Anda di halaman 1dari 38

IDENTIFIKASI KATION

Mochamad Rizal Maulana, S.KM., M.KL | POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


KIMIA ANALITIK

• Secara garis Besar, Kimia analisis dibagi menjadi Analisis Kualitatif dan
Analisis Kuantitatif

• Kualitatif hanya membahas terkait identifikasi zat dalam sampel atau


pemisahan sebuah unsur

• Kuantitatif berhubungan dengan penetapan kadar atau banyak suatu zat


dalam sampel
ANALISIS KUALITATIF

• Analisis Kualitatif adalah proses mendeteksi keberadaan unsur kimia, serta


cara efektif mempelajari unsur-unsur ion dalam larutan kimia (sampel)

• Analisis Kualitatif membutuhkan reagen pereaksi yang terdiri dari pereaksi


golongan dan pereaksi spesifik

• Pereaksi tersebut berperan dalam mengetahui jenis kation/anion dalam


larutan

• Pereaksi Golongan Kation: HCl, H2S, (NH4)2CO3, dan (NH4)2SO4


ANALISIS KUANTITATIF

• Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu


yang ada dalam sampel

• Analisis kuantitatif JUGA membutuhkan reagen pereaksi yang terdiri dari


pereaksi golongan dan pereaksi spesifik

• Hanya Saja, Kesulitan yang lebih besar dijumpai pada saat mengidentifikasi
berbagai konsentrasi dalam suatu campuran untuk ion, biasanya dilakukan
pemisahan ion terlebih dahulu melalui proses pengendapan, selanjutnya
dilakukan pelarutan kembali endapan tersebut
GOLONGAN KATION

• Dalam analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam 5


golongan BERDASARKAN SIFAT PEREAKSI yang digunakan

• Umumnya klasifikasi kation didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida,


sulfida dan karbonat dari kation-kation tersebut

• Di dalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu yang
terbagi sebagai berikut:
KATION GOLONGAN I

• Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer.

• Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg

• Pemisahan kation golongan I tersebut dari campuran sebagai garam klorida


didasarkan fakta bahwa garam klorida dari golongan I tidak larut dalam
suasana asam (pH 0,5-1)
KATION GOLONGAN I

• Pereaksi golongan (Asam klorida encer)  Reaksi golongan Endapan putih


(Garam Klorida) timbal klorida (PbCl2), Merkurium klorida (Hg2Cl2), dan
perak klorida (AgCl)

• Identifikasi terhadap ketiga kation tersebut setelah terpisah adalah sebagai


berikut:

• Pb2+ dapat direaksikan dengan K2CrO4 yang akan membentuk PbCrO4


(endapan kuning). Pb2+ + CrO4  PbCrO4 (endapan kuning glitter) seperti
sisik ikan
KATION GOLONGAN I

• Ag+ dapat diidentifikasi dengan mereaksikannya terhadap KI, sehingga terbentuk


AgI (endapan kuning muda). Atau mengasamkan filtrat yang diperoleh dari
pemisahan dengan asam nitrat encer, sehingga kiompleks [Ag(NH3)2] terurai
kembali dan dihasilkan endapan putih AgCl. [Ag(NH3)2] + KI  AgI (endapan
kuning muda) + 2 NH3

• Hg (I) dapat diidentifikasi dari warna endapan yang terjadi pada pemisahannya
dengan Ag+, adanya Hg2+ ditandai dengan adanya endapan berwarna hitam.
Hg2Cl2 + 2 NH3  [Hg(NH2)Cl + Hg] (endapan hitam) + NH4+ + Cl-
KATION
GOLONGAN I
KATION GOLONGAN II

• Bereaksi dengan asam klorida (HCl), tetapi membentuk endapan dengan


hidrogen sulfida (H2S) dalam suasana asam mineral encer

• Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn

• Kation golongan II dibagi dalam dua sub-golongan yaitu sub golongan


tembaga dan sub golongan arsenik

• Golongan Arsenik larut dalam pereaksi ammonium polisulfida  garam


Tio. Sedang golongan tembaga tidak larut
KATION GOLONGAN II

• Kation golongan II : Merkuri (II), timbal (II), bismuth (III), tembaga (II),
kadmium (II), arsen (III) dan (V), stibium (III), dan timah (II)

