Anda di halaman 1dari 8

KATION GOLONGAN IV

Kation yang termasuk dalam grup ini adalah kation yang tidak bereaksi dengan
pereaksi-pereaksi Golongan I, II dan III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan
amonium karbonat dengan adanya amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam,
kation-kation golongan ini adalah: kalsium, strontium, dan barium. Beberapa sistem
klasifikasi golongan meniadakan pemakaian amonium klorida di samping amonium karbonat
sebagai reagensia golongan; dalam hal ini, magnesium harus juga dimasukkan ke dalam
golongan ini. Tetapi, karena dalam pengerjaan analisis yang sistematis, amonium klorida
akan terdapat banyak sekali ketika kation-kation golongan keempat hendak diendapkan,
adalah lebih logis untuk tidak memasukkan magnesium ke dalam Golongan IV. . Uji ini harus
dijalankan dalam larutan netral atau basa. Jika tak ada amonia atau ion amonium, magnesium
juga akan mengendap. Endapan-endapan putih yang terbentuk dengan reagensia golongan
adalah barium karbonat BaCO3, strontium karbonat SrCO3, dan kalsium karbonat CaCO3.

I. Karakteristik Barium, Strontium, dan Kalsium


1. Barium
Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan liat, yang stabil dalam
udara kering. Barium bereaksi dengan air dalam udara yang lembab, membentuk
oksida atau hidroksida. Barium melebur pada 710oC. Logam ini bereaksi dengan air
pada suhu ruang, membentuk barium hidroksida dan hydrogen.
Ba + H2O → Ba2+ + H2↑ + 2OH-
Asam encer melarutkan barium dengan mudah dengan mengeluarkan
hidrogen.
Ba + 2H+ → Ba2+ + H2↑
Barium adalah bivalen dalam garam-garamnya, membentuk kation barium
(II), Ba2+. Klorida dan nitratnya larut, tetapi dengan menambahkan asam klorida pekat
atau asam nitrat pekat kepada larutan barium, barium klorida atau nitrat mungkin
mengedap sebagai akibat hukum kegiatan massa.
2. Strontium
Strontium adalah logam putih-perak, yang dapat ditempa dan liat. Strontium
melebur pada 771oC. Sifat-sifatnya serupa dengan sifat-sifat barium. Unsur ini tidak
terdapat bebas di alam dan selalu bersenyawa dengan unsur lainnya.
Bubuk logam strontium akan menyala secara spontan di udara untuk
menghasilkan baik strontium oksida dan strontium nitrida. Strontium umumnya
terjadi di alam, berkontribusi terhadap sekitar 0,034% dari semua batuan beku dan
hadir dalam bentuk mineral celestite sulfat (SrSO4) dan strontianite carbonate
(SrCO3).
3. Kalsium
Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Ia melebur pada 845oC.
Ia terserang oleh oksigen atmosfer dan udara lembab; pada reaksi ini terbentuk
kalsium oksida dan/atau kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan
membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen.
Kalsium membentuk kation kalsium (II), Ca2+, dalam larutan-larutan air.
Garam-garamnya biasanya berupa bubuk putih dan membentuk larutan yang tidak
berwarna, kecuali bila anionnya berwarna. Kalsium klorida dan kalsium nitrat larut
dengan mudah dalam etanol atau dalam campuran 1:1 dari etanol bebas air dan dietil
eter.

II. Cara Menganalisis Kation Golongan Empat


Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini dilakukan secara konvensional,
yaitu memakai cara visual yang berdasarkan kelarutan. Pengujian kelarutan dilakukan
pertama-tama dengan mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat.
Pengelompokan dilakukan dalam bentuk pengendapan di mana penambahan pereaksi
tertentu mampu mengendapkan sekelompok ion-ion.
Untuk menganalisa kation bila bahan pelarut dilarutkan terlebih dahulu,
namun bila suatu berupa cairan atau larutan langsung digunakan. Pada umumnya
semua kombinasi kation dapat larut dalam air dan HCl, tetapi ada juga yang tidak
larut. Oleh karena itu, pelarut yang biasa dipakai adalah air atau HCl encer. (Petrucci,
1992 ; 62).

