Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KIMIA ANALITIK

“Identifikasi Kation Golongan III, IV, dan V”


(Dosen Pengampu: Apt. Nur Herlina Natsir, S.Farm., M.Pharm., Sci)

Disusun Oleh :

Nama : MIRNAYA FARAZILA


NIM : F202101004
Kelas : F1

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

KENDARI

2022
• Kation Golongan III

Kation golongan III (Al3+, Cr3+, Fe2+, Mn2+) membentuk sulfida yang lebih
larut dibandingkan kationgolongan 2. Karena itu untuk mengendapkan kation
golongan 3 sebagaigaram sulfida konsentrasi ion H+ dikurangi menjadi sekitar 10-
9 M atau pH 9.Hal ini dapat dilakukan dengan penambahan amonium hidroksida
danamonium klorida.Kemudian dijenuhkan dengan H2S. Dalam kondisi ini
kesetimbangan:
H2S → 2H+ + S2-
akan bergeser ke kanan. Dengan demikian konsentrasi S2-akan meningkan dan
cukup untuk mengendapkan kation golongan III. H2S dapat juga diganti dengan
(NH4)2S.
Penambahan amonium hidroksida dan amonium klorida juga dapat mencegah
kemungkinan mengendapnya Mg menjadi Mg(OH)2. Penambahan kedua pereaksi
ini menyebabkan mengendapnya kation Al3+, Cr3+ dan Fe2+, sebagai hidroksidanya,
Fe(OH)3(coklat), Al(OH)3(putih) dan Cr(OH)3 (putih). Ion sulfida dapat bereaksi
dengan Mn2+ dan Fe2+ akan bereaksi langsung membentuk endapan sulfida FeS
(hitam) dan MnS(coklat).

1. Pemisahan Sub golongan Aluminium dan Nikel


Hidroksida aluminium dan kromium bersifat amfoter sehingga larut dengan
NaOH.Sebaliknya hidroksida besi dan mangan bersifat amfoter sehingga kation
tersebut tidak larut dengan NaOH.Hal ini yang mendasari pemisahan kedua
subgolongan dalam kation golongan III. Aqua regia juga akan mengoksidasi Fe2+
menjadi Fe3+.
Jika NaOH ditambahkan maka hidroksida ke empat kation tersebut akan
terbentuk, tetapi aluminium dan kromium yang bersifat amfoter akan larut
membentuk kompleks Al(OH)4-, Cr(OH) 4- , Zn(OH) 4- , sedangkan kation yang lain
tidak larut. Mn(OH)2 akan teroksidasi oleh udara menjadi MnO2 yang berwarna
hitam. Penambahan hidrogen peroksida mempercepat oksidasi kedua zat tersebut,
juga mengoksidasi Cr(OH)4- menjadi CrO42-.
Hidroksida besi cepat larut dalam asam sulfat menjadi Fe2+, tetapi MnO2 lambat
larut. Hidrogen peroksida ditambahkan untuk mempercepat kelarutan endapan ini
dengan caramereduksinya menjadi MnO. Reaksi yang berlangsung:

2. Identifikasi besi
Identifikasi besi dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya:
a. Kaliumheksasianoferat(II), K4Fe(CN)6
Membentuk endapan biru Prussian
4Fe3+ + 3Fe(CN)64- → Fe4[Fe(CN)6]3
b. Kalium tiosianat, KSCN
Larutan berwarna merah
Fe3+ + SCN- → Fe(SCN)63-
3. Identifikasi Mn
Mangan dapat diidentifikasi dengan mengoksidasi Mn2+ menjadi MnO4-yang
berwarna ungu dengan natrium bismutat (NaBiO3) dalam asam nitrat.
2Mn2+ + 5HBiO3 + 9H+→ 2MnO4- + 5Bi3+ + 7H2O

4. Pemisahan dan Identifikasi Sub golongan Al


Pada filtrat hasil pemisahan dengan sub golongan besi, penambahan asam
nitrat akan memberikan reaksi berikut:
Al(OH)4- + 4H+ _ Al3+ + 4 H2O
2CrO42- + 2H+ _ Cr2O72- + H2O
Jika terdapat kromat warna larutan berubah menjadi jingga dengan terbentuknya
dikromat. Penambahan amonium hidroksida lebih lanjut akan membentuk endapan
putih yang menunjukkan adanya Al. Sedangkan Cr2O72-akan menjadi CrO42-
.Identifikasi Cr dapat dilakukan dengan BaCl2 memberikan endapan kuning barium
kromat.
• Kation Golongan IV

