Anda di halaman 1dari 23

1st

Grade

KIMIA UNSUR
KELOMPOK 2 :
1.MUTIA AMALIANUR
2.NELYA ALSYFA
3.ANNISA FADILLAH ANNUR
4.DINDA RAHMA
5.FADILA SYAHIRA
6.JAHRA SARI
7.SUCI ARDIA
8.NAYSILA DESTI AMANDA
9.ASNI AZHARA
10.DINDA BONITA
11.FIKRIYANSYAH
12.M.ALFAZRI
13.DAFITRA CHAIRU
14.YUGA FITRA
15.VYRZA DE ARDHYTA
16.BAIM WONG
A. MENGIDENTIFIKASI UNSUR
1.Identifikasi Aluminium
Logam Aluminium berwarna putih mengkilap,bersifat liat dan dapat di tempa.Dalam bentuk serbuk Aluminium berwarna abu
abu.Aluminium mudah larut dalam larutan asam klorida encer,berdasarkan reaksi berikut.
2Al(s)+ 6H+(aq) -> 2Al3+(aq) +3H2(g)
Selain larutan asam,larutan basa juga dapat di gunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya Aluminium dalam bentuk Al3 +
ini,caranya dengan menambahkan larutan basa seperti NaOh ke dalam larutan uji.Jika terbentuk endapan putih berarrti larutan
ini mengandung ion Al3+.Jika penambahan larutan NaOh ini di teruskan,endapan putih tersebut akan larut kenbali.Hal ini di
sebabkan endapan putih Al(OH)3 larut dalam basa membentuk Al(OH)4 -
2.Identifikasi silicon
~menggunakan HClDengan menggunakan pipet tetes, tambahkan beberapa tetes HCl ke dalam larutan penguji.
~menggunakan larutan AgNO3Tambahkan beberapa tetes, jika endapan yg berwarna kuning dlm amonia, berarti mengandung
silikon.
~menggunakan BaCl2Jika berbentuk endapan putih dalam amonium nitrat encer, brrti larutan yg diuji mengandung silicon.
3.Identifikasi besi
Logam besi dapat larut dalam asam klorida atau asam sulfat encer membentuk gas hidrogen dan besi(ll) klorida atau besi(ll)
sulfat menurut reaksi berikut
Fe(s) + 2HCl(aq) → Fe2+(aq) + 2Cl-(aq)+H2(g)
Untuk mengidentifikasi keberadaan ion fe2+ dalam larutan,anda dapat menggunakan pereaksi dimetilglioksim kalium
heksasianoferat(ll) dan kalium heksasianoferat(lll).Pengujian dilakukan dengan cara menambahkan salah satu pereaksi tersebut
kedalam larutan yang di uji.Pereaksi dimetilglioksim memberikan hasil positif berupa endapan merah.Pereaksi kalium
heksasianoferat(ll) yang di tambahkan pada kondisi tanpa udara,memberikan hasil positif berupa endapan putih gang lama
kelamaan teroksidasi menjadi biru prusia.Adapun kalium heksasianoferat(lll) jika di reaksikan dengan besi akan menghasilkan
endapan biru tua.
4.Identifikasi kromium
Logam kromium berwarna putih tidak begitu liat namun tidak dapat di tempa.Ia tidak ternoda di udara, ketika dipanaskan ia
akan terbentuk dan membentuk oksida kromat hijau. Kromium tidak stabil dalam oksigen, ia segera menghasilkan lapisan
oksida tipis yang kedap oksigen dan melindungi logam di bawahnya.Kromium larut dalam larutan asam klorida encer dan
membentuk ion Cr2+ dalam larutan menurut reaksi sebagai berikut.
Cr(s)+2H+(aq)→Cr2+(aq)+H2(g)
Ion Cr3+ dapat di identifikasi menggunakan larutan amonia,akan terbentuk endapan seperti gelatin yang berwarna abu
abu.Kromium juga dapat berada dalam bentuk ion CrO 42-,keberadaan ion ini dengan cara menambahkan asam asetat encer ke
dalam larutan uji,kocom larutan tersebut lalu tambahkan larutan timbal asetat,penambahan reaksi ini akan menghasilkan
endapan kuning.Salah satu karakteristik penting dari kromium adalah tidak mudah berkarat, sehingga elemen ini sangat bagus
untuk pelapisan listrik.

