Dimana dapat diamati serangkaian proses tahapan produksi. Dimulai dari bagian
Juga dapat diamati kesesuaiannya terhadap aspek Cara Pembuatan Obat yang
Baik (CPOB).
Farma (Persero) Tbk. Plant Medan, selain kunjungan ke bagian produksi maka
Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu terhadap mutu produk baik produk
digunakan pada P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan. Akuades
Pada bagian ini diamati proses pengolahan udara yang digunakan pada
ruangan produksi P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan. Dimana
maupun partikel asing terhadap produk P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk.
Plant Medan.
Pada bagian ini dapat diamati bahwa limbah cair P.T. Kimia Farma
lingkungan yang diakibatkan oleh limbah P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk.
5. Bagian Pengemasan.
P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan. Dimana produk ruahan yang
telah dihasilkan oleh Bagian Produksi dikemas hingga menjadi sediaan yang
adalah:
per batch karena tiap produk memiliki ukuran batch yang berbeda.
Untuk pemesanan bahan, PPPI memperhatikan stok bahan baku yang ada
digudang, stok produk ruahan atau setengah jadi dan stok produk jadi di gudang,
kepada bagian pembelian. Pembelian ada dua cara yaitu: secara terpusat di Jakarta
dan secara lokal di Medan. Bagian pembelian ini akan memilih pemasok yang
paling murah tetapi memenuhi spesifikasi bahan yang diminta, kemudian bagian
yang diminta pada arsip pesanan dengan bahan yang akan diantarkan. Bahan
tersebut akan dikarantina dan diberi label kuning sementara bagian gudang
sampling dan pemeriksaan terhadap bahan tersebut. Bila bahan memenuhi syarat
akan diberi label hijau disertai Hasil Pemeriksaan Laboratorium (HPL), Jika tidak
memenuhi syarat yang akan diberi label merah dan HPL serta dikembalikan ke
pihak pemasok.
Setelah semua bahan yang dipesan lengkap, maka PPPI membuat Surat
SPK tersebut ditulis No.SPK, nama sediaan, No Batch, dan kapan obat tersebut
diharapkan siap diproduksi. SPK dari PPPI yang dikirim kebagian produksi
Pengeluran Bahan Baku (SPPBB) dan bahan pengemasan (SPPBK). SPK dibuat
Obat jadi yang telah siap diproduksi dan dikemas kemudian dikirim ke
gudang penyimpanan obat jadi. Setelah dilakukan finished pack analysis oleh
petugas pengawasan mutu. Obat jadi tersebut akan dikirimkan oleh PPPI ke Unit
Logistik Sentral (ULS) Jakarta, maka PPPI membuat surat kebagian gudang untuk
menyiapkan obat jadi tersebut untuk dikirimkan ke Jakarta dan dilakukan stock
opname. Pada bahan yang telah di stock opname akan diberi label stock opname
yang dituliskan tanggal dilakukan stock opname, nama bahan dan jumlahnya.
awal, pengolahan sampai dengan menghasilkan obat jadi. Kegiatan produksi ini
dilakukan di grey area, tertutup dan tidak berhubungan langsung dengan bagian
Tugas dari bagian produksi PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan:
gudang obat jadi sesuai dengan prosedur tertulis yang telah ditetapkan
(Protap).
kegiatan produksi ataupun yang memasuki area produksi harus memakai pakaian
produksi, dan dilakukan produksi sesuai dengan protap yang telah ditetapkan serta
meminta bahan baku ke bagian gudang dengan surat perintah pengeluaran bahan
Sehingga bila terjadi kekeliruan ataupun kesalahan pada proses produksi, dapat
segera diketahui pada proses dimana kesalahan tersebut terjadi dan diambil
proses, operator, tanggal, jam, hasil, pengawasan yang berguna untuk mengetahui
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu batch sediaan.
