Grade
KIMIA UNSUR
KELOMPOK 2 :
1.MUTIA AMALIANUR
2.NELYA ALSYFA
3.ANNISA FADILLAH ANNUR
4.DINDA RAHMA
5.FADILA SYAHIRA
6.JAHRA SARI
7.SUCI ARDIA
8.NAYSILA DESTI AMANDA
9.ASNI AZHARA
10.DINDA BONITA
11.FIKRIYANSYAH
12.M.ALFAZRI
13.DAFITRA CHAIRU
14.YUGA FITRA
15.VYRZA DE ARDHYTA
16.BAIM WONG
A. MENGIDENTIFIKASI UNSUR
1.Identifikasi Aluminium
Logam Aluminium berwarna putih mengkilap,bersifat liat dan dapat di tempa.Dalam bentuk serbuk Aluminium berwarna abu
abu.Aluminium mudah larut dalam larutan asam klorida encer,berdasarkan reaksi berikut.
2Al(s)+ 6H+(aq) -> 2Al3+(aq) +3H2(g)
Selain larutan asam,larutan basa juga dapat di gunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya Aluminium dalam bentuk Al3 +
ini,caranya dengan menambahkan larutan basa seperti NaOh ke dalam larutan uji.Jika terbentuk endapan putih berarrti larutan
ini mengandung ion Al3+.Jika penambahan larutan NaOh ini di teruskan,endapan putih tersebut akan larut kenbali.Hal ini di
sebabkan endapan putih Al(OH)3 larut dalam basa membentuk Al(OH)4 -
2.Identifikasi silicon
~menggunakan HClDengan menggunakan pipet tetes, tambahkan beberapa tetes HCl ke dalam larutan penguji.
~menggunakan larutan AgNO3Tambahkan beberapa tetes, jika endapan yg berwarna kuning dlm amonia, berarti mengandung
silikon.
~menggunakan BaCl2Jika berbentuk endapan putih dalam amonium nitrat encer, brrti larutan yg diuji mengandung silicon.
3.Identifikasi besi
Logam besi dapat larut dalam asam klorida atau asam sulfat encer membentuk gas hidrogen dan besi(ll) klorida atau besi(ll)
sulfat menurut reaksi berikut
Fe(s) + 2HCl(aq) → Fe2+(aq) + 2Cl-(aq)+H2(g)
Untuk mengidentifikasi keberadaan ion fe2+ dalam larutan,anda dapat menggunakan pereaksi dimetilglioksim kalium
heksasianoferat(ll) dan kalium heksasianoferat(lll).Pengujian dilakukan dengan cara menambahkan salah satu pereaksi tersebut
kedalam larutan yang di uji.Pereaksi dimetilglioksim memberikan hasil positif berupa endapan merah.Pereaksi kalium
heksasianoferat(ll) yang di tambahkan pada kondisi tanpa udara,memberikan hasil positif berupa endapan putih gang lama
kelamaan teroksidasi menjadi biru prusia.Adapun kalium heksasianoferat(lll) jika di reaksikan dengan besi akan menghasilkan
endapan biru tua.
4.Identifikasi kromium
Logam kromium berwarna putih tidak begitu liat namun tidak dapat di tempa.Ia tidak ternoda di udara, ketika dipanaskan ia
akan terbentuk dan membentuk oksida kromat hijau. Kromium tidak stabil dalam oksigen, ia segera menghasilkan lapisan
oksida tipis yang kedap oksigen dan melindungi logam di bawahnya.Kromium larut dalam larutan asam klorida encer dan
membentuk ion Cr2+ dalam larutan menurut reaksi sebagai berikut.
Cr(s)+2H+(aq)→Cr2+(aq)+H2(g)
Ion Cr3+ dapat di identifikasi menggunakan larutan amonia,akan terbentuk endapan seperti gelatin yang berwarna abu
abu.Kromium juga dapat berada dalam bentuk ion CrO 42-,keberadaan ion ini dengan cara menambahkan asam asetat encer ke
dalam larutan uji,kocom larutan tersebut lalu tambahkan larutan timbal asetat,penambahan reaksi ini akan menghasilkan
endapan kuning.Salah satu karakteristik penting dari kromium adalah tidak mudah berkarat, sehingga elemen ini sangat bagus
untuk pelapisan listrik.
