SENYAWA TIOSIANAT
Amonium tiosianat adalah senyawa anorganik dengan rumus kimia NH4SCN.
Kalium tiosianat adalah suatu senyawa kimia dengan rumus kimia KSCN.
Natrium tiosianat adalah senyawa kimia dengan rumus NaSCN.
BAHAYA TIOSIANAT
Tiosianat terkandung di dalam sayur kol, rebung, sawi, dan kangkung yang sering
dikonsumsi oleh penduduk endemik . Kadar tiosianat yang tinggi di lingkungan dapat
menyebabkan keracunan seperti mual, lemah, dan kematian.
Tiosianat mempunyai sifat goitrogenik, yaitu zat yang menekan sekresi hormon tiroid.
Gangguan pembentukan hormon tiroid ini dapat menyebabkan GAKI (Gangguan Akibat
Kekurangan Iodium). GAKI merupakan masalah serius yang terjadi di Indonesia.
Penderita akan mengalami gondok endemik, kapasitas mental terbatas akibat defisiensi
iodium, dan kretin endemik
SINTESIS KSCN
Sintesis kalium tiosianat dapat berlangsung dengan melelehkan kalium sianida dengan
larutan belerang atau kalium hidroksida serta amonium tiosianat. Yang terakhir ini diperoleh dari
reaksi karbon disulfida dan amonia di bawah tekanan dan pada suhu tinggi:
SC2 + 2NH3 NH4SCN + H2S
KEGUNAAN KSCN
Sintesis kimia
KSCN berair bereaksi hampir secara kuantitatif dengan Pb(NO3)2 untuk
menghasilkan Pb(SCN)2, yang telah digunakan untuk mengubah asil kloridamenjadi
tiosianat. KSCN mengubah etilen karbonat menjadi etilensulfida. Untuk tujuan ini,
KSCN pertama kali dicairkan di bawah vakum untuk menghilangkan air. Dalam reaksi
yang terkait, KSCN mengubah sikloheksida oksida menjadi episulfida yang sesuai.
C6H10O + KSCN → C6H10S + KOCN
KSCN juga merupakan produk awal untuk sintesis karbonil sulfida.
Kegunaan lain
Cairan encer KSCN terkadang digunakan untuk efek darah yang cukup realistis dalam
film dan teater. Senyawa ini dapat dicat pada permukaan atau disimpan sebagai larutan
yang tidak berwarna. Bila kontak dengan larutan besi(III) klorida(atau larutan lain yang
mengandung Fe3+, Produk dari reaksi adalah larutan dengan warna merah darah, karena
pembentukan ion kompleks besi-tiosianat.
Fe3+ + 3SCN- + 3H2O [Fe(SCN)3(H2O)3]
Dengan demikian bahan kimia ini sering digunakan untuk menciptakan efek
'stigmata'. Karena kedua larutan tersebut tidak berwarna, keduanya bisa diletakkan
terpisah di masing-masing tangan. Ketika tangan saling kontak satu sama lain, larutan
bereaksi dan efeknya terlihat sangat mirip dengan stigmata.
Demikian pula, reaksi ini digunakan sebagai uji untuk Fe3+ di laboratorium.
Kalium tiosianat juga dapat berfungsi sebagai pereaksi deteksi untuk ion tembaga(II).
Untuk tujuan ini, ion tembaga (II) direaksikan dahulu dengan natrium sulfit untuk
direduksi menjadi ion tembaga(I), yang bersama-sama dengan tiosianat menghasilkan
endapan berwarna:
2Cu2+ + SO32- + 3H2O SO42- + 2H3O+ + 2Cu+
Cu+ + SCN- CuSCN
Demikian pula, ion kobalt(II) dapat dideteksi dengan kalium tiosianat. Hal ini
menimbulkan warna merah-violet dalam kobalt(II) tiosianat berair, yang menjadi biru
pada penambahan alkohol atau aseton.
Cl -+ Ag+ AgCl
Ag+ + SCN- AgSCN
Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) jika teradi kontak dengan Kalium
Tiosianat :
TIOSIANAT, SCN-. Kelarutan Perak dan tembaga(l) tiosianat praktis tak Iarut dalam air,
merkurium(ll) dan timbel tiosianat sangat sedikit Iarut; kelarutan masing-masing dalam g/l pada
20⁰ adalah 0,0003, 0,0005, 0,7 dan 0,45. Tiosianat dari kebanyakan logam lainnya, Iarut.
Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini, pakailah Iarutan kalium tiosianat KSCN 0,1M.
1. Asam sulfat
Dengan asam yang pekąt dihasilkan pewarnaan kuning dalam keadaan dingin:
dengan dipanaskan, timbul reaksi yang dahsyat, dan terbentuk karbonil sulfida (terbakar
dengan nyala biru).
(perbedaan dan suatu metode pemisahan dari perak halida). Setelah diasamkan dengan
asam klorida, ion-ion tiosianat dapat dideteksi dengan besi(lll) klorida. Perak tiosianat
juga terurai pada pemijaran atau peleburan dengan natrium karbonat.
3. tembaga sulfat
Nampak mula-mula pewarnaan hijau, lalu endapan hitam tembaga(II) tiosianat
Sebenarnya, ada sederetan kation dan anion kompleks yang terbentuk. Kompleks
(yang tak bermuatan) itu, dapat diekstraksi dengan mengocok dengan eter. Warna merah
dihilangkan oleh ion-ion fluorida, merkurium (II), dan oksalat, pada mana terbentuk
kompleks-kompleks yang tak berwarna, dan lebih stabil:
Dengan asam nitrat pekat terjadi reaksi yang lebih keras, disertai permbentukan
nitrogen oksida dan karbon dioksida.
8. Uji penyulingan
Asam tiosianat bebas, HSCN, dapat dibebaskan dengan asam klorida, lalu
disuling ke dalam larutan amonia, dimana dapat diidentifikasi dengan besi(II) klorida
(reaksi 6). Uji ini boleh dipakai untuk memisahkan tiosianat dari campuran-campuran
dengan ion yang akan mengganggu reaksi 6.
Taruh beberapa tetes larutan uji dalam tabung-uji semimikro, asamkan dengan
asam klorida encer, tambahkan sekeping kecil pecahan porselen, dan pasangkan sebuah
pipet serap gas, yang disi dengan satu dua tetes larutan amonia. Didihkan larutan dalam
tabung uji perlahan-lahan untuk penyuling setiap HSCN yang ada dalam larutan.
Bilaskan larutan amonia itu ke dalam sebuah tabung-uji semimikro yang bersih, asamkan
sedikit dengan asam klorida dan tambahkan setetes larutan besi(III) klorida. Kita
memperoleh pewarnaan merah.
Teknik uji-bercaknya adalah sebagai berikut. Campurkan setetes larutan uji dalam
krus mikro dengan setetes yang sangat kecil (0,02 ml) larutan kobalt nitrat 0,5M dan
uapkan sampai kering. Residu, entah tiosianat ada atau tidak berwarna lembayung, dan
warna ini perlahan-lahan memudar. Tambahkan beberapa tetes aseton. Diperoleh
pewarnaan hijau-biru atau hijau.
Kepekaan: 1 ug SCN-. Batas konsentrasi: 1 dalam 50.000
Nitrit-nitrit menghasilkan warna merah yang ditimbulkan oleh nitrosil tiosianat,
maka mengganggu uji ini.
Sulfida dan tiosulfat mempunyai efek katalitik yang serupa; ini dapat dihilangkan
dengan mengendapkannya dengan larutan merkurium(II) nitrat:
Iod dalam jumlah yang banyak, menghambat reaksi ini; maka iod sebaiknya
dihilangkan sebagian besar dengan menambahkan larutan merkurium(II) terbentuk ion
kompleks [HgI4]2-, yang tak mempenraruhi khatalisds imi. mempengaruhi katalisis ini.
Campurkan setetes larutan uji dengan 1 tetes reagensia iod-azida di atas lempeng bercak.
Gelembung-gelembung gas (nitrogen) dilepaskan.
Kepekaan: 1,5 ug KSCN. Batas konsentrasi: 1 dalam 30.000.
Reagensia dibuat dengan melarutkan 3 g natrium azida dalam 100 ml iod 0,05 M
Tambahkan beberapa tetes piridina kepada 3-4 tetes larutan tembaga sulfat
0,25M, lalu masukkan kira-kira 2 ml kloroform, diikuti dengan beberapa tetes larutan
tiosianat yang netral. Kocok campuran dengan kuat. Kloroform akan berwarna hijau.
Batas konsentrasi: 1 dalam 50.000