Kelarutan semua hipoklorit larut dalam air. Zat-zat ini bereaksi basa karena hidrolisis:
OCl - + H2O
HOCl + HCl-
Dalam larutan, hipoklorit mengalami reaksi disproporsional yang lambat dalam larutan dingin,
tetapi cepat dalam larutan panas, pada mana terbentuk ion-ion klorat dan klorida:
3OCl- ClO3- + 2ClMaka, jika reaksi-reaksi ini hendak dipelajarai, larutan harus baru saja dibuat. Dengan menjenuhi
natrium hidroksida 2M dengan gas klor, kita memperoleh larutan natriumhipoklorit M:
Cl2 + 2OH- ClO- + Cl- + H2O
Ion klorida tak pernah tidak ada, dan ini akan mengganggu beberapa reaksi ionik.
1. Asam klorida encer:
Ion hydrogen yang terbentuk dalam reaksi ini, denetralkan oleh alkali berlebihan yang
ada pada pemanasan, oksigen dibebaskan (diidenfikasi dari sifatnya yang menyalakan
lagi sebatang bilah kayu yang pijar), dimana kobalt bertindak sebagai katalis
2OCl- 2Cl- + O2
5. Merkurium dengan mengocok larutan hipoklorit yang diasamkan (pakai asam sulfat)
dengan merkurium, terbentuk endapan coklat merkurium(II) klorida basa (HgCl)2O.
Endapan larutan dalam asam klorida encer, pada mana terbentuk merkurium(II) klorida
yang tak berdisosiasi. Jika endapan dipisahkan dari merkurium yang berlebihan, dicuci
dan dilarutkan dalam asam klorida, merkurium dapat dideteksi dalam larutan itu dengan
mengalirkan hydrogen sulfide kedalamnya. Air klor, pada kondisi serupa, menghasilkan
endapan putih merkurium(I) klorida, Hg2Cl2.
SIANIDA, CNKelarutan hanya sianida dari logam-logam alkali dan alkali tanah yang terlarut dalam air; larutan
ini bereaksi basa disebabkan oleh hidrolisis.
CN- + H2O HCN + OHMerkuri(II) sianida, Hg(CN)2, juga larut dalam air, tetapi praktis merupakan non-elektrolit, maka
tak memperlihatkan reaksi-reaksi ionic seperti sianida lain. Banyak sianida logam melarut dalam
larutan kalium sianida dengan menghasilkan garam-garam kompleks.
Pakailah larutan kalium sianida, KCN, 0,1M yang baru saja dibuat untuk mempelajari reaksireaksi ini.
1. Asam Klorida encer: asam sianida, HCN, yang berbau seperti amandel pahit, dilepaskan
dalam keadaan dingin. Uap ini harus dibaui dengan sangat hati-hati. metode yang lebih
mudah memuaskan untuk mengidentifikasi asam sianida adalah dengan mengubahnya
menjadi ammonium tiosianat dengan memberikan uap itu berkontak dengan ammonium
polisulfida diatas kertas saring. Kertas bisa ditaruh dengan baik diatas sebuah tabung uji
atau cawan, dalama ana zat diolah dengan asam encer. Dengan menambahkan setets
larutan besi (III) klorida dan asam klorida encer kepada kertas saring tersebut. Kita
peroleh pewarnaan merah yang khas, yang disebabkan oleh komplek besi (III) tiosianat,
Fe(SCN). Merkurium(II) sianida tak diuraikan oleh asam encer.
CN- + H+ HCN
2. Larutan perak nitrat: endapan putih perak sianida, AgCN, yang mudah larut dalam larutan
sianida yang berlebihan dengan bentuk ion komplek disianoargentat [Ag(CN)2]-
Uji biru prusia: uji yang sulit dilakukan secara berikut. Larutan siania tersebut dijadikan
sangat basa dengan natrium hidroksida, ditambahkan beberapa milliliter larutan besi(II)
sulfat yang baru saja dibuat (jika hanya terdapat runutan sianida, paling baik dipakai
larutan besi (II) sulfat jenuh (25%), dan campuran didihkan. Dengan demikian terbentuk
ion heksasianoferat(II). Setelah diasamkan dengan asam klorida diperoleh larutan yang
jernih, yang member endapan biru prusi setelah ditambahkan larutan besi (III) klorida.
Jika hanya dipakai atau terdapat sedikit sianida dalam larutan yang akan diuji kita mulamula memperoleh larutan hijau ini akan mengendapkan biru prusia stelah didiamkan.