5.Identifikasi Tembaga
Tembaga merupakan logam berwarna kuning kecokelatan,lunak,liat,dapat di tempa serta penghantar listrik yang
baik.Tembaga dapat larut dalam asam nitrat 8 M menurut reaksi berikut.
3Cu(s)+8HNO3(aq)→3Cu2+(aq)+6NO3-(aq)+2NO(g)+4H2O(l)
Ion cu2+ dapat di identifikasi menggunakan benda yang terbuat dari besi misalnya paku.Rendam paku dalam larutan yang
mengandung ion Cu2+ seperti CuSO4.Diamkan beberapa lama sampai dengan terbentuk lapisan berwarna kuning kecokelatan
pada permukaan paku.Ion Cu2+ juga dapat di identifikasi dengan mengasamkan dengan HNO3 encer lalu tambahkan larutan
NaOH 1M.Jika larutan mengandung ion Cu 2+ akan terbentuk endapan berwarna biru.Endapan ini akan berubah warna
menjadi cokelat jika di panaskan.Tembaga bereaksi dengan asam sulfat panas membentuk senyawa tembaga(II) sulfat yang
berwarna biru.2 Cu+(aq) → Cu(s) + Cu2+(aq) Tembaga memiliki bilangan oksidasi +1 dan +2. Tembaga dengan bilangan
oksidasi +1 kurang stabil dan mengalami reaksi disproporsionasi dalam larutannya.
6.Identifikasi belerang
Di alam,belerang terdapat dalam bentuk unsur bebas maupun bentuk senyawa.Dalam bentuk unsur,belerang berwujud padatan
kuning dengan bau khas yang menyengat.Jika belerang ini anda bakar akan menghasilkan nyala biru karena terbentuknya
belerang dioksida(SO2).Identifikasi belerang dalam suatu bahan dapat di lakukan dengan cara melarutkan padatan atau cairan
yang diuji dalam larutan piridin.Selanjutnya larutan ini di panaskan dan ditambahkan larutan soda kue(NaHCO3).Panaskan
kembali hingga mendidih.Jika bahan yang di uji mengandung unsur belerang akan terbentuk larutan berwarna biru atau
hijau.Dalam senyawanya,belerang terdapat dalam bentuk ion sulfida.Ion ini dapat di identifikasi menggunakan asam klorida atas
asam sulfat encer.Penambahan asam ini akan menghasilkan H 2S yang berbau khas.
7.Identifikasi oksigen
Gas oksigen tidak berwarna,tidak berbau,tidak berasa,serta memiliki titik didih -183•c dan titik beku -218,4•C dengan pengaruh
tekanan yang besar(135 atm),oksigen dapat di simpan di dalam tabung yang terbuat dari baja oksigen bersifat nonpolar tetapi
dapat larut dalam air.Gas oksigen terlarut ini sangat penting bagi kehidupan organisme yang hidup dalam air misalnya ikan
Berdasarkan reaksi berikut Contoh: Pembakaran hidrogen (H 2) dalam udara menghasilkan air (H2O). Reaksi: 2H2 + O2 -> 2H2O.
8.Identifikasi Nitrogen
Nitrogen merupakan komponen gas terbesar dalam udara yaitu mencapai 78%. Nitrogen ini merupakan gas yang tidak reaktif
(inert) serta memiliki titik didih -196°C dan titik beku-210°C.Senyawa-senyawa nitrogen ini dihasilkan pada siklus nitrogen.
Perubahan dari unsur nitrogen menjadi senyawa nitrogen terjadi melalui siklus nitrogen yang berlangsung melalui dua cara
berikut.
a) Dengan adanya kilat (petir), gas N₂ dan O₂ dapat bereaksi dan membentuk oksida nitrogen. Kemudian, oksida nitrogen ini
akan larut dan terbawa oleh air hujan sehingga membentuk senyawa nitrat yang kemudian diserap oleh tumbuhan.
b) b) Gas N, diikat (difiksasi) oleh suatu bakteri yang hidup bebas atau bersimbiosis dengan akar tanaman kacang- kacangan,
seperti kacang merah.Berikut hasil persamaan reaksi nitrogen dioksida dengan air
2NO2 + H2O→HNO2 +HNO3
B.PEMBUATAN UNSUR DAN SENYAWA
1.pembuatan Aluminium
A.Tahap pemurnian
Pada rahan pemurnian bauksit terjadi reaksi sebagai berikut
1.Bauksit direaksikan dengan NaOH pekat untuk memisahkan Al2O3 dari pengotornya.Senyawa Al2O3 akan larut
sedangkan zat lainnya tidak larut.Al 2O3(s)+2NaOH(aq)→2NaAlO2(aq)+H2O(l)
2.Larutan kemudian diasamkan dengan HCl untuk memperoleh Al(OH) 3.NaAlO2(aq)+HCl(aq)+H2O(l)→Al(OH)3(s)
+NaCl3(aq)
3.Setelah di saring Al(OH)3 dipanaskan untuk memperoleh Al2O3 murni.2Al(OH)3(s)→Al2O3(s)+3H2O(l) di sertai
tambahan kalor.
B. Tahap Elektrolisis
Pada tahap kedua Al2O3 di campur dengan kriolit(Na3AlF6).Fungsi kriolit adalah untuk menurunkan titik leleh Al 2O3
dan 2000•C menjadi 1000•C.Ketika campuran di lelehkan,klorit akan berfungsi sebagai pelarut.Elektrolisis di lakukan
dalam suatu bejana yang dindingnya terbuat dari besi yang di lapisi karbon(grafit) tersebut juga berfungsi sebagai
katoda,sedangkan untuk anodanya digunakan batang batang karbon yang di celupkan ke dalam campuran.Reaksi
elektrolisisnya adalah:
Al2O3→2Al3+ + 3O2-
Katoda:Al3+(l)+3e- →Al(l) x4
Anoda: 2O (l)→O2(g)+4e x3
2- -

