Anda di halaman 1dari 12

IX.

Pembahasan
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat klor, brom,
dan iod; mengidentifikasi klor, brom, iod, dan senyawanya dan mengetahui
cara pembuatan gas klor, brom dan iod. Klorin atau klorida adalah unsur
kimia dengan nomor atom 17 dengan symbol Cl. Gas klor berwarna kuning
kehijauan. Klorin adalah bahan kimia yang penting untuk beberapa proses
penurunan air, penjangkitan dan dalam pelunturan (Lestari, dkk, 2008).
Bromin adalah unsur halogen yang berwujud cair pada suhu kamar, sehingga
dikenal juga sebagai air brom. Beberapa sifat fisik bromin adalah memiliki
titik didih 59,5oC, titik beku -7,25oC, densitas 3,12 gram/cm3 (20oC), larut
dalam air dan beberapa pelarut organik seperti senyawa alkana, alkohol, eter
dan karbon disulfida (Cotton and Wilkinson, 1962).
Iodin adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki symbol 1
dan nomor atom 53. Iodin mempunyai karakteristik antara lain sifat polaritas
yang signifikan dalam golongannya hingga kelarutannya dalam pelarut
dengan berbagai tingkat kepolaran dapat di identifikasi. Sifat lain yang sangat
dramatik yaitu interaksinya dengan amilum menghasilkan warna biru dan ini
merupakan indikator untuk membedakan dengan ionnya iodida; dengan
demikian sifat sebagai oksidator dalam sistem I2 – I- sangat informatif dalam
proses redoks. Karakteristik lain yang berbeda dari golongannya yaitu
kemampuannya membentuk senyawa komplek sebagai ion I3- ( I2 dalam I- )
(Lestari, 1986).
Pada percobaan ini dilakukan 6 macam percobaan, yaitu pembuatan gas
Cl2 dan Br2 dari batu kawi; pengujian gas Cl2 dan Br2; pembuatan gas dari
kaporit; pembuatan gas Cl2, Br2 dan I2; kelarutan CS2 dalam KI, KBr dan
NaCl dan kelarutan Iodin.
1. Pembuatan Gas Cl2 dan Br2
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat klor,
brom dan senyawanya; mengetahui cara membuat dan mengidentifikasi
gas klor, brom dan iod.
- Pembuatan Gas Cl2
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui dan
mengidentifikasi cara pembuatan gas Cl2 dari batu kawi. Percobaan ini
dilakukan dengan mengambil sedikit batu kawi yang berupa serbuk
berwarna abu-abu dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Lalu
ditambahkan dengan NaCl yang berupa kristal berwarna putih. Kemudian
ditambahkan larutan H2SO4 0,1 M sebanyak 5 tetes, sehingga dihasilkan
larutan berwarna hitam dan terdapat endapan. Kemudian larutan
dipanaskan, sehingga timbul gas yang berwarna kuning kehijauan dan bau
yang sangat menyengat. Reaksinya adalah sebagai berikut.

MnO2(s) + 2NaCl(s) + 2H2SO4(aq) MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + Cl2(g) +


H2O(l)
Berdasarkan reaksi tersebut, gas yang timbul pada percobaan
merupakan gas klor (Cl2) dan sesuai dengan sifat gas klor yang memiliki
warna kuning kehijauan (Lestari, dkk, 2008). Dan juga gas klor memiliki
bau yang menyengat, hal ini dikarenakan klor merupakan unsur golongan
halogen, dimana semua unsur dalam golongan halogen memiliki sifat bau
yang sangat menyengat.
Setelah itu, gas yang timbul diuji kertas saring. Pengujian gas
dengan menggunakan kertas saring dilakukan dengan menetesi kertas
saring dengan amilum dan KI. Penambahan amilum berfungsi sebagai
indikator, sedangkan penambahan larutan KI berfungsi untuk
mengidentifikasi gas klor, dimana gas klor akan mereduksi ion I - pada KI
menjadi I2. Hasilnya adalah terjadi perubahan warna pada kertas saring
dari tidak berwarna menjadi berwarna ungu kehitaman. Hal tersebut
menandakan bahwa gas klor telah terbentuk pada percobaan ini. Reaksinya
adalah sebagai berikut.

