Anda di halaman 1dari 9

Beberapa Tes Anion dan analisis Kation

Beberapa Tes Khusus dari Anion sebagai berikut : Deteksi H2S dengan kertas Pb-asetat warna hitam Pb(CH3COO)2 + H2S PbS(s) (hitam) Deteksi SO2 Alirkan gas SO2 ke dalam larutan HNO3 encer, barium klorida dan sejumlah kecil KMnO4 untuk endapan putih BaSO4. CO32-. Sisa pemanasan atau sampel padatnya kemudian diuji dengan sejumlah kecil seng, larutan hidrogen peroksida. Reaksi spesifik anion Karbonat Dengan asam encer membebaskan gas CO2 yang memberikan endapan putih dengan Barium hidroksida LP atau Calsium hidroksida LP. Sulfit Dengan larutan Na Nitroprussid yang dibasakan dg NaOH warna ungu. Tiosulfat Dengan Feriklorida terjadi larutan ungu Sulfat Dengan larutan Barium klorida terjadi endapan putih yang tak larut dalam asam-asam dan aqua regia/ air raja (HClp:HNO3= 1:3 Sulfida Dengan Mangan Klorida terjadi endapan merah jambu Nitrit Dengan asam asetat encer dan asam sulfanil naftilamin terjadi warna merah Nitrat Dengan larutan brucin + asam sulfat pekat merah Klorida Dengan larutan AgNO3 LP membentuk endapan putih, larut dalam ammonia encer P, tetapi tidak larut dalam HNO3 P Bromida Diasamkan dengan asam sulfat encer P + Klor LP, timbul warna coklat. Jika dikocok dalam kloroform, larutan menjadi tidak berwarna dan lapisan kloroform berwarna kemerahan. Yodida Diasamkan dengan asam sulfat encer P + natrium nitrit LP, timbul warna coklat. Jika dikocok dalam kloroform, larutan menjadi tidak berwarna dan lapisan kloroform berwarna lembayung / ungu. Rodanida/ tiosianat (CNS-). Dengan Feriklorida berwarna larutan merah darah. Ferosianida a. + Feriklorida endapan biru berlin.

b. + Cobalt nitrat akan terjadi endapan hijau keabuan . Ferisianida a. + Feriklorida endapan berwarna biru berlin. b. + Cobalt nitrat akan terjadi endapan merah, tak larut dalam HCl / asam asetat encer Borat Dengan asam sulfat P dan metanol P dibakar, memberikan nyala hijau. Fosfat a. + AgNO3 terjadi endapan kuning. b. + amonium molibdat + asam pikrat encer dipanaskan terjadi endapan kuning. Kromat/Dikromat Dengan larutan Pb(NO3)2 endapan kuning. Dengan larutan AgNO3 endapan merah coklat Permanganat, jika diasamkan dengan asam sulfat p + H2O2 p dalam keadaan dingin atau dengan asam oksalat dalam keadaan panas , warna ungu akan hilang. Asetat dengan asam sulfat P dan etanol 70% terjadi bau etil asetat. Analisis Kation Langkah dalam analisis kation secara umum dapat dikategorikan dalam 3 tahapan sbb : Tahap pertama : Pemisahan Kation-kation ke dalam golongan - Kation tiap golongan diendapkan sebagai senyawa dengan pereaksi pengendap golongan tertentu. - Endapan yang dihasilkan mengandung kation-kation dalam satu golongan. - Pemisahan endapan dan larutan teknik sentrifugasi dekantasi. - Pereaksi pengendap golongan berikutnyaditambahkan pada larutan hasil dekantasi. Tahap kedua : Pemisahan Kation-kation dari tiap golongan Serangkaian reaksi memisahkan satu kation dalam satu kelompok dari kation lainnya. - Reaksi yang dipilih keuntungan tentang kemiripan dan perbedaan sifat- sifat kimia. Tahap ketiga : Identifikasi tiap Kation - Keberadaan suatu kation diidentifikasi satu atau lebih reaksi kimia yang karakteristik atau spesifik untuk suatu kation. Kation Golongan I : Hg2 2+, Ag+, Pb 2+ Kation golongan I terdiri atas tiga logam yang garam kloridanya tidak larut dalam larutan asam. Pereaksi yang digunakan untuk menetapkan golongan ini adalah asam klorida (HCl) sehingga golongan I kadang-kadang disebut golongan asam klorida/ golongan klorida/ atau golongan perak. Dalam suasana asam,klorida kation dari golongan lain larut. Penggunaan asam klorida berlebih untuk pengendap kation gologan I memiliki dua keuntungan: (1) memperoleh endapan klorida golongan I semaksimal mungkin (2) menghinadri terbetuknya endapan BiOCl dan SbOCl Kation Golongan II (Hg2+, Pb2+, Cu2+, Sb2+, Sn2+, Sn4+,As3+, Bi3+). Sulfida dari golongan II merupakan endapan yang dihasilkan dari penambahan hidrogen sulfida dalam suasana asam encer (0,25 0,30 M) kedalam larutan sampel. Golongan II sering disebut hidrogen sulifida atau golongan tembaga-timah.

