Anda di halaman 1dari 16

Tugas Makalah

Disusun Sebagai Syarat Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Analisis Instrummen di Program Studi Pendidikan Kimia

Dosen Pengampuh :
Prof. Dr. H. Baharuddin Hamzah, S.Farm., M.Si

Oleh:
Kelompok II
Muharrikah Rahmat (A25119078)
Nurul Zafitri Juna (A25119086)
Noviana (A25119050)
Eva Fiska (A25117118)
Ramdan Efendi (A25119074)
Magfira Ridwan (A25119047)
Yupina (A25119131)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah – Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Analisis Elektrogravimetri” ini tepat pada waktu yang telah
ditetapkan.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari dosen pembimbing pada mata kuliah “Analisis Instrumentasi”. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Analisis
Elektrogravimetri”” bagi para pembaca dan khususnya kepada kami selaku
penyusun.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen selaku


pembimbing mata kuliah “Analisis Instrumentasi” yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 11 November 2021

Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar ..................................................................................................... 2
Daftar Isi ................................................................................................................ 3
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................
1.1 Latar Belakang .........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................
1.3 Tujuan .......................................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN ........................................................................................
2.1 Pengertian .................................................................................................
2.2 Prinsip Dasar ............................................................................................
2.3 Bagian-bagian alat besera fungsinya ......................................................
2.4 Prinsip Kerja .............................................................................................
2.5 Hukum-hukum Elektrogravimetri .........................................................
2.6 Interpretasi data .......................................................................................
2.7 Kegunaan ..................................................................................................
BAB III. PENUTUP ................................................................................................
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................
3.2 Saran ..........................................................................................................
Daftar Pustaka .........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemisahaan kimia mempunyai beberapa tujuan khusus. Selain untuk


memurnikan senyawa, pemisahan sering diperlukan untuk langkah awal dalam
suatu analisis senyawa. Pemisahan bisa berlangsung secara kualitatif maupun
kuantitatif. Pemisahan kuantitatif umumnya digunakan untuk mengetahui dengan
pasti berat komponen yang terpisahkan untuk dilakukan perhitungan selanjutnya.
Untuk tujuan ini maka endapan yang dipisahkan harus kuat menempel padat dan
halus, sehingga bila dilakukan pencucian, pengeringan serta penimbangan tidak
mengalami kehilangan berat. Elektogravimetri merupaka suatu metode yang
banyak digunakan dalam pemisahan kuantitatif ini.

Elektrogravimetri adalah suatu metode analisis kuantitatif berdasarkan


pengendapan atau pendepositan logam tersebut pada elektroda dengan bantuan
arus listrik, dapat digunakan untuk menentukan kadar suatu logam tertentu dalam
larutannya.

Pada elektrogravimetri atau elektroanalisis elemen diendapkan pada


elektroda yang stabil dan arus yang dipakai adalah arus searah. Pada prinsipnya
elektrogravimetri sama dengan elektrolisis, hanya pada elektrogravimetri dibuat
khusus untuk gravimetri. Dimana diharapkan endapan logam mengendap pada
katoda dengan baik dan anodanya tidak larut. Seperti juga pada elektrolisis
pengendapan pada elektroda.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah Definisi elektrogravimetri?


2. Bagaimana prinsip dasar elektrogravimetri?
3. Apa-apa saja bagian-bagian alat gravimetri beserta fungsinya?
4. Bagaimana prinsip kerja dari alat gravimetri?
5. Bagaimana interpretasi data?
6. Apa hukum yang berkaitan dengan analisis elektogravimetri?
7. Bagaimana kegunaan elekrogravimetri?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi elektrogravimetri?
2. Untuk mengetahui Prisip dasar elektrogravimetri?
3. Untuk mengetahui bagian-bagian alat gravimetri beserta fungsinya?
4. Untuk mengetahui prinsip kerja dari alat gravimetri?
5. Untuk mengetahui interpretasi data?
6. Untuk mengetahui hukum yang berkaitan dengan analisis
elektogravimetri?
7. Untuk mengetahui kegunaan elekrogravimetri?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Elektrogravimetri