Cl2 (g) + KI (aq) I2 (aq) + KCl (aq)


Sehingga I2 yang dihasilkan dapat bereaksi dengan amilum, untuk
membentuk kompleks iod amilum berwarna ungu kehitaman. Reaksinya
sebagai berikut.
CH2OH CH2OH I CH2OH I CH2OH I
O O O O
OH OH + n I2 OH OH
O O O O O O
OH OH n OH OH n

Amilum Kompleks Iod Amilum

Pada pengujian ini menunjukkan bahwa telah terbentuk gas klor, dan
gas klor dapat dibuat dari serbuk batu kawi.
- Pembuatan Gas Br2
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui dan
mengidentifikasi cara pembuatan gas Br2 dari batu kawi. Percobaan diulang
dengan mengganti NaCl dengan KBr yang berupa serbuk berwarna putih.
Pertama, batu kawi yang berupa serbuk berwarna abu-abu dan dimasukkan
ke dalam tabung reaksi. Lalu ditambahkan dengan KBr yang berupa kristal
berwarna putih. Kemudian ditambahkan larutan H2SO4 0,1 M sebanyak 5
tetes, sehingga dihasilkan larutan berwarna hitam dan terdapat endapan.
Kemudian larutan dipanaskan, sehingga timbul gas yang berwarna
kemerahan dan bau yang sangat menyengat. Reaksinya adalah sebagai
berikut.

MnO2(s) + 2KBr(s) + 2H2SO4(aq) MnSO4(aq) + K2SO4(aq) + Br2(g) +


H2O(l)
Berdasarkan reaksi tersebut, gas yang timbul pada percobaan
merupakan gas brom (Br2) dan sesuai dengan sifat gas brom yang memiliki
warna merah kecoklatan dan bau menyengat.
Setelah itu, gas Br2 yang timbul diuji menggunakan kertas saring.
Pada saat pengujian menggunakan kertas saring yang telah ditetesi oleh
amilum dan KI. Penambahan amilum berfungsi sebagai indikator,
sedangkan penambahan larutan KI berfungsi untuk mengidentifikasi gas
brom, dimana gas brom akan mereduksi ion I- pada KI menjadi I2.
Hasilnya adalah terjadi perubahan warna pada kertas saring dari tidak
berwarna menjadi berwarna ungu kehitaman. Hal tersebut menandakan
bahwa gas klor telah terbentuk pada percobaan ini. Reaksinya adalah
sebagai berikut.

Br2 (g) + KI (aq) I2 (aq) + KBr (aq)


Sehingga I2 yang dihasilkan dapat bereaksi dengan amilum, untuk
membentuk kompleks iod amilum berwarna ungu kehitaman. Reaksinya
sebagai berikut.
CH2OH CH2OH I CH2OH I CH2OH I
O O O O
OH OH + n I2 OH OH
O O O O O O
OH OH n OH OH n

Amilum Kompleks Iod Amilum

Pada pengujian ini menunjukkan bahwa telah terbentuk gas brom,


dan gas brom dapat dibuat dari serbuk batu kawi.
2. Pengujian Gas Cl2 dan Br2
3. ada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat klor, brom dan
senyawanya; mengetahui cara membuat dan mengidentifikasi gas klor,
brom dan iod.