5.Identifikasi Tembaga
Tembaga merupakan logam berwarna kuning kecokelatan,lunak,liat,dapat di tempa serta penghantar listrik yang
baik.Tembaga dapat larut dalam asam nitrat 8 M menurut reaksi berikut.
3Cu(s)+8HNO3(aq)→3Cu2+(aq)+6NO3-(aq)+2NO(g)+4H2O(l)
Ion cu2+ dapat di identifikasi menggunakan benda yang terbuat dari besi misalnya paku.Rendam paku dalam larutan yang
mengandung ion Cu2+ seperti CuSO4.Diamkan beberapa lama sampai dengan terbentuk lapisan berwarna kuning kecokelatan
pada permukaan paku.Ion Cu2+ juga dapat di identifikasi dengan mengasamkan dengan HNO3 encer lalu tambahkan larutan
NaOH 1M.Jika larutan mengandung ion Cu 2+ akan terbentuk endapan berwarna biru.Endapan ini akan berubah warna
menjadi cokelat jika di panaskan.Tembaga bereaksi dengan asam sulfat panas membentuk senyawa tembaga(II) sulfat yang
berwarna biru.2 Cu+(aq) → Cu(s) + Cu2+(aq) Tembaga memiliki bilangan oksidasi +1 dan +2. Tembaga dengan bilangan
oksidasi +1 kurang stabil dan mengalami reaksi disproporsionasi dalam larutannya.
6.Identifikasi belerang
Di alam,belerang terdapat dalam bentuk unsur bebas maupun bentuk senyawa.Dalam bentuk unsur,belerang berwujud padatan
kuning dengan bau khas yang menyengat.Jika belerang ini anda bakar akan menghasilkan nyala biru karena terbentuknya
belerang dioksida(SO2).Identifikasi belerang dalam suatu bahan dapat di lakukan dengan cara melarutkan padatan atau cairan
yang diuji dalam larutan piridin.Selanjutnya larutan ini di panaskan dan ditambahkan larutan soda kue(NaHCO3).Panaskan
kembali hingga mendidih.Jika bahan yang di uji mengandung unsur belerang akan terbentuk larutan berwarna biru atau
hijau.Dalam senyawanya,belerang terdapat dalam bentuk ion sulfida.Ion ini dapat di identifikasi menggunakan asam klorida atas
asam sulfat encer.Penambahan asam ini akan menghasilkan H 2S yang berbau khas.
7.Identifikasi oksigen
Gas oksigen tidak berwarna,tidak berbau,tidak berasa,serta memiliki titik didih -183•c dan titik beku -218,4•C dengan pengaruh
tekanan yang besar(135 atm),oksigen dapat di simpan di dalam tabung yang terbuat dari baja oksigen bersifat nonpolar tetapi
dapat larut dalam air.Gas oksigen terlarut ini sangat penting bagi kehidupan organisme yang hidup dalam air misalnya ikan
Berdasarkan reaksi berikut Contoh: Pembakaran hidrogen (H 2) dalam udara menghasilkan air (H2O). Reaksi: 2H2 + O2 -> 2H2O.
8.Identifikasi Nitrogen
Nitrogen merupakan komponen gas terbesar dalam udara yaitu mencapai 78%. Nitrogen ini merupakan gas yang tidak reaktif
(inert) serta memiliki titik didih -196°C dan titik beku-210°C.Senyawa-senyawa nitrogen ini dihasilkan pada siklus nitrogen.