BARIUM (Ba)
Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan liat, yang stabil dalam udara
kering.
1. Barium bereaksi dengan air dalam udara yang lembab: membentuk oksida atau
hidroksida. Barium melebur pada 710oC. Logam ini bereaksi dengan air pada suhu
ruang, membentuk Barium hidroksida dan hidrogen.
Ba + 2H2O à Ba2+ + H2 + 2OH-
Asam encer melarutkan Barium dengan mudah dengan mengeluarkan hidrogen.
Ba + 2H+ à Ba2+ + H2
Barium adalah bivalen dalam garam-garam, membentuk kation barium(II), Ba2+.
Klorida dan nitratnya larut, tetapi dengan menambahkan asam klorida pekat atau asam
nitrat pekat kepada larutan natrium, barium klorida atau nitrat mungkin mengendap
sebagai akibat hukum kegiatan masa.
2. Larutan Amonia : Tak terjadi endapan barium hidroksida karena kelarutannya relatif
tinggi. Jika larutan yang basa itu terkena udara luar, sedikit karbondioksida akan
terserap dan terjadi kekeruhan yang ditimbulkan oleh barium karbonat. Sedikit
kekeruhan mungkin terjadi ketika menambahkan reagensia; ini disebabkan oleh
sejumlah kecil amonium karbonat, yang sering terdapat dalam reagensia yang telah
lama.
3. Larutan Amonium Karbonat : endapan putih barium karbonat, yang larut dalam asam
asetat dan dalam asam mineral encer.
Ba2+  + CO32- à BaCO3 ¯
Endapan larut sedikit dalam larutan garam-garam amonia dari asam-asam kuat; ini
disebabkan karena ion amonium, sebagai suatu asam kuat, bereaksi dengan basa, yaitu
ion karbonat, CO32-, dengan mengakibatkan terbentuknya ion hidrogen karbonat,
HCO3-, maka konsentrasi ion karbonat dari larutan menjadi berkurang.
NH4+ + CO32- à NH3 + HCO3-
atau
NH4+ + BaCO3 ¯ à NH3 + HCO3- + Ba2+
Jika jumlah endapan barium karbonat sangat kecil, ia bisa larut dengan baik dalam
garam amonium yang berkonsentrasi tinggi.
4.    Larutan amonium oksalat : endapan putih barium oksalat Ba(COO) 2, yang hanya
sedikit larut dalam air (0,09 g/liter; Ks = 1,7 x 10-7), tapi dilarutkan dengan mudah oleh
asam asetat encer (perbedaan dari kalsium) dan oleh asam mineral.
Ba2+ + (COO)22- « Ba(COO)2 ¯
5.    Asam sulfat encer : endapan putih barium sulfat BaSO 4 hampir tak larut dalam asam
encer dan dalam larutan amonium sulfat, dan larut cukup baik dalam asam sulfat pekat
mendidih. Dengan mengendapkan dalam larutan yang mendidih, atau lebih baik lagi
dengan menambahkan pula amonium asetat, diperoleh bentuk yang lebih mudah
disaring:
Ba2++ SO42- à BaSO4  ¯
BaSO4 ¯ + H2SO4 (pekat) à Ba2+ + 2HSO4-
Jika barium sulfat dididihkan dengan larutan natrium karbonat pekat, terjadi
transformasi parsial menjadi barium karbonat yang kurang larut, menurut persamaan :
BaSO4 ¯ + CO32- « BaCO3 ¯ + SO42-
Karena reaksi ini reversibel, transformasi ini tak sempurna. Jika campuran disaring
dan dicuci ( jadi menghilangjkan natrium sulfat) dan residu dididihkan dengan sejumlah
larutan natrium karbonat yang baru saja dibuat, lebih banyak lagi barium sulfat akan