4Al3+ + 6O2- →4Al(l)+3O2(g)


2Al2O3(l)→ 4Al(l)+3O2(g)
C.Perhitungan massa Aluminium
Untuk memperkirakan jumlah aluminium yang dapat diperoleh dari sejumlah tertentu alumina murni(Al 2O3),anda
dapat menerapkan prinsip stokiometri khususnya hukum faraday.Jika jumlah mol alumina diketahui,jumlah mol
aluminium juga dapat di ketahui.Berarrti jumlah massa Aluminium yang di hasilkan juga dapat di ramalkan
2.Pembuatan silikon
Dapat diperoleh dengan cara mencampurkan silica dan kokas (sebagai reduktor) dan memanaskannya di dalam tanur listrik
pada suhu 3.000•c dengan reaksi SiO2(l) + C(s) Si(l) + 2 CO(g).
3.Pembuatan besi
~ pembuatan besi dilakukan melalui dua tahap.
a.Peleburan Besi
Hal itu dilakukan pada alat yang bernama tungku sembur atau blast furnace. Alat ini sangat umum dipakai dalam
pembuatan besi. Dengan memiliki ketinggian sekitar 40 m dan lebar sekitar 14 m serta biasanya terbuat dari batu bata yang
sangat tahan terhadap panas.
Ada 3 bahan yang umumnya dimasukkan ke dalam alat ini, yakni bijih besi bercampur pasir, batu kapur pada besi dan
karbon dari sebuah zat. Selalu menggunakan suhu yang sangat tinggi serta memiliki tekanan sekitar 1 atm bahkan 3 atm di
dalam tungku sembur tersebut. Sampai besi tersebut mencair dan disebut sebagai pig iron.
Selanjutnya besi cair tersebut digunakan untuk membuat baja atau bahkan dimasukkan ke dalam sebuah cetakan. Dalam
cetakan itu nantinya akan dimasukkan sebuah besi tuang. Nanti akan menghasilkan besi yang mengandung sedikit karbon
atau disebut besi tempa.
b.Peleburan Ulang Besi Baja
Selanjutnya dilakukan peleburan ulang besi, yang mana berguna untuk menurunkan kadar karbon dalam sebuah material
besi. Membuang zat-zat pengotor lainnya yang mampu mengurangi kualitas sebuah besi. Selain itu, pada proses ini juga
berguna untuk menambahkan berbagai logam aliase sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Secara umum, metode ini
ditemukan oleh seorang ilmuan yang bernama Henry Bessemer pada sekitar tahun 1856. Kemudian beliau juga
mengembangkan cara-cara baru lainnya pada tahun 1860. Inovasi barunya tersebut disebut tungku terbuka dan hingga kini
masih banyak digunakan.
4.Pembuatan kromium
Bijih krom utama yaitu kromit, Fe(CrO2)2, direduksi dan dihasilkan campuran Fe dan Cr yang disebut ferokrom. Reaksinya sebagai berikut
Fe(CrO2)2(s) + 4 C(s)  Fe(s) + 2 Cr(s) + 4 CO(g) ferokrom.Ferokrom ditambahkan pada besi untuk membentuk baja.Dalam bidang
industri, kromium diperlukan dalam dua bentuk, yaitu kromium murni, dan aliansi besi-kromium yang disebut ferokromium. Unsur krom
dapat kita peroleh dengan cara mengekstraksi bijihnya.
Langkah-langkah dalam ekstraksi unsur krom dari bijihnya adalah seperti berikut.
a.Kromium (III) dalam bijih diubah menjadi dikromat (VI)
b. Reduksi Cr (VI) menjadi Cr (III)
c. Reduksi kromium (III) oksida dengan aluminium (reaksi termit)
Hasil ekstrasi ini diperoleh logam kromium dengan kemurnian 97%-99%. Adapun ferokromium diperoleh dengan mereduksi bijih
dengan kokas atau silikon dalam tanur listrik.