Perubahan dari unsur nitrogen menjadi senyawa nitrogen terjadi melalui siklus nitrogen yang berlangsung melalui dua cara
berikut.
a) Dengan adanya kilat (petir), gas N₂ dan O₂ dapat bereaksi dan membentuk oksida nitrogen. Kemudian, oksida nitrogen ini
akan larut dan terbawa oleh air hujan sehingga membentuk senyawa nitrat yang kemudian diserap oleh tumbuhan.
b) b) Gas N, diikat (difiksasi) oleh suatu bakteri yang hidup bebas atau bersimbiosis dengan akar tanaman kacang- kacangan,
seperti kacang merah.Berikut hasil persamaan reaksi nitrogen dioksida dengan air
2NO2 + H2O→HNO2 +HNO3
B.PEMBUATAN UNSUR DAN SENYAWA
1.pembuatan Aluminium
A.Tahap pemurnian
Pada rahan pemurnian bauksit terjadi reaksi sebagai berikut
1.Bauksit direaksikan dengan NaOH pekat untuk memisahkan Al2O3 dari pengotornya.Senyawa Al2O3 akan larut
sedangkan zat lainnya tidak larut.Al 2O3(s)+2NaOH(aq)→2NaAlO2(aq)+H2O(l)
2.Larutan kemudian diasamkan dengan HCl untuk memperoleh Al(OH) 3.NaAlO2(aq)+HCl(aq)+H2O(l)→Al(OH)3(s)
+NaCl3(aq)
3.Setelah di saring Al(OH)3 dipanaskan untuk memperoleh Al2O3 murni.2Al(OH)3(s)→Al2O3(s)+3H2O(l) di sertai
tambahan kalor.
B. Tahap Elektrolisis
Pada tahap kedua Al2O3 di campur dengan kriolit(Na3AlF6).Fungsi kriolit adalah untuk menurunkan titik leleh Al 2O3
dan 2000•C menjadi 1000•C.Ketika campuran di lelehkan,klorit akan berfungsi sebagai pelarut.Elektrolisis di lakukan
dalam suatu bejana yang dindingnya terbuat dari besi yang di lapisi karbon(grafit) tersebut juga berfungsi sebagai
katoda,sedangkan untuk anodanya digunakan batang batang karbon yang di celupkan ke dalam campuran.Reaksi
elektrolisisnya adalah:
Al2O3→2Al3+ + 3O2-
Katoda:Al3+(l)+3e- →Al(l) x4
Anoda: 2O (l)→O2(g)+4e x3
2- -
5.Pembuatan tembaga
Tahapan pembuatan tembaga:
a.pengolahan senyawa sulfida (CuFeS., Cu:S) yang mengandung 0,3-0,7% Tembaga untuk memperoleh partikel sulfida dengan kadar 25-
35% tembaga.Bijih tembaga dengan kandungan 0,3-0,7% tembaga digerus, lalu dicampur dengan air dan zat kimia. Zat kimia akan
menyebabkan partikel sulfida terpisah dari air (menjadi hidrofob). Lalu udara ditiup ke dalam campuran ini untuk mengikat partikel
sulfida dan menyebabkannya terapung. Partikel sulfida ini mengandung 25-35% Cu dan sisanya Fe dan pengotor lainnya. Partikel sulfida
ini kemudian dikeringkan.
b.Peleburan untuk memperoleh Cu matte dengan kadar -70% CuBijih tembaga CuFS. dan CuS: dipanggang utuk mengubah besi menjadi
FeO. 2CuFeS (s) + 40 (g) → Cu.S(a)+ 2FeO (s) + 250.(g)Kemudian bijih dilebur / dilelehkan dan diperoleh 2 lapisan terpisah. Lapisan
atas berupa lelehan terak yang mengandung pengotor. Sedangkan lapisan bawah mengandung -7% Cu dalam senyawa Cu S, dan juga FeO
serta pengotor lainnya. Reaksi ini juga menghasilkan gas SO. yang akan diproses menajadi H.SO.
c.Konversi Cu matte menjadi Cu lepuh dengan kadar -99% CuLelehan Cu matte dimasukkan ke dalam konverter bersama dengan udara, batu kapur, dan
silika. Suhu konverter yang tinggi akan mengakibatkan semua unsur teroksidasi, kecuali Cu. Lelehan Cu.S tembaga sulfida teroksidasi membentuk
tembaga lepuh.