Laporan proses produksi ini diisi oleh petugas yang melakukan suatu tahapan
(In Process Control/ IPC). IPC yang dilakukan ada 2 macam, yaitu misalnya pada
2. Dilakukan oleh pihak pengawasan mutu, antara lain: uji kadar air
granul, dan pada tablet dilakukan: uji kekerasan, waktu hancur, disolusi,
melalui pass box untuk dilakukan pengemasan sekunder sampai dihasilkan obat
jadi. Obat jadi yang telah selesai dikemas, ditimbang dan dicatat, diberi label
untuk dilakukan finished pack analysis. Obat jadi yang lulus pemeriksaan diberi
Bagian Produksi pada PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan terdiri
dari:
Jalur pembuatan krim terpisah dari jalur produksi yang lain dimana pada
jalur produksi ini terdiri dari beberapa ruangan yang telah diatur suhu,
kelembaban dan tekanan udaranya dengan AHU. Adapun ruangan pada jalur
a. Ruangan penimbangan
lemari asam, dust collector, Air Handling System (AHS). Bahan – bahan
yang telah ditimbang akan ditempatkan pada staging area untuk kemudian
b. Ruangan pencampuran
Pada ruangan ini dilengkapi dengan 2 unit double jacket tank untuk
bahan aktif dengan bahan dasar krim, mixer untuk pengadukan sehingga
sebelum digunakan dan sore hari sesudah selesai digunakan. Bila tidak ada
mutu.
c. Ruangan pengisian
• Ruangan pengisian I
2400 tube/jam dan neraca digital untuk pemeriksaan IPC oleh operator.
• Ruang pengisian II
900-200 tube/ jam dan neraca digital untuk pemeriksaan IPC oleh
operator.
ruang pengisian dan disusun ke mesin pengisian yang telah diisi massa
d. Ruangan karantina
Jalur produksi tablet terletak terpisah dari jalur produksi krim untuk
beberapa ruangan yang telah diatur suhu, kelembaban dan tekanan udaranya
dengan AHS. Juga dilengkapi dengan dust collector sentral. Adapun ruangan pada
a. Ruangan penimbangan
b. Ruangan pencampuran
Semua bahan tambahan dan bahan aktif dimasukkan kedalam super mixer
c. Ruang pengeringan
d. Ruang granulasi
hasil pemeriksaan.
f. Ruang pencetakan
bobot.
g. Ruang sortir
pengemasan primer.
h. Ruang pengemasan
pengemasan sekunder.
Sediaan kapsul yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
Plant Medan adalah kloramfenikol kapsul. Seperti jalur produksi krim dan tablet,
jalur produksi kapsul juga terletak terpisah untuk menghindari terjadinya mix up.
Pada jalur produksi kapsul juga terdapat beberapa ruangan dimana setiap ruangan
tersebut diatur suhu, kelembaban dan tekanan dengan AHS, juga dilengkapi dust
collector sentral.
a. Ruang pengeringan
±12 jam pada suhu 85oC. Setelah itu semua bahan dipindahkan keruang
pencampuran.
b. Ruang pencampuran
kegudang penyimpanan
2. Betason-N® krim.
3. Betason® krim.
8. Kloramfenikol 250 miligram kapsul (1000 kapsul per botol dan 250 kapsul
per botol).
13. Antalgin 500 mg tablet (kemasan 10 tablet per strip dalam 10 strip per kotak
pembuatan dan dirancang untuk menjamin agar produk obat yang dihasilkan
yang paling penting dari Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) agar tiap obat
penggunaannya.
Bahan baku dan bahan pengemas datang dari pemasok ke bagian gudang,
2. Bahan pengemas
pengujian terhadap produk yang dihasilkan pada tahap-tahap tertentu dari proses
pengolahan.
a. Tablet: pemerian, kadar air, bobot rata-rata, bobot satuan, kadar bahan
ruangan tersebut saling berhubungan dan dilengkapi AC untuk menjaga suhu dan
pengawasan mutu.
mutu.