- Pengujian Gas Cl2


Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat dari
senyawa klor dan brom. Percobaan ini dilakukan dengan menyiapkan 3
tabung reaksi. Pada masing-masing tabung ditambahkan dengan 1 ml
larutan NaCl yang berupa larutan tidak berwarna. Selanjutnya pada tabung
pertama ditambahkan dengan 5 tetes AgNO3 yang berupa larutan tidak
berwarna, maka dihasilkan larutan keruh dan terdapat endapan berwarna
putih (+++). Endapan tersebut merupakan perak klorida (AgCl). Reaksinya
adalah sebagai berikut.
AgNO3 (aq) + NaCl(aq) → NaNO3 (aq) + AgCl(s)
Selanjutnya, pada tabung reaksi dua ditambahkan 5 tetes larutan
HgNO3, dan dihasilkan tidak terdapat perubahan pada larutan. Oleh karena
itu ditambahkan larutan HgNO3 kembali sampai pada 25 tetes, dan tetap
tidak terjadi perubahan, larutan jernih tidak berwarna. Reaksinya sebagai
berikut.
2HgNO3 (aq)+ 2NaCl(aq) → 2NaNO3 (aq) + Hg2Cl2 (s)
Berdasarkan reaksi tersebut, seharusnya pada larutan dihasilkan
endapan Hg2Cl2 yang berwarna putih. Akan tetapi pada percobaan ini tidak
dihasilkan endapan. Hal ini dapat disebabkan oleh larutan HgNO3 yang
digunakan sudah lama, sehingga tidak dapat bereaksi dengan NaCl.
Selanjutnya, pada tabung reaksi tiga ditambahkan 5 tetes larutan Pb
asetat, dan dihasilkan larutan keruh dan terdapat endapan berwarna putih
(++). Endapan tersebut merupakan timbal klorida (PbCl2). Reaksinya
adalah sebagai berikut.
Pb(CH3COO)2 (aq) + NaCl (aq)→ 2CH3COONa (aq) + PbCl2 (s)
Pada percobaan ini diperoleh endapan putih AgCl dan PbCl2,
sedangkan endapan Hg2Cl2 tidak terbentuk. Berdasarkan hasil tersebut
dapat diketahui bahwa urutan kelarutan AgCl < PbCl2 < Hg2Cl2.
Sedangkan secara teori ditinjau dari nilai ksp bahwa kelarutan PbCl2 >
AgCl > Hg2Cl2 dengan nilai ksp sebaggai berikut.
- Ksp AgCl = 1,8x10-10
- Ksp Hg2Cl2 = 2x10-18
- Ksp PbCl2 = 1,10x10-4
Berdasarkan nilai ksp tersebut Hg2Cl2 memiliki nilai kelarutan yang kecil
sehingga mudah mengendap disusul dengan PbCl2 dan AgCl. Akan tetapi
pada percobaan ini endapan Hg2Cl2 tidak terbentuk. Hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah karena larutan yang
digunakan telah terkontaminasi oleh zat lain, sehingga tidak diperoleh
hasil sesuai teori.
- Pengujian Gas Br2
Percobaan diatas diulang dengan mengganti NaCl dengan KBr,
dengan memasukkan 1 ml larutan KBr pada masing-masing tabung
reaksi. Setelah itu pada tabung reaksi pertama ditambahkan dengan 5
tetes AgNO3 yang berupa larutan tidak berwarna, maka dihasilkan larutan
keruh dan terdapat endapan berwarna putih dan sedikit kuning (+++).
Endapan tersebut merupakan perak bromida (AgBr). Reaksinya adalah
sebagai berikut.
AgNO3 (aq) + KBr (aq) → KNO3 (aq) + AgBr (s)
Selanjutnya, pada tabung reaksi dua ditambahkan 5 tetes larutan
HgNO3, dan dihasilkan tidak terdapat perubahan pada larutan. Oleh
karena itu ditambahkan larutan HgNO3 kembali sampai pada 25 tetes dan
dihasilkan larutan keruh dan terdapat sedikit endapan putih (+). Endapan
tersebut merupakan raksa (I) klorida (Hg2Br2). Reaksinya sebagai berikut.
2HgNO3 (aq) + 2KBr (aq) → 2KNO3 (aq) + Hg2Br2 (s)
Selanjutnya, pada tabung reaksi tiga ditambahkan 5 tetes larutan Pb
asetat, dan dihasilkan larutan keruh dan terdapat endapan berwarna putih
(++). Endapan tersebut merupakan timbal bromida (PbBr2). Reaksinya
adalah sebagai berikut.
Pb(CH3COO)2 (aq) + 2KBr(aq) → 2CH3COOK (aq) + PbBr2 (s)
Pada percobaan ini diperoleh endapan putih AgCl dan PbCl2, dan
sedikit endapan Hg2Cl2. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa
urutan kelarutan AgCl < PbCl2 < Hg2Cl2. Sedangkan secara teori ditinjau
dari nilai ksp bahwa kelarutan PbCl2 > AgCl > Hg2Cl2 dengan nilai ksp
sebaggai berikut.
- Ksp AgCl = 1,8x10-10
- Ksp Hg2Cl2 = 2x10-18
- Ksp PbCl2 = 1,10x10-4
Berdasarkan nilai ksp tersebut Hg2Cl2 memiliki nilai kelarutan yang paling
kecil sehingga mudah mengendap disusul dengan AgCl dan PbCl2.
Seharusnya pada percobaan ini dihasilkan endapan Hg2Cl2 yang lebih
banyak dari AgCl dan PbCl2. .Akan tetapi pada percobaan ini hanya
terbentuk sedikit endapan Hg2Cl2 (+). Hal ini dapat disebabkan oleh
beberapa faktor salah satunya adalah karena larutan yang digunakan telah