2Cu2S+ 302 →2Cu₂O + 2SO2
2CuO+ CuS→6Cu + SO2
Sedangkan FeO teroksidasi menjadi terak FeSiO3
FeO + SiO2 →FeSiO2
d.Pemurnian Cu dengan pembakaran untuk menghilangkan sisa S dan O, guna memperoleh -99,4% Cu
Udara ditiupka ke dalam lelehan tembaga lepuh untuk mengoksidasi sisa S agar kadarnya berkurang menjadi -0.001%. Gas alam atau amonia digunakan
untuk mereduksi sisa O agar kadarnya menjadi 1.500-3.500 ppm. Proses ini menghasilkan tembaga dengan kemurnian -99,4%. Tembaga ini
selanjutnya dicetak menjadi bentuk anode untuk proses pemurnian akhir
.e.Pemurnian Cu dengan metode elektrolisis untuk memperoleh Cu dengan kadar mencapai 99,999%Sel elektrolisis untuk pemurnian Cu terdiri dari katode
yang dilapisi Cu murni dan anode Cu kotor (hasil dari tahap 4). Keduanya dicelupkan ke dalam larutan elektrolit CuSO.. Ion Cu dalam larutan akan
tereduksi dan mengendap sebagai Cu murni di katode. Sementara Cu kotor di anode akan terosidasi menjadi ion Cu. Total reaksinya adalah sebagai
berikut:
Katode: Cu2+ + 2e- → Cu (murni)
Anode: Cu(kotor) → Cu2+ + 2e-
Sel Cu(kotor) → Cu (murni)
6.Pembuatan belerang
1. Proses Frasch
Cara frasch adalah mengambil belerang dari deposit belerang di bawah tanah, pompa frasch dirancang oleh Herman Frasch dari Amerika Serikat tahun
1904.Pada proses ini pipa logam berdiameter 15 cm yang terdapat 2 pipa konsentrik yang lebih kecil ditanam sampai menyentuh lapisan belerang. Uap air
yang sangat panas dipompa dan dimasukan melalui pipa luar, sehingga belerang meleleh.
7.Pembuatan nitrogen
Pembuatan unsur dan senyawa gas nitrogen (N2) ini dilakukan dengan pencairan dan distilasi fraksional udara. Nitrogen cair terdistilasi lebih
dulu karena titik didihnya lebih kecil dari oksigen. Setelah itu, gas nitrogen (N2) dapat dibuat dengan reaksi larutan NH4Cl (ammonium klorida)
dan NaNO3 (natrium nitrit).
Selain itu, oksigen juga dapat diperoleh dengan cara mengelektrolisis larutan garam alkali nitrat atau alkali sulfat.
NaNO3(aq) Na+(aq) + NO3-(aq)
Katoda (Pt): 2H₂O(l) + 2e- 2OH-(aq) + 2H₂(q)
Anoda (Pt): 2H₂O (1) 4e- + 4H+(aq) + O₂(g)
Melalui cara elektrolisis ini, diperoleh gas oksigen di anode.
1.) Keradioaktifan
Unsur-unsur dengan nomor kuramg dari 83 dapat memiliki isotop ( unsur bernomor atom
sama,tetapi bernomor
massa beda) yang bersifat radiaktif. Suatu zat yang secara sepontan dapat
memancarkan sinar disebut zat radioaktif.
2.) Pita Kesetabilan Inti dan Sinar Radioaktif
Pita kestabilan inti ini adlah grafik yang menyatakan hubungan antara jumlah neutron dan
proton. Unsurnya merupakan isotop yang stabil memuat unsur bernomor atom 83. Sinar
radioaktif yang dipancarkan oleh inti yang tidak stabil berupa :
a.) sinar alfa,merupakan partikel bermuatan positif dengan muatan +2
b.) sinar beta,merupakan partikel bermuatan negative berasal dari neutron berubah menjadi proton
dan electron
c.) sinar gamma,merupakan gelombang elektromagnetik berenergi tinggi dengan panjang
gelombang yang pendek ,tidak bermuatan,tidak bermassa , daya tembus 10.000 kali sinar alfa
d.) sinar proton,merupakan inti atom hydrogen dengan muatan +1
e.) sinar neutron,merupakan sinar radioaktif tak bermuatan dengan massa
f.) sinar positron,merupakan sinar tak bermassa tetapi muatannya +1