Bahan pesanan yang masuk dari pemasok kebagian gudang akan diperiksa
kesesuaian nomor pesanan, jenis, jumlah bahan sesuai dengan surat pesanan oleh
petugas gudang dan dikarantina terlebih dahulu dan diberi label kuning, kemudian
memenuhi syarat akan diberi label hijau disertai Hasil Pemeriksaan Laboratorium
(HPL), jika tidak memenuhi syarat akan diberi label merah serta dikembalikan ke
pihak pemasok ataupun dimusnahkan. Bahan baku yang telah diluluskan oleh
bagian pengawasan mutu akan disimpan di ruang penyimpanan bahan baku dan
ditimbang setelah adanya surat perintah pengeluaran bahan baku dan bahan
pengemasan dari PPPI. Tiap bahan yang dikeluarkan akan dicatat ke kartu stok
oleh petugas gudang. Setelah obat jadi selesai diproduksi dan dikemas, bagian
gudang akan menyimpan obat jadi di ruang penyimpanan obat jadi dan akan
D E H
B F G
Gambar 1. Denah bak pengolahan limbah cair PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
Plant Medan.
Keterangan:
Sumber limbah cair berasal dari air cucian diruang produksi dan air cucian
alat-alat di laboratorium.
2) Pada bak netralisasi bila perlu, ditambahkan air kapur untuk menetralkan
limbah cair yang di keluarkan. Selanjutnya limbah cair yang telah netral
3) Pada bak aerasi (E) dilakukan aerasi dengan menggunakan aerator yang
limbah cair tersebut berupa nilai BOD (Biological Oxygen Demand) dan
COD (Chemical Oxygen Demand) bila telah memenuhi syarat nilai BOD
dan COD maka limbah cair yang telah diolah tersebut dapat dibuang ke
lingkungan.
Semua limbah padat tersebut di bakar oleh petugas dan sisa pembakaran
kantor pusat yang ada di Jakarta. Oleh sebab itu pembayaran gaji karyawan
pengemas, biaya umum dan biaya pemeliharaan harus dibuat surat permintaan
pemasok, maka pemasok akan mengirimkan bahan baku tersebut disertai faktur
Pembayaran secara tunai ini juga berlaku untuk biaya pemeliharaan mesin.
kredit bervariasi tergantung pada pemasok, akan tetapi berkisar 2 minggu sampai
1 bulan.
Produk jadi akan dikirim ke Unit Logistik Sentral (ULS) Jakarta dengan
Tbk. Plant Medan tidak dapat melakukan penjualan ke pihak luar, tetapi di
dengan faktur atas nama Unit Logistik Sentral Jakarta untuk menghemat biaya
Setiap pembelian dan penjualan barang akan dikenai pajak begitu juga
dengan industri Farmasi. Setiap pembelian bahan-bahan baku dicatat dalam buku
pembelian di kenai pajak pertambahan nilai (PPN) yang disebut PPN masukan
dan dicatat dalam buku PPN masukan dan setiap penjualan obat jadi dicatat
dalam buku penjualan dikenai PPN keluaran dan dicatat dalam buku PPN
keluaran. Untuk PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan tidak berhak
mengeluarkan PPN keluaran karena masih satu NPWP (Nomor Pokok Wajib
PEMBAHASAN
Aspek manajemen mutu merupakan inti dari Cara Pembuatan Obat yang
Baik (CPOB), dimana mutu setiap produk yang dihasilkan harus dilakukan
Pemastian Mutu dan Pengawasan Mutu yang merupakan hal terpenting dari Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) sehingga aspek ini merupakan aspek pertama
dari Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Industri P.T. Kimia Farma
(Persero) Tbk. Plant Medan memiliki Sistem Manajemen Mutu (SMM) yang baik.
Hal ini terbukti dari adanya sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
Sistem Manajemen Mutu (SMM) di P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant
Medan sudah terjamin. Hal ini didukung oleh Bagian Pemastian Mutu dan
Pengawasan Mutu yang sangat teliti dan cermat dalam mengawasi mutu setiap
P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan memiliki jumlah personalia
P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan terdiri dari 3 bagian yaitu
terhadap yang lain, hal ini dilakukan untuk menghindari kerjasama yang bersifat
negatif terutama yang berhubungan dengan kualitas produk. Selain itu pula,
adanya program pelatihan yang dilakukan secara periodik atau berkala pada setiap
triwulan yang terutama diberikan pada karyawan baru maupun karyawan lama
Menurut Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), dalam lokasi untuk
ventilasi dengan saringan udara pada bagian awal dan saringan udara pada bagian
akhir, kontruksi bangunan yang kokoh dan kedap air. P.T. Kimia Farma (Persero)
lalu lintasnya sangat padat. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan telah
dilengkapi dengan sistem tata udara dengan menggunakan Penyejuk Udara (Air
Conditioner/AC) Sentral yang dilengkapi dengan saringan udara pada bagian awal
dan saringan udara pada bagian akhir sehingga dapat mencegah pencemaran dari
udara sekitarnya.