terkontaminasi oleh zat lain, sehingga tidak diperoleh hasil sesuai teori.
4. Pembuatan Gas Klor dari Kaporit
Pada percobaan ini bertujuan untuk membuat gas klor dari kaporit.
Percobaan ini dilakukan dengan mengambil seujung sendok spatula
kaporit. Kaporit berupa serbuk berwarna putih. Kemudian ditambahkan
aquades sebanyak satu tabung reaksi, dan diaduk, dan dihasilkan larutan
keruh dan terdapat endapan. Setelah itu larutan disaring menggunakan
kertas saring. hal ini bertujuan untuk memisahkan filtart dan residu,
sehingga diperoleh larutan jernih tidak berwarna. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut.
2Ca(ClO)2 (s) + 3H2O (l) → Ca(OH)2 (aq) + 2HOCl (aq)
Selanjutnya filtrat dibagi ke dalam dua tabung reaksi dengan volume
yang sama. Pada tabung pertama dimasukkan kertas berwarna dan
dibiarkan pada udara terbuka. Kemudian diamati selama 5 menit, dan
dihasilkan kertas berwarna sedikit memudar (+). Sedangkan pada tabung
reaksi kedua ditambahkan larutan HCl 0,1 M, lalu dimasukkan kertas
berwarna dan diamati selama 5 menit. Hasilnya adalah kertas berwarna
memudar(++) dan memudar lebih cepat dari tabung reaksi I. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut:
HOCl (aq) + HCl (aq) → H2O(l) + Cl2 (g)
Dari percobaan tersebut, pada tabung reaksi 2 kertas berwarna lebih
cepat mengalami perubahan warna (memudar) dari pada tabung reaksi 1.
Hal ini dikarenakan pada tabung reaksi dua, dilakukan penambahan larutan
HCl, dimana penambahan HCl ini akan menambah komposisi Cl dalam
larutan. Hal ini dikarenakan Cl bersifat sebagai pemutih. Oleh karena itu
pada tabung reaksi dua kertas berwarna lebih cepat memudar dari tabung
reaksi pertama karena komposisi Cl pada tabung reaksi 2 lebih banyak.
5. Pembuatan Gas Cl2 Br2 dan I2
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat klor, brom,
iod dan senyawanya; mengetahui cara membuat dan mengidentifikasi gas
klor, brom dan iod.
a. Pembuatan Gas Cl2
Pada percobaan ini bertujuan untuk membuat dan
mengidentifikasi gas klor dari kristal NaCl dan H 2SO4. Percobaan ini
dilakukan dengan mengambil sedikit NaCl yang berupa kristal berwarna
putih dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi pipa samping. Kemudian
ditambahkan sedikit H2SO4 pekat. Kemudian tabung ditutup dengan
penutup karet dan plastisin, dan dihubungkan dengan selang penghubung
pada gelas kimia yang berisi air dan dipanaskan. Maka dihasilkan larutan
tidak berwarna dan timbul gas berwarna kuning kehijauan. Reaksinya
adalah sebagai berikut.
2NaCl (aq) + 2H2SO4 (aq) → Na2SO4 (aq) + SO2 (g) + H2O (l) +Cl2 (g)
Berdasarkan reaksi tersebut, gas yang timbul pada percobaan
merupakan gas klor (Cl2) dan sesuai dengan sifat gas klor yang memiliki
warna kuning kehijauan (Lestari, dkk, 2008), dan juga gas klor memiliki
bau yang menyengat, hal ini dikarenakan klor merupakan unsur golongan
halogen, dimana semua unsur dalam golongan halogen memiliki sifat bau
yang sangat menyengat.
Setelah itu, gas yang timbul diuji menggunakan kertas lakmus dan
kertas saring. Pada saat pengujian menggunakan kertas lakmus, gas klor
yang keluar dialirkan ke dalam air, dan kemudian air yang telah dialiri
oleh gas klor diuji menggunakan kertas lakmus berwarna merah. Hasilnya
adalah kertas lakmus tetap berwarna merah, dimana menandakan bahwa
larutan bersifat asam. Hal ini dikarenakan terjadi reaksi antara gas klor
dengan air dimana akan menghasilkan asam klorida dan asam hipoklorit,
dimana kedua senyawa tersebut bersifat asam. Pengujian ini bertujuan
untuk mengetahui sifat salah satu sifat dari senyawa klor yaitu bersifat
asam. Reaksinya adalah sebagai berikut.
Cl2 (g) + H2O (l)→ HOCl (aq) + HCl (aq)
Kemudian pada pengujian gas yang kedua menggunakan kertas
saring yang telah ditetesi oleh amilum dan KI. Penambahan amilum
berfungsi sebagai indikator, sedangkan penambahan larutan KI berfungsi
untuk mengidentifikasi gas klor, dimana gas klor akan mereduksi ion I -
pada KI menjadi I2. Hasilnya adalah terjadi perubahan warna pada kertas
saring dari tidak berwarna menjadi berwarna ungu kehitaman. Hal tersebut
menandakan bahwa gas klor telah terbentuk pada percobaan ini. Reaksi
antara gas klor dengan larutan KI adalah sebagai berikut.