berubah menjadi karbonat yang bersangkutan.
6.    Larutan kalsium sulfat jenuh : endapan segera dari barium sulfat putih. Fenomena
yang serupa terjadi jika dipakai reagensia strontium sulfat jenuh.
Penjelasan atas reaksi-reaksi ini adalah sebagai berikut : dari ketiga alkali tanah
sulfat, barium sulfatlah yang paling sedikit larut. Dalam larutan kalsium atau strontium
sulfat jenuh, konsentrasi ion sulfat cukup tinggi untuk menimbulkan pengendapan
dengan barium yang berjumlah agak banyak, karena hasil kali konsentrasi-konsentrasi
ion melampaui nilai hasil kali kelarutannya:
SO42- + Ba2+ « BaSO4 ¯
7.    Larutan kalium kromat :
Endapan kuning barium kromat, yang praktis tak larut dalam air (3,2 mg/ liter, K s =
1,6 x 10-10).
Ba2+ + CrO42- à BaCrO4 ¯
Endapan tak larut dalam asam asetat encer (perbedaan dari strontium dan kalsium)
tetapi dapat larut dengan mudah dalam asam mineral.
Penambahan asam pada larutan kalium kromat menyebabkan warna kuning dari
larutan berubah menjadi jingga-kemerahan, disebabkan terbentuknya dikromat:
2CrO42- + 2H+ « Cr2O72- + H2O
Dengan penambahan basa (misalnya ion-ion OH-) kepada larutan dikromat, reaksi
atom berlangsung dari kanan ke kiri karena ion hidrogen hilang diikat oleh ion OH-,
maka kromat akan terbentuk.
8.    Reagensia natrium rhodizonat : endapan coklat kemerah-merahan, yaitu garam
barium dari asam radizonat dalam larutan nitrat.
Garam-garam kalsium dan magnesium tidak mengganggu; garam strontium bereaksi
seperti garam barium tetapi hanya endapan yang ditimbulkan oleh strontium larut
dengan sempurna dalam asam klorida encer. Unsur-unsur lain, misalnya yang dapat
diendapkan oleh hydrogen sulfida dan oleh amonium sulfida tak boleh ada. Reagensia
harus dibatasi hanya untuk menguji unsur-unsur golongan IV saja.
Dengan adanya strontium, noda coklat-kemerahan dari barium radizonat harus
diolah dengan asam klorida 0,5M; stontium radizonat akan larut sedangkan turunan
barium diubah menjadi garam asam yang merah cemerlang. Reaksi ini paling baik
dijalankan di atas kertas reaksi-uji .
9.    Etanol bebas air dan eter : campuran 1+1 dari pelarut-pelarut ini melarutkan barium
nitrat anhidrat atau barium klorida (perbedaan dari strontium dan kalsium). Garam-
garam ini harus dipanaskan 180oC sebelum pengujian, untuk menghilangkan semua air
kristal. Uji ini bisa dipakai untuk memisahkan barium dari strontium dan atau kalsium.
10. Uji kering (pewarnaan nyala)
Garam-garam barium, bila dipanaskan dalam nyala bunsen yang tak cermerlang
(kebiru-biruan) memberi warna hijau kekuningan kepada nyala. Karena kebanyakan
garam barium, kecuali kloridanya, tak mudah menguap, kawat platinum harus dibahasi
asam klorida pekat sebelum dicelup ke dalam zat itu. Sulfat mula-mula diireduksi
menjadi sulfida dalam nyala reduksi, lalu dibasahi asam klorida pekat, dan dimasukkan
kembali ke dalam nyala.