Sulfida golongan II memiliki nilai Ksp yang sangat kecil, oleh sebab itu konsentrasi ion sulfida herus dijaga relatif rendah, agar menghindarkan pengendapan dari sulfida-sulfida yang diharapkan tetap larut (golongan III atau IV). Konsentrasi ion sulfida diatur hanya sampai mampu mengedapkan SnS2. Konsentrasi ion sulfida dapat dikontrol dengan pengaturan konsentrasi H+. Kelompok besar ini kemudian dipisahkan kelarutan sulfidanya. Sulfida amfoter dari stibium dan timah larut dalam larutan basa yang mengandung sulfida dan amoniak, tetapi sulfida raksa(II), timbal(II) dam tembaga(II) dalam suasana basa yang mengandung amoniak.. Sulfida timbal (II) dan tembaga (II) larut apabila konsentrasi ion melalui sulfida diturunkan melalui prosos oksidasi diubah menjadi unsur belerang dengan menggunakan asam nitrat. Kation Golongan III (Zn2+ Mn2+, Fe2+ atau Fe3+,Co 2+, Ni 2+, Al3+ ,Cr3+) Ion-Ion dari kation golongan III semuanya diendapkan oleh hydrogen sulfida dalam buffer amoniak - amonium klorida. Golongan ini gol. hidrogen sulfida basa atau golongan aluminium-besi. Sulfida yang tak dapat diendapkan pada golongan II akan terlihat pada golongan III. Sulfida golongan III memiliki Ksp lebih besar dibandingkan golongan II sehingga dibutuhkan konsentrasi S2- > yang dipenuhi oleh larutan hidrogen sulfida dalam suasana basa (pH = 9). Aluminium (III) dan krom (III) bentuk hidroksidanya sangat sedikit kelarutannya konsentrasi ion hidroksida dari larutan amonia lebih dari cukup untuk mengendapkan secara sempurna kedua kation ini Kecuali Al 3+dan Zn 2+ yang subkulit d-nya terisi penuh unsur-unsur lainnya memiliki subkulit d yang belum terisi penuh oleh elektron memiliki tingkat oksidasi yang bervariasi. Terbentuknya warna-warna yang spesifik dari ion golongan III terutama ion kompleksnya, sehingga pengamatan warna sebagai deteksi awal dari keberadaan ion golongan III dalam larutan. Kation Golongan IV (Ca2+dan Ba 2+) Kalsium dan barium terletak dalam satu golongan memiliki sifat-sifat kimia yang mirip dan sulit untuk saling dipisahkan. Klorida, sulfida dan hidroksida dari barium dan kalsium bersifat larut kedua kationnya dapat dipisahkan dengan golongan sebelumnya. Kedua ion dapat diendapkan sebagai karbonat dalam suasana buffer amonium klorida - amoniak. Ion kalsium dan barium hanya ditemukan dalam muatan 2+, yang keduanya berikatan secara lonik dengan anion. Kedua kation tidak berwarna dan menghasilkan endapan putlh dari garamnya. Garamnya yang larut dalam air mencakup asetat, bromida, klorida, lodida, nitrat, dan perklorat. Senyawa yang sulit larut meliputi karbonat, fluorida, oksalat dan sulfat Konsentrasi kesetimbangan dari Ca dan Ba dalam larutan jenuh menurun menurut urutan: CaCrO4 > Ca(OH)2(s) > CaS04(s) > CaF2(s) > CaC03(s) > CaC2O4(s) > Ba(OH)2(s) > BaF2(s) > BaC2O4(s) > BaCO3(s) > BaSO4(s) > BaCrO4(s) Dalam proses analisis, perbedaan kelarutan di antara kedua kromatnya sangat berguna barium kromat dapat diendapkan pada saat kalsium kromat tidak mengendap Tidak diketahui adanya kompleks kalsium atau barium dalam larutannya Tes nyala : Ca2+ adalah merah terang, Ba2+ adalah hijau-kuning.

