Anda di halaman 1dari 12

PEMBAHASAN

Ciri-Ciri Kation Golongan IV

Kation golongan ini tidak bereaksi dengan reagensia Golongan I, II, dan III. Kation-
kation ini membentuk endapan dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau
sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah: kalsium, strontium, dan barium.

Beberapa sistem klasifikasi golongan meniadakan pemakaian ammonium klorida


disamping ammonium karbonat sebagai reagensia golongan; dalam hal ini magnesium harus juga
dimasukkan ke dalam golongan ini. Tetapi, karena dalam pengerjaan analisis yang sistematis,
ammonium klorida akan terdapat banyak sekali ketika kation-kation golongan keempat hendak
diendapkan. Adalah lebih logis untuk tidak memasukkan magnesium ke dalam Golongan IV

1. Barium

Ciri-Ciri Barium

Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan liat, yang stabil dalam udara kering.
Barium bereaksi dengan air dalam udara yang lembab, membentuk oksida atau hidroksida.
Barium melebur pada 710⁰C. Logam ini bereaksi dengan air pada suhu ruang, membentuk
barium hidroksida dan hidrogen:

Ba + 2H2O  Ba2+ + H2↑ + 2OH-

Asam encer melarutkan barium dengan mudah dengan mengeluarkan hidrogen:

Ba + 2H+  Ba2+ + H2↑

Barium adalah bivalen dalam garam-garamnya, membentuk kation barium (II), Ba2+.
Klorida dan nitratnya larut, tetapi dengan menambahkan asam klorida pekat atau asam nitrat
pekat kepada larutan barium, barium klorida atau nitrat mungkin mengendap sebagai akibat
hukum kegiatan massa.

Reaksi Identifikasi Ion Barium (Ba2+)

Pakailah larutan barium klorida hidrat BaCl2.2H2O atau barium nitrat (BaNO3)2, 0.25 M
untuk mempelajari reaksi-reaksi ini.

1. Larutan Amonia (NH3)


Tidak terjadi endapan barium hidroksida (Ba(OH)2 karena kelarutannya yang
relatif tinggi. Jika larutan itu terkena udara luar, sedikit karbondioksida (CO2) akan
terserap dan terjadi kekeruhan yang ditimbulkan oleh barium karbonat (BaCO3).

1
Sedikit kekeruhan mungkin terjadi ketika menambahkan reagensia; disebabkan
oleh sejumlah kecil ammonium karbonat (NH4)2CO3, yang sering terdapaat dalam
reagensia yang telah lama.

2. Larutan Ammonium Karbonat (NH4CO3)


Endapan putih barium karbonat (BaCO3), yang larut dalam asam asetat
(CH3COOH) dan dalam asam mineral encer.
Ba2+ + CO32- BaCO3
Endapan larut sedikit dalam larutan garam-garam amonua dari asam-asam kuat;
disebabkan karena ion ammonium, sebagai suatu asam kuat, bereaksi dengan basa, yaitu
ion karbonat CO32-, dengan mengakibatkan terbentuknya ion hydrogen karbonat HCO3-
maka konsentrasi ion karbonat dari larutan menjadi berkurang.
NH4+ + CO32- NH3 + HCO3-

Atau

NH4+ + BaCO3 NH3 + HCO3- + Ba2+

Jika jumlah endapan barium karbonat sangat kecil, ia bisa larut dengan baik
dalam garam ammonium yang berkonsentrasi tinggi.

3. Larutan Amonium Oksalat (NH4COO)


Endapan putih barium oksalat (Ba(COO)2, yang hanya sedikit larut dalam air
(0,09 g/l; Ks = 1,7 x 10 -7), tetapi dilarutkan dengan mudah oleh asam asetat encer
(CH3COOH) (perbedaan dari Kalsium Ca2+) dan oleh asam mineral.
Ba2+ + (COO)22- Ba(COO)2

4. Asam Sulfat Encer (H2SO4)


Endapan putih barium sulfat (BaSO4), yang berbutir halus, berat, dan praktis tak larut
dalam air (2,5 mg/l; Ks = 9,2 x 10 -11), hampir tak larut dalam asam encer dan dalam
larutan ammonium sulfat (NH4)2SO4, dan larut cukup baik dalam asam sulfat pekat
mendidih. Dengan mengendapkan dalam larutan yang mendidih, atau dengan
menambahkan ammonium asetat CH3COONH4, diperoleh bentuk yang lebih mudah
disaring :
Ba2+ + SO42- BaSO4
BaSO4 + H2SO4 (pekat) Ba2+ + 2HSO4-

Jika barium sulfat (BaSO4) dididihkan dengan larutan natrium karbonat (Na2CO3)
pekat, terjadi transformasi parsial menjadi barium karbonat yang kurang larut, menurut
persamaan:

2
BaSO4 + CO32- BaCO3 + SO42-

Karena reaksi ini reversibel, transformasi ini tak sempurna. Jika campuran
disaring dan dicuci (jadi menghilangkan Na2SO4), dan residu dididihkan dengan sejumlah
larutan Na2CO3 yang baru saja dibuat, lebih banyak lagi BaSO 4 akan berubah menjadi
karbonat yang bersangkutan. Dengan mengulang- ulang proses ini, praktis semua sulfat
dapat diubah menjadi karbonat yang bersangkutan. Karbonat dapat dilarutkan dalam
asam, maka proses ini memberi suatu metode untuk membuat sulfat yang tak dapat larut,
menjadi larut.
Suatu metode yang lebih cepat untuk memperoleh hasil yang sama, adalah dengan
melebur BaSO4 itu dengan Na2CO3 anhidrat 4 – 6 kali berat BaSO 4 itu; dengan demikian
diperoleh konsentrasi maksimum dari karbonat, dan reaksi berjalan hampir selesai dalam
satu kali pengerjaan. Leburan itu dibiarkan mendingin, diekstraksi dengan air mendidih,
dan disaring; lalu residu yang berupa BaCO 3 dapat dilarutkan dalam asam yang sesuai.
Pernah dinyatakan bahwa dengan mendidihkan BaSO4 dengan NaCO3 yang 15 kali
berlebihan, dengan konsentrasi sedikitnya 1,5 mol/ l, 99 persen diubah menjadi BaCO 3
dalam waktu 1 jam.
BaSO4 juga dapat dilarutkan dalam larutan panas 3 – 5 persen dari dinatrium
etilenadiamina tetraasetat (Na2EDTA) jika ada serta ammonia.

5. Larutan Kalsium Sulfat (CaSO4) Jenuh


Endapan segera dari barium sulfat (BaSO4) putih. Fenomena yang serupa terjadi
jika dipakai reagensia stronsium sulfat (SrSO4) jenuh.
Penjelasan atas reaksi-reaksi ini adalah dari ketiga alkali tanah sulfat, barium
sulfat lahyang paling sedikit larut. Dalam larutan kalsium atau stronsium sulfat jenuh,
konsentrasi ion sulfat cukup tinggi untuk menimbulkan pengendapan, dengan barium
yang berjumlah agak banyak, karena hasil kali konsentrasi-konsentrasi ion melampaui
nilai hasil kali kelarutanannya :
SO42- + Ba2+ BaSO4

6. Larutan Kalium Kromat (K2CrO4)


Endapan kuning barium kromat BaCrO4, yang praktis tak larut dalam air (3,2 mg/l, Ks =
1,6 x 10-10) :
Ba2+ + CrO42- BaCrO4
Endapan tidak larut dalam asam asetat (CH3COOH) encer (perbedaan dari
stronsium dan kalsium), tetapi dapat larut dengan mudah dalam asam mineral.
Penambahan asam kepada larutan kalium kromat K2CrO4 menyebabkan warna
kuning dari larutan berubah menjadi jingga-kemerahan, disebabkan terbentuknya
dikromat :
3
2CrO42- + 2H+ Cr2O72- + H2O
Dengan penambahan basa (misalnya ion-ion OH-) kepada larutan dikromat, reaksi
akan berlangsung dari kanan ke kiri karena ion hidrogen hilang diikat oleh ion OH-, maka
kromat akan terbentuk. Jika ada ion hidrogen dengan konsentrasi yang besar, konsentrasi
ion kromat akan berkurang sampai nilai sedemikian, sehingga hasil kali kelarutan BaCrO4
tak akan tercapai. Maka untuk mengendapkan ion-ion Ba2+ sebagai BaCrO4, asam-asam
kuat harus dihilangkan atau dinetralkan. Penambahan CH3COONa bertindak sebagai
buffer dengan mengurangi konsentrasi ion-ion hidrogen dan terjadilah pengendapan
BaCrO4 yang sempurna.
Hasil kali kelarutan SrCrO4 dan CaCrO4 adalah jauh lebih besar daripada untuk
BaCrO4, maka diperlukan konsentrasi ion CrO42- yang lebih besar untuk
mengendapkannya. Penambahan CH3COOH kepada larutan K2CrO4 menurunkan
konsentrasi ion CrO42-, ini dijaga cukup tinggi untuk mengendapkan BaCrO4.

7. Etanol Bebas Air Dan Eter


Campuran 1 + 1 dari pelarut-pelarut ini tak melarutkan barium nitrat anhidrat atau
barium klorida (perbedaan dari stronsium dan kalsium). Garam-garam ini harus
dipanaskan sampai 180ºC sebelum pengujian, untuk menghilangkan semua Kristal. Uji
ini bisa dipakai untuk memisahkan barium dari stronsium dan/atau kalsium.

8. Uji Kering (Pewarnaan Nyala)


Garam-garam barium, bila dipanaskan dalam nyala Bunsen yang tak cemerlang
(yang kebiruan-biruan), memberi warna hijau-kekuningan kepada nyala. Karena
kebanyakan garam barium, kecuali kloridanya, tak mudah menguap, kawat platinum
harus dibasahi asaam klorida (HCl) pekat sebelum dicelup ke dalam zat itu. Sulfat mula-
mula direduksi menjadi sulfide dalam nyala reduksi, lalu bdibasahi asam klorida pekat,
dan dimasukkan kembali ke dalam nyala.

Contoh Persenyawaan Ba

1. PERSENYAWAAN BARIUM
BARIUM SULFAT
BARIUM KARBONAT
BARIUM KLORIDA
2. BENTUK FISIK BARIUM

4
Logam ini digunakan sebagai “getter” dalam tabung vakum. Senyawa-senyawa
yang penting adalah peroksida, klorida, sulfat, nitrat dan klorat. Lithopone, pigmen yang
mengandung barium sulfat dan seng sulfida memiliki sifat penutup yang kuat dan tidak menjadi
gelap atau hitam oleh sulfida. Barium sulfat digunakan dalam cat, diagnostik sinar x-ray dan
dalam pembuatan kaca. Barite sering digunakan sebagai agen pemberat dalam fluida pengebor
sumur minyak dan digunakan dalam pembuatan karet. Barium karbonat digunakan dalam racun
tikus. Sedangkan nitrat dan klorat memberikan warna pada pertunjukan kembang api. Semua
senyawa barium yang larut dalam air atau asam sangat berbahaya. Barium yang muncul secara
alami merupakan campuran tujuh isotop. Dua puluh dua isotop radioaktif barium lainnya telah
ditemukan. Barium HidroksidaBa(OH)2_8H2O merupakan kristal monoklinik, Ciri Ciri
Barium Hidroksida yang tidak berwarna, meleleh pada suhu 78 derajat Celcius, larut dalam air,
tidak larut dalam aseton; digunakan untuk penyabunan lemak dan peleburan silikat. Barium
klorida BaCl2, yang bertanggung jawab atas semburan hijau yang berkilau, adalah senyawa
klorin unggulan bulan ini. Tapi, barium klorida jauh lebih dari sekedar kilasan cahaya di langit.

5
Jumlah barium yang terdeteksi pada makanan dan air biasanya tidak cukup tinggi untuk
membahayakan kesehatan. Orang yang terkena paparan barium akan lebih beresiko untuk
mempengaruhi tingkat kesehatan. Biasanya yang bisa terkena adalah mereka yang bekerja di
industri barium. Sebagian besar risiko kesehatan yang bisa mereka alami disebabkan oleh
pernapasan di udara yang mengandung barium sulfat atau barium karbonat.Banyak tempat
limbah berbahaya mengandung sejumlah barium tertentu. Orang yang tinggal di dekat itu
mungkin memiliki resiko terkena tingkat kadar yang berbahaya. Paparan akan mulai masuk dari
debu yang melalui saluran pernapasan, juga bisa melalui makan atau tanaman, atau air minum
yang tercemar dengan barium. Kontak kulit juga bisa terjadi.Efek kesehatan barium tergantung
pada kelarutan air senyawa. Senyawa barium yang larut dalam air bisa berbahaya bagi kesehatan
manusia. Serapan barium dalam jumlah sangat besar yang larut dalam air dapat menyebabkan
lumpuh dan bahkan dalam beberapa kasus menyebabkan kematian.Sejumlah kecil barium yang
larut dalam air dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan bernafas, tekanan darah
meningkat, ganguan jantung, iritasi lambung, kelemahan otot, perubahan refleks saraf,
pembengkakan otak dan kerusakan hati, ginjal serta jantung.Barium belum terbukti
menyebabkan kanker pada manusia. Tidak ada bukti bahwa barium dapat menyebabkan
ketidaksuburan atau cacat lahir.

2.Stronsium (Sr)

Stronsium pertama kali ditemukan di kota Strontian di Skotland. Stronsium adalah unsur
kimia dengan lambang Sr dan berwarna kuning saat terkena udara. Hal ini terjadi secara alami
dalam mineral Celestine dan Strontianite.

Stronsium ditemukan tahun 1790 oleh Adair Crawford, seorang kimiawan Irlandia, saat
mempelajari witherite mineral (BaCO3). Ketika witherite dicampurkan dengan asam klorida
(HCl), dia tidak mendapatkan hasil yang diharapkan. Dia menganggap bahwa sampel witherite
sudah tercemar dengan mineral yang tidak diketahui, mineral itu ia beri nama strontianite
(SrCO3).

Stronsium pertama kali diisolasi tahun 1808 oleh Sir Humphry Davy, seorang ahli kimia
Inggris, melalui elektrolisis dari campuran strontium klorida (SrCl2) dan oksida merkuri (HgO).
Strontium diperoleh dari dua bijih yang paling umum, celestite (SrSO4) dan strontianite
(SrCO3), dengan memperlakukan mereka dengan asam klorida, membentuk strontium klorida.

Strontium merupakan logam alkali tanah lunak dan berwarna perak kekuningan. Strontium
memiliki tiga bentuk kristal alotropik dengan sifat fisik dan kimia mirip dengan kalsium dan
barium. Strontium cepat bereaksi dengan air dan udara sehingga harus disimpan dalam wadah
yang tidak memungkinkannya kontak dengan air dan udara. Karena reaktivitas ekstrim terhadap
udara, unsur ini tidak terdapat bebas di alam dan selalu bersenyawa dengan unsur lainnya. Bubuk
logam strontium akan menyala secara spontan di udara untuk menghasilkan baik strontium
oksida dan strontium nitrida. Strontium lebih lunak dibanding kalsium dan terdekomposisi dalam

6
air secara cepat. Ia tidak menyerap nitrogen dibawah suhu 380°C. Elemen ini harus direndam
dalam minyak tanah (kerosene) untuk menghindari oksidasi. Logam strontium yang baru
terbelah memiliki warna keperak-perakan, tapi dapat dengan cepat menjadi kuning jika
teroksidasi. Logam ini jika terbelah secara halus dapat terbakar di udara secara spontan. Garam-
garam strontium memberikan warna yang indah pada lidah api dan digunakan di pertunjukan
kembang api dan produksi flares. Strontium alami merupakan campuran dari 4 isotop yang
stabil.

Reaksi Identifikasi Strontium

Larutan uji: SrCl2.6H2O 0,25 M atau Sr(NO3)2

1. NH3 : tak ada endapan


2. (NH4)2CO3 :
 Sr2+ + CO32- → SrCO3 ↓
 Terbentuk endapan putih SrCO3
 Agak kurang larut dibanding BaCO3
3. H2SO4 encer :
 Sr2+ + SO42- → SrSO4 ↓
 Terbentuk endapan putih SrSO4
 Endapan tak larut dlm (NH4)2SO4 pekat maupun panas
 Endapan larut sedikit dalam HCl mendidih
 Hampir sempurna diubah menjadi SrCO3 bila ditambahkan Na2CO3 pekat :
SrSO4 + CO32- ↔ SrCO3 ↓ + SO42-
4. CaSO4 jenuh :
 Sr2+ + SO42- → SrSO4 ↓
 Terbentuk endapan putih SrSO4 dengan lambat dalam keadaan dingin, tetapi lebih cepat
dengan mendidihkan
5. (NH4)2C2O4 :
 Sr2+ + (COOH)22- → Sr(COO)2 ↓

7
 Terbentuk endapan putih Sr(COO)2
 Endapan hanya sedikit sekali larut dalam air
 Larut dalam asam-asam mineral, tak larut dalam asam asetat
6. K2CrO4 :
 Sr2+ + CrO42- → SrCrO4 ↓
 Terbentuk endapan SrCrO4 kuning
 Endapan larut agak banyak dalam air
 Larut dalam asam asetat dan asam mineral
7. Reagensia natrium rodizonat :
 Terbentuk endapan coklat-kemerahan strontium rodizonat
8. Uji kering (pewarnaan nyala) :
 Terbentuk endapan merah karmin

Contoh Persenyawaan Sr
Sebagian besar stronsium saat ini digunakan dalam pembuatan tabung gambar televisi
berwarna. Strontium juga digunakan dalam memproduksi magnet ferrite (kombinasi stronsium
dengan besi) dan dalam penyulingan seng. Strontium titanate merupakan bahan menarik untuk
aplikasi optik karena memiliki indeks pantul yang tinggi dan dispersi optik yang lebih besar
daripada berlian. Senyawa ini dapat dipotong menjadi batu permata, khususnya sebagai tiruan
berlian. Namun, karena sangat lembut dan mudah tergores sehingga jarang digunakan.

Dua senyawa strontium, strontium karbonat (SrCO3) dan strontium nitrat (Sr(NO3)2),
terbakar dengan nyala merah terang dan digunakan dalam kembang api dan suara sinyal.
Strontium karbonat juga digunakan untuk membuat jenis tertentu dari kaca dan merupakan bahan
dasar untuk membuat senyawa stronsium lainnya. Stronsium klorida kadang-kadang digunakan
dalam pasta gigi untuk gigi sensitive. Stronsium ranelate digunakan dalam pengobatan
osteoporosis. Ini adalah obat resep di Uni Eropa, tapi tidak di Amerika Serikat.

Bahaya Penggunaan Stronsium

a. Bahaya Kebakaran dan Ledakan


1. Pemadaman Media. Gunakan media pemadam yang cocok untuk bahan dan jenis
kebakaran di sekitar. Jangan gunakan air.
2. Prosedur Pemadam Kebakaran Khusus. Petugas pemadam kebakaran harus memakai
penutup wajah penuh, alat pernapasan dan pakaian pelindung penuh untuk mencegah
kontak dengan kulit dan mata.
3. Bahaya Kebakaran dan Ledakan tak biasa. Dapat memancarkan asap beracun dalam
kondisi kebakaran.

b. Bahaya terhadap Kesehatan


1. Efek Pajanan

8
Untuk pengetahuan kita yang terbaik dari mengenai sifat-sifat kimia, sifat fisika dan
toksikologi strontium oksida belum diselidiki dan dicatat secara menyeluruh.
Senyawa stronsium memiliki tingkat toksisitas yang rendah. Oksida ini secara kimia dan
biologi mirip dengan kalsium. Oksida dan hidroksidanya merupakan bahan kaustik yang
sedang. Dosis tinggi stronsium telah menyebabkan perubahan dalam factor pembekuan
darah, fungsi adrenal, dan fungsi hati.
2. Efek Akut
 Terhirup. Dapat menyebabkan iritasi dan pembakaran pada selaput lendir dan saluran
pernapasan bagian atas.
 Tertelan. Dapat menyebabkan muntah, diare dan kolik.
 Kulit. Kontak dengan kulit dapat menyebabkan luka bakar kaustikpada kulit dan iritasi
pada selaput lendir.
 Mata. Kontak dengan mata dapat menyebabkan luka bakar kaustik pada mata dan iritasi
pada membrane mukosa.
c. Efek Kronis
Terhirup, dapat menyebabkan edema paru-paru. Tertelan, tidak memiliki catatan efek kronis.
Terkena kulit, dapat menyebabkan dermatitis. Terkena mata, tidak memiliki catatan efek kronis.
Tidak memiliki catatan mengenai organ sasaran. Kondisi medis mungkin semakin memburuk
dengan paparan: gangguan pernapasan tidak ada. Tidak ada keterangan mengenai
karsinogenisitas, baik NTP, OSHA maupun IARC.

3.Kalsium

Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Ia melebur pada 845⁰C. Ia terserang
oleh oksigen atmosfer dan udara lembab, pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida dan/atau
kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida dan
hidrogen.

Kalsium membentuk kation kalsium (II), Ca2+, dalam larutan-larutan air. Garam-
garamnya biasanya berupa bubuk putih dan membentuk larutan yang tak berwarna, kecuali bila
anionnya berwarna. Kalsium klorida padat bersifat higroskopis dan sering digunakan sebagai zat
pengering. Kalsium klorida dan kalsium nitrat larut dengan mudah dalam etanol atau dalam
campuran 1+1 dari etanol bebas-air dan dietil eter.

Reaksi-Reaksi Ion kalsium

Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini dapat dipakai larutan kalsium klorida, CaCl 2.6H2O,
0,5 M.

1. Larutan amonia: tak ada endapan karena kalsium hidroksida larut cukup banyak. Dengan
zat pengendap yang telah lama dibuat, mungkin timbul kekeruhan karena terbentuknya
kalsium karbonat.
2. Larutan amonium karbonat: Endapan amorf putih kalsium karbonat:
Ca2+ + CO32-  CaCO3↓

9
Dengan mendidihkan, endapan menjadi berbentuk kristal. Endapan larut dalam air yang
mengandung asam karbonat berlebihan (misalnya, air soda yang baru dibuat), karena
pembentukan kalsium hidrogen karbonat yang larut:
CaCO3↓ + H2O + CO2 ↔ Ca2+ + 2HCO3-
Dengan mendidihkan, endapa muncul lagi, karena karbon dioksida keluar selama proses
itu sehingga reaksi berlangsung ke arah kiri. Ion-ion barium dan strontium bereaksi
serupa.
Endapan larut dalam asam, bahkan dalam asam asetat:
CaCO3↓ + 2H+  Ca2+ + H2O +CO2↑
CaCO3↓ + 2CH3COOH  Ca2+ + H2O +CO2↑ + 2CH3COO-
Kalsium karbonat larut sedikit dalam larutan garam-garam amonium dari asam kuat.

3. Asam sulfat encer: endapan putih kalsium sulfat:


Ca2+ + SO42-  CaSO4↓
CaSO4 larut cukup berarti dalam air (0,61 g Ca 2+; 2,06 g CaSO4 atau 2,61 g CaSO4.2H2O
L-1; Ks= 2,3 x 10-4) : yaitu larut leih banyak daripada barium atau strontium sulfat.
Dengan adanya etanol, kelarutannya menjadi jauh lebih sedikit.
Endapan melarut dalam asam sulfat pekat, panas:
CaSO4 + H2SO4 ↔ 2H+ + [Ca(SO4)2]2-
Kompleks yang sama akan terbentuk jika endapan dipanaskan dengan larutan amonium
sulfat 10 persen:
CaSO4 + SO42- ↔ [Ca(SO4)2]2-
Meskipun pelarutan dalam amonium sulfat mungkin tak sempurna, ion-ion kalsium dapat
didetejsi dalam fitrat dengan oksalat, setelah dinetralkan dengan amonia.

4. Kalsium sulfat jenuh: tak terbentuk endapan (perbedaan dari strontium dan barium).
5. Larutan amonium oksalat: endapan putih kalsium oksalat, segera dari larutan-larutan
pekat dan lambat dari larutan-larutan encer:
Ca2+ + (COO)22+  Ca (COO)+↓
Pengendapan dipermudah dengan menjadikan larutan bersifat basa dengan amonia.
Endapan praktis tak larut dalam air (6,53 mg Ca(COO)2 L-1; Ks = 2,6 x 10-9), tak larut
dalam asam asetat, tetapi larut dengan mudah dalam asam-asam mineral.
6. Larutan kalium kromat: tak terjadi endapan dari larutan-larutan encer, tak pula dari
larutan-larutan pekat dengan adanya asam asetat.
7. Larutan kalium heksasianoferat (II): endapan putih garam campuran:
Ca2+ + 2K+ + [Fe(CN)6]4-  K2Ca[Fe(CN)6] ↓

Dengan adanya amonium klorida, uji ini akan lebih peka. Dalam hal ini, kalium diganti
oleh ion-ion amonium dalam endapan. Uji ini dapat dipakai untuk membedakan kalsium
dari strontium; tetapi ion barium dan magnesium mengganggu.