6CN- + Fe2+ [Fe(CN)6]43[Fe(CN)6]4- + 4Fe3+ Fe4[Fe(CN)6]3
Merkuri (II) sianida akan diuraikan oleh hydrogen sulfide, pada mana merkurium (II)
sulfide mengendap (Ks = 4 x 10-53). Jika endapan telah disaring, ion-ion sianida dapat
diuji dalam larutan itu.
Hg(CN)2 + H2S HgS + 2HCN
6. Uji besi (III) tiosianat ini adalah suatu uji lain yang sangat baik terhadap sianida, dan
berdasarkan pada persenyawaan langsung antara alkali sianida dengan belerang. Sedikit
larutan ammonium plosulfida ditambahkan pada larutan kalium sianida yang ditaruh
dalam cawan porselen, dan keseluruhanya diuapkan sampai kering diatas penangas air
dalam kamar asam. Residu mengadung alkali dan amunium tiosianat, bersama-sama
polisulfida yang tersisa. Zat yang terakhir ini hilang terurai dengan menambahkan
beberapa tetes asam klorida. Lalu ditambahkan satu dua tetes larutan besi (III) klorida.
Segera terjadi pewarnaan merah-darah, yang disebabkan oleh kompleks besi (III)
tiosianat:
CN- + S2-2 SCN- + S23SCN- + Fe3+ Fe(SCN)3
Teknik uji bercaknya adalah sebagai berikut. Aduk setetes larutan uji dengan setetes
ammonium sulfide kuning di ats kaca arloji dan panaskan sampai terbentuk bingkai dari
belerang sekeliling cairan. Tambahkan 1-2 tetes asam klorida encer, biarkan mendingin
dan tambahakan 1-2 tetes larutan besi (III) klorida 3%. Diperoleh pewarnaan merah.
Uji ini dapat dipakai meskiupun terdapat sulfide atau sulfit jika tiosianat dari semulanya
ada, sianida itu harus diisolasi diisolasi dulu dengan mengedapkannya, misalnya sebagai
zink sianida.
7. Uji tembaga sulfide. Larutan sianida mudah melarutkan tembaga (II) sianida dengan
membentuk ion tetrasianokuprat(I) yang tak berwarna:
2CuS + 10CN- 2[Cu(CN)4]3- + 2S2- + (CN)2
Perhatiakan, bahwa bilangan oksida tembaga dalam larutan ini adalah +1. Uji ini paling
baik dilakukan diatas kertas saring atau kertas reaksi tetes dan dapat juga dipakai meski
ada ion klorida, iodide, heksasianoferat(II) dan (III).
Taruh setetes suspense tembaga sulfide yang baru saja dibuat diatas kertas saring atau
kertas saring dan tambahkan setetes larutan uji. Warna coklat dari tembaga sulfide itu
segera lenyap.
Suspense tembaga sulfide dibuat dengan melarutkan 0,12 g tembaga sulfat yang
berbentuk Kristal dalam 100ml air, tambahkan beberapaa tetes larutan ammonia dan buat
larutan menjadi keruuh dengan sedikit hidrogrn sulfida.
Suatu prosedur yang lain adalah dengan memakai kertas saring kuantitatif atau kertas
reaksi tetes yang telah dijenuhi larutan amoniakal yang mengadung 0,1 g tembaga sulfide
per 100ml dan dikering kan. Tepat sebelum mulai enguji tiupkanlah hydrogen sulfide
keatas kertas sehingga kertas meperoleh warna kerta secara merata. Taruh setets larutan
uji di atas kertas ini pada mana akan diperoleh sebuah cicin putih.
8. Uji tembaga asetat-benzidina. Reaksi ini terjadi karena potensial oksida reduksi dari
pasangan reduksi tembaga (II)-tembaga(I) bertambah bersar jika ion tembaga(I)
dihilangkan oleh ion sianida.
Campurkan beberapa tetes larutan uji sedikt asam sulfat encer dalam tabung uji mikro
dan ikatkan sehelai kertas reaksi tetes yang teah dibasahi dengan campuran reagensia
tembaga asetat dan benzidina yang sama banyaknya, pada puncak pucak tabung.
Dihasikan warna biru.
Regensia tembaga (II) asetat adalah larutan tembaga(II) asetat 3% dalam air. Reeagensia
bezidina adalah larutan nenzidina 1% dalam asam asetat 2M. larutan-larutan ini paling
baik disimpan terpisah dalam botol hitam yang tersumbat rapat. Larutan I dan II dengan
volume yang sama dicampur teoat sewaktu hendak dipakai.
Sianat, OCN-
Kelarutan sianat dari alakali dan alkali tanah larut dalam air. Sianat dari perak, merkurium(I),
timbel dan tembaga, tidak larut. Asam bebasnya adalah cairan tak berwarna yang berbau tak
sedapa; ion ini sangat tidak stabil.
Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini, pakailah larutan kalium sianat KOCN, 0,2 M.
1. Asam sulfat encer: terjadi pembuihan yang keras, terutama disebabkan oleh pelepasan
karbon dioksida. Asam bebas, HOCN, yang mula-mula dibebaskan, terurai menjadi
karbon dioksida dan ammonia. Ammonia ini bergabung dengan asam sulfat yang ada
membentuk ammonium sulfat. Namun sedikit asam sianida luput dari penguraian dan
dapat dikenali dalam gas yang keluar, dari baunya yang menusuk. Jika larutan yang
dihasilkan dipanaskan dengan natrium hidroksida, ammonia akan dilepaskan.
OCN- + H+ HOCN
HOCN + H+ + H2O CO2 + NH4+
2. Asam sulfat peekat reaksi serupa dengan asam encernya, tetapi agak lebih keras.
3. Larutan perat nitrat: endapan yang putih dan seperti dadih, yaitu perak sianat, AgOCN,
yang larut dalam larutan amonia dan dalam asam nitrat encer. Endapan muncul dengan
estetika, tanpa pembentukan kompleks:
OCN- + Ag+ AgOCN
4. Larutan barium klorida: tak ada endapan.
5. Larutan kobalt asetat: bila reagensia ditambahkan kepada larutan kaluim sianat pekat,
akan dihasilkan pewarnaan biru yang disebabkan oleh ion-ion tetrasianatokobaltat(II),
[Co(OCN)4]2-. Warna ini agak distabilkan dan dikuatkan dengan penambahan etanol.
4OCN- + Co2+ [Co(OCN)4]26. Uji tembaga sulfat-piridina: bila suatu sianat ditambahkan kepada larutan encer suatu
garam tembaga, yang sebelumnya telah ditambahi beberapa tetes piridina, terbentuklah
endapan biru-ungu yaitu senyawa [Cu(C5H5N)2](OCN)2 ini larut dalam kloroform dengan
Nitrit, NO2Kelarutan perak nitrit sangat sedikit larut dalam air. Semua nitrit lainnya larut dalam air. Pakailah
larutan kalium nitrit, KNO2, 0,1M yang baru sajaa dibuat untuk mempelajari reaksi-reaksi ini.
1. Asam klorida encer dengan menambahkan asam ini dengan hati-hati kepada suatu nitri
dalam keadaan dingin. Dihasilkan cairan biru pucat yang tak tetap dan dilepaskan uap
nitrogen oksida yang coklat, uap mana sebaggian besar terjadi karena bersenyawanya
nitrogen oksida dengan oksigen dari udara. Hasil yang serupa diperoleh dengan
larutannya dalam air.
NO2- + H+ HNO2
(2HNO2 H2O + N2O3)
3HNO2 HNO3 + 2NO + H2O
2NO + O2 2NO2
2. Larutan besi (II) sulfat. Bila larutan nitrit ini ditambahkan dengan hati-hati kepada
larutan pekat besi (II) sulfat yang diasamkan dengan asam asetat encer atau asam sulfat
encer, terbentuk cincin coklat pada perbatasan antara kedua cairan itu, yang ditimbulkan
oleh senyawa [Fe,NO]SO4 jika penambahan tak dilakukan dengan hati-hati, hasilnya
adalah pewarnaan yang coklat. Reaksi ini serupa dengan uji cincin coklat terhadap nitrat
untuk harus dipakai asam yang lebih kuat.
NO2- + CH3COOH HNO2 + CH3COO3HNO2 H2O + HNO3 + 2NO
Fe2+ + SO42- + NO [Fe,NO]SO4
Iodida, bromide, ion-ion berwarna, dan anion ang member senyawa dengan ion besi (II),
tak boleh ada.
3. Larutan barium klorida: tak ada endapan.
4. Larutan perak nitrat endapan kristalin putih perak nitrit dari larutan yang pekat.
NO2- + Ag+ AgNO2
5. Laruatan kalium iodide dengan menambahkan suatu larutan nitrit kepada larutan kalium
iodide, yang diteruskan dengan mengasamkannya dengan pasta kanji. Hasil yang serupa
diperoleh dengan mencelupkan kertas kalium iodide-kanji yang dibasahi dengan asam
encer, ke dalam larutan. Metode yang lainnya, adalah dengan mengekstraaksi iod yang
dibebaskan itu dengan klorofrom atau karbon tetraklorida.