Analisis Kation Golongan V (Mg 2+ , Na+, K+, NH4+) Senyawa kation golongan V memilki derajat kelarutan yang sangat tinggi, sehingga disebut golongan larut. Untuk identifikasi kation golongan V tidak cukup ditetapkan dengan satu pereaksi spesifik. Ion amonium diidentifikasi dari sampel yang tak diketahui melalui gas yang dibebaskannya. Untuk kation lainnya tidak ada pereaksi pengendap yang spesifik. Tambahan identifikasinya dilakukan dengan menggunakan tes nyala. 1) Ion Magnesium, Mg2+. Unsur magnesium salah satu anggota golongan alkali tanah sifat ion Mg2+ tidak berwarna dan memiliki kemiripan dengan Ca2+ , Ba2+. Magnesium sulfat dan magnesium kromat larut baik dalam air, tetapi hidroksidanya sedikit larut, kecuali adanya ion amonium dan magnesium karbonat Garam rangkap magnesium amonium fosfat heksahidrat memiliki kelarutan yang terbatas dalam air. Dalam larutan jenuh konsentrasi kesetimbangan Mg2+ turun dengan urutan : MgC2O4 > MgCO3 > MgF2 > MgHPO4 > Mg(OH)2 > MgNH4PO4. 6 H2O Reaksi pembeda dari ion Mg2+ adalah pembentukan warna biru dari Mg(OH)2 dengan p nitrobenzenacoicum yang dikenal sebagai Magneson atau pereaksi S dan O (Suitzu dan Okuma). 2) Ion Natrium dan Kalium anggota golongan alkali (IA) sehingga keduanya memiliki kemiripan sifat Kation Na+ dan K+ berukuran cukup besar, tak berwarna dan dalam keadaan larutan tidak dapat direduksi menjadi logamnya Kedua ion merupakan asam lemah tidak bereaksi dengan air dan tidak membentuk kompleks dalam larutan air. Beberapa senyawa golongan V sulit larut dalam air, tetapi reaksi pengendapan tidak sensitif untuk identifikasi Pengendapan selektif untuk kedua kation dapat digunakan untuk identifikasi Uji nyala yang memberikan warna kuning terang untuk Na+, dan violet untuk K+ lebih sensitif Kontaminasi Na+ menyebabkan masalah pengamatan pada uji nyala K+ Warna natrium akan menghalangi warna kalium Warna kalium dapat terlihat dengan jelas bila digunakan filter cobalt untuk menyerap warna kuning. Kesetimbangan Larutan Elektrolit Yang Sukar Larut Konsep 1: Larutan Zat - Zat Elektrolit Yang Sukar Larut Banyak zat yang nampaknya tidak larut, sesungguhnya melarut juga, tetapi kelarutannya kecil sekali MisaInya : AgCl, didalam air nampaknya tidak larut, tetapi percobaan setiap liter larutan terdapat 1,25 x 10 -5 mol AgCl yang larut Karena AgCl elektolit kuat AgCl yang terlarut dalam air, terurai menjadi ion-ionnya, Ag+ dan Cl- Larutan AgCl yang mengandung AgCl padat adalah LARUTAN JENUH, dimana

