Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KIMIA ANALISIS 1

KLASIFIKASI ANION

DISUSUN OLEH
KELAS : FARMASI H
KELOMPOK :1
ALYA R.A GUNAWAN (224111252) MARIA I.I GORING (224111262)
AMINA TIUMLAFU (224111254) MARIA M.Y SUE (224111263)
ANJES EDOIN ALNABE(224111253) MARIA M.B SERAN (224111264)
ANTONIA TAMARA TUPEN ( 224111255) MARIA O.L SERAN (224111265)
BARBARA V.G.T BOUK ( 22411256) MARIA T.M MORI (224111267)
Gracia I.S.B. Chandra (224111258) MARIA V.E AKOIT (22411268)
GUINEA A. MUTI KIIK (224111259) NESHA S. DOPONG ( 224111269)
JANUARIUS E. KETTI (224111260) NOBERTHY E. HATUBARA (224111270)
KEANE A.C LATELAY (224111261) FALDY M.K. PELLOKILA (224112007)
SHAVIRA W. ROSNAH (224112011)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS CITRA BANGSA KUPANG
2023
PEMBAHASAN
Kimia analisis dapat dibagi menjadi 2 bidang, yaitu analisis kualitatif
dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif berkaitan dengan identifikasi zat.
Urusannya adalah unsur atau senyawa apa yang ada dalam sampel. Disisi
lain, analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan jumlah suatu zat
tertentu dalam sampel (A.L. Underwood : 1993). Dalam metode analisis
kualitatif, kita menggunakan beberapa pereaksi antara lain pereaksi selektif
dan spesifik. Pereaksi ini digunakan untuk mengetahui jenis anion/kation
dalam larutan. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai analisis anion.
Analisis anion adalah analisis yang tujuannya untuk menganalisis
keberadaan ion dalam suatu sampel. Sedangkan analisis kualitatif
dilakukan untuk mengetahui jenis unsur atau ion yang terkandung dalam
sampel. Jadi, analisis anion kualitatif adalah analisis yang dilakukan untuk
mengetahui keberadaan anion dan jenis anion apa yang ada dalam suatu
sampel.
Anion adalah ion negatif yang terbentuk ketika atom menerima satu
atau lebih elektron dalam proses kimia. Deteksi anion tidak memerlukan
metode sistematis seperti pada kation. Anion dapat dibagi menjadi golongan-
golongan utama, sesuai dengan kelarutan garam peraknya, garam kalsium
atau bariumnya dan garam zinknya. Namun, dianggap berguna untuk
menunjukkan keterbatasan metode ini. Vogel mengklasifikasikan anion
berdasarkan proses yang digunakan dalam identifikasi anion yang menguap
ketika direaksikan dengan asam dan identifikasi anion berdasarkan reaksi
dalam larutan.
Uji pendahuluan analisis kualitatif anion juga didasarkan pada sifat
fisik seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutan. Kemudian
dilakukan uji spesifik untuk jenis anion tertentu yang diduga ada. Beberapa
anion menghasilkan asam lemah yang mudah menguap atau teroksidasi
oleh asam sulfat pekat, seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Anion lain tidak bereaksi dengan asam sulfat pekat dalam keadaan dingin,
tetapi nitrat bereaksi membentuk uap coklat dari NO2 yang dihasilkan, dan
asetat memiliki bau cuka yang khas ketika bereaksi dengan asam sulfat
pekat.

❖ Macam-macam kelompok anion


Anion dibagi kedalam beberapa kategori, yaitu:

● Anion sederhana: O2-, F-, atau CN-.

● Anion okso diskret: NO3-, SO42-.


● Anion polimer okso: silikat, borat, atau fosfat yang
terkondensasi.
● Anion kompleks halida: TaF6 dan kompleks anion yang sangat
basa seperti oksalat.