2NO2- + 2I- + 2CH3COOH I2 + 2NO + 2CH3COO- + 2H2O
6. Larutan kalium permanganat yang diasamkan: warna larutan ini
larutan suatu nitrit, tetappi tak ada gas yang dilepaskan.
5NO2- + 2MnO4- + 6H+ 5NO3- + 2Mn2+ + 3H2O
dihilangkan
oleh
7. Ammonium klorida dengan mendidih larutan suatu nitrit dengan reagensia padat
berlebihan, nitrogen dilepaskan, dan nitrit itu terurai hamper sempurna.
NO2- + NH4+ N2 + 2H2O
8. Urea CO(NH2)2 bila larutan suatu nitrit diolah dengan urea dan campuran diasamkan
dengan asam klorida encer, nitrit akan terurai dan nitrogen serta karbon dioksida
dilepaskan.
CO(NH2)2 + 2HNO2 2N2 + CO2 + 3H2O
9. Tiourea CS(NH2)2 bila larutan suatu nitrit dalam asam asetat yang encer diolah dengan
sedikit tiourea, nitrogen akan dilepaskn dan dihasilkan asam tiosianat yang terakhir ini
dapat diidentifikasi dari warna merah yang dihassilakannya dengan HCl encer dan larutan
FeCl3.
CS(NH2)2 + HNO2 N2 + H+ + SCN- + 2H2O
Tiosianat dan iodide mengganggu, dan jika ada, harus dihilangkan entah dengan Ag 2SO4
padat berlebihan atau dengan larutan AgNO3 encer sebelum menambahkan asam asetat
dan tiourea.
10. Asam sulfamat (HO,SO2,NH2) bila larutan suatu nitrit diolah dengan asam sulfamat, nitrit
terurai dengan sempurna:
HO,SO2,NH2 + HNO2 N2 + 2H+ + SO42- + H2O
Tak berbentuk nitrat dalam reaksi ini, maka reaksi ini merupakan metode yang baik untuk
menghilangkan nitrit dengan sempurna. Runutan nitrat terbentuk dengan ammonium
klorida, urea, dan tiurea.
11. Reagensia asam sulfanilat-- nafitlamina. Uji ini berdasarkan reakssi diassotisasi asam
sulfanilat oleh asam nitrit yang diikuti dengan reaksi kopling dengan - nafitlamina
membentuk suatu zat pewarna azo yang merah.
Ion besi(III) harus ditutupi dengan asam tertarat. Larutan uji harus sangat encer kalau
tidak, reaksi zat akan berjaalan melampaui tahap diazotasi: 0,2 mg NO 2-l-1 merupakan
konsentrasi yang optimal. Taruh setetes larutan uji yang netral atau asam di atas
lempengan bercak dan campurkan ini dengan setets asam sulfanilat, diiukuti dengan
setets reagensia - nafitlamina. Terbentuk warna merah.
Regensia asam sulfanilat dibuat dengan melarutkan 1 g asam sulfanilat dalam 100ml
asam asetat 30% yang panas. Reagensia - nafitlamina dibuat dengan mendidihkan 0,3 g
- nafitlamina dengan 70 ml air, menyaring atau mendekantai dari residu yang sedikit itu,
dan mencampurkan dengan
12. Reagensia indola. Taruh setets larutan uji dalam tabung uji semimikro, tambahkan 10
tetes reagensia ini dan 5 tets asam sulfat 8M. Muncul pewarnaan merah keunguan.
Iodida
Iodida adlaah serupa dengan klorida dan bromide. Perak, merkurium(I), merukurium(II),
tembaga (I) dan timbel iodide adalah garam-garamnya yang paling sedikit larut. Reaksi-reaksi ini
dapat dipelajaarii dengan larutan kalium iodide KI, 0,1M.
1. Asam sulfat pekat. Dengan iodide paadat iod akan dibebaskan pada pemanasan uap
lembanyung dilepaskan yang mengubah kertas kanji menjadi biru. Sedikit hydrogen
iodide terbentuk ini dapat dilihat dengan meniup melintasi mulut bejana, pada mana
dihasilkan asap putih tetapi kebanyakan darinya mereduksi asam sulfat itu menjadi
belerang dioksida, hydrogen dulfida dan belerang yang perbandingan relative mereka
bergantung pada konsentrasi reagensia-reagensia.