kesetimbangan reaksi ionisasinya dapat ditulis sebagal berikut : AgCl (s) AgCl(aq) Ag+(aq) + Cl-(aq) Konsep 2 : KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN KELARUTAN (Notasi : l ) Kelarutan suatu zat adalah : banyaknya zat terlarut maksimal yang dapat larut dalam satu liter larutan pada suhu tertentu. Contoh : Kelarutan AgCI = 1,25 X 10-5 mol / L , artinya : banyaknya AgCl maksimal yang dapat larut dalam 1 liter larutan = 1,25 x 10-5 mol Semua yang larut, terurai menjadi ion-ion Ag+ dan Cl- Ini berarti, dalam larutan jenuh AgCl, terdapat : ion Ag+ sebanyak 1,25 x 10-5 molion / L ion Cl- sebanyak 1,25 x 10-5 molion / L P - 1. Bila kelarutan AgCl pada 250C = 1,8 x 10-3 gram / 1 , berapakah massa ion-ion Ag+ dan ion Cl- (dalam mgram) yang terdapat dalam 2 liter larutan jenuhnya ? ( Ar. Ag = 108, Cl = 35,5 ). Konsep 3 : HASIL KALI KELARUTAN (Notasi : Ksp) Kesetimbangan ionisasi berikut : PbCl2(s) Pb+2(aq) + 2C1-(aq) Menurut hukum kesetimbangan : K [PbCl2 = [ Pb2+(aq)][Cl- (aq)]2 Karena konsentrasi PbCl2 padat dalam larutan jenuh dapat dianggap tetap, maka persamaan di atas dapat ditulis : Ks (PbCl2) = [Pb2+ (aq)][Cl-(aq)]2 Ksp disebut hasil kali kelarutan hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh yang dipangkatkan dengan masing-masing koefisien reaksinya Tiap-tiap senyawa mempunyai nilai Ksp tertentu dan harganya tergantung pada suhu. jika temperatur makin tinggi maka harga makin besar. Daftar Hasil Kali Kelarutan beberapa elektrolit yang sukar larut pada 250C. A s e t a t Hidroksida AgC2H3O2 2 x 10-3 I (OH)3 8x 10-23 Ca (OH)2 8 x 10-6 Karbonat Cd (OH)2 1,2 x I-14 Ag2Co3 8 x 10-12 Cr (OH)3 1 X 10-30 BaC03 5 x I0-9 Cu (0H)2 6x 10-20 CaC03 4,8 x 10-9 Fe (OH)2 1 X 10-11 CuCO3 1 X 10-10 Fe (OH) 3 1 X 10-14 FeCO3 2 x 10-11 Mg (011)2 1 X 10-11 MgCO3 1 X 10-5 Mn (011) 2 4 x 10-14 MnO3 9 X 10-11 Pb (OH) 2 1 X 10-16 PbCO3 1 X 10-13 Sn (011) 2 1 X 10-16 SrCO3 1 X 10-9 Zn (OH) 2 1 X 10-11 Kromat Su1fat Ag2CrO4 1 X 10-12 Ag2 SO4 8 x 10-12 BaCrO4 2 x 10-10 BaSO4 8 X 10-12 PbCrO4 2 x 10-10 CaSO4. 2H2 O 8 x 10-12 SrCrO4 3,6 x I0-5 Hg2SO4 8 X 10-12 PbSO4 8 X 10-12

