembentuk warna.

 Serapan oleh kuvet.


Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa,
namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.

 Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan


absorbansi sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat
diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan
kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui
pengenceran atau pemekatan).
Hal yang harus diperhatikan
dalam pengukuran

➢ Pada saat pengenceran alat alat pengenceran harus


bersih tanpa adanya zat pengotor
➢ Dalam penggunaan alat-alat harus steril
➢ Jumlah zat yang dipakai harus sesuai dengan yang telah
ditentukan
➢ Dalam penggunaan spektrofotometri UV, sampel harus
jernih dan tidak keruh
➢ Dalam penggunaan spektrofotometri UV-Vis, sampel
harus berwarna
Latihan Soal
1.Warna hijau mempunyai panjang gelombang 530 nm. Berapa
frekuensi dan energi dari warna biru tsb? Diket : kec.cahaya
3.108 m/det; tetapan planck 6,624.10-34 joule.

2.Sebanyak 0,59 gram sampel logam besi dilarutkan dalam


asam dan diencerkan sampai 250 mL. Selanjutnya dipipet 10
mL dan ditambahkan pereaksi serta diencerkan sampai 100
mL. Larutan ini memberikan serapan sebesar 0,550 jika
diukur secara spektrofotometri dengan ketebalan kuvet 1 cm
pada panjang gelombang 520 nm. Tentukan serapan
molarnya dan kadar besi dalam logam tsb jika diberikan data
larutan standar Fe(III) sebagai berikut :
[Fe(III)] 1 2 4 6 8
(ppm)
A 0,108 0,250 0,462 0,7 0,842
3.Suatu adsorben digunakan untuk mengadsorpsi zat warna
Remazol Golden Yellow. Pengenceran dilakukan pada ZW
untuk membuat larutan standar. Larutan standar masing-
masing dibuat dalam 25 mL. Hasil absorbansinya pada
panjang gelombang 520 nm dapat dilihat sebagai berikut :

Co (ppm) A 1. Buatlah kurva kalibrasi pada data


5 0,25 tersebut.
10 0,38 2. Kemudian prediksikan apa yang
15 0,51
terjadi jika:
a. Jika diketahui A sampel = 1,23
20 0,61
b. Jika diketahui A sampel = 0,49
25 0,72
30 0,88
4. 10 mL larutan standar Mn mengandung 62,5 mg/L
Mn, dioksidasi menjadi MnO4- dan diencerkan
menjadi 50 mL dalam labu ukur. Absorbansi dikur
pada sel 1 cm pada 525 nm adalah 0,343. dan suatu
sampel baja 850 mg mengandung Mn dilarutkan
dalam asam dan diencerkan pada 250 mL. 50 mL
larutan hasil pengenceran tersebut ditambahkan
larutan KIO4 untuk mengoksidasi Mn menjadi
MnO4- dan diencerkan menjadi 100 mL. Jika
absorbansi pada 525 nm adalah 0,468, tentukan
persen berat dari Mn dalam baja! (Metode standar
tunggal)

Anda mungkin juga menyukai