2I- + 2H2SO4 I2 + SO42- + 2H2O
I- + H2SO4 HI + HSO46I- + 4H2SO4 3I2 + S + 3SO42- + 4H2O
9. Larutan kanji. Iodide mudah dioksidasikan dalam larutan asam menjadi iod bebas dengan
jumlah zat pengoksid; iod bebas inilalu bisa diidentifikassi daari pewarnaan biru tua yang
dihasilkannya dengan larutan kanji. Zat pengoksid yang paling baik untuk dipakai dalam
reaksi uji bercak adalah larutan kalium nitrit yang diasamkan:
2I- + 2NO2- + 4H+ I2 + 2NO + 2H2O
Sianida mengganggu karena pembentukan sianogen iodide: maka siaanida ini
dihilangkan sebelum pengujian dengan memanaskannya dengan larutan natrium
hydrogen karbonat, atau dengan mengasamkan dan memanaskannya:
I2 + CN- ICN + ICampurkan setetes larutan uji yang asam diaataas lempeng bercak dengan setetes
reagensia dan tambahkan setetes larutan kalium nitrit 50%. Diperoleh pewarnaan biru.
10. Uji reduksi kataalitik garam selium(IV). Reduksi garam serium(IV) dalam larutan asm
oleh arsenit, berlangsung dengan lambat:
2Ce4+ + AsO33- + H2O 2Ce3+ + SO43+ + 2H+
Iodide mempercepat perubahan ini, mungkin disebabkan oleh iod yang dilepaskan dalam
reaksi seketika (i):
2Ce4+ + 2I- 2Ce3+ + I2
Yang bereaksi lebih menurut (ii):
AsO33- + I2 + H2O AsO43- +2I- + 2H+
Dan ion iodide ini bereaksi lagi dalm (i). seelesainyan reduksi ditunjukkan oleh hilangnya
warna kuning dalam larutan serium(IV). Garam natrium dan ruthenium mempunyaai efek
katalik yang serupa. Klorida bromide, sulfat, dan nitrat dalam jumlah yang sedang, tak
mempunyai pengaruh, tetapi sianida dan garam juga garam merkurium(II), perak, dan
mangan mengganggu.
Taruh setets larutan uji bersama setetes larutan natrium arsenit 0,1M atau serium (IV)
sulfat 0,1M yang netral atau sedikit asam diatas lempeng bercak warna kuning segera
hilang.
11. Uji palladium(II) klorida. Larutan iodide bereaksi dengan palladium(II) klorida untuk
menghasilkan endapan palladium(II) iodide PdI2, yang merah kecoklatan yang tak larut
dalam asam mineral.
2I- + Pd2+ Pdl2
Campurkan setetes larutan uji diatas kertas reaksi tetes dengan setetes larutan air
palladium klorida 1%. Terbentuk endapan hitam kecoklatan.
Ion heksosianoferat (II), [Fe(CN)6]4Kelarutan heksasianoferat(II) dari logam-logam alkali dan alkali tanah, laut dalam air;
heksasianoferat(II) dari logam-logam lainya tidak larut dalam air dan dalam asam encer dingin,
tetapi terurai oleh alkali. Pakailah larutan 0,025M kalium heksasianoferat(II), K 4[Fe(CN)6]
3H2O untuk mempelajari reaksi-reaksi ini.
1. Asam sulfat pekat: terjadi penguraian yang sempurna, dengan pendidihan yang ama,
disertai pelepasan karbon monoksida yang terbakar dengan nyala biru:
[Fe(CN)6]4- + 6H2SO4 + 6H2O Fe2+ + 6NH4+ + 6CO + 6SO42Sedikit belerang dioksida mungkin juga terjadi, yang ditimbulkan oleh oksidasi besi (II)
dengan
asam
sulfat:
Ion-ion besi (II) yang terbentuk dalam reaksi ini, bereaksi dengan sedikit
heksasianoferat(II) yang terurai, menghasilkan mula-mula suatu endapan putih kalium
besi(II) hesasianoferat(II):
[Fe(CN)6]4- + Fe2+ + 2K+ K2Fe[Fe(CN)6]
2. Larutan perak nitrat: endapan putih perak heksasianoferat(II):
[Fe(CN)6]4- + Ag+ Ag4[Fe(CN)6]
Endapan tak terlarut dalam ammonia dan asam nitrat, tetapi larut dalam kaalium sianida
dan natrium tiosulfat:
Ag4[Fe(CN)6] + 8CN- 4[Ag(CN)2]- + [Fe(CN)6]4Ag4[Fe(CN)6] + 8S2O32- 4[Ag(S2O3)2]3- + [Fe(CN)6]4Dengan memanaskannya dengan asam nitrat pekat, endapan diubah menjadi
heksasianoferat(II) yang meraah jingga pada mana endapan menjadi dapat larut dalam
ammonia:
3 Ag4[Fe(CN)6] + HNO3 +3H+ 3 Ag3[Fe(CN)6] + 3Ag+ + NO + 2H2O
Ag3[Fe(CN)6] + 6NH3 3 [Ag(NH3)2]+ + [Fe(CN)6]33. Larutan besi(III) klorida: endapan biru prusia dalam larutan netral atau asam :
3[Fe(CN)6]4- + Fe3+ Fe4[Fe(CN)6]3
Endapan diuraikan oleh larutan hidroksida-hidroksida alkali dan terbeentuklah besi(III)
hidroksida yang coklat. Uji teknik bercaknya adalah campurkan setetes laarutan uji diatas
lempeng bercak dengan setetes larutan besi(III) klorida. Terbentuk endapam atau noda
biru.