5.Pembuatan tembaga
Tahapan pembuatan tembaga:
a.pengolahan senyawa sulfida (CuFeS., Cu:S) yang mengandung 0,3-0,7% Tembaga untuk memperoleh partikel sulfida dengan kadar 25-
35% tembaga.Bijih tembaga dengan kandungan 0,3-0,7% tembaga digerus, lalu dicampur dengan air dan zat kimia. Zat kimia akan
menyebabkan partikel sulfida terpisah dari air (menjadi hidrofob). Lalu udara ditiup ke dalam campuran ini untuk mengikat partikel
sulfida dan menyebabkannya terapung. Partikel sulfida ini mengandung 25-35% Cu dan sisanya Fe dan pengotor lainnya. Partikel sulfida
ini kemudian dikeringkan.
b.Peleburan untuk memperoleh Cu matte dengan kadar -70% CuBijih tembaga CuFS. dan CuS: dipanggang utuk mengubah besi menjadi
FeO. 2CuFeS (s) + 40 (g) → Cu.S(a)+ 2FeO (s) + 250.(g)Kemudian bijih dilebur / dilelehkan dan diperoleh 2 lapisan terpisah. Lapisan
atas berupa lelehan terak yang mengandung pengotor. Sedangkan lapisan bawah mengandung -7% Cu dalam senyawa Cu S, dan juga FeO
serta pengotor lainnya. Reaksi ini juga menghasilkan gas SO. yang akan diproses menajadi H.SO.
c.Konversi Cu matte menjadi Cu lepuh dengan kadar -99% CuLelehan Cu matte dimasukkan ke dalam konverter bersama dengan udara, batu kapur, dan
silika. Suhu konverter yang tinggi akan mengakibatkan semua unsur teroksidasi, kecuali Cu. Lelehan Cu.S tembaga sulfida teroksidasi membentuk
tembaga lepuh.
2Cu2S+ 302 →2Cu₂O + 2SO2
2CuO+ CuS→6Cu + SO2
Sedangkan FeO teroksidasi menjadi terak FeSiO3
FeO + SiO2 →FeSiO2
d.Pemurnian Cu dengan pembakaran untuk menghilangkan sisa S dan O, guna memperoleh -99,4% Cu
Udara ditiupka ke dalam lelehan tembaga lepuh untuk mengoksidasi sisa S agar kadarnya berkurang menjadi -0.001%. Gas alam atau amonia digunakan
untuk mereduksi sisa O agar kadarnya menjadi 1.500-3.500 ppm. Proses ini menghasilkan tembaga dengan kemurnian -99,4%. Tembaga ini
selanjutnya dicetak menjadi bentuk anode untuk proses pemurnian akhir
.e.Pemurnian Cu dengan metode elektrolisis untuk memperoleh Cu dengan kadar mencapai 99,999%Sel elektrolisis untuk pemurnian Cu terdiri dari katode
yang dilapisi Cu murni dan anode Cu kotor (hasil dari tahap 4). Keduanya dicelupkan ke dalam larutan elektrolit CuSO.. Ion Cu dalam larutan akan
tereduksi dan mengendap sebagai Cu murni di katode. Sementara Cu kotor di anode akan terosidasi menjadi ion Cu. Total reaksinya adalah sebagai
berikut:
Katode: Cu2+ + 2e- → Cu (murni)
Anode: Cu(kotor) → Cu2+ + 2e-
Sel Cu(kotor) → Cu (murni)