Cl2 (g) + KI (aq) I2 (aq) + KCl (aq)


Sehingga I2 yang dihasilkan dapat bereaksi dengan amilum, untuk
membentuk kompleks iod amilum berwarna ungu kehitaman. Reaksinya
sebagai berikut.
CH2OH CH2OH I CH2OH I CH2OH I
O O O O
OH OH + n I2 OH OH
O O O O O O
OH OH n OH OH n

Amilum Kompleks Iod Amilum

b. Pembuatan Gas Br2


Pada percobaan ini bertujuan untuk membuat dan
mengidentifikasi gas brom dari serbuk KBr dan H2SO4. Percobaan ini
dilakukan dengan mengambil sedikit KBr yang berupa serbuk berwarna
putih dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi pipa samping. Kemudian
ditambahkan sedikit H2SO4 pekat. Kemudian tabung ditutup dengan
penutup karet dan plastisin, dan dihubungkan dengan selang penghubung
pada gelas kimia yang berisi air dan dipanaskan. Maka dihasilkan larutan
tidak berwarna dan timbul gas berwarna kuning kehijauan. Reaksinya
adalah sebagai berikut.
2KBr (aq) + 2H2SO4 (aq) → K2SO4 (aq) + SO2 (g) + 2H2O (l) + Br2 (g)
Berdasarkan reaksi tersebut, gas yang timbul pada percobaan
merupakan gas brom (Br2) dan sesuai dengan sifat gas brom yang memiliki
warna merah kecoklatan dan bau menyengat.
Setelah itu, gas Br2 yang timbul diuji menggunakan kertas lakmus
dan kertas saring. Pada saat pengujian menggunakan kertas lakmus, gas
Br2 yang keluar dialirkan ke dalam air, dan kemudian air yang telah dialiri
oleh gas brom diuji menggunakan kertas lakmus berwarna merah.
Hasilnya adalah kertas lakmus tetap berwarna merah, dimana menandakan
bahwa larutan bersifat asam. Hal ini dikarenakan terjadi reaksi antara gas
brom dengan air dimana akan menghasilkan asam bromida dan asam
hipobromit, dimana senyawa tersebut bersifat asam. Pengujian ini
bertujuan untuk mengetahui sifat salah satu sifat dari senyawa klor yaitu
bersifat asam.
Br2 (g) + H2O (l)→ HOBr (aq) + HBr (aq)
Kemudian pada pengujian gas brom yang kedua menggunakan
kertas saring yang telah ditetesi oleh amilum dan KI. Penambahan amilum
berfungsi sebagai indikator, sedangkan penambahan larutan KI berfungsi
untuk mengidentifikasi gas brom, dimana gas brom akan mereduksi ion I -
pada KI menjadi I2. Kemudian kertas saring diletakkan diatas tabung
reaksi yang telah dibuka penutupnya. Hasilnya adalah terjadi perubahan
warna pada kertas saring dari tidak berwarna menjadi berwarna ungu
kehitaman. Hal tersebut menandakan bahwa gas brom telah terbentuk pada
percobaan ini. Reaksinya antara gas brom dengan larutan KI adalah
sebagai berikut.