• Reagensia golongan : hydrogen sulfida (gas atau larutan-air jenuh)

• Reaksi golongan : endapan-endapan dengan berbagai warna HgS (hitam),


PbS (hitam), Bi2S3(coklat), AS2S3 (kuning), Sb2S3 (jingga), SnS2 (coklat)
dan SnS2 (kuning).
Identifikasi (Hg+)

A. Larutan amonia, menghasilkan endapan putih yang berupa merkurium(II) oksida dan
merkurium(II) nitrat. 2Hg2+ + NO3- + 4NH3 + H2O  HgO.Hg(NH2)NO3 + NH3

B. Natrium hidroksida bila ditambahkan dalam jumlah sedikit menghasilkan endapan


berwarna merah kecoklatan. Bila dalam jumlah yang stoikiometris,endapan berubah
menjadi kuning ketika terbentuk merkurium(II) oksida. Hg2+ + 2OH-  HgO + H2O.
Endapan tak larut dalam natrium hidrosikda berlebihan. Asam dapat melarutkan
endapan.

C. Kalium iodida menghasilkan endapan berwarna merah berupa merkurium(II) iodide.


Hg2+ + 2I-  HgI2
Identifikasi (Bi3+)

A. Larutan amonia, menghasilkan endapan berwarna putih berupa garam basa. Bi3+ + NO3-
+ 2NH3 + 2H2O  Bi(OH)2NO3 + 2NH4+. Endapan larut dalam reagensia berlebih.

B. Natrium hidroksida, menghasilkan endapan putih berupa bismut(II) hidroksida. Bi3+ +


3OH-  Bi(OH)3. Endapan hanya sedikit sekali yang larut dalam reagensia berlebihan
dengan larutan dingin.

C. Kalium iodida, bila ditambahkan setetes demi tetes menghasilkan endapan berwarna
hitam berupa bismuth(II) iodide Bi3+ + 3I-  BiI3. Endapan mudah larut dalam reagensia
berlebihan yang akan membentuk ion tetraiodobismutat yang berwarna jingga. BiI3 + I- 
[BiI4]-
Identifikasi (As2+)

A. Larutan perak nitrat menghasilkan endapan berwarna merah kecoklatan


berupa perak arsenat (Ag3AsO4)

AsO43- +3Ag+  Ag3AsO4

B. Larutan kalium iodida, jika ada asam klorida pekat, iod akan diendapkan,
dengan mengocok campuran dengan 1-2 ml kloroform atau karbon
tetraklorida. Zat yang terakhir ini akan diwarnai ungu oleh iod.

AsO43- + 2H+ + 2I-  AsO33- + I2 + H2O


Identifikasi (Cu2+)

A. Larutan amonia, bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit menghasilkan
endapan berwarna biru berupa tembaga sulfat basa. 2Cu2+ + SO42- + 2NH3 + 2H2O 
Cu(OH)2.CuSO4 + 2NH4+ . Endapan larut dalam reagensia berlebihan dimana
terbentuknya ion kompleks tetraaminokuprat(II) yang berwarna biru tua. Cu(OH)2.CuSO4
+ 8NH3  2[Cu(NH3)4]2+ + SO42- + 2OH-

B. Natrium hidroksida dalam larutan dingin menghasilkan endapan berwarna biru berupa
tembaga(II) hidroksida. Cu2+ + 2OH-  Cu(OH)2. Endapan tak larut dalam reagensia
berlebihan. Bila dipanaskan, endapan berubah menjadi tembaga(II) oksida berwarna
hitam. Cu(OH)2  CuO + H2O

C. Kalium iodida mengendapkan tembaga(I) iodida berwarna putih. Tetapi larutannya


berwarna coklat tua karena terbentuknya ion-ion tri-iodida (iod). 2Cu2+ + 5I-  2CuI
KATION
GOLONGAN
II
KATION GOLONGAN III

• Tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida
dalam suasana asam mineral encer (buffer ammonium-amonium klorida)

• Kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana


netral / amoniakal

• Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn

• Ion logam diendapkan sebagai sulfida, kecuali aluminium dan kromium,


yang diendapkan sebagai hidroksida, karena hidrolisis yang sempurna dari
sulfida dalam larutan air
KATION GOLONGAN III

• Golongan IIIA juga diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan amonia


dengan adanya amonium klorida

• Golongan IIIB diendapkan sebagai garam sulfidnya dengan mengalirkan gas


H2S dalam larutan analit yang suasananya basa (dengan larutan buffer
NH4Cl dan NH4OH)

• Kation golongan III (Al3+, Cr3+, Fe2+, Mn2+) membentuk sulfida yang lebih
larut dibandingkan kation golongan 2
Pemisahan Sub golongan Aluminium dan Nikel

• Hidroksida aluminium dan kromium bersifat amfoter sehingga larut dengan


NaOH. Sebaliknya hidroksida besi dan mangan bersifat amfoter sehingga kation
tersebut tidak larut dengan NaOH.Hal ini yang mendasari pemisahan kedua
subgolongan dalam kation golongan III. Aqua regia juga akan mengoksidasi
Fe2+ menjadi Fe3+.

• Jika NaOH ditambahkan maka hidroksida ke empat kation tersebut akan


terbentuk, tetapi aluminium dan kromium yang bersifat amfoter akan larut
membentuk kompleks Al(OH)4-, Cr(OH) 4- , Zn(OH) 4- , sedangkan kation yang
lain tidak larut. Mn(OH)2 akan teroksidasi oleh udara menjadi MnO2 yang
berwarna hitam
Pemisahan Sub golongan Aluminium dan Nikel

• Penambahan hidrogen peroksida mempercepat oksidasi kedua zat tersebut,


juga mengoksidasi Cr(OH)4- menjadi CrO42-.

• Hidroksida besi cepat larut dalam asam sulfat menjadi Fe2+, tetapi MnO2
lambat larut. Hidrogen peroksida ditambahkan untuk mempercepat kelarutan
endapan ini dengan caramereduksinya menjadi MnO
Identifikasi besi (Fe)

Identifikasi besi dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya:

A. Kalium heksa siano ferat(II), K4Fe(CN)6. Membentuk endapan biru


Prussian.

4Fe3+ + 3Fe(CN)64- → Fe4[Fe(CN)6]3\

B. Kalium tiosianat, KSCN Larutan berwarna merah.

Fe3+ + SCN- → Fe(SCN)63


Identifikasi Mangan (Mn)

Mangan dapat diidentifikasi dengan mengoksidasi Mn2+ menjadi MnO4-yang


berwarna ungu dengan natrium bismutat (NaBiO3) dalam asam nitrat.

2Mn2+ + 5HBiO3 + 9H+  2MnO4- + 5Bi3+ + 7H2O


Identifikasi Mangan (Mn)

Pada filtrat hasil pemisahan dengan sub golongan besi, penambahan asam
nitrat akan memberikan reaksi berikut:

Al(OH)4- + 4H+  Al3+ + 4 H2O

2CrO42- + 2H+  Cr2O72- + H2O


Identifikasi Sub Golongan Aluminium (Al)

Jika terdapat kromat warna larutan berubah menjadi jingga dengan


terbentuknya dikromat. Penambahan amonium hidroksida lebih lanjut akan
membentuk endapan putih yang menunjukkan adanya Al. Sedangkan Cr2O72-
akan menjadi CrO42-.Identifikasi Cr dapat dilakukan dengan BaCl2
memberikan endapan kuning barium kromat.

