Anda di halaman 1dari 7

BAB II

Raksi-reaksi Anion

1. Karbonat, CO32-.
Kelarutan semua karbonat normal, dengan kekecualian karbonat dari logam-logam
alkali serta amonium, tak larut dalam air. Hidrogen karbonat atau bikarbonat dari kalsium,
strontium, barium, magnesium, dan mungkin dari besi ada dalam larutan air; mereka
terbentuk karena aksi oleh asam karbonat yang berlebihan terhadap karbonat-karbonat
normal, entah dalam larutan air atau suspensi danakan terurai pada pendidihan larutan.

CaCO3 + H2O + CO2 Ca2+ + 2HCO-3


Hidrogen karbonat dari logam-logam alkali larut dalam air, tetapi kurang larut
dibanding karbonat normal padanannya.
Untuk mempelajari reaksi ini dapat dipakai larutan natrium karbonat, Na2CO3.
10H2O, 0,5M.

a. Asam klorida encer: terjadi penguraian dengan berbuih,karena karbon dioksida dilepaskan:
CO2-3 + 2H+ CO2 H2O
Gas ini dapat diidentifikasi dari sifatnya yang mengeruhkan air kapur (atau air burit):

CO2 + Ca2+ + 2OH- CaCO3 + H2O


Beberapa karbonat alam, seperti magnesit, MgCO3, siderit, FeCO3, dan dolomit,
(Ca,Mg)CO3, tak bereaksi dengan berarti dalam keadaan dingin; zat-zat ini harus dihancurkan
menjadi bubuk halus, dan campuran yang bereaksi dipanaskan.
b. Larutan barium klorida (atau kalsium klorida): endapan putih barium (atau kalsium)
karbonat.

CO2-3 + Ba2+ BaCO3


Hanya karbonat-karbonat normal yang bereaksi; hidrogen karbonat tidak bereaksi. Endapan
larut dalam asam mineral dan asam karbonat:

BaCO3 + 2H+ Ba2+ + CO2 + H2O


c. Larutan perak nitrat: endapan putih perak karbonat

CO2-3 + 2Ag+ Ag2CO3


Endapan menjadi kuning atau coklat dengan penambahan reagensia yang berlebihan,
karena terbentuknya perak oksida; hal yang sama terjadi jika campuran dididihkan:

Ag2CO3 Ag2O + CO2

d. Uji natrium karbonat-fenolftalein. Uji ini berdasarkan fakta bahwa fenolftalein diubah
menjadi merah jambu oleh karbonat yang larut. Maka jika karbon dioksida yang dibebaskan
oleh asam encer dari karbonat, dibuat berkontak dengan suatu larutan fenolftalein yang telah
diwarnai merah jambu oleh larutan natrium karbonat,karbon dioksida ini bisa diidentifikasi
dari hiangnya warna itu.
CO2 + CO2-3 + H2O 2HCO- 3

2. Sianida, CN-.
Kelarutan hanya sianida dari logam-logam alkali dan alkali tanah yang larut dalam
air. Larutan ini bereaksi disebabkan oleh hidrolis.

Semua sianida sangat beracun. Asam bebasnya, HCN, mudah menguap dan sangat
berbahaya, sehingga semua eksperimen dalam mana gas ini kemungkinan akan dilepaskan,
atau eksperimen-eksperimen dalam mana sianida-sianida dipanaskan,harus dilakukan dalam
kamar asam.
a. Asam klorida encer: asam sianida, HCN, yang berbau seperti amandel pahit, dilepaskan
dalam keadaan dingin. Uap ini harus dibaui dengan sangat hati-hati.