STRONTIUM (Sr)
Strontium adalah logam putih-perak, yang dapat ditempa dan liat. Strontium lebur
pada 771oC. Sifat-sifatnya serupa dengan sifat-sifat barium.
1.    Larutan amonia : tak ada endapan.
2.    Larutan amonium karbonat: endapan putih strontium karbonat :
Sr2+ + CO32- à SrCO3 ¯
Strontium karbonat agak kurang larut dibanding barium karbonat; lain daripada ini;
ciri-ciri khasnya (kelarutan yang sedikit dalam garam-garam amonium terurai oleh
asam), adalah serupa dengan ciri-ciri khas barium karbonat.
3.    Asam sulfat encer : endapan putih strontium sulfat :
Sr2+ + SO42- à SrSO4 ¯
Kelarutan endapan tak dapat diabaikan (0,097 gr/L, Ks = 2,8 x 10-7). Endapan tak
larut dalam larutan amonium sulfat bahkan dengan mendidihkan sekalipun (perbedaan
dari kalsium), dan larut sedikit dalam asam klorida mendididh. Ia hampir sempurna
diubah menjadi karbonat yang bersangkutan, dengan mendidihkan larutan karbonat
pekat:
SrSO4 + CO32- « SrCO3 ¯ + SO42-
Strontium karbonat kurang larut dibanding strontium sulfat (kelarutan 5,9 mg SrCO3
L-1; Ks = 1,6 x 10-9 pada suhu ruang)
Setelah menyaring larutan, endapan dapat dilarutkan dalam asam klorida, jadi ion-
ion strontium dapat dipindahkan ke dalam larutan itu.
4.    Larutan kalsium sulfat jenuh : endapan putih strontium sulfat, terbentuk dengan
lambat-lambat dalam keadaan dingin, tetapi lebih cepat dengan mendidihkan
(perbedaan dengan barium)
5.    Larutan amonium oksalat : endapan putih strontium oksalat
Sr2+ + (COOH)22- à Sr(COO)2¯
Endapan hanya sedikit sekali larut dalam air (0,039 gr/L, Ks = 5 x 10-8). Asam
asetat tak menyerangnya; namun asam-asam mineral melarutkan endapan.
6.       Larutan kalium kromat: endapan kuning strontium kromat
Sr2+ + CrO42- à SrCrO4¯
Endapan larut agak banyak dalam air (1,2 gr/L, Ks = 3,5 x 10-5), maka tak terjadi
endapan dalam larutan strontium yang encer. Endapan larut dalam asam asetat
(perbedaan dari barium) dan dalam asam-asam mineral, oleh sebab-sebab yang sama,
seperti yang diuraikan pada barium.
7.       Reagensia natrium rhodizonat: endapan coklat- kemerahan strontium rodizonat
dalam larutan netral. Untuk mendeteksi strontium dengan adanya barium, yang terakhir
ini diubah menjadi barium kromat yang tak dapat larut.barium kromattak bereaksi
dengan natrium radizonat, tetapi strontium kromat yang lebih larut, biasanya bereaksi.
8.       Etanol bebas air dan eter : campuran 1+1 dari pelarut-pelarut ini, tidak
melarutkan strontium nitrat anhidrat, tetapi melarutkan strontium klorida anhidrat. Uji
dapat dipakai untuk pemisahan kalsium, strontium, dan barium.
Uji ini dapat dilakukan sebagai berikut: endapkan strontium sebagai karbonat.
Saring endapan, larutkan satu bagian darinya dalam asam klorida, dan satu bagian lain
dalam asam nitrat. Uapkan kedua larutan di atas kaca arloji sendiri-sendiri sampai
kering, panaskan residu sampai 180oC selama 30 menit, dan coba larutkan residu dalam
ml pelarut.
9. Uji kering ( pewarnaan nyala)
Senyawa-senyawa stronsium yang mudah menguap terutama kloridanya memberi
warna merah-karmin yang khas pada nyala bunsen yang tak cemerlang.