6.Pembuatan belerang
1. Proses Frasch
Cara frasch adalah mengambil belerang dari deposit belerang di bawah tanah, pompa frasch dirancang oleh Herman Frasch dari Amerika Serikat tahun
1904.Pada proses ini pipa logam berdiameter 15 cm yang terdapat 2 pipa konsentrik yang lebih kecil ditanam sampai menyentuh lapisan belerang. Uap air
yang sangat panas dipompa dan dimasukan melalui pipa luar, sehingga belerang meleleh.
7.Pembuatan nitrogen
Pembuatan unsur dan senyawa gas nitrogen (N2) ini dilakukan dengan pencairan dan distilasi fraksional udara. Nitrogen cair terdistilasi lebih
dulu karena titik didihnya lebih kecil dari oksigen. Setelah itu, gas nitrogen (N2) dapat dibuat dengan reaksi larutan NH4Cl (ammonium klorida)
dan NaNO3 (natrium nitrit).

a. Pembuatan gas nitrogen di Laboratorium


Dalam skala kecil,gas nitrogen dapat dibuat melalui pemanasan senyawa azida seperti natrium azida(aN3) dan barium azida(Ba(N 3)2),pemanasan ini
menghasilkan gas nitrogen dan logam natrium.
2NaN3(s)di panaskan →2Na(s)+3N2(g)Selain di peroleh dari pemanasan senyawa azida,nitrogen juga dapat dihasilkan dari pemanasan secara perlahan
lahan larutan amonium nitrit(NH4NO2) NH4NO2(aq)di panaskan→2HO(l)+N2(g).Amonium nitrit yang di gunakan dibuat dengan mereaksikan natrium
nitrit dan amonium klorida menurut reaksi berikut.
NaNO2(aq)+NH4Cl(aq)di panaskan→NH4NO2(aq)+NaCl(aq) 2
b.pembuatan gas nitrogen di industri
Dalam industri, dengan cara destruksi bertingkat dan pencairan (destilasi udara cair) karena N2 mempunyai titik didih rendah daripada O2 maka ia lebih
dahulu menguap sebagai fraksi pertama
c.Secara spektroskop N2 murni di buat dengan dekomposisi termal Natrium Barium Azida. Berikut reaksinya:
2NaN3 → 2Na+ +3N2
d.Pemanasan NH4 NO2 melalui reaksi sebagai berikut :NH4 NO2 → N2 + 2H2 O
e.Oksidasi NH3 melalui reaksi sebagai berikut : Nh3(g)+O2(g)→NO(g)+H2O(g)
f.Destilasi (penyulingan) bertingkat dari udara cair yaitu udara bersih kita masukkan ke dalam kompresor,kemudian didinginkan dengan pendinginan. Udara
dingin mengembun melalui celah dan hasilnya adalah udara yang suhunya sangat dingin sehingga udara mencair.Setelah itu, udara cair kita saring untuk
memisahkan gas CO2 dan hidrokarbon, selanjutnya disuling. Udara cair masuk ke bagian puncak kolom tempat nitrogen, komponen yang paling mudah
menguap, keluar sebagai gas. Pada pertengahan kolom, gas argon keluar dan oksigen cair. Oksigen sebagai komponen udara yang paling sulit menguap
terkumpul di dasar. Titik didih normal nitrogen, argon, dan oksigen adalah -195,80C , dan -183,0oC.
2NH3 + 3CuO → N2+ 3Cu + 3H2O
8.Pembuatan Gas Oksigen
Pembuatan gas oksigen di laboratorium berbeda dengan pembuatan gas oksigen untuk kepentingan industri.

1.Pembuatan Gas Oksigen di Laboratorium


Pembuatan gas oksigen di laboratorium dapat dilakukan dengan cara memanaskan senyawa oksidanya, seperti yang dilakukan oleh
Priestley berikut ini.

2HgO(5) dipanaskan 2Hg (s) + O2(g)


2KClO3 (5) dipanaskan→ 2KCl(s) + 3O2(g)
2BaO2(5) dipanaskan 2BaO(s) + O2(g)

Selain itu, oksigen juga dapat diperoleh dengan cara mengelektrolisis larutan garam alkali nitrat atau alkali sulfat.
NaNO3(aq) Na+(aq) + NO3-(aq)
Katoda (Pt): 2H₂O(l) + 2e- 2OH-(aq) + 2H₂(q)
Anoda (Pt): 2H₂O (1) 4e- + 4H+(aq) + O₂(g)
Melalui cara elektrolisis ini, diperoleh gas oksigen di anode.