4. Larutan besi(II) sulfat: endapan putih kalium besi(II) heksasianoferat(II), K2Fe[Fe(CN)6],
yang dengan cepat berubah menjadi biru oleh oksidasi.
5. Larutan tembaga sulfat: endapan coklat tembaga heksassianoferat(II):
H4
Dengan menguapkan eter tersebut, zat ini diperoleh sebagai zat padat ynag putih
berbentuk kristal.
8. Larutan ammonium molibdat: dari larutan kalium heksasianoferat(II), yang diasaamkaan
dengan asam klorida encer, terbentuk endapan coklat molibdenil heksassianoferat(II).
Komposisi yang tepat dari endapaan ini tak diketahui. Endapan tak larut dalam enceer
tetapi larut dalam hidroksida-hidroksida alkali. Uji ini bisa dipakai untuk membedakan
heksasianoferat(II) dan heksasianoferta(III) tiosianat, yyyang tida bereaksi.
9. Larutan titanium(IV) klorida: endapan berbentuk flok yang coklat kemerahan, titanium
(IV) heksasianoferat(II):
[Fe(CN)6]4- + Ti4+ Ti[Fe(CN)6]
Endapan tak larut dalam asaam klorida 6M. ion-ion heksasianoferat(III) tidak bereaksi.
Aniaon-anion pengoksid tak boleh ada, karena ion-ion mengoksidasikan ion
heksasianoferat(II) dalam suasana asam.
Uji tetes dapat dikerjakan: taruh setetes larutan diatas lempeng bercak, jadikan tepat
mulai asam menjasi asam klorida, dan masukkan 1tetes reagensia. Diperoleh endapan
coklat
kemerahan
dengan
adanya
ion
heksasianoferat(II).
Reagensia
dengan
menambahkan 10ml titanium(IV) klorida cair kepada 90ml asam klorida 1:1.
10. Larutan kobalt nitrat: endapan kobalt heksasianoferat yang hijau- keabuan, yang tak larut
dalaam asam klorida encer atau asam asetat encer.
[Fe(CN)6]4- + 2Co2+ Co2[Fe(CN)6]
11. Larutan uranil asetat: endapan coklat uranil hekasianoferat(II):
[Fe(CN)6]4- + 2UO22+ (UO2)2[Fe(CN)6]
asam asetat encer harus ada serta ion heksasianoferat(III) hanya bereaksi dengan larutan
pekat setelah didiamkan lama atau dipanaskan dengan member endapan yang kuning
kotor.
Kertas
saring
bisa
mereduksi
sedikit
heksasianoferat(III)
menjadi
heksasianoferat(II), makaa uji ini tak boleh dilakukan diatas kertas saring.
Uji bercak dilakukan : taruh setetes larutan uji diatas lempeng bercak, dan tambahkan
setetes larutan uranil asetat 0,1M. diperoleh endapan atau noda coklat dalam waktu 2
menit.
12. Uji kering. Semua senyawa heksasianoferat(II) terurai ketika dipanaskan dengan
melepaskan nitrogen dan sianogen:
3K4[Fe(CN)6] N2 + 2(CN)2 + 12KCN + Fe3C + C
Tiosianat, SCNKelarutan perak dan tembaga(I) tiosianat praktis tak larut dalam air, merkurium(II) dan timbel
tiosianat sangat sedikit larut; kelarutan masing-masing dalam g l -1 pada 20o adalah 0,0003,
0,0005, 0,7 dan 0,45. Tiosianat dari kebanyakan logam lainnya larut. Untuk mempelajari reaksireaksi ini pakailah larutan kalium tiosianat KSCN 0,1M.
1. Asam sulfat. Dengan asam yang pekat dihasilkan pewarnaan kucing dalam keadaan
dingin: dengan dipanaskan, timbul reaksi yang dasyat dan tebentuk karbonil sulfide.