Elektrogravimetri adalah metode penentuan kadar ion atau unsur


berdasarkan hasil penimbangan berat zat yang mengendap pada salah satu
elektroda pada reaksi elektrolisis terhadap larutan cuplikan atau metode yang
menggunakan pemisahan dan pengukuran ion dari sampel. Biasanya dari
logam,dalam proses ini sampel larutan dilakukan melalui elektrolisis, reduksi
elektrokimia memyebabkan pengendapan pada katoda. Hasil pada katoda
ditimbang sebelum dan setelah percobaan,dan perbedaan dapat digunakan dengan
menghitung presentase dari sampel dalam larutan. Pada reaksi elektrolisis ini,
energi listrik akan diubah menjadi reaksi kimia, reaksi yang terjadi pada
elektrolisis bergantung pada:

1. Sumber arus searah


Hukum Faraday pertama tentang elektrolisis menyatakan bahwa :
“Jumlah perubahan kimia yang dihasilkan sebanding dengan besarnya
muatan listrik yang melewati suatu elektrolisis”. Hukum kedua tentang
elektrolisis menyatakan bahwa : “Sejumlah tertentu arus listrik
menghasilkan jumlah ekivalen yang sama dari benda apa saja dalam suatu
elektrolisis”.
2. Jenis elektroda
Jenis elektroda yang digunakan dalam proses elektrolisis sangat
berpengaruh pada hasil elektrolisis. Elektroda dapat dibedakan menjadi
dua berdasarkan kereaktifannya, yaitu: Elektroda tidak aktif atau tidak ikut
bereaksi atau inert, seperti C, Pt, Au. Proses elektrofolisis dengan
elektroda inert hanya berlangsung reaksi elektrolitnya saja. Elektroda inert
adalah elektroda yang tidak terlibat dalam reaksi. Elektroda aktif ikut
bereaksi selain C, Pt, Au pada proses elektrolisis. Pada proses elektrolisis
dengan elektroda aktif berlangsung reaksi elektroda dan reaksi elektrolit.
Potensial tambahan yang digunakan, sehingga suatu reaksi elektrolisis
dapat berlangsung (over potensial).
3. Larutan elektrolit
Larutan elektrolit merupakan larutan yang dibentuk dari zat elektrolit.
Sedangkan zat elektrolit itu sendiri merupakan zat-zat yang di dalam air
terurai membentuk ion-ionnya. Zat elektrolit yang terurai sempurna di
dalam air disebut elektrolit kuat dan larutan yang dibentuknya disebut
larutan elektrolit kuat. Zat elektrolit yang hanya terurai sebagian
membentuk ion-ionnya di dalam air disebut elektrolit lemah dan larutan
yang dibentuknya disebut larutan elektrolit lemah. Makin elektrolit suatu
larutan (elektrolit kuat) maka semakin baik dalam reaksi elektrolisisnya.
Dalam bentuk yang biasa, elektrogravimetri melibatkan penyatuan suatu
logam pada katoda platinum yang telah ditimbang dan kemudian dilakukan
penimbangan kembali untuk menetapkan kuantitas logam itu. Penempatan
tembaga merupakan salah satu contoh yaitu suatu aliese tembaga, dilarutkan
dalam asam nitrat, katoda kasa platinum, yang telah dibersihkan dalam asam
nitrat, dibilas, dikeringkan dalam oven, dan ditimbang. Kemudian dicelupkan
kedalam larutan dan dibuat hubungan listrik dengan menggunakan sejenis jepitan.
Valtase luar dinaikkan sampai ammeter itu menunjukkan suatu arus dan katoda
tampak kemerahan (dari tembaga). Akan tampak gelembung yang timbul dari
anoda. Beberapa seharusnya menambahkan suatu valtase ekstra untuk
memastikan bahwa elektrolisis itu berjalan. Pada akhir elektrolisis, katoda diambil
dari larutan, sementara valtase luar masih dikenakan (untuk mencegah melarutnya
kembali lapisan tembaga itu oleh kerja galvani). Katoda itu dibilas dengan air
suling. Kemudian dicelupkan kedalam etanol atau asetan untuk memudahkan
pengeringan, dikeringkan dengan cepat dalam oven untuk menghindari oksidasi
pada permukaan tembaga dan akhirnya didinginkan dan ditimbang.
Dengan menurunnya kosentrasi Cu2+ oleh elektrolisis katoda menjadi
negatif sampai mulai reduksi nitrat.
NO3- + 10 H+ + 8e NH4- + 3H2O
Ini menstabilkan potensial katoda yang kemudian menjadi tidak cukup
negatif untuk mereduksi logam lain, seperti nikel, yang mungkin terdapat dalam
sampel (itu juga mencegah reduksi H+ yang tidak disukai karena pembebasan
hidrogen yang terjadi bersama-sama akan menyebabkan endapan tembaga
menjadi sqeperti karet dan tidak bisa menempel).
2.2. Prinsip Dasar Elektrogravimetri
Berikut merupakan prinsip dasar dari elektrogravimetri yaitu :
1. Menggunakan metode elekrolisis
Artinya metode ini harus butuh arus listrik untuk menghasilkan
reaksi.
2. Logam sampel harus berupa kation
Harus menggunakan kation karena sampel yang ingin diendapkan
itu dikatoda. Katoda itu yang menyerang kation dimana kation itu adalah
ion yang bermuatan positif.
CuSO4 Cu2+ + SO42-
Katoda akan menyerang Cu sehingga Cu harus berupa kation.
3. Kation berpindah ke katoda selama elektrolisis, lalu menempel
Zat yang menempel akan dihitung bobotnya atau massanya untuk
dijadikan sampel murni hasil pemisahan elektrolisis.
4. Reduksi menyebabkan analit mengendap pada katoda.
5. Katoda ditimbang sebelum dan sesudah percobaan.
6. Endapan harus melekat kuat (rapat dan halus) pada katoda.
7. Elektrolisis harus menggunakan elektroda inert, umumnya elektroda
platina.
2.3. Bagian-bagian alat elektrogravimetri beserta fungsinya
Potensi yang diberikan konstan (tidak ada kontrol dari kerja potensial
elektroda). Potensi diterapkan diseluruh sel dipertahankan pada tingkat yang
konstan sepanjang elektrolisis.
1. Butuh peralatan sederhana dan murah.
2. Memerlukan sedikit perhatian operator
3. Aparatus terdiri dari :
a. Sel yang cocok
b. Power supply arus searah