❖ Klasifikasi anion
a. Klasifikasi 1: contoh pengelompokan anion dibagi berdasarkan
reaksinya dengan HCl encer dan perbedaan kelarutannya
sebagai garam barium dan perak. Empat golongan anion dan
sifat-sifatnya adalah sebagai berikut:
- Anion 1: bereaksi dengan HCl(aq) menghasilkan gas atau
endapan.
1) Karbonat: CO32- + 2H+ → CO2(g) + H2O
2) Silikat: SiO32- + 2H+ → H2SiO3(s)
3) Sulfida: S2- + 2H+ → H2S(g)
4) Sulfit: SO32- + 2H+ → SO2(g) + H2O
5) Tiosulfat: S2O32- + 2H+ → S(s) + SO2(g) + H2O
- Anion 2: tidak bereaksi dengan HCl(aq), tetapi membentuk
endapan dengan ion barium dalam kondisi netral, yaitu
sulfat, fosfat, fluorida, dan borat.
SO42- + Ba2+ → BaSO4(s)
2F- + Ba2+ → BaF2(s)
B4O72- + 2Ba2+ + H2O → 2Ba(BO2)2(s) + 2H+
- Anion 3: tidak bereaksi dengan HCl(aq) atau ion barium,
namun membentuk endapan dengan ion perak dalam
media asam nitrat encer, yaitu klorida, bromida, iodida,
dan tiosianat.
1) Klorida: Cl- + Ag+ → AgCl(s)
2) Bromida: Br- + Ag+ → AgBr(s)
3) Iodida: I- + Ag+ → AgI(s)
4) Tiosianat: SCN- + Ag+ → AgSCN(s)
- Anion 4 : tidak bereaksi dengan pereaksi-pereaksi di atas.
Golongan ini yaitu ion nitrit, nitrat, dan klorat.
b. Klasifikasi 2
- Anion-anion yang membentuk gas dengan bereaksi
dengan asam (HCl encer atau H2SO4 encer)
- Anion-anion yang membentuk endapan dengan pereaksi
seperti AgNO3, BaCl2, PbNO3 dan lain-lain
- Kelompok anion yang dapat diidentifikasi dari reaksi
redoks. Namun pengelompokan ini tidak mutlak karena
beberapa anion dapat membentuk gas dan asam sekaligus
endapan ketika bereaksi dengan pereaksi AgNO3, BaCl2,
atau PbNO3.

A. Identifikasi Analisis Anion


Secara umum, anion dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
a. Golongan sulfat: SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO2-, CO32-, C2O42- ,
AsO43-
b. Golongan halida : Cl-, Br-, I-, S2-
c. Golongan nitrat : NO3-, NO2-,C2H3O2

B. Uji Identifikasi Anion


1. Uji Pendahuluan
Memisahkan anion pengoksidasi dan pereduksi menjadi empat
golongan berdasarkan reaksinya dengan larutan encer asam
perklorat (HCLO4) dan ion perak (Ag+). Dapat dideteksi dengan
munculnya perubahan warna, pembentukan gas dan
terbentuknya endapan.
a. Deteksi keberadaan ion pengoksidasi
Muncul warna merah–coklat hingga hitam ketika beberapa
tetes larutan sampel ditambahkan ke dalam larutan
mangan (II) klorida (MnCl2) dalam HCl pekat, hal ini
menunjukkan adanya anion pengoksidasi.
b. Deteksi keberadaan ion pereduksi
Munculnya suspensi atau endapan biru gelap ketika
larutan sampel ditambahkan ke dalam larutan yang
mengandung FeCl3, K3[Fe(CN)6] dan HCl encer
menunjukkan adanya anion pereduksi, seperti S 2-, SO32-,
I-, atau NO2-. Endapan biru dihasilkan dari pembentukan
senyawa kompleks KFe[Fe(CN)6] dengan besi (II) dan
besi(III).
c. Deteksi dari kelompok anion
Sifat asam basa dan reaksi kesetimbangan dalam larutan
anion dari empat kelompok didasarkan pada sifatnya
terhadap asam perklorat dan ion perak. 4 golongan ini
hanya dimaksudkan untuk memberikan informasi awal
tentang ada tidaknya ion itu sendiri. Klasifikasi ini
penting, agar anion dari kelompok lain tidak
terinterferensi ion-ion dalam suatu kelompok
d. Sifat anion terhadap asam sulfat pekat
Penggunaan larutan asam sulfat pekat (18M) dalam
analisis anion bergantung pada kemampuan anion
sebagai oksidator dan keasamannya. Jika sampel yang
diperiksa adalah campuran dari garam, maka hasil
pengujian tidak selalu mudah diinterpretasikan, karena
gas yang terbentuk dapat terperangkap. Hal yang sama
berlaku untuk garam yang sulit larut (misalnya perak
halida) dan garam yang mengandung karakter kovalen
(misalnya CdI2 dan HgCl2) yang hanya bereaksi lambat
dengan asam.