CrO42- + Ba2+  BaCrO4


KATION
GOLONGAN III
KATION GOLONGAN IV

• Bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini membentuk endapan dengan
ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana
netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr

• Kation-kation golongan keempat, tidak bereaksi dengan asam klorida,


hidrogen sulfida ataupun amonium sulfida. tetapi amonium karbonat (jika ada
amonia atau ion amonium dalam jumlah yang sedang) membentuk endapan-
endapan putih

• Endapan-endapan putih yang terbentuk dengan reagensia golongan adalah


barium karbonat BaCO3, strontium karbonat SrCO3, dan kalsium karbonat
KATION GOLONGAN IV (Barium)

• Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan liat, yang stabil dalam
udara kering. Barium bereaksi dengan air dalam udara yang lembab,
membentuk oksida atau hidroksida. Barium melebur pada 710⁰C

• Logam ini bereaksi dengan air pada suhu ruang, membentuk barium
hidroksida dan hydrogen.

Ba + H2O → Ba2+ + H2↑ + 2OH-

• Asam encer melarutkan barium dengan mudah dengan mengeluarkan


hidrogen.
KATION GOLONGAN IV (Barium)

• Barium adalah bivalen dalam garam-garamnya, membentuk kation barium


(II), Ba2+. Klorida dan nitratnya larut, tetapi dengan menambahkan asam
klorida pekat atau asam nitrat pekat kepada larutan barium, barium klorida
atau nitrat mungkin mengedap sebagai akibat hukum kegiatan massa.
KATION GOLONGAN IV (Strontium)

• Strontium adalah logam putih-perak, yang dapat ditempa dan liat. Strontium
melebur pada 771oC. Sifat-sifatnya serupa dengan sifat-sifat Barium
KATION GOLONGAN IV (Kalsium)

• Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Ia melebur pada 845oC.
Ia terserang oleh oksigen atmosfer dan udara lembab; pada reaksi ini
terbentuk kalsium oksida dan/atau kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan
air dengan membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen.

• Kalsium membentuk kation kalsium (II), Ca2+, dalam larutan-larutan air.


Garam-garamnya biasanya berupa bubuk putih dan membentuk larutan yang
tidak berwarna, kecuali bila anionnya berwarna. Kalsium klorida dan kalsium
nitrat larut dengan mudah dalam etanol atau dalam campuran 1:1 dari etanol
bebas air dan dietil eter.
KATION
GOLONGAN
IV
KATION GOLONGAN V

• Tidak bereaksi dengan regensia-regensia golongan sebelumnya

• Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+, Ca2+, Ba2+, Sr2+, Na+, dan K+.

• Na+, dan K+ Identifikasi dapat dilakukan dengan uji nyala


REAKSI NYALA

• Salah satu identifikasi sederhana dari kation adalah dengan melakukan uji nyala
(dibakar)

• Uji Nyala disini bisa dilakukan untuk beberapa sampel contohnya Kalium (K), Natrium
(Na), dan Kalsium (Ca)

1.K+

Sampel dipanaskan sampai kering + alcohol +dibakar => nyala warna ungu

2.Na+

Sampel dipanaskan sampai kering + alcohol +dibakar => nyala kuning


REAKSI KATION GOLONGAN V

• Ba2+

sampel + K2CrO4  Endapan Kuning

sampel + H2SO4 => endapan putih +aquaregia (HCl (3) : HNO3 (1)) => tidak larut (tetap)

sampel + Na2SO3=> endapan putih +aquadest => larut

• Ca2+

sampel + H2C2O4 => endapan putih + CH3COOH encer => tetap

sampel + K2CrO4 => TAP + etanol /alkohol => endapan kuning diatas permukaan

sampel + CaFeCN6 / H2SO4  endapan Putih


REAKSI KATION GOLONGAN V

• Mg2+

sampel + NaOH => endapan putih +titan yellow => endapan merah

sampel + NH3  endapan Putih

• NH4+

sampel + NaOH pekat dipanaskan => bau amoniak, batang diaduk +HCL pekat => terjadi
kabut putih di atas tabung reaksi

sampel + NaOH  +Reagen Nessler  Endapan Coklat

Anda mungkin juga menyukai