Kation golongan IV ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini
membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium
klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
Kation-kation golongan keempat, tidak bereaksi dengan asam klorida,
hidrogen sulfida ataupun amonium sulfida; tetapi amonium karbonat (jika ada
amonia atau ion amonium dalam jumlah yang sedang) membentuk endapan-
endapan putih. Uji ini harus dijalankan dalam larutan netral atau basa. Jika tak ada
amonia atau ion amonium, magnesium juga akan mengendap. Endapan-endapan
putih yang terbentuk dengan reagensia golongan adalah barium karbonat BaCO3,
strontium karbonat SrCO3, dan kalsium karbonat CaCO3.
Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan liat, yang stabil dalam
udara kering. Barium bereaksi dengan air dalam udara yang lembab, membentuk
oksida atau hidroksida. Barium melebur pada 710oC. Logam ini bereaksi dengan
air pada suhu ruang, membentuk barium hidroksida dan hydrogen.
Ba + H2O → Ba2+ + H2↑ + 2OH-
Asam encer melarutkan barium dengan mudah dengan mengeluarkan hidrogen.
Ba + 2H+ → Ba2+ + H2↑
Barium adalah bivalen dalam garam-garamnya, membentuk kation barium
(II), Ba2+. Klorida dan nitratnya larut, tetapi dengan menambahkan asam klorida
pekat atau asam nitrat pekat kepada larutan barium, barium klorida atau nitrat
mungkin mengedap sebagai akibat hukum kegiatan massa.
Strontium adalah logam putih-perak, yang dapat ditempa dan liat. Strontium
melebur pada 771oC. Sifat-sifatnya serupa dengan sifat-sifat barium.
Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Ia melebur pada 845oC.
Ia terserang oleh oksigen atmosfer dan udara lembab; pada reaksi ini terbentuk
kalsium oksida dan/atau kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan
membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen.
Kalsium membentuk kation kalsium (II), Ca2+, dalam larutan-larutan air.
Garam-garamnya biasanya berupa bubuk putih dan membentuk larutan yang tidak
berwarna, kecuali bila anionnya berwarna. Kalsium klorida dan kalsium nitrat larut
dengan mudah dalam etanol atau dalam campuran 1:1 dari etanol bebas air dan
dietil eter.
• Kation Golongan V

Kation-kation golongan V yang umum, yang tidak bereaksi dengan


regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir.
Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+. Untuk menentukan adanya kation
NH4+ harus diambil dari larutan analit mula-mula. Untuk kotion-kation Ca2+, Ba2+,
Sr2+, Na+, dan K+. Identifikasi dapat dilakukan dengan uji nyala (Harjadi, 1990).
Reagensia Golongan, tak ada reagensia umum untuk kation – kation golongan ini. Reaksi
golongan: kation-kation golongan kelima tidak bereaksi dengan asam klorida, hydrogensulfide
atau garam-garam amonium dengan ammonium karbonat. Reaksi ion ammonium sangat serupa
dengan reaksi-reaksi ion kalium, karena jari-jair iondari kedua ion ini hampir identik.

A. Magnesium, Mg ( Ar : 24,305).
Magnesium adalah logam putih, dapat ditempa dan diliat. Ia melebur pada 650 o C. logam
ini mudah terbakar dalam udara atau oksigen dengan mengeluarkan cahaya putih yang cemerlang,
membentuk oksida MgO dan beberapa nitride Mg3N2. Logam ini perlahan-lahanterurai oleh air
pada suhu biasa, tetapi pada titik didih air reaksi berlangsung secara cepat .
Magnesium hidroksida, jika tak ada garam ammonium, praktis tak larut. Magnesium
larut dengan mudah dalam asam. Magnesium membentuk kation bivalen Mg2+. oksida,
hidroksida, karbonat, dan fosfatnya tak larut : garam-garam lainnya larut. Rasanya pahit, beberapa
dari garam-garam ini adalah higroskopis
B. Natrium, Na (Ar: 22,99)
Natrium adalah logam putih perak yang lunak, yang melebur pada 97,5. Natrium
teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan terendam seluruhnya dalam
pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras dengan air, membentuk natrium hidroksida dan
hydrogen.
Dalam garam-garamnya, natrium berada sebagai kation monovalen Na+. Garam-garam
ii membentuk larutan tak berwarna kecuali jika anionnya berwarna; hampir semua garam natrium
larut dalam air.

C. Kalium, K (Ar=39,098)
Kalium adalah logam putih-perak yang lunak. Logam ini melebur pada 63,5o C. Ia tetap
tak berubah dalam udara kering, tetapi dengan cepat teroksidasi dalam udara lembab,
menjaditertutup dengan suatu lapisan biru. Logan itu menguraikan air dengan dahsyat, sambil
melepaskan hydrogen dan terbakar dengan nyala lembayung. Kalium biasanya disimpan dalam
pelarut nafta. Garam-garam kalium mengandung kation monovalen K+, garam-garam ini
biasanya larutdan membentuk larutan yang tak berwarna, kecuali bila anionnya berwarna.

D. Ion Amonium, NH4+ (Mr: 18,038).


Ion-ion ammonium diturunkan dari ammonia, NH3, dan hydrogen H+. Ciri-ciri khas ion
ini adalah serupa dengan cirri-ciri khas ion logam-logam alkali. Dengan elektrolisis memakai
katode dari merkurium dapat dibuat ammonium amalgam, yang mempunyai sifat-sifat serupa
dengan amalgam dari natrium atau kalium.
Garam-garam ammonium umumnya adalah senyawa-senyawa yang larut dalamair,
dengan membentuk larutan yang tak berwarna (kecuali bila anionnya berwarna). Dengan
pemanasan, semua garam ammonium terurai menjadi ammonia dan asam yang sesuai. Kecuali
jika asamnya tak mudah menguap, garam ammonium dapat dihilangkan secara kuantitatif dari
campuran kering dengan memanaskan. Reaksi-reaksi ion ammonium umumnya serupa dengan
reaksi-reaksi kalium,karena ukuran kedua ion itu hamper identik.
DAFTAR PUSTAKA

Day, R.A., G.D. and Underwood, A.L., (1989); Qulitatif Analysis, 5th edition, New
Delhi : Prentice - Hall, Inc.

Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro,
diterjemahkan oleh Dr. A Hadyana Pudjaatmaka, edisi kelima. Jilid Dua.
Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.

Tim Penyusun. 2004. Analisis Anion Kation. Jakarta: Depdiknas 13.

Anda mungkin juga menyukai