Kontrol kerja elektrogravimetri potensial Elektrogravimetri


1. Potensi kerja elektroda dikendalikan.
2. Aparatus terdiri dari dua lingkaran listrik yang membagi sebuah elektroda
umum (elektroda kerja) dimana analit di endapkan.

Rangkaian elektrolisis terdiri dari:


1. Sumber DC.
2. Penyalur variasi potensial secara terus menerus pada potensi yang
dikendalikan oleh Working Electroda.
3. Elektroda counter.
4. Current meter.
Rangkaian kontrol terdiri dari :
1. Elektroda referensi ( sering sebuah elektroda kalomel jenuh).
2. Voltmeter tegangan tinggi digital.
3. Elektroda kerja.
Kontrol sirkuit-monitor secara terus menerus potensialnya antara WE
dan RE misalnya, pertimbangan Tembaga (II) sistem yang dijelaskan di atas
perilaku waktu potensi dari katoda Cu.
1. Yang lebih besar arus konstan, semakin pendek akan menjadi waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan deposisi tembaga.
2. Jika arus yang sangat tinggi digunakan, maka mustahil untuk ion tembaga
saja dalam mempertahankan tingkat yang diinginkan transfer elektron.
3. Arus konstan yang lebih besar, maka semakin pendek waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan deposisi tembaga.
4. Jika arus yang sangat tinggi digunakan, adalah mustahil untuk ion tembaga
saja dalam mempertahankan tingkat yang diinginkan transfer elektron.
Segera setelah elektrolisis dimulai, fraksi yang signifikan dari arus total
saat ini akan terjadi karena evolusi gas H2.
5. Pembentukan gas H2 dapat dihilangkan melalui penggunaan depolarizer
katodik.
Contoh untuk katodik dpolarizer-asam nitrat:
1. Segera setelah elektrolisis dimulai, fraksi yang signifikan dari total saat ini
akan terjadi karena evolusi gas H2.
2. Pembentukan gas H2 dapat dihilangkan melalui penggunaan depolarizer
katodik.
3. Contoh: untuk asam-nitrat katodik (ion nitrat) mengalami pengurangan
delapan elektron untuk ion amonium pada potensial lebih positif dari pada
pengurangan ion Hidrogen.
NO3- + 10H+ +8e NH4+ + 3H2O
Catatan di bawah ini adalah sel dua elektroda