C. Reaksi Khusus Terhadap Anion:


1. Karbonat (CO32-)
a. Gas CO2 dihasilkan dengan menambahkan HCl(aq). Gas
CO2 yang dihasilkan dapat diketahui dengan
mereaksikannya dengan air barit (Ba(OH)2(aq))
membentuk BaCO3(s).
CO32- + 2H+ → CO2(g) + H2O
CO2 + Ba2+ + 2OH- → BaCO3(s) + H2O
b. Ketika karbonat direaksikan dengan AgNO 3, terbentuk
endapan putih Ag2CO3. Namun, jika pereaksi terlalu
banyak atau dididihkan, endapan berubah menjadi
kuning atau cokelat karena terbentuknya perak oksida
(Ag2O).
CO32- + 2Ag+→ Ag2CO3(s)
Ag2CO3(s) → Ag2O(s) + CO2 (g)

Endapan Ag2CO3 larut dalam HNO2 dan NH3


Ag2CO3 + 2H+ → 2Ag+ + CO2(g) + H2O
Ag2CO3 + 4NH3 → 2[Ag(NH3)2] + CO32-
Endapan putih terbentuk saat direaksikan dengan barium
klorida atau kalsium klorida.
CO32- + Ba2+ → BaCO3(s)
CO32- + Ca2+ → CaCO3(s)

2. Sulfit (SO32-)
a. Bereaksi dengan HCl encer dan H2SO4 encer membentuk
gas SO2 yang dapat diidentifikasi dari bau khas sulfur
atau dengan kertas saring yang dibasahi dengan larutan
asam kalium dikromat. Gas SO2 bereaksi dengan dikromat
(Cr(VI)) membentuk Cr(III) berwarna hijau.
SO32- + 2H+ → SO2(g) + H2O
3SO2 + Cr2O72- + 2H+ → 2Cr3+ + 3SO42- + H2O
Pilihan lainnya adalah membasahi kertas saring dengan
larutan kalium iodat dan amilum. Adanya gas SO 2 dapat
dideteksi dengan munculnya warna biru pada kertas
saring akibat terbentuknya kompleks iodine-amilum.
5SO2 + 2IO3 - + 4H2O → I2 + 5SO42- + 8H+
b. Reaksi dengan barium klorida menghasilkan endapan
putih barium sulfat.
SO32- + Ba2+ → BaSO3(S)
c. Reaksi dengan AgNO3 membentuk endapan putih Ag2SO3
(secara bertahap melalui pembentukan ion
sulfitoargentat). Endapan larut jika terlalu banyak
pereaksi ditambahkan dan mengendap kembali sebagai
logam perak pada saat mendidih.
SO32- + Ag+ → [AgSO3]–
[AgSO3]– + Ag+ → Ag2SO3(s)
Ag2SO3(s) + SO32- → 2[AgSO3]–
2[AgSO3]– → 2Ag(s) + SO42- + SO2(g)

