Kation golongan ini tidak bereaksi dengan reagensia Golongan I, II, dan III. Kation-
kation ini membentuk endapan dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau
sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah: kalsium, strontium, dan barium.
1. Barium
Ciri-Ciri Barium
Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan liat, yang stabil dalam udara kering.
Barium bereaksi dengan air dalam udara yang lembab, membentuk oksida atau hidroksida.
Barium melebur pada 710⁰C. Logam ini bereaksi dengan air pada suhu ruang, membentuk
barium hidroksida dan hidrogen:
Barium adalah bivalen dalam garam-garamnya, membentuk kation barium (II), Ba2+.
Klorida dan nitratnya larut, tetapi dengan menambahkan asam klorida pekat atau asam nitrat
pekat kepada larutan barium, barium klorida atau nitrat mungkin mengendap sebagai akibat
hukum kegiatan massa.
Pakailah larutan barium klorida hidrat BaCl2.2H2O atau barium nitrat (BaNO3)2, 0.25 M
untuk mempelajari reaksi-reaksi ini.
1
Sedikit kekeruhan mungkin terjadi ketika menambahkan reagensia; disebabkan
oleh sejumlah kecil ammonium karbonat (NH4)2CO3, yang sering terdapaat dalam
reagensia yang telah lama.
Atau
Jika jumlah endapan barium karbonat sangat kecil, ia bisa larut dengan baik
dalam garam ammonium yang berkonsentrasi tinggi.
Jika barium sulfat (BaSO4) dididihkan dengan larutan natrium karbonat (Na2CO3)
pekat, terjadi transformasi parsial menjadi barium karbonat yang kurang larut, menurut
persamaan:
2
BaSO4 + CO32- BaCO3 + SO42-
Karena reaksi ini reversibel, transformasi ini tak sempurna. Jika campuran
disaring dan dicuci (jadi menghilangkan Na2SO4), dan residu dididihkan dengan sejumlah
larutan Na2CO3 yang baru saja dibuat, lebih banyak lagi BaSO 4 akan berubah menjadi
karbonat yang bersangkutan. Dengan mengulang- ulang proses ini, praktis semua sulfat
dapat diubah menjadi karbonat yang bersangkutan. Karbonat dapat dilarutkan dalam
asam, maka proses ini memberi suatu metode untuk membuat sulfat yang tak dapat larut,
menjadi larut.
Suatu metode yang lebih cepat untuk memperoleh hasil yang sama, adalah dengan
melebur BaSO4 itu dengan Na2CO3 anhidrat 4 – 6 kali berat BaSO 4 itu; dengan demikian
diperoleh konsentrasi maksimum dari karbonat, dan reaksi berjalan hampir selesai dalam
satu kali pengerjaan. Leburan itu dibiarkan mendingin, diekstraksi dengan air mendidih,
dan disaring; lalu residu yang berupa BaCO 3 dapat dilarutkan dalam asam yang sesuai.
Pernah dinyatakan bahwa dengan mendidihkan BaSO4 dengan NaCO3 yang 15 kali
berlebihan, dengan konsentrasi sedikitnya 1,5 mol/ l, 99 persen diubah menjadi BaCO 3
dalam waktu 1 jam.
BaSO4 juga dapat dilarutkan dalam larutan panas 3 – 5 persen dari dinatrium
etilenadiamina tetraasetat (Na2EDTA) jika ada serta ammonia.
Contoh Persenyawaan Ba
1. PERSENYAWAAN BARIUM
BARIUM SULFAT
BARIUM KARBONAT
BARIUM KLORIDA
2. BENTUK FISIK BARIUM
4
Logam ini digunakan sebagai “getter†dalam tabung vakum. Senyawa-senyawa
yang penting adalah peroksida, klorida, sulfat, nitrat dan klorat. Lithopone, pigmen yang
mengandung barium sulfat dan seng sulfida memiliki sifat penutup yang kuat dan tidak menjadi
gelap atau hitam oleh sulfida. Barium sulfat digunakan dalam cat, diagnostik sinar x-ray dan
dalam pembuatan kaca. Barite sering digunakan sebagai agen pemberat dalam fluida pengebor
sumur minyak dan digunakan dalam pembuatan karet. Barium karbonat digunakan dalam racun
tikus. Sedangkan nitrat dan klorat memberikan warna pada pertunjukan kembang api. Semua
senyawa barium yang larut dalam air atau asam sangat berbahaya. Barium yang muncul secara
alami merupakan campuran tujuh isotop. Dua puluh dua isotop radioaktif barium lainnya telah
ditemukan. Barium HidroksidaBa(OH)2_8H2O merupakan kristal monoklinik, Ciri Ciri
Barium Hidroksida yang tidak berwarna, meleleh pada suhu 78 derajat Celcius, larut dalam air,
tidak larut dalam aseton; digunakan untuk penyabunan lemak dan peleburan silikat. Barium
klorida BaCl2, yang bertanggung jawab atas semburan hijau yang berkilau, adalah senyawa
klorin unggulan bulan ini. Tapi, barium klorida jauh lebih dari sekedar kilasan cahaya di langit.
5
Jumlah barium yang terdeteksi pada makanan dan air biasanya tidak cukup tinggi untuk
membahayakan kesehatan. Orang yang terkena paparan barium akan lebih beresiko untuk
mempengaruhi tingkat kesehatan. Biasanya yang bisa terkena adalah mereka yang bekerja di
industri barium. Sebagian besar risiko kesehatan yang bisa mereka alami disebabkan oleh
pernapasan di udara yang mengandung barium sulfat atau barium karbonat.Banyak tempat
limbah berbahaya mengandung sejumlah barium tertentu. Orang yang tinggal di dekat itu
mungkin memiliki resiko terkena tingkat kadar yang berbahaya. Paparan akan mulai masuk dari
debu yang melalui saluran pernapasan, juga bisa melalui makan atau tanaman, atau air minum
yang tercemar dengan barium. Kontak kulit juga bisa terjadi.Efek kesehatan barium tergantung
pada kelarutan air senyawa. Senyawa barium yang larut dalam air bisa berbahaya bagi kesehatan
manusia. Serapan barium dalam jumlah sangat besar yang larut dalam air dapat menyebabkan
lumpuh dan bahkan dalam beberapa kasus menyebabkan kematian.Sejumlah kecil barium yang
larut dalam air dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan bernafas, tekanan darah
meningkat, ganguan jantung, iritasi lambung, kelemahan otot, perubahan refleks saraf,
pembengkakan otak dan kerusakan hati, ginjal serta jantung.Barium belum terbukti
menyebabkan kanker pada manusia. Tidak ada bukti bahwa barium dapat menyebabkan
ketidaksuburan atau cacat lahir.
2.Stronsium (Sr)
Stronsium pertama kali ditemukan di kota Strontian di Skotland. Stronsium adalah unsur
kimia dengan lambang Sr dan berwarna kuning saat terkena udara. Hal ini terjadi secara alami
dalam mineral Celestine dan Strontianite.
Stronsium ditemukan tahun 1790 oleh Adair Crawford, seorang kimiawan Irlandia, saat
mempelajari witherite mineral (BaCO3). Ketika witherite dicampurkan dengan asam klorida
(HCl), dia tidak mendapatkan hasil yang diharapkan. Dia menganggap bahwa sampel witherite
sudah tercemar dengan mineral yang tidak diketahui, mineral itu ia beri nama strontianite
(SrCO3).
Stronsium pertama kali diisolasi tahun 1808 oleh Sir Humphry Davy, seorang ahli kimia
Inggris, melalui elektrolisis dari campuran strontium klorida (SrCl2) dan oksida merkuri (HgO).
Strontium diperoleh dari dua bijih yang paling umum, celestite (SrSO4) dan strontianite
(SrCO3), dengan memperlakukan mereka dengan asam klorida, membentuk strontium klorida.
Strontium merupakan logam alkali tanah lunak dan berwarna perak kekuningan. Strontium
memiliki tiga bentuk kristal alotropik dengan sifat fisik dan kimia mirip dengan kalsium dan
barium. Strontium cepat bereaksi dengan air dan udara sehingga harus disimpan dalam wadah
yang tidak memungkinkannya kontak dengan air dan udara. Karena reaktivitas ekstrim terhadap
udara, unsur ini tidak terdapat bebas di alam dan selalu bersenyawa dengan unsur lainnya. Bubuk
logam strontium akan menyala secara spontan di udara untuk menghasilkan baik strontium
oksida dan strontium nitrida. Strontium lebih lunak dibanding kalsium dan terdekomposisi dalam
6
air secara cepat. Ia tidak menyerap nitrogen dibawah suhu 380°C. Elemen ini harus direndam
dalam minyak tanah (kerosene) untuk menghindari oksidasi. Logam strontium yang baru
terbelah memiliki warna keperak-perakan, tapi dapat dengan cepat menjadi kuning jika
teroksidasi. Logam ini jika terbelah secara halus dapat terbakar di udara secara spontan. Garam-
garam strontium memberikan warna yang indah pada lidah api dan digunakan di pertunjukan
kembang api dan produksi flares. Strontium alami merupakan campuran dari 4 isotop yang
stabil.
7
Terbentuk endapan putih Sr(COO)2
Endapan hanya sedikit sekali larut dalam air
Larut dalam asam-asam mineral, tak larut dalam asam asetat
6. K2CrO4 :
Sr2+ + CrO42- → SrCrO4 ↓
Terbentuk endapan SrCrO4 kuning
Endapan larut agak banyak dalam air
Larut dalam asam asetat dan asam mineral
7. Reagensia natrium rodizonat :
Terbentuk endapan coklat-kemerahan strontium rodizonat
8. Uji kering (pewarnaan nyala) :
Terbentuk endapan merah karmin
Contoh Persenyawaan Sr
Sebagian besar stronsium saat ini digunakan dalam pembuatan tabung gambar televisi
berwarna. Strontium juga digunakan dalam memproduksi magnet ferrite (kombinasi stronsium
dengan besi) dan dalam penyulingan seng. Strontium titanate merupakan bahan menarik untuk
aplikasi optik karena memiliki indeks pantul yang tinggi dan dispersi optik yang lebih besar
daripada berlian. Senyawa ini dapat dipotong menjadi batu permata, khususnya sebagai tiruan
berlian. Namun, karena sangat lembut dan mudah tergores sehingga jarang digunakan.
Dua senyawa strontium, strontium karbonat (SrCO3) dan strontium nitrat (Sr(NO3)2),
terbakar dengan nyala merah terang dan digunakan dalam kembang api dan suara sinyal.
Strontium karbonat juga digunakan untuk membuat jenis tertentu dari kaca dan merupakan bahan
dasar untuk membuat senyawa stronsium lainnya. Stronsium klorida kadang-kadang digunakan
dalam pasta gigi untuk gigi sensitive. Stronsium ranelate digunakan dalam pengobatan
osteoporosis. Ini adalah obat resep di Uni Eropa, tapi tidak di Amerika Serikat.
8
Untuk pengetahuan kita yang terbaik dari mengenai sifat-sifat kimia, sifat fisika dan
toksikologi strontium oksida belum diselidiki dan dicatat secara menyeluruh.
Senyawa stronsium memiliki tingkat toksisitas yang rendah. Oksida ini secara kimia dan
biologi mirip dengan kalsium. Oksida dan hidroksidanya merupakan bahan kaustik yang
sedang. Dosis tinggi stronsium telah menyebabkan perubahan dalam factor pembekuan
darah, fungsi adrenal, dan fungsi hati.
2. Efek Akut
Terhirup. Dapat menyebabkan iritasi dan pembakaran pada selaput lendir dan saluran
pernapasan bagian atas.
Tertelan. Dapat menyebabkan muntah, diare dan kolik.
Kulit. Kontak dengan kulit dapat menyebabkan luka bakar kaustikpada kulit dan iritasi
pada selaput lendir.
Mata. Kontak dengan mata dapat menyebabkan luka bakar kaustik pada mata dan iritasi
pada membrane mukosa.
c. Efek Kronis
Terhirup, dapat menyebabkan edema paru-paru. Tertelan, tidak memiliki catatan efek kronis.
Terkena kulit, dapat menyebabkan dermatitis. Terkena mata, tidak memiliki catatan efek kronis.
Tidak memiliki catatan mengenai organ sasaran. Kondisi medis mungkin semakin memburuk
dengan paparan: gangguan pernapasan tidak ada. Tidak ada keterangan mengenai
karsinogenisitas, baik NTP, OSHA maupun IARC.
3.Kalsium
Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Ia melebur pada 845⁰C. Ia terserang
oleh oksigen atmosfer dan udara lembab, pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida dan/atau
kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida dan
hidrogen.
Kalsium membentuk kation kalsium (II), Ca2+, dalam larutan-larutan air. Garam-
garamnya biasanya berupa bubuk putih dan membentuk larutan yang tak berwarna, kecuali bila
anionnya berwarna. Kalsium klorida padat bersifat higroskopis dan sering digunakan sebagai zat
pengering. Kalsium klorida dan kalsium nitrat larut dengan mudah dalam etanol atau dalam
campuran 1+1 dari etanol bebas-air dan dietil eter.
Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini dapat dipakai larutan kalsium klorida, CaCl 2.6H2O,
0,5 M.
1. Larutan amonia: tak ada endapan karena kalsium hidroksida larut cukup banyak. Dengan
zat pengendap yang telah lama dibuat, mungkin timbul kekeruhan karena terbentuknya
kalsium karbonat.
2. Larutan amonium karbonat: Endapan amorf putih kalsium karbonat:
Ca2+ + CO32- CaCO3↓
9
Dengan mendidihkan, endapan menjadi berbentuk kristal. Endapan larut dalam air yang
mengandung asam karbonat berlebihan (misalnya, air soda yang baru dibuat), karena
pembentukan kalsium hidrogen karbonat yang larut:
CaCO3↓ + H2O + CO2 ↔ Ca2+ + 2HCO3-
Dengan mendidihkan, endapa muncul lagi, karena karbon dioksida keluar selama proses
itu sehingga reaksi berlangsung ke arah kiri. Ion-ion barium dan strontium bereaksi
serupa.
Endapan larut dalam asam, bahkan dalam asam asetat:
CaCO3↓ + 2H+ Ca2+ + H2O +CO2↑
CaCO3↓ + 2CH3COOH Ca2+ + H2O +CO2↑ + 2CH3COO-
Kalsium karbonat larut sedikit dalam larutan garam-garam amonium dari asam kuat.
4. Kalsium sulfat jenuh: tak terbentuk endapan (perbedaan dari strontium dan barium).
5. Larutan amonium oksalat: endapan putih kalsium oksalat, segera dari larutan-larutan
pekat dan lambat dari larutan-larutan encer:
Ca2+ + (COO)22+ Ca (COO)+↓
Pengendapan dipermudah dengan menjadikan larutan bersifat basa dengan amonia.
Endapan praktis tak larut dalam air (6,53 mg Ca(COO)2 L-1; Ks = 2,6 x 10-9), tak larut
dalam asam asetat, tetapi larut dengan mudah dalam asam-asam mineral.
6. Larutan kalium kromat: tak terjadi endapan dari larutan-larutan encer, tak pula dari
larutan-larutan pekat dengan adanya asam asetat.
7. Larutan kalium heksasianoferat (II): endapan putih garam campuran:
Ca2+ + 2K+ + [Fe(CN)6]4- K2Ca[Fe(CN)6] ↓
Dengan adanya amonium klorida, uji ini akan lebih peka. Dalam hal ini, kalium diganti
oleh ion-ion amonium dalam endapan. Uji ini dapat dipakai untuk membedakan kalsium
dari strontium; tetapi ion barium dan magnesium mengganggu.
10
8. Reagensia natrium dihidroksitartrat osazon
REAKSI
endapan kuning garam kalsium yang sangat sedikit-larut. Semua logam-logam lain,
kecuali garam alkali dan amonium, tak boleh ada. Magnesium tak mengganggu, asalkan
konsentrasinya tak melampaui 10 kali konsentrasi kalsium itu.
Taruh setetes larutan uji yang netral di atas lempeng bercak hitam atau di atas
kaca arloji hitam, dan tambahkan sekeping kecil reagensia padat. Jika kalsium tak ada,
reagensia larut dengan sempurna. Adanya kalsium terungkap dengan terbentuknya
selaput putih di atas permukaan cairan, yang akhirnya memisah sebagian endapan yang
padat.
Kepekaan: 0,01 μg Ca. Batas konsentrasi: 1 dalam 5.000.000.
Reagensia ini berguna antara lain untuk membedakan dengan cepat, air ledeng dari air
suling: hasil positif diperoleh dengan campuran 1 bagian air ledeng dan 30 bagian air
suling.
9. Reagensia asam pikrolonat
Ca(C10H7O5M4)2.8H2O ↓
Dalam larutan netral atau asam asetat. Strontium dan barium juga memberi endapan
tetapi dengan bentuk kristal yang berbeda. Banyak sekali unsur, termasuk tembaga,
timbel, torium, besi, alumuium, kobalt, nikel, dan barium yang mengganggu. Taruh
setetes larutan uji (entah netral atau diasamkan dengan asam asetat) dalam lubang dari
suatu lempeng bercak yang hangat, dan ditambahkan satu tetes larutan asam pikrolonat
jenuh. Dihasilkan kristal-kristal empat persegi panjang yang khas.
Kepekaan: 100 μg (dalam ml). Batas konsentrasi: 1 dalam 50.000. kepekaan
adalah 0,01 μg (dalam 0,01 ml) dibawah mikroskop.
10. Uji (mikroskop) kalsium sulfat dihisrat.
Ini adalah suatu uji pemastian yang baik sekali terhadap kalsium Golongan IV; uji ini
memakai sebuah mikroskop (pembesaran kira-kira 110x). Garam-garam sebaiknya
terdapat sebagai nitrat.
Uapkan beberapa tetes larutan uji di atasa kaca arloji sampai kering pada penangas air,
larutkan residu dalam beberapa tetes air, pindahkan ke atas lempeng mikropskop, dan
tambahkan setetes kecil sekali asam sulfat encer. Ketika diamati melalui mikroskop
Nampak Kristal seperti kumpulan jarum atau prisma yang memanjang dengan adanya
kalsium.
Batas konsentrasi: 1 dalam 6.000.
11. Etanol bebas air, atau campuran 1+1 dari etanol bebas air dan dietil eter, melarutkan baik
kalsium klorida maupun kalsium nitrat.
12. Uji kering (pewarnaan nyala).
Senyawa-senyawa kalsium yang mudah menguap, memberi warna merah-kekuningan
kepada nyala Bunsen.
Kalsium oksida, CaO, juga dikenal sebagai kapur, untuk mengusir karbon dioksida putih
atau keabu-abuan padatan putih diproduksi dalam jumlah besar dengan memanggang kalsium
karbonat. Pada suhu kamar, CaO spontan akan menyerap karbon dioksida dari atmosfer,
membalikkan reaksi. Kalsium juga akan menyerap air, mengubah dirinya menjadi kalsium
hidroksida dan melepaskan panas. Gelembung yang menyertai reaksi dinamakan sebagai
"quick," atau kapur hidup. Reaksi kapur dengan air kadang-kadang digunakan dalam sumber-
sumber panas portabel. Salah satu produk tertua dari reaksi kimia, kapur digunakan secara luas
sebagai bahan bangunan. Kalsium kadang-kadang digunakan secara langsung sebagai pupuk,
meskipun kalsium karbonat biasanya digunakan untuk tujuan itu. Jumlah besar kapur digunakan
dalam berbagai reaksi netralisasi industri. Kalsium, yang digunakan pada abad ke-19 dalam
pencahayaan panggung, memancarkan cahaya putih yang sangat brilian setelah pemanasan blok
kalsium oksida sampai berpijar di api oxyhydrogen.
12