10
8. Reagensia natrium dihidroksitartrat osazon
REAKSI
endapan kuning garam kalsium yang sangat sedikit-larut. Semua logam-logam lain,
kecuali garam alkali dan amonium, tak boleh ada. Magnesium tak mengganggu, asalkan
konsentrasinya tak melampaui 10 kali konsentrasi kalsium itu.
Taruh setetes larutan uji yang netral di atas lempeng bercak hitam atau di atas
kaca arloji hitam, dan tambahkan sekeping kecil reagensia padat. Jika kalsium tak ada,
reagensia larut dengan sempurna. Adanya kalsium terungkap dengan terbentuknya
selaput putih di atas permukaan cairan, yang akhirnya memisah sebagian endapan yang
padat.
Kepekaan: 0,01 μg Ca. Batas konsentrasi: 1 dalam 5.000.000.
Reagensia ini berguna antara lain untuk membedakan dengan cepat, air ledeng dari air
suling: hasil positif diperoleh dengan campuran 1 bagian air ledeng dan 30 bagian air
suling.
9. Reagensia asam pikrolonat
Ca(C10H7O5M4)2.8H2O ↓
Dalam larutan netral atau asam asetat. Strontium dan barium juga memberi endapan
tetapi dengan bentuk kristal yang berbeda. Banyak sekali unsur, termasuk tembaga,
timbel, torium, besi, alumuium, kobalt, nikel, dan barium yang mengganggu. Taruh
setetes larutan uji (entah netral atau diasamkan dengan asam asetat) dalam lubang dari
suatu lempeng bercak yang hangat, dan ditambahkan satu tetes larutan asam pikrolonat
jenuh. Dihasilkan kristal-kristal empat persegi panjang yang khas.
Kepekaan: 100 μg (dalam ml). Batas konsentrasi: 1 dalam 50.000. kepekaan
adalah 0,01 μg (dalam 0,01 ml) dibawah mikroskop.
10. Uji (mikroskop) kalsium sulfat dihisrat.
Ini adalah suatu uji pemastian yang baik sekali terhadap kalsium Golongan IV; uji ini
memakai sebuah mikroskop (pembesaran kira-kira 110x). Garam-garam sebaiknya
terdapat sebagai nitrat.
Uapkan beberapa tetes larutan uji di atasa kaca arloji sampai kering pada penangas air,
larutkan residu dalam beberapa tetes air, pindahkan ke atas lempeng mikropskop, dan
tambahkan setetes kecil sekali asam sulfat encer. Ketika diamati melalui mikroskop
Nampak Kristal seperti kumpulan jarum atau prisma yang memanjang dengan adanya
kalsium.
Batas konsentrasi: 1 dalam 6.000.
11. Etanol bebas air, atau campuran 1+1 dari etanol bebas air dan dietil eter, melarutkan baik
kalsium klorida maupun kalsium nitrat.
12. Uji kering (pewarnaan nyala).
Senyawa-senyawa kalsium yang mudah menguap, memberi warna merah-kekuningan
kepada nyala Bunsen.

Contoh Persenyawaan Kalsium


11
Senyawa kalsium paling penting adalah kalsium karbonat, CaCO3, konstituen utama dari
batu kapur, marmer, kapur, kerang tiram, dan karang. Kalsium karbonat yang diperoleh dari
sumber-sumber alam yang digunakan sebagai pengisi dalam berbagai produk, seperti keramik,
kaca, plastik, dan cat, dan sebagai bahan awal untuk produksi kalsium oksida. Sintetik kalsium
karbonat, yang disebut "pengendapan" kalsium karbonat, digunakan ketika kalsium yang
memiliki kemurnian tinggi diperlukan, seperti dalam kedokteran (antasida dan suplemen
kalsium), dalam makanan (baking powder), dan untuk tujuan laboratorium.

Kalsium oksida, CaO, juga dikenal sebagai kapur, untuk mengusir karbon dioksida putih
atau keabu-abuan padatan putih diproduksi dalam jumlah besar dengan memanggang kalsium
karbonat. Pada suhu kamar, CaO spontan akan menyerap karbon dioksida dari atmosfer,
membalikkan reaksi. Kalsium juga akan menyerap air, mengubah dirinya menjadi kalsium
hidroksida dan melepaskan panas. Gelembung yang menyertai reaksi dinamakan sebagai
"quick," atau kapur hidup. Reaksi kapur dengan air kadang-kadang digunakan dalam sumber-
sumber panas portabel. Salah satu produk tertua dari reaksi kimia, kapur digunakan secara luas
sebagai bahan bangunan. Kalsium kadang-kadang digunakan secara langsung sebagai pupuk,
meskipun kalsium karbonat biasanya digunakan untuk tujuan itu. Jumlah besar kapur digunakan
dalam berbagai reaksi netralisasi industri. Kalsium, yang digunakan pada abad ke-19 dalam
pencahayaan panggung, memancarkan cahaya putih yang sangat brilian setelah pemanasan blok
kalsium oksida sampai berpijar di api oxyhydrogen.

12

Anda mungkin juga menyukai