1. Analisis elektrogravimetri. Analit diendapkan pada elektroda kasa Pt yang


besar. Jika analit yang dioksidasi lebih baik dari pada yang direduksi,
polaritas listrik dibalik sehingga pengendapan masih terjadi pada elektroda
besar. Aparatus untuk elektroda posisi logam tanpa kontrol katoda
potensial.
2. Out elektroda kasa Pt.
3. Opened inner, elektroda kasa Pt dirancang untuk berputar dengan mortar
di tempat pengadukan secara magnetik.

2.4. Prinsip kerja elektrogravimetri

2.4.1. Analisis Kuantitatif secara Elektrogravimetri

1. Komponen yang dianalisis di endapkan pada suatu elektroda yang telah


diketahui beratnya dan kemudian setelah pengendapannya sempurna
kembali dilakukan penimbangan elektroda beserta endapannya.
2. Endapan harus kuat menempel padat dan halus, sehingga bila dikendalikan
pencucian, pengeringan serta penimbangan tidak mengalami kehilangan
berat.
3. Selain itu, sistem ini harus menggunakan elektroda yang inert. Umumnya
menggunakan elektroda platina.
4. Ion logam dengan elektrolisis akan mengendap pada katoda.
5. Efisiensi elektrolisis tidak perlu 100 %, tetapi efisiensi pengendapan harus
100 %.
2.4.2. Prinsip kerja alat elektrogravimetri
1. Valtase dari sumber arus baterai yang diperlukan untuk elektroda diukur
dengan voltmeter.
2. Katoda berupa gulungan kawat platina, sedangkan anoda berupa kawat
platina berbentuk spiral.
3. Anoda diletakkan tepat di tengah-tengah gulungan platina katoda untuk
memperoleh medan listrik yang merata dan menghasilkan endapan logam
yang seragam.
2.5. Hukum-hukum elektrogravimetri
1. Hukum Ohm
“Kuat arus yang mengalir melalui suatu penghantar berbanding terbalik
dengan tahanan bdan berbanding lurus dengan tegangan”.
V = I.R
V = Tegangan listrik
I = Arus listrik (Ampere)
R = Tahanan listrik (Ohm = Ω)
2. Hukum Faraday l
“Jumlah zat yang dihasilkan pada elektroda berbanding lurus dengan
jumlah arus listrik yang melalui arus listrik”.
𝒆. 𝒊. 𝒕 𝑴𝒓. 𝒊. 𝒕
W= atau W =
𝑭 𝒏. 𝑭
W = Massa zat yang dihasilkan (g)
e = Massa ekuivalen
i = Kuat arus (A)
t = Waktu (s)
F = Jumlah listrik dalam Faraday
3. Hukum faraday ll
“Jika arus listrik yang sama dilewatkan pada beberapa sel elektrolisis,
maka massa zat yang dihasilkan masing-masing sel berbanding lurus
dengan berat ekuivalen zat tersebut”
𝒆. 𝒊. 𝒕 𝑊1 𝑊2
W= atau =
𝑭 𝑒1 𝑒2
W1 = Massa zat yang dihasilkan elektrolisis I (g)
W2 = Massa zat yang dihasilkan elektrolisis II (g)
e1 = Massa ekuivalen zat I
e2 = Massa ekuivalen zat II