b. Larutan perak nitrat: endapan putih prak sianida, AgCN, yang mudah larut dalam larutan
sianida yang berlebihan dengan membentuk ion kompleks, disianoargentat(I) [Ag(CN)2)-

c. Asam sulfat pekat. Panaskan sedikit garam padat itu dengan asam sulfat pekat; akan
dilepaskan karbon monoksida, yang dapat dinyalakan dan terbakar dengan nyala biru. Semua
sianida, yang kompleks dan sederhana, akan terurai dengan pngolahan ini

d. Uji biru Prusia. Ini merupakan uji yang sulit dan dilakukan secara berikut. Larutan sianida
tersebut dijadikan sangat basa denga larutan natrium hidroksida, ditambahkan beberapa
mililiter larutan besi (II) sulfat yang baru saja dibuat (jika hanya terdapat runutan sianida,
paling baik dipakai larutan besi(II) sulfat yang jenuh (25%)), dan campuran dididihkan.
Dengan demikian terbentuk ion heksasianoferat(II). Setelah diasamkan dengan asam klorida
(untuk menetralkan setiap alkali bebas yang mungkin ada), diperoleh larutan yang jernih,
yang memberi endapan biru Prusia setelah ditambahkan sedikit larutan besi(III) klorida. Jika
hanya dipakai atau terdapat sedikit sianida dalam larutan yang akan di uji, kita mula-mula
memperoleh larutan hijau; ini akan mengendapkan biru Prusia setelah didiamkan.

e. Larutan Merkurium(I) nitrat: endapan abu-abu merkurium logam (perbedaan dari klorida,
bromida, dan iodida):

f. Uji besi(III) tiosianat. Ini adalah suatu uji lain yang sangat baik terhadap sianida, dan
berdasarkan pada persenyawaan langsung antara alkali sianida dengan belerang.

g. Uji tembaga sulfida. Larutan-larutan sianida mudah melarutkan tembaga(II) sulfida dengan
membentuk ion tetrasianokuprat(I) yang tak berwarna.

h. Uji tembaga asetat-benzidina (bahaya: reagensia ini dapat menimbulkan


kanker(karsinogenik)). Reaksi ini terjadi karena potensial oksidasi reduksi dari pasangan
tembaga(II)-tembaga(I) bertambah besar jika ion tembaga (I) dihilangkan oleh ion sianida.

3. Klorida, Cl-
Kelarutan kebanyakan klorida larut dalam air. Merkurium(I) klorida, Hg2Cl2, perak
klorida, AgCl, timbel klorida, PbCl2 (yang ini larut sangat sedikit dalam air dingin, tetapi
mudah larut dalam air mendidih).
a. Asam Sulfat pekat: klorida itu terurai banyak dalam keadaan dingin, penguraian adalah
sempurna pada pemanasan, yang disertai dengan pelepasan hidrogen klorida.

b. Mangan dioksida dan asam sulfat pekat. Jika klorida padat dicampur dengan mangan
dioksida. Produk pengendapan yang sama banyaknya, lalu ditambahkan asam sulfat pekat
dan campuran dipanaskan berlahan-lahan, klor akan dilepaskan yang dapat diidentifikasi dari
baunya yang menyesakkan nafas, warnanya yang hijau-kekuningan, sifatnya yang
memutihkan kertas lakmus basah, dan mengubah kertas kalium iodida-kanji menjadi biru.
Hidrogen klorida yang mula-mula terbentuk, dioksidasikan menjadi klor.
c. Larutan perak nitrat: endapan perak klorida, AgCl yang seperti dadih dan putih. Dia tidak
larut dalam air danasam nitrat encerdan dalam larutan-larutan kalium sianida dan tiosulfat.

d. Larutan timbel asetat. Endapan putih timbel klorida, PbCl2, dari larutan yang pekat.

e. Kalium dikromat dan asam sulfat (uji kromil klorida)

4. Bromida, Br-
Kelarutan perak, merkurium(I), dan tembaga(I) tak larut dalam air. Timbel bromida
sangat sedikit larut dalam air dingin, tetapi lebih larut dalam air mendidih. Semua bromida
lainnya larut.
a. asam sulfat pekat. Jika asam sulfat pekat dituangkan keatas sedikit kalium bromida padat,
mula-mula terbentuk larutan coklat-kemerahan, kemudian uap brom yang coklat kemerahan
menyertai hidrogen bromida (berasap dalam udara lembap) yang dilepaskan:

b. mangan dioksida dan asam sulfat pekat. Bila campuran suatu bromida padat. Mangan
dioksida produk pengendapan, asam sulfat pekat dipanaskan, uap brom yang coklat-
kemerahan dilepaskan.

c. Larutan perak nitrat. Endapan seperti dadih yang bewarna kuning-pucat, perak bromida,
AgBr, yang sangat sedikit larut dalam larutan amonia encer, tetapi mudah larut dalam larutan
amonia pekat.