SCN- + H2SO4 + H2O COS + NH4+ + SO42Tetapi reaksi adalah lebih kompleks dari ini, karena belerang dioksida dan karbon
dioksida, mungkin pula terdeteksi dalam gas-gas hasil penguraian itu. Dalam larutannya
sedikit belerang mengendap dan asam format juga dideeteksi.
Dengan asam 2,5 M tak terjadi reaksi dalam keadaan dingin, tetapi setelah dididihkan
terbentuk larutan kuning belerang dioksida dan sedikit karbonil sulfide dilepaskan.
Reaksi yang serupa tetapi lebih lambat terjadi dengan asam sulfaat M.
2. Larutan perak nitrat: endapan perak tiosianat, AgSCN, yang putih dan seperti susu, yang
larut dalam larutan ammonia tetapi tidak larut dalam asam nitrat encer.
SCN- + Ag+ AgSCN
AgSCN + 2NH3 [Ag(NH3)2]+ + SCNDengan mendidihkan dengan larutan natrium klorida M, endapan berubah menjadi perak
klorida:
AgSCN + Cl- AgCl + SCNSetelah diasamkan dengan asam klorida, ion-ion tiosianat dapat dideteksi dengan besi(III)
klorida. Pereaksi tiosianat juaga terurai pada pemijaran atau pelebiuran lalu endapan
karbonat.
3. Larutan tembaga sulfat: Nampak mula-mula pewarnaan hijau, lalu endapaan hitam
tembagaa (II) tiosianat:
2SCN- + Cu2+ Cu(SCN)2
Penambahan asam sulfit mengubah endapan menjadi tembaga (I) tiosianat yang putih
2 Cu(SCN)2 + SO2 + 2H2O 2CuSCN + 2SCN- + SO42- + 4H+
4. Larutan merkurium(II) nitrat: endapan putih merkurium(II) tiosianat Hg(SCN)2 yang
mudah laruta dalam larutan tiosiaanaat yang berlebihan. Jika endapan dipanasskaan,
endapan akan mengembang besar sekali membentuk ular Firaun suatu produk sianogen
yang terpolimer
2SCN- + Hg2+ Hg(SCN)2
Hg(SCN)2 + 2SCN- [Hg(SCN)4]25. Zink dan asam klorida encer: hydrogen sulfide dan hydrogen sianida dilepaskan:
SCN- + ZN + 3H+ H2S + HCN + Zn2+
6. Larutan besi(III) klorida: pewarnaan merah darah yang timbul karena terbentuknya suatu
kopleks:
3SCN- + Fe3+
Fe(SCN)3
Sebenarnya ada sederetan kation dan anion kompleks yang terbentuk. Kopleks itu dapat
direaksikan dengan mengocok dengan eter. Warna merah dihilangkan oleh ion-ion
flourida, merkurium(II) dan oksalat, pada mana terbentuk kompleks-kompleks yang tak
berwarna dan lebih stabil:
Fe(SCN)3 + 6F- [FeF6]3- + 3SCN4 Fe(SCN)3 + 3Hg2+ 3 [Hg(SCN)4]2- + 4Fe3+
Fe(SCN)3 3(COO)22- [Fe{(COO)2}3]3- + 3SCN7. Asam nitrat encer: terurai ketika dipanaskan terjadi pewarnaan merah dan nitrogen oksida
serta hydrogen sianida dilepaskan:
SCN- + H+ + 2NO3- 2NO + HCN + SO42-
Dengan asam nitrat pekat terjadi reaksi yang lebih keras disertai pembentukan nitrogen
oksida dan karbon dioksida.
8. Uji penyulingan. Asam tiosianat bebas HSCN dapat dibebaskan dengan asam klorida lalu
disuling keldalam larutan ammonia, dimana dapat diidentifikasi dengan besi(III) klorida.
Uji ini boleh dipakai untuk memisahkan toisianat dari campuran-camuran dengan ion
yang akan menggangu reaksi.
Teruh beberapa tetes larutan uji dalam tabung uji semimikro asamkan dengan asam
klorida encer tambahkan sekeping kecil pecahan porselen dan masukkan sebuah pipet
sekap gas. Didihkan larutan dalam tabung perlahan-lahan untuk penyulingan setiap
HSCN yang ada dalam larutan. Bilaskan larutan ammonia itu dalam sebuah tabung uji
semimikro yang bersih, asamkan sedikit dengan asam klorida dan tambahkan setetes
larutan besi(III) klorida. Kita memperoleh warna merah.
9. Larutan kobalt nitrat: pewarnaan biru, yang disebabkan oleh terbentuknya [Co(SCN) 4]2tetapi tak adaa endapan:
4SCN- + Co2+ [Co(SCN)4]2Teknik uji bercaknya adalah cempurkan setetes larutan uji dalam krusmikro dengan
setetes yang sangat kecil(0,02ml) larutan kobalt nitrat 0,5M dan uapkan saampai kering.