antara satu ruangan dengan ruangan lain mengikuti urutan tahap produksi dan
menurut kelas kebersihan yang dipersyaratkan. Selain itu juga untuk mencegah
dan pengawasan yang efektif. Permukaan dinding, lantai dan langit-langit dalam
ruangan bebas dari retak, licin, tidak memiliki sambungan, tidak melepaskan
efektif. Area produksi selalu dipantau suhu dan kelembabannya secara teratur baik
selama ada maupun tidak ada kegiatan produksi dan dilengkapi dengan
saat proses berjalan. Area produksi juga memiliki pintu yang langsung
berhubungan dengan area luar dan hanya dapat digunakan pada saat keadaan
darurat.
gudang obat jadi telah didesain sedemikian rupa sehingga dapat menjamin
stabilitas bahan dan produk yang disimpan, dengan kapasitas dan penerangan
Area Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu di P.T. Kimia Farma (Persero)
Tbk. Plant Medan dibangun terpisah dari area produksi, yang terdiri dari beberapa
pertinggal sehingga dapat mencegah campur baur dan pencemaran silang pada
saat analisis.
Sarana pendukung lain seperti kantin, mushola terletak terpisah dari area
produksi dan laboratorium pengawasan mutu, selain itu juga tersedia toilet dengan
jumlah yang cukup dan didesain tidak langsung berhubungan dengan ruangan
Peralatan yang digunakan di P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan
(Pengawasan Mutu atau Pemastian Mutu). Peralatan selalu dijaga kebersihan dan
yang baik. Kualifikasi bukan hanya dilakukan terhadap peralatan baru melainkan
P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan. Setiap personil yang masuk ke
area produksi mengenakan pakaian pelindung yang bersih dan dilengkapai dengan
alat pelindung diri dan dilengkapi dengan prosedur yang harus dipatuhi dan
dijalankan dengan ketat. Plant Medan memiliki Area Abu-Abu (Grey Area) dan
Area Hitam (Black Area) yang mana Area Abu-Abu (Grey Area) untuk ruangan
produksi dan pengemasan primer sedangkan Area Hitam (Black Area) untuk
pelindung diri, seperti tutup kepala, tutup mulut, sarung tangan dan sepatu kerja.
Sebelum memasuki ruang produksi harus melewati ruang antara. Untuk karyawan
dan sarung tangan. Ketentuan ini juga berlaku untuk tamu yang berkunjung ke
lingkungan proses produksi. Setelah obat selesai diproduksi dan dikemas (primer)
yang telah ditetapkan. Untuk bagian produksi, alat yang digunakan untuk produksi
suatu Bets (Batch) produk dengan produk Bets (Batch) yang berikutnya dilakukan
ruangan di luar ruangan produksi juga dilakukan pembersihan secara rutin dengan
P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan memproduksi sediaan tablet,
kapsul, krim dan salep. Produksi obat dilaksanakan sesuai dengan Prosedur Tetap
(ProTap) agar selalu diperoleh obat jadi yang memenuhi spesifikasi yang
ditentukan. Prosedur Tetap (ProTap) pembuatan obat yang diikuti sudah mengacu
produksi.
ruahan, peralatan dan mesin produksi dan ruang kerja diberi label atau penandaan
melakukan pengujian terhadap bahan awal sesuai spesifikasi bahan awal, produk
antara, produk ruahan dan obat jadi. Saat proses produksi berlangsung, dilakukan
Pengawasan Selama Proses (In Process Control/IPC) pada setiap tahapan proses
obat jadi.
yang diproduksi. Validasi metode analisa juga telah dilaksanakan untuk beberapa
produk.