2) Pembuatan Gas Oksigen di Industri


Industri Pembuatan gas oksigen untuk keperluan industri dilakukan dengan cara distilasi udara cair.Udara yang mengandung 21% oksigen
dan 78% nitrogen didinginkan hingga suhu -200°C dengan tekanan tinggi sehingga udara mencair. Kemudian, udara cair tersebut m secara
berangsur-angsur dipanaskan. Pada suhu -195,8°С, nitrogen akan menguap, dan selanjutnya dipisahkan. Padasuhu -183°C, oksigen cair
akan menguap sehingga dapat dipisahkan dari gas lainnya.
C.GOLONGAN GAS MULIA DAN
HOLOGEN
1.Sifat unsur golongan gas mulia
Gas mulia termasuk unsur yang stabil.Artinya sukar bereaksi dengan unsur lain dan sukar menerima
ataupun melepas elektron,Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan sedikit larut dalam air,Sebagai gas
monoatomik,Bersifat non polar,Titik cair sangat rendah karena memiliki gaya antar molekulnya, sebanding
dengan massa molekulnya.
2.Sifat fisik unsur golongan gas mulia
Titik didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia lebih kecil daripada suhu ruangan (25°C atau 298 K)
sehingga seluruh unsur gas mulia berwujud gas. Karena bersifat stabil, unsur-unsur gas mulia tersebut di
alam berada dalam bentuk monoatomik.

3.Sufat periodic unsur halogen


Unsur halogen memiliki 7 elektron valensi dengan harga keelektronegatifan dan afinitas elektron besar.
Oleh karena itu, atom unsur halogen sangat mudah menerima elektron dan membentuk ion negatif.
Karena kemudahannya membentuk ion negatif, halogen digolongkan ke dalam pengoksidasi kuat. Dari
atas ke bawah, keelektronegatifan, afinitas elektron, dan sifat pengoksidasi golongan halogen semakin
menurun. Perhatikan data sifat periodik golongan halogen.
4.Sifat fisik unsur Halogen
gas fluorin (F) dan klorin (Cl) memiliki titik didih dan titik leleh yang lebih rendah daripada
suhu ruangan (25°C). Berarti, kedua unsur tersebut berwujud gas.Halogen mempunyai
warna dan aroma tertentu. Fluorin berwarna kuning muda, klorin berwarna hijau muda,
bromin berwarna merah tua, lodin padat berwarna hitam. Sedangkan uap iodin berwarna
ungu. Semua halogen berbau rangsang dan menusuk, serta bersifat racun
D. GOLONGAN ALKALI DAN
ALKALI TANAH
1.Sifat unsur golongan alkali
a.Sifat periodik Logam Alkali

Logam alkali hanya memiliki satu elektron valensi sehingga


sangat mudah melepaskan elektronnya (energi ionisasinya kecil).
Oleh karena itu, logam alkali digolongkan ke dalam zat
pereduksi (reduktor) kuat. Unsur-unsur alkali dalam sistem
periodik dari atas ke bawah, jari-jari atomnya semakin besar dan
energi ionisasi semakin kecil sehingga semakin mudah
melepaskan elektron. Dengan kata lain, sifat pereduksinya
semakin kuat (mengapa?). Potensial reduksi golongan alkali
memiliki harga yang besar dan negatif. Artinya, logam alkali sulit
mengalami reduksi, dan sebaliknya mudah mengalami oksidasi.
Sifat periodik unsur golongan alkali ini dapat kita lihat pada tabel
berikut
2.Sifat fisik logam alkali
Logam alkali memiliki titik leleh dan titik didih di atas suhu ruangan(25•c).Berarrti semua
unsur logam alkali berwujud padat pada suhu ruangan.khususnya sesium,jika lingkungan pada
saat pengukuran melebihi 28•c unsur ini akan berwujud cair.Berikut data sifat fisik logam
Alkali.

