max
Pita
n
dan n
-
- dan n
Etana,C
2
H
6
Air,H
2
O
Etilena
Asetilena
1,3-
Butadiena
Akrolein
ke *
n ke *
ke *
ke *
135
167
165
210
-
7.000
10.000
11.500
-
-
-
K
Karakteristik absorpsi senyawa organik
Kemampuan suatu senyawa organik untuk mengabsorpsi radiasi UV bergantung
pada struktur elektronik senyawa tersebut
Senyawa yang mengandung elektron-
Senyawa seperti hidrokarbon jenuh hanya memiliki transisi * saja. Transisi ini
memerlukan radiasi UV pada beberapa puluh nm (UV- jauh). Senyawa-senyawa
jenuh yang mengandung heteroatom seperti oksigen, nitrogen, sulfur atau halogen,
mempunyai elektron-elektron non bonding sebagai tambahan terhadap elektron-
elektron .
Transisi n * memerlukan energi lebih kecil ( > ) dibandingkan transisi
* lihat tabel 1: halaman 7. Meskipun demikian, kebanyakan senyawa ini tidak
memperlihatkan spektrum absorpsi dalam daerah UV-dekat.
Alkohol dan eter mengabsorpsi pada = 185 nm sehingga biasa dipakai sebagai
pelarut dalam daerah UV. Bila senyawa-senyawa ini dipakai sebagai pelarut,
absorpsi kuat melebar ke daerah UV-dekat hingga = 200-220 nm.
Data absorpsi untuk beberapa senyawa diperlihatkan dalam Tabel 2. hal 9
Diktat kuliah Spektroskopi Molekul P. Rustam S
Senyawa
max (nm)
max
Pelarut
Metanol 177 200 Heksan
Di-n-butil sulfida 210 1.200 Etanol
Trimetilamin 199 3.950 Heksan
Energi transisi spektrum UV berbanding terbalik dengan panjang
gelombang. Penyerapan dari spektrum UV akan bergeser ke
panjang gelombang yang lebih panjang jika energi transisi yang
diperlukan untuk transisi elektron makin rendah.
Bila suatu molekul mempunyai sistem konyugasi maka energi
yang diperlukan untuk transisi elektron makin rendah, akibatnya
penyerapan akan bergeser kepanjang gelombang yang lebih
panjang.
Daerah sinar tampak pada spektrum (sinar yang tampak oleh
mata manusia) berada pada panjang gelombang 400-800 nm
sedangkan daerah sinar UV berada pada panjang gelombang
yang lebih pendek yaitu sekitar 200-400 nm
Prinsip dasar dari spektrofotometer UV adalah penyerapan sinar
tampak atau ultra violet oleh suatu molekul yang dapat
menyebabkan terjadinya eksitasi molekul tersebut dari tingkat
energi dasar ke tingkat yang lebih tinggi.
Teknik Pengukuran
Absorbsi radiasi oleh sampel diukur detektor pada berbagai panjang
gelombang dan diinformasikan ke perekam untuk menghasilkan
spektrum. Spektrum ini akan memberikan informasi penting untuk
identifikasi adanya gugus kromofor.
Proses perekaman spektrum dengan spektroskopi UV terlebih dahulu
dilakukan dengan membuat larutan dari sampel dengan menggunakan
pelarut tertentu hingga didapat konsentrasi larutan yang sesuai.
Sampel kemudian dipipet ke dalam kuvet dan dilanjutkan dengan
perekaman spektrum UV-Vis dari sampel hasil isolasi.
Plot antara absorbans (biasa diungkapkan dalam bentuk
absorpsivitas molar, ) sebagai ordinat dan panjang gelombang
sebagai absis akan dihasilkan suatu spektrum absorpsi. Gambar 2
berikut memperlihatkan spektrum absorpsi kompleks [Cu(H2O)6]2+
Teknik pengukuran spektrum UV
Aturan Woodward
Pada tahun 1941 Woodward telah berhasil
mengisolasi dan menentukan spektrumabsorsip
ultraviolet untuk berbagaisenyawa organik yang
mempunyai sistem ikatan rangkap terkonyugasi
Woodward berdasarkan pada hasil
eksperimennya telah menurunkan suatu aturan
yang menyatakan bahwa suatu sistem diena
terkonyugasi dengan konfigurasi trans atau
sistem heteroanular mempunyai panjang
gelombang dasar 214 nm,
sedangkan diena terkonyugasi dengan struktur
sis mempunyai panjang gelombang dasar
(ldasar) 256 nm.
Transmitansisi dan Absorbansi
Untuk mengukur intensitas spektra UVvis. Hal ini terkait dengan
Transmitansi
T = P/ P
o
dan % T = T x 100
dengan P = kekuatan (intensitas) sinar diteruskan
P
o
= kekuatan (intensitas) sinar datang
Absorbansi
A = -log (I/I
0
) = - log(T)
dengan : A = absorbansi
I = intensitas spektra UV-Vis
I
0
= cahaya yang muncul
T = transmitan
Pada kenyataannya P
o
sulit untuk diukur , yang diukur adalah P
solvent
(intensitas yang melewati sel berisi pelarut), sehingga :
Absorbansi
Hukum Lambert-Beer
Jumlah radiasi yang diserap proporsional dengan
ketebalan sel (b), konsentrasi analit (c), dan
koefisien absorbsivitas molekuler (a) dari suatu
senyawa pada suatu panjang gelombang.
A = abc
Jika konsentrasi (c) diekspresikan sebagai molaritas (mol/L) dan
ketebalan sel (b) dinyatakan dalam cm, koefisien absorptivitas
molekuler (a) disebut koefisien ekstinsi molar () dan memiliki satuan
[L/(mol.cm)].
A = bc
Asumsi :
1 Radiasi sinar datang harus monokromatis.
2. Spesi penyerap (molekul, atom, ion, dll)
independen satu sama lain.
3. Radiasi sinar datang merupakan berkas paralel
yang tegak lurus dengan permukaan media
penyerap.
4. Radiasi sinar melintasi media penyerap dengan
panjang yang sama.
5. Media penyerap homogen dan tidak
menyebabkan penghamburan sinar.
6. Radiasi sinar datang mempunyai intensitas yang
tidak terlalu besar yang menyebabkan efek
saturasi.