P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan telah melakukan Uji
Stabilitas (On Going Stability) produksi tahunan sejak awal januari 2006,
Untuk uji stabilitas dipercepat dilakukan dan disimpan di dalam alat Climatic
Pada P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan terdapat program
inspeksi diri dan audit mutu. Dimana program ini dilakukan 2 kali dalam setahun
sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Program ini dilakukan secara
berkala guna untuk menilai kesesuaian segala aspek yang berkaitan dengan Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan juga untuk menjamin kualitas produk
yang dihasilkan oleh P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan.
Produk Kembalian
Industri P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan sebagai salah satu
9001:2008 maka P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan memiliki Sistem
dan produk kembalian. P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan melakukan
menanggapi keluhan terhadap produk P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant
Medan, yang tentunya perbaikan juga tidak serta merta dilaksanakan akan tetapi
terhadap produk pertinggal dari setiap Bets (Batch). Bila dari hasil pengujian
stabilitas diketahui bahwa produk tidak layak untuk digunakan baik dari segi fisik
maupun kimia, maka produk dari Bets (Batch) yang sama yang telah beredar di
lapangan juga dilakukan penguijian secara fisik dan kimia. Jika memang terbukti
bahwa produk yang beredar di lapangan dan produk pertinggal menunjukkan hasil
yang sama, yakni tidak layak untuk dipergunakan karena alasan fisik maupun
kimia, maka produk tersebut segera ditarik kembali (dilakukan penarikan kembali
produk).
Untuk produk yang dikembalikan ke P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant
Medan karena alasan kemasan yang meragukan atau terjadi perubahan fisika
disesuaikan dengan produk pertinggal dari Bets (Batch) yang sama. Bila produk
pertinggal menunjukkan hasil yang sama (terjadi perubahan fisika maupun kimia)
pembersihan alat, proses Produksi, proses Pengawasan Selama Proses (In Process
berdasarkan pada Prosedur Tetap (ProTap) atau dokumen kerja yang telah dibuat
oleh P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan. Pada aspek dokumentasi juga
mutu produk yang diproduksi oleh P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan.
pembuatan obat dan analisis obat yang didasarkan kepada kontrak dari industri
farmasi lainnya.
Seluruh alat yang digunakan pada P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant
Medan telah melalui tahap kualifikasi, yang meliputi: Kualifikasi Desain (KD),
(KK). Semua kualifikasi baik itu protokol maupun laporan berdasarkan pada
Petunjuk Operasional Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Selain adanya
4.14 Laboratorium
lainnya (seperti: Pemeriksaan Bobot, Disolusi dan lain-lain) terhadap bahan baku,
produk antara, produk ruahan, produk jadi, maupun produk yang telah dipasarkan
(sampel pertinggal dan pengujian stabilitas). Instrumen yang ada telah memadai
lain-lainnya.
Limbah yang dihasilkan oleh P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan
terdiri dari limbah padat dan limbah cair. Limbah padat (debu) dari ruang
Pompa ke Bak Netralisasi. Selanjutnya limbah cair yang telah netral dialirkan ke
Bak Aerasi I untuk dilakukan aerasi dengan menggunakan aerator yang bertujuan
untuk menginjeksikan udara ke dalam bak tersebut supaya bakteri aerob yang
yang terdapat dalam limbah cair tersebut. Selanjutnya juga dialirkan ke Bak
Aerasi II yang juga mendapat perlakuan yang sama dimana dilakukan aerasi
dalam bak tersebut supaya bakteri aerob yang terdapat dalam bak tersebut dapat
untuk dilakukan pengujian terhadap hasil pengolahan limbah cair tersebut berupa
nilai BOD (Biological Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand)
bila telah memenuhi syarat nilai BOD (Biological Oxygen Demand) dan COD
(Chemical Oxygen Demand) maka limbah cair yang telah diolah tersebut dapat
dibuang ke lingkungan secara aman. Sampai saat ini, hasil pengolahan limbah
yang dilakukan telah memenuhi persyaratan dan sesuai dengan parameter baku
mutu lingkungan.
P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan memiliki Sistem Pengatur
Udara (Air Handling Sistem/AHS) yang terdiri atas tiga Unit Pengatur Udara (Air
Sistem/AHU) yang pertama digunakan untuk produksi sediaan tablet, yang kedua
untuk sediaan krim dan salep, dan yang ketiga untuk sediaan tablet. Setiap Unit
Pengatur Udara (Air Handling Sistem/AHU) juga memiliki dua saluran Udara
Masuk (Inlet) dari Udara Segar (Fresh Air) dan Udara Sirkulasi (Circulation Air)
dengan perbandingan Udara Segar (Fresh Air) dan Udara Sirkulasi (Circulation
Air) sebesar 20% dan 80%. Udara Masuk (Inlet) ke Unit Pengatur Udara (Air
Udara yang bersih masuk ke setiap ruangan produksi melalui saluran udara
yang terletak di bagian atas ruangan. Udara kotor yang berasal dari setiap ruangan
kemudian dihisap kembali dari bagian atas ruangan juga, yang kemudian
Sirkulasi (Circulation Air). Udara kembalian yang berada pada bagian atas ini
lebih rendah efisiensinya karena udara bersih yang masuk dari bagian atas
tinggi. Hal ini memungkinkan pertumbuhan mikroba. Oleh karena itu, udara yang
kebersihan udara yang akan disalurkan ke ruangan produksi. Begitu pula Peniup
(Blower) yang terletak setelah Penyaringan dan Kondensor kurang efisien, karena
Peniup (Blower) juga dapat melepaskan partikel yang akan menurunkan kualitas
Pengolahan Air yang terdapat di P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant
membutuhkan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Setiap jam dapat dihasilkan
16 liter air yang telah dimurnikan, dan telah dapat memenuhi kebutuhan produksi
Air yang hendak diolah merupakan air yang berasal dari air permukaan, hal
ini didasarkan pada pertimbangan bahwa kualitas air permukaan P.T. Kimia
Farma (Persero) Tbk. Plant Medan lebih baik dari kualitas air PDAM (Perusahaan
Daerah Air Minum). Pengolahan air dilakukan dengan beberapa tahapan, dimana
ikut terbawa bersama dengan air, selanjutnya disaring lagi melalui Penyaringan
Karbon (Carbon Filter) untuk menghilangkan bau dan warna pada air. Setelah
titik didih air yakni suhu 100oC, sehingga air akan menguap dan uap air kemudian
mengembun menjadi air kembali. Air yang telah murni ditampung pada bak
Karbon (Carbon Filter) secara rutin dibersihkan atau diregenerasi kembali setiap
3 bulan sekali. Sistem pengolahan air dimana akuades masih disalurkan secara
4.18 Pengemasan
Bagian Pengemasan Sekunder. Dimana obat yang telah selesai diproduksi dan
bagian Pengemasan Sekunder ini, kemasan karton ada yang masih dilakukan
Pelabelan (Labelling) secara manual, dan ada yang telah diproses secara
Nomor Bets (Batch), Kode Produksi dan Tanggal Kadaluarsa ada yang masih
dilakukan Pencetakan (Printing) secara manual, dan ada yang telah dicetak secara
komputerisasi.
P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan, telah mendapat sertifikat
P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan, telah menerapkan Sistem
dapat memberikan manfaat, baik internal bagi P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk.
Plant Medan maupun eksternal terhadap P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant
Medan. Manfaat internal untuk P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan
diantaranya:
berkesinambungan.
Manfaat eksternal untuk P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan
diantaranya:
5.1 Kesimpulan
P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan merupakan salah satu unit
perusahaan P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. yang mendapatkan tugas untuk
sediaan tablet dan bentuk sediaan kapsul yang difokuskan untuk produksi obat
dengan nama generik dan sebagian obat dengan nama dagang. P.T. Kimia Farma
(Persero) Tbk. Plant Medan telah menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB) sehingga akan menjamin bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan
mutu dan spesifikasi yang telah ditetapkan serta sesuai persyaratan dan tujuan
dihasilkan, serta sekaligus sebagai jaminan bahwa aspek Cara Pembuatan Obat
yang Baik (CPOB) yang terpenting, yakni Manajemen Mutu telah dapat terpenuhi
dengan baik oleh P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan.
5.2 Saran
1. P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan sebaiknya memiliki sistem