3.Sifat kimia unsur logam


alkali
Logam Alkali ternasuk logam yang sangat reaktif karena logam ini merupakan pereduksi
kuat.Logam alkali juga dapat membentuk senyawa basa kuat
1.Reaksi logam Alkali dan airDari reaksi tersebut di hasilkan basa dan gas hidrogen 2L(s)
+2H2O(l)→2LOH(aq)+H2(g)
Reaksi tersebut sangat eksoterm sehingga dapat menimbulkan ledakan hebat.semakin besar
nomor atom ledakan yang terjadi semakin hebat dan sifat basa logam alkali semakin kuat
2.Reaksi logam Alkali dan HalogenUnsur Halogen bersifat sebagai pengoksidasi.Reaksi yang
terjadi antara logam alkali dan unsur berlangsung hebat dan menghasilkan garam
halida.Reaksinya berlangsung sebagai berikut. 2L(s)+X2→2LX
3.Reaksi logam Alkali dan oksigenLogam alkali mudah bereaksi dengan oksigen(mudah
terbakar) membentuk senyawa oksida(biloks O=-2),peroksida(biloks O=-1) atau
superoksida(biloks O=-1/2)Jika alkali direaksikan dengan oksigen akan di hasilkan oksida
alkali.untuk menghasilkannya jumlah oksigen harus dibatasi dan digunakan suhu yang
rendah(dibawah 180•c)
4L(s)+O2(g)→2L2O(s)
2.Sifat unsur golongan alkali tanah
a.Sifat periodik Alkali tanah
Logam alkali tanah memiliki jari-jari atom yang besar dan harga energi ionisasi yang kecil.Berarti, atom-
atom unsur golongan alkali tanah mudah melepaskan elektron. Mudah melepaskan elektron, artinya mudah
mengalami oksidasi sehingga unsur ini bersifat pereduksi kuat. Akan tetapi, karena elektron valensinya
terdiri atas dua elektron, sifat pereduksinya tidak sekuat unsur golongan alkali yang memiliki satu elektron
valensi. Hal ini dapat dilihat dari gejala reaksinya dengan air yang tidak sehebat unsur golongan
alkali.Berikut data sifat periodik alkali tanah
b.sifat fisik logam Alkali tanah
Titik didih dan titik leleh logam alkali tanah lebih tinggi
daripada suhu tuangan.Oleh karena itu unsur unsur logam
alkali tanah berwujud padat pada suhu ruangan.Berikut
data sifat fisik Logam alkali tanah
C.Sifat kimia alkali tanah
1.Reaksi dengan air
Berilium tidak bereaksi dengan air,magnesium hanya dapat bereaksi dengan air panas,Ca,Sr,Ba,dan Ra dapat
bereaksi dengan air dingin.Berikut reaksinya.L(s)+2H2O→L(OH)2(aq)+H2(g)
2.Reaksi dengan oksigen
Dengan pemanasan,Be dan Mg dapat bereaksi dengan oksigen.Jika pemanasan di teruskan logam logam ini akan
terbakar.Logam alkali tanah yang terletak di bawah Mg bersifat mudah membentuk oksida,bahkan jika jumlah
oksigen berlebih akan membentuk peroksida dengan reaksi sebagai berikut2L(s)+O2(g)→2LO(s) oksida alkali
tanahL(s)+O2(g)→LO2(s) Peroksida alkali tanah
3.Reaksi dengan Halogen
Semua unsur logam alkali tanah dapat
bereaksi dengan unsur halogen membentuk garam halide
L+X2→LX2
4.) Reaksi pengendapan logam alkali tanah
3.Kesedahan air
Air sadah (hard water) adalah air yang mengandung kation Ca2+ atau Mg2+. Kesadahan air, biasanya dinyatakan sebagai massa
CaCO3 (mg) dalam 1 L air. Jika kadar Ca2+ tinggi, biasanya secara fisik air tersebut tampak keruh. Batasan kesadahan air adalah 500
bpj (500 mg CaCO3 dalam 1 L air).Jenis Kesadahan Air:Kesadahan digolongkan dalam dua jenis, yaitu kesadahan sementara dan
kesadahan tetap.
1.)Kesadahan Sementara
Air bersifat kesadahan sementara jika mengandung ion bikarbonat (HCO3-)atau mengandung senyawa Ca(HCO3)2 atau Mg(HCO3)2. Air sadah ini disebut juga air
sadah bikarbonat. Kesadahan sementara dapat dihilangkan dengan pemanasan sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca atau Mg2+. Garam bikarbonat ini jika
dipanaskan akan terurai membentuk senyawa karbonat.Ca(HCO3)2 (aq) dipanaskan CaCO ₃ (s)+ H ₂O(aq) + CO ₂(g)Endapan CaCO3 ini dapat dipisahkan sehingga
air bebas dari ion Ca2+ terlarut. Dengan demikian, air terbebas dari kesadahah atau dengan kata lain tetap berupa air lunak.
2) Kesadahan Tetap
Air bersifat kesadahan tetap jika mengandung anion bukan bikarbonat (dari kation Ca²+ atau Mg2+) sehingga disebut juga air sadah nonbikarbonat. Anion yang
diikat dapat berupa Cl- , NO3- atau SO4 2-.Berarti, senyawa yang terlarut dapat berupa CaCl2,MgCl2,Ca(NO3)2 Mg(NO3)2, CaSO4 atau MgSO4Air yang
mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap karena proses penghilangan kesadahannya tidak dapat dilakukan hanya dengan pemanasan, tetapi
harus melalui reaksi kimia. Pereaksi yang digunakan adalah larutan karbonat, yaitu Na2CO3(aq) atau K2CO3(aq). Penambahan larutan karbonat bertujuan agar ion
Ca²+ bereaksi dengan ion CO3 2-sehingga membentuk endapan CaCO 3