d. Larutan timbel asetat. Endapan kristalin putih timbel bromida

e. Air klor. Dengan air klor berlebihan, brom diubah menjadi brom monoklorida yang kuning,
atau menjadi asam hipobromit, atau bromat yang tak berwarna, serta dihasilkan larutan yang
kuning-pucat atau tak berwarna.
f. Kalium dikromat dan asam sulfat pekat. Larutan ini tak memberi reaksi kromat dengan asam
sulfat encer, hidrogen peroksida dan amil alkohol, atau dengan reagensia difenil karbazida
(perbedaan dari klorida).

g. Asam nitrat. Asam nitrat yang cukup pekat (1:1) dan panas, mengoksidasikan bromida
menjadi brom.

h. Uji fluoresin. Brom bebas mengubah zat warna fluoresin(I) yang kuning menjadi eosin(I)
atau tetrabromofluoresin yang merah.

i. Uji fuksin (atau magenta). Zat pewarna fuksin membentuk suatu senyawa adisi.

5. Fluorida, F-
Kelarutan fluorida dari logam alkali yang umum dan dari perak, merkurium,
aluminium, dan nikel, mudah larut dalam air, sedangkan fluorida dari timbel, tembaga,
besi(III), barium dan litium larut sedikit, dan fluorida dari logam alkali tanah lainnya tidak
larut alam air.
a. asam sulfat pekat. Padat, gas hidrogen fluorida, H2F2, yang tak berwarna an korosif
dilepaskan dengan memanaskan. Ini merupakan suatu produk penguraian silikon
tetrafluorida.

b. Uji etsa. Uji ini boleh dilakukan dalam kapsul timbel yang kecil, yang diberi tutup yang
menutup rapat terbuat dari kertas timbel.
c. Larutan perak nitrat. Tak ada endapan, karena perak fluorida larut dalam air.
d. Larutan kalsium klorida: endapan kalsium klorida, CaF2, yang putih dan seperti lendir, yang
sedikit larut dalam asam asetat, tetapi sedikit lebih larut dalam asam klorida encer.
e. Larutan besi(III) klorida. Endapan putih kristalin natrium heksafluoroferat(III) dari larutan-
larutan fluorida yang pekat, yang larut sangat sedikit dalam air. Endapan ini tak memberi
reaksi besi, kecuali setelah diasamkan.

f. Uji bubuk pewarna zirkonium-alizarin.

6. Nitrat, NO-3
Semua nitrat larut dalam air. Nitrat dari merkurium dan bismut menghasilkan garam
basa setelah diolah dengan air, garam-garam ini larut dalam asam nitrat encer.
a. asam sulfat pekat:

b. asam sulfat pekat dan serutan tembaga yang mengkilat

c. larutan besi(II) sulfat dan asam sulfat pekat (uji cincin coklat). Cincin coklat ini disebabkan
oleh pembentukan [Fe(NO)]2+. Setelah campuran dikocok dan dipanaskan, warna coklat ini
hilang, nitrogen(II) oksida dilepaskan, dan tinggallah larutan ion besi(III) yang kuning.

d. Reduksi nitrat dalam suasana basa. Ion-ion amonium, sudah tentu harus dihilangkan dengan
mendidihkan larutan dengan larutan natrium hidroksida (dan, lebih baik, menguapkan sampai
hampir kering) sebelum penambahan logam itu.

e. Reagensia difenilamina (C6H5.NH. C6H5). Uji ini merupakan uji yang sangat peka, tatapi
sayangnya, juga memberi hasil yang positif dengan sejumlah zat pengoksid, seperti garam-
garam nitrat.
f. Reagensia nitron (difenil-endo-anilo-dihidrotriazol C20H16N4)
g. Kerja oleh panas. Hasilnya berbeda-beda tergantung pada logamnya.
h. Uji reduksi menjadi nitrit.

Daftar Pustaka
Setiono, L. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro,Penerbit PT.
Kalman Madia Pustaka, Jakarta.
http://www.chem-is-try-org/materi_kimia/instrumen_analisis/kompleksometri/pemisahan-
berdasarkan-penukaran-anion/

Anda mungkin juga menyukai