Residu entah tiosianat ada atau tidak berwarna lembayung dan waarna itu perlahan-lahan
memudar. Tambahkan beberapa tetes aseton. Diperoleh pewarnaan hijau biru atau hijau.
Nitrit-nitrit menghasilkan warna merah yang ditimbulkan oleh nitrosil tiosianat aka
mengganggu uji ini.
10. Uji katalis reaksi iod-azida. Runutan tiosianat bertindak sebagai katalis yang kuat dalam
reaksi antara triiodida dan natrium azida yang kalau tidak, aakan berjalan sangat lambat
sekaali:
I3- + 2N3- 3I- + 3N2
Sulfide dan tiosulfat mempunyai efek katalis ang serupa ini dapat dihilangkaan dengan
mengendapkannya dengan larutan merkurium (II) nitrat:
Bromida, BrKelarutan perak merkurium(I), dan tembaga (I) tak terlarut dalam iar. Timbel bromide sangat
sedikit larut dalam air dingin tetapi lebih larut dalam air mendidih. Semua bromide laninya larut.
Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini, pakailah larutan kalium bromide KBr 0,1M.
1. Asam sulafat pekat. Jika asam sulfat pekat dituangkan ke atas sedikit kalim bromide
padat, mula-mula terbentuk larutan coklat kemerahan, kemudian uap brom yang coklat
kemerahan menyertai hydrogen bromide yang dilepaskan:
KBr + H2SO4 HBr + HSO4- + K+
5. Air klor. Penambahan reagensia ini setetes demi setetes kepada larutan suatu brimida
akan membebaskan bron bebas yang mewarnai larutan itumerah jingga; jika karbon
disulfide, kloroform, atau karbon tetraklorida ditambahkan dan cairan dikocok, brom
melarut dalam pelarut tersebut dan setelah didiamkan, membentuk larutan coklat
kemerahan dibawah lapisan air yang tak berwarna. Dengan air klor berlebihan, brom
diubah menjadi brom monoklorida yang kuning, atau menjadi asam hipobromit atau
bromat yang tak berwarna, serta dihasilakan larutan yang kuning pucat atau tak berwana.
2Br- + Cl2 Br2 + 2ClBr2 + Cl2
2BrCl
Klor cenderung memutihkan warna reagensia. Iod membentuk iodo-eosin yang berwarna
lembayung merah, maka tak boleh ada. Jika bromide itu dioksidassikan menjadi brom
bebas dengan memanaskannya dengan timbel dioksida dan asam asetat, praktis tak ada
klor yang berbarengan dilepaskan dari klorida, maka uji ini boleh dilakukan meskipun
ada klorida.
2Br- + PbO2 + 4CH3COOH Br2 + Pb2+ + 4CH3COO- + 2H2O
Taruh setetes larutan uji bersama beberapa milligram timbel dioksida dan asam asetat
dalam peralatan dan tutup tabung dengan corong penyumbat yang menyangga sehelai
kertas saring yang telah dijenuhi reagensia dan keringkan. Panaskan alat perlahan-lahan.
Suatu bercak berbentuk lingkaran merah terbentuk diatas kertas asring yang kuning itu.
Cara lainnya, boleh juga dipakai suatu kolom dari reagensia yang kira-kira 1mm
panjangnya. Reagensia fluoresin terdiri dari larutan jenuh fluoresin dalam alkohol 50%.
9. Uji fuksin (Magenta). Zat pewarna fuksin(I) membentuk suatu senyawa adisi. Yang tak
berwarna dengan hydrogen sulfit. Brom bebas mengubah fuksin yang telah dihilangkan
warnanya menjadi suatu zat pewarna terbrominasi yang biru atau lembayung. Baik klor
bebas maupun iod bebas tidak mempengaruhi senyawa fuksin hydrogen sulfit yang tak
bewarna itu, maka reaksi ini dapat dipakai untuk mendeteksi bromide dalam hal ada
klorida dan iodide.
10. Taruh setetes larutan uji dalam tabung dari peralatan, tambahkan 2-4 tetes larutan kromat
25%, tutup alat dengan kepala yang mengadung 1-2 tetes larutan reagensia dalam tabung
kapilernya. Panaskan alat dengan perlahan-lahan. Dalam waktu singkat, cairan dalam
tabung kapiler memperoleh warna lembayung. Reagensia terdiri dari larutan fuksin 0,1%
yang tepat dihilangkan warnanya dengan natrium hydrogen sulfit.