E.PERIODE KETIGA DAN PERIODE KEEMPAT


1. Sifat Periodik Unsur Periode Ketiga
Unsur-unsur periode ketiga terdiri atas Na, Mg, Al, Si, P, S, Cl, dan Ar. Harga
keelektronegatifan unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin besar, dan
sebaliknya, harga keelektropositifannya semakin kecil. Artinya, unsur tersebut
semakin mudah membentuk ion negatif dan semakin sukar membentuk ion
positif. Dari kiri ke kanan, sifat nonlogam unsur periode ketiga semakin kuat. Hal
ini disebabkan oleh harga keelektronegatifannya yang semakin besar sehingga
semakin mudah membentuk ion negatif.Berikut data sifat periodik unsur periode
ke tiga
2. Sifat fisik unsur periode ketiga
4.Sifat logam dan nonlogam
Unsur-unsur periode ketiga, seperti Na, Mg,
dan Al merupakan unsur logam, sedangkan
unsur-unsur P, S, dan Cl merupakan unsur
nonlogam. Adapun Si merupakan unsur yang
memiliki sifat peralihan antara unsur logam dan
nonlogam sehingga disebut unsur metaloid (semi
logam). Argon (Ar) termasuk golongan gas mulia
yang bersifat inert (sulit bereaksi) sehingga tidak
dibahas lebih lanjut dalam unit ini.
Logam memiliki sifat dapat menghantarkan
listrik, padatannya dapat ditempa, dan
permukaannya memiliki kilap khas logam.
3.Sifat kimia unsur periode ketiga Adapun nonlogam umumnya tidak memiliki sifat-
Unsur-unsur periode ketiga memiliki keteraturan sifat secara sifat tersebut. Unsur logam cenderung
berurutan dari kiri ke kanan sebagai berikut. membentuk ion positif, sedangkan unsur
a) Sifat pereduksi berkurang dan sifat pengoksidasi bertambah. nonlogam cenderung membentuk ion negatif.
b) b) Sifat logam semakin lemah dan sifat nonlogam semakin kuat. Sifat logam unsur-unsur periode ketiga, dari kiri
c) c) Sifat basa semakin lemah dan sifat asam semakin kuat. ke kanan semakin lemah. Hal ini berhubungan
dengan harga keeletronegatifannya yang
semakin bertambah.
F.UNSUR RADIOAKTIF

1.) Keradioaktifan
Unsur-unsur dengan nomor kuramg dari 83 dapat memiliki isotop ( unsur bernomor atom
sama,tetapi bernomor
massa beda) yang bersifat radiaktif. Suatu zat yang secara sepontan dapat
memancarkan sinar disebut zat radioaktif.
2.) Pita Kesetabilan Inti dan Sinar Radioaktif
Pita kestabilan inti ini adlah grafik yang menyatakan hubungan antara jumlah neutron dan
proton. Unsurnya merupakan isotop yang stabil memuat unsur bernomor atom 83. Sinar
radioaktif yang dipancarkan oleh inti yang tidak stabil berupa :
a.) sinar alfa,merupakan partikel bermuatan positif dengan muatan +2
b.) sinar beta,merupakan partikel bermuatan negative berasal dari neutron berubah menjadi proton
dan electron
c.) sinar gamma,merupakan gelombang elektromagnetik berenergi tinggi dengan panjang
gelombang yang pendek ,tidak bermuatan,tidak bermassa , daya tembus 10.000 kali sinar alfa
d.) sinar proton,merupakan inti atom hydrogen dengan muatan +1
e.) sinar neutron,merupakan sinar radioaktif tak bermuatan dengan massa
f.) sinar positron,merupakan sinar tak bermassa tetapi muatannya +1

Anda mungkin juga menyukai