2.6 Interpretasi data

Interpretasi data dari elektrogravimetri adalah zat yang dianalisis


ditempatkan di dalam sel elektrolisa. Setelah dilakukan elektrolisa,logam yang
mengendap pada katoda ditimbang.
Contoh :
Penentuan Cu dalam larutan pada suasana asam menggunakan katoda Pt.
Katoda : 𝐶𝑢2+ (𝑎𝑞) + 2e 𝐶𝑢(𝑠)
𝐻 + (𝑎𝑞) + 2e 1/2𝐻2(𝑔) + 2e
Anoda : 𝐻2 𝑂(𝑙) + 1/2𝑂2 2𝐻 + (𝑎𝑞) + 2e
Contoh Soal :
Pada elektrolisis larutan Cu𝑆𝑜4 dengan elektroda inert,dialirkan listrik 10 ampere
selama 965 detik. Hitunglah massa tembaga yang diendapkan pada katoda.(Ar Cu
= 63,5 O = 16 )
Jawaban :
Cu𝑆𝑜4(𝑎𝑞) 𝐶𝑢2+ (𝑎𝑞) + 𝑆𝑂4 2−
Katoda(red) : 𝐶𝑢2+ (𝑎𝑞) + 2𝑒 − 𝐶𝑢(𝑠)
Anoda : 2𝐻2 𝑂(𝑙) 𝑂2(𝑔) + 4𝐻 + (𝑎𝑞) + 4𝑒 −
𝑀𝑟 63,5
𝑒𝐶𝑢 = = = 31,25
𝑛 2
𝑒.𝑖.𝑡 31,25.10.965
𝑚𝐶𝑢 = w = = = 3,125 g
𝐹 96500

2.7. Kegunaan Elektogravimetri


1. Digunakan pada analisis kuantitatif
Artinya kita ingin mengetahui jumlah sehingga harus ada angka baik itu
dalam bentuk persen, massa jenis, konsentrasi dan lainnya sehingga bukan
hanya sekedar mengetahui ada atau tidak ada.
2. Pemisahan kimia
CuSO4 Cu2+ + 2e Cu
Larutan CuSO4 dielektrolisis maka Cu2+ akan mengendap pada katoda
menjadi Cu. Artinya ada pemisahan Cu dengan SO4 dilarutkan, selain itu
ada juga untuk pemisahan antar logam yang beda potensialnya cukup
tinggi atau jauh maka bisa dipisahkan dengan metode elektrogravimetri
ini.
3. Elektrolisis dan pemurnian logam
Karena elektrogravimetri sendiri menggunakan prinsip dasar
elektrolisis dan elektrolisis bisa digunakan untuk memurnikan logam.
4. Penyepuhan logam
Contoh : Biasanya perhiasan yang bukan dari emas jika ingin
melapisinya dengan emas itu bisa menggunakan elektrolisis.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas dapat ditarik kesempulan bahwa :
1. Elektrogravimetri adalah metode penentuan kadar ion atau unsur
berdasarkan hasil penimbangan berat zat yang mengendap pada salah satu
elektroda pada reaksi elektrolisis terhadap larutan cuplikan atau metode
yang menggunakan pemisahan dan pengukuran ion dari sampel.
2. Tegangan di bagi menjadi 3 yaitu : tegangan peruraian, tegangan ohmik
dan tegangan polarisasi.
3. Hukum yang berkaitan dengan elektrogravimetri
Hukum faraday
𝒆. 𝒊. 𝒕
W=
𝑭
W = Massa zat yang di endapkan
e = Massa ekivalen
i = arus (Ampera)
t = waktu (detik)
F = tetapan Faraday
Hukum ohm
V = I.R
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Amper)
R = Tahanan (ohm)
3.2. Saran
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Rimarahmila.2021.Bab IX Elektrogravimetri .
..........https://id.scribd.com/document/450657178/ELEKTROGRAVIMETRI-Kel-
.........205. Diunduh 11 November 2021 pukul 20.11 WITA.

Suluya,Rainy.2020. Analisis Kimia Instrumen-Elektrogravimetri#1.


.........https://youtu.be/3IgsGThYtyo. Diunduh 11 November 2021 pukul 21.34
.........WITA.

Suluya,Rainy.2021.Analisis