Br2 (g) + 2KI (aq) I2 (aq) + 2KBr (aq)


Sehingga I2 yang dihasilkan dapat bereaksi dengan amilum, untuk
membentuk kompleks iod amilum berwarna ungu kehitaman. Reaksinya
sebagai berikut.
CH2OH CH2OH I CH2OH I CH2OH I
O O O O
OH OH + n I2 OH OH
O O O O O
O
OH OH n OH OH n

Amilum Kompleks Iod Amilum

c. Pembuatan Gas I2
Pada percobaan ini bertujuan untuk membuat dan
mengidentifikasi gas klor dari padatan KI dan H2SO4. Percobaan ini
dilakukan dengan mengambil sedikit KI yang berupa padatan berwarna
putih dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi pipa samping. Kemudian
ditambahkan sedikit H2SO4 pekat. Kemudian tabung ditutup dengan
penutup karet dan plastisin, dan dihubungkan dengan selang penghubung
pada gelas kimia yang berisi air dan dipanaskan. Maka dihasilkan larutan
kemerahan dan timbul gas berwarna ungu. Reaksinya adalah sebagai
berikut.
KI (aq) + 2H2SO4 (aq) → K2SO4 (aq) + SO2 (g) + 2H2O (l) + I2 (g)
Berdasarkan reaksi tersebut, gas yang timbul pada percobaan
merupakan gas I2 dan sesuai dengan sifat gas iod yang memiliki warna
ungu dan bau menyengat.
Setelah itu, gas I2 yang timbul diuji menggunakan kertas lakmus
dan kertas saring. Pada saat pengujian menggunakan kertas lakmus, gas I2
yang keluar dialirkan ke dalam air, dan kemudian air yang telah dialiri
oleh gas iod diuji menggunakan kertas lakmus berwarna merah. Hasilnya
adalah kertas lakmus tetap berwarna merah, dimana menandakan bahwa
larutan bersifat asam. Hal ini dikarenakan terjadi reaksi antara gas iodin
dengan air dimana akan menghasilkan asam iodida dan asam hipoiodit,
dimana senyawa tersebut bersifat asam. Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui sifat salah satu sifat dari senyawa klor yaitu bersifat asam.
I2 (g) + H2O (l)→ HI (aq) + HIO (aq)
Kemudian pada pengujian gas I2 yang kedua menggunakan kertas
saring yang telah ditetesi oleh amilum dan KI. Penambahan amilum
berfungsi sebagai indikator, sedangkan penambahan larutan KI berfungsi
untuk mengidentifikasi gas iod, dimana gas I2 akan mereduksi ion I- pada
KI menjadi I2. Kemudian kertas saring diletakkan diatas tabung reaksi
yang telah dibuka penutupnya. Hasilnya adalah terjadi perubahan warna
pada kertas saring dari tidak berwarna menjadi berwarna ungu kehitaman.
Hal tersebut menandakan bahwa gas iod telah terbentuk pada percobaan
ini. Sehingga I2 yang dihasilkan dapat bereaksi dengan amilum, untuk
membentuk kompleks iod amilum berwarna ungu kehitaman. Reaksinya
sebagai berikut.
CH2OH CH2OH I CH2OH I CH2OH I
O O O O
OH OH + n I2 OH OH
O O O O O O
OH OH n OH OH n

Amilum Kompleks Iod Amilum

Anda mungkin juga menyukai