  KALSIUM (Ca)
Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Yang melebur pada 845 oC ia
terserang oleh oksigen atmosfer dan udara lembab, pada reaksi ini terbentuk kalsium
oksida dan kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium
hidroksida dan hidrogen.
Kalsium membentuk kation kalsium (II), Ca2+, dalam larutan-larutan air. Garam-
garamnya biasanya berupa bubuk putih dan membentuk larutan yang tak bewarna,
kecuali bila anionnya berwarna. Kalsium klorida padat bersifat higroskopis dan sering
digunakan sebagai zat pengiring. Kalsium klorida dan kalsium nitrat larut dengan
mudah dalam etanol atau dalam campuran 1+1 dari etanol bebas-air dan dietil eter.
Reaksi-reaksi :
1. Larutan amonia: tak ada endapan, karena kalsium hidroksida larut cukup banyak.
Dengan zat pengendap yang telah lama dibuat, mungkin timbul kekeruhan karena
terbentuknya kalsium karbonat.
2. Larutan amonium karbonat : endapan amorf putih kalsium karbonat :
Ca2+ + CO32- à CaCO3 ↓
Dengan mendidihkan, endapan menjadi berbentuk kristal. Endapan larut dalam air
yang mengandung asam karbonat berlebihan (misalnya, air soda yang baru dibuat),
karena pembentukan kalsium hidrogen karbonat yang larut :
CaCO3↓ + H2O + CO2 ↔ Ca2+ + 2HCO-3
Dengan mendidihkan, endapan muncul lagi karena karbondioksida keluar selama
proses itu sehingga reaksi berlangsung kearah kiri. Ion-ion barium dan sromtium
bereaksi serupa. Endapan larut dalam asam, bahkan dalam asam asetat :
CaCO3 ↓ + 2H+ → Ca2+ + H2O + CO2↑
CaCO3↓ + 2CH3COOH à Ca2++ H2O + CO2↑+ 2CH3COO-
Kalsium karbonat larut sedikit dalam larutan garam-gaaram amonium dari asam kuat.
3. Asam sulfat encer :endapan putih kalsium sulfat :
Ca2+ + SO42- → CaSO4↓
CaSO4 larut cukup berarti dalam air (0,61 gram Ca2+, 2,06 gram CaSO4 atau 2,61
gram CaSO4.2H2O l-1, Ks = 2,3 x 10-6) yaitu larut lebih banyak dari pada barium atau
strontium sulfat.
4. Kalsium sulfat jenuh : tak terbentuk endapan
5. Larutan amonium oksalat: endapan putih kalsium oksalat, segera dari larutan—larutan
pekat dan lambat dari larutan encer:
Ca2+ + (COO)2-2 Ca(COO)2
Pengendapan dipermudah dengan menjadikan larutan bersifata basa dengan amonia.
Endapan praktis tak larut dalam air, tak larut dalam asam aseta, tetapi larut dengan
mudah dalam asam-asam mineral.
6. Larutan kalium kromat: tak terrjadi larutan-larutan encer, tak pula dari larutan-larutan
pekat dengan adanya asam asetat.
7. Larutan kalium heksasianoferat (II) : endapan putih garam campuran
Ca 2+ +2K+ +[Fe (CN)6]4- K2Ca[Fe(CN)6]
Dengan adanya amonium klorida, uji ini kan lebih peka dikarenakan kalium
digantikan oleh ion-ion amonium dalam endapan. Uji ini dapat digunakan untuk
membedakan kalsium dari stronsium ; tetapi ion barium dan magnesium mengganggu.
8. Reagensia natrium dihidroksitartrat asazon: endapan kuning garam kalsium yang
sangat sedikit larut. Semua logam- logam lain, kecuali garam alkali dan amonium, tak
boleh ada. Magnesium tak mengganggu apabila konsentrasiya tidak melampaui 10 kali
konsentrasi kalsium.
9. Reagensia asam pikrolon : kristal-kristal empat persegi panjang ang khas dari kalsium
pikrolon dalam larutan netral atau asam asetat.
Ca(C10H7O5N4)2.8H2O
Stronsium dan barium memberi endapan tetapi dengan berbentuk kristal yang berbeda.
10. Uji (Mikroskop) kalsium sulfat dihidrat
Uji ini merupakan uji pemastian yang baik terhadap kalsium dalam golongan IV.
Pada mikroskop tampak kristal seperti kumpulan jarum atau prisma yang memanjang
dengan adanya kalsium.
11. Etanol bebas air, atau campuran 1+1 dari etanol bebas air dan dietil eter, melarutkan
baik kalsium klorida maupun kalsium nitrat.
12. Uji kering ( pewarnaan nyala)
Senyawa- senyawa kalsium yang muda menguap, memberi warna merah- kekuningan
pada nyala bunsen.

Anda mungkin juga menyukai