SrSO4 8 x 10-12 Halida S u 1 f i d a AgCl 1,6 x 10-10 Ag2S 10-5 MnS AgCl 4 x 10-13 Bi2S3 10-72 NiS ion-16 Agl 1 X 10-16 Cds 10-28 PbS ion-21 CaF2 4 x 10-11 CoS 10-21 SnS ion-28 Hg2Cl2 1 X 10-18 CuS 10-40 Tl2S i on-28 PbCl2 1,7 x 10-5 FeS 10-22 ZnS ion-22 SrF2 4 x 10-9 HgS 10-54 Oksa1at BaC2O4 1 X 10-7 CaC2O4 2 x 10-10 MgC2O4 9 X 10-5 P2 Kalau kelarutan Ag2CO3 adalah mol /, maka hasil kali kelarutan Ag2CO3 adalah : a. 4a 3 b. a3 c. 2a3 d. 2a2 e. 4a2 P 3. Bila kelarutan PbCl2 pada suatu suhu adalah 3 x 10 -3 mol / liter, maka berapakah hasil kali kelarutan PbCl2 pada suhu tersebut ? Contoh soal : Bila Ksp (AgCl) = 1,56 x 10 Berapakah kelarutan AgCl (dalam air) ? Jawab : AgCl (s) Ag+(aq) + Cl-(aq) Misalkan AgCl yang larut = x mol / 1 Maka [ Ag+ (aq) = x million / 1 [Cl-(aq) x million / 1 Ksp (AgCl] = [Ag+(aq) ][ Cl - (aq)] =x.x x2 = 1,56 x 10 x = 1,25 x 10-5 mol / l Jadi kelarutan AgCl = 1,25x 10-5 mol /1 P-4 Pada suatu suhu tertentu, hasil kali kelarutan BaSO4 = 1 x 10-10. Berapa gram / liter BaSO4 pada suhu tsb? (Ar.Ba = 137, S = 32, O = 16) P5 a). Berapa konsentrasi OH- dalam larutan jenuh Mg(OH)2? PH + pOH = 14 dan

POH = -log (OH)Ksp = 4 . 10-12 b). jika dirumuskan : (bab larutan II) maka tentukan pH larutan jenuh Mg (OH) 2 tersebut P-6 Hasil kali kelarutan AgCNS = 4. 10-8, pada suhu 25C. Kelarutan AgCNS pada suhu 25 C adalah : (A) 16 . 10-16 mol / L (B) 4 . 10-8 mol / L (C) 2 . 10-8 mol / L (D) 2 . 10-4 mol / L (E) 64 . 10-16 mol / L Konsep 4 : PENGARUH ION SEJENIS TERHADAP KELARUTAN ZAT ZAT ELEKTROLIT YANG SUKAR LARUT AgCl(s) Ag+ + Cl(aq) Berdasarkan asas Le Chatelier, diketahui bahwa: Perubahan konsentrasi atau jumlah zat-zat yang berada dalam kesetimbangan mengakibatkan penggeseran kesetimbangan. Karena itu penambahan ion Cl- ke dalam larutan jenuh AgCl, mengakibatkan penggeseran kesetimbangan ke KIRI. Hal ini berarti, banyaknya AgCl yang larut BERKURANG, atau dengan perkataan lain: Ion sejenis mengakibatkan kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut makin berkurang. Contoh soal : a). Berapa kelarutan AgCl di dalam air (lihat contoh soal konsep 3) b). Berapa kelarutan AgCl di dalam 1 liter larutan yang mengandung 0,0 1 mol KCl ? Jawab: Diketahui Ksp (AgCl) = 1,56 x 10-10Penyelesaian : a) Kelarutan AgCl dalam air = 1,56 x 10-5 Mol /L b) Larutan KCl 0,0 1 mol /L : KCl K+ + Cl0,01 mol 0,01 molion 0,0 1 molion AgCl Ag+ (aq) + Cl- (Aq) x million x million Misal: kelarutan AgCl dalam larutan KCl 0,01 M adalah x mol/L [Ag+ (aq) ] = x molion / L dan [Cl- (aq) ] = x molion / L Dengan memperhatikan ion Cl- yang berasal dari KCl, maka: [Ag+ (aq) ] = x molion / L dan [Cl- (aq) ] = x molion / L Karena [ Cl - ] yang berasal dari KCI >>daripada [ Cl- ] yang berasal dari AgCl maka [Cl - ] = (x + 0,01) = 0,01 molion / L Sehingga: Ksp (AgCl) = [Ag+][Cl-]

1,56 x 10-10 = (x) (0,01) X = 1,56 x 10 -8 Jadi kelarutan AgCl dalam larutan KCl 0,01 M =1,56 x 10-8 mol / L Dibandingkan dengan kelarutan AgCl dalarn air 1,25 x 10-8 Kesimpulan : Kelarutan AgCl dalam larutan KCl lebih kecil. P7 Bila pada suatu suhu, kelarutan BaSO4 dalam air murni adalah 10-5 mol / liter, maka pada suhu yang sama, berpakah kelarutan BaSO4 dalam kelarutan BaSO4 dalam larutan yang mengandung 0,01 mol / liter Na2SO4 P8 Kelarutan AgBr paling besar di dalam : (A) Air murni (B) Larutan NaBr 0,1 M (C) Larutan AgNO3 0,1 M (D) Larutan NaBr 1 M (E) Larutan AgNO3 1 M Konsep 5 : TERBENTUKNYA ENDAPAN PADA PENCAMPURAN LARUTAN LARUTAN EKTROLIT Ada kemungkinan yang dapat tejadi, apabila larutan AgNO3 dicampur dengan larutan NaCI dengan reaksi : Ag+ + ClAgCl (s) Kemungkinan 1 : Apabila [ Ag+ ] . [ Cl - ] < Ksp (AgCI), maka endapan AgCl BELUM terbentuk, dan larutannya disebut larutan belum jenuh. Kemungkinan II : Apabila [ Ag+ ] . [ Cl- ] = Ksp (AgCI), maka endapan AgCl TETAP AKAN terbentuk, dan larutannya disebut larutan tetap jenuh Kemungkinan III : Apabila [ Ag+ ] [ Cl - > Ksp (AgCI), maka TERBENTUKLAH Endapan AgCl, sehingga: [Ag+ (aq) ] [ Cl (aq) = Ksp (AgCl) Contoh soal : Bila 400 ml larutan NaCO3 yang mengandung 0,2 mol Na2CO3 dicampur dengan 100 ml larutan CaC12 yang mengandung 0,1 mol. CaCl2, maka periksalah, apakah endapan CaC03 dapat terbentuk ? (Ksp (CaC03) = 4,8 x 10-9 Penyelesaian : Volume larutan setelah pencampuran = 400 + 100 = 500 mil Jadi : [ CO-3] = x 0,2 mol = 0,4 milion / l [ Ca+ 2] = x 0,2 mol = 0,4 milion / l hasil kali konsentrasi Ca++ dan CO=3 adalah : Berarti : [CO] [Ca+2] > K sp (CaCO3) Kesimpulan : endapan CaCO3 terbentuk dalam pencampuran tersebut.

P9. Jika diketahui, K sp (BaSO4) pada suatu temperatur = 1,00 x 10-10, Berapakah sekurangkurangnya konsentrasi ion Ba+2 di dalam 1 liter larutan yang mengandung 0,01 milion agar terjadi endapan BaSO4.

PENETAPAN KADAR GULADasar penetapan :Gula invert didalam contoh direaksikan dengan lart. Luff school berlebihan, kelebihan lart. Luff school dititrasi dengan larutan bak ... Cara Penetapan Kadar KIO3 Dalam Garam Beryodium1. Tujuan : Untuk Menetapkan Kadar Kalium Iodat dalam Garam Beryodium2. Metoda : Iodometri3. Prinsip : Kadar kalium iodat ditetapkan dengan cara iodo ... Penetapan Kadar Etanol Pada MakananTujuan : Untuk menentukan kadar etanol yang terdapat pada sampel makanan(tape ketan).Prinsip : Dilakukan penyulingan pada sampel, sulingan yang didap ... Penetapan Kadar LaktosaTujuan : Untuk Menentukan Kadar Laktosa Pada Susu Bubuk.Metoda : Iodometri (Luff Schoorl).Prinsip : Sampel ditambah Luff Schoorl berlebihan, keleb ... Daftar Kesetaraan Na-Thiosulfat 0,1 N Dalam ML Dengan Laktosa & GlukosaKemren setelah mendapatakan pertanya dari salah satu pengunjung yang bertanya pada postingan Pk Kadar Gula yaitu tentang daftar kesetaraan. Sekarang ...

Read more : Beberapa Tes Anion dan analisis Kation | Blog Sodiyc & Acun http://www.sodiycxacun.web.id/2010/04/beberapa-tes-anion-dan-analisiskation.html#ixzz1eS2SkmGX Under Creative Commons License: Attribution Share Alike

Anda mungkin juga menyukai