d. Endapan Ag2SO3 larut dalam asam nitrat encer


melepaskan gas SO2. Selain itu, endapan juga larut dalam
ammonia membentuk kompleks diammin-argentat.
Ag2SO3(s) + 2H+ → SO2(g) +2Ag+ + H2O
Ag2SO3(s) + 4NH3→ 2[Ag(NH3 )2 ]+ SO32-
e. Bereaksi dengan Pb asetat atau Pb nitrat membentuk
endapan putih PbSO3 yang larut dalam asam nitrat encer.
SO32- + Pb2+ → PbSO3(s)
PbSO3(s) + 2H+→ SO2(g) + Pb2+ + H2O
3. Sulfida (S2-)
a. Reaksi dengan HCl encer atau H2SO4 encer melepaskan
gas hidrogen sulfida (H2S) yang dapat dikenali dari baunya
yang khas. Selain itu, H2S juga dapat menghitamkan
kertas saring yang dibasahi larutan Pb asetat melalui
pembentukan PbS.
S2- + 2H+ → H2S(g)
H2S + Pb2+ → PbS(s)
H2S juga dapat diidentifikasi dengan cara melewatkannya
pada kertas saring yang dibasahi larutan kadmium asetat,
yang mengubah kertas saring menjadi kuning ketika CdS
terbentuk.
b. Reaksi dengan larutan AgNO3 membentuk endapan hitam
Ag2S. Endapan tidak larut dalam suasana dingin, tetapi
larut dalam asam nitrat encer panas.
S2- + 2Ag+ → Ag2S(s)
c. Reaksi dengan larutan Pb asetat menghasilkan endapan
PbS hitam. Di sisi lain, reaksi dengan larutan barium
klorida (BaCl2) tidak menghasilkan endapan.
S2- + Pb(CH3COO)2 → PbSO4 hitam + 2CH3COO-

4. Nitrit (NO2–)
a. Reaksi dengan HCl encer : penambahan asam secara hati-
hati menghasilkan cairan berwarna biru pucat dengan
sifat temporer dan mengeluarkan asap nitrogen dioksida
(NO2) berwarna coklat. Cairan biru pucat menunjukkan
pembentukan asam nitrit bebas (HNO 2) atau anhidridanya
(N2O3), sedangkan NO2 terbentuk dari kombinasi NO dan
oksigen atmosfer.
NO2- + H+ → HNO2
2HNO2 → N2O3 + H2O
3HNO2 → HNO3 + 2NO(g) + H2O
2NO(g) + O2 (g) → 2NO2(g)
b. Reaksi dengan barium klorida (BaCl2) tidak menghasilkan
endapan.
c. Reaksi larutan pekat dengan AgNO3 menghasilkan
endapan putih perak nitrit.
NO2- + Ag+ → AgNO2(s)

d. Reaksi dengan kalium permanganat (KMnO4) dalam


suasana asam, mengubah warna ungu permanganat
menjadi tidak berwarna
5NO2- + 2MnO4- + 6H+ → 5NO3- + 2Mn2+ + 3H2O
❖ Beberapa reaksi identifikasi anion lainnya sebagai berikut:
- SO32- : Saat larutan KMnO4 diasamkan dengan asam sulfat
encer, warna ungu KMnO4 hilang karena MnO4- tereduksi
menjadi ion Mn2+.
- NO2- : Iodium dibebaskan saat larutan KI diasamkan dengan
asetat atau sulfat encer. Hal ini dapat dikenali dari munculnya
warna biru pasta kanji.
REFERENSI
Alauhdin, M. (2020). BUKU AJAR KIMIA ANALITIK DASAR. Semarang:
UNNES PRESS.
Aulia, M. N., Baihaqi, R., M., S. M., Agnesia, T., & F., F. (n.d.). Metode
Analisis Anion. 7-8.
Aulia, Z. (n.d.). IDENTIFIKASI ANION. 9-13.
Dr. Hasri, M. (n.d.). ANALISIS KUALITATIF (KATION DAN ANION). e - Modul ,
31-35, 37-38.
Lukum, M. P. (2022). Dasar-Dasar Kimia Analitik. Gorontalo.
Niwayatul, A. N. (2014). Penyelidikan anion. 22, 24, 29, 31.
Oktafiani, I., Ameliana, E., Fiviyanti, S., & Almarif, I. (2021). MAKALAH
GOLONGAN ANION. 5.
Yusuf, M. D. (2019). Belajar Mudah Kimia Analisis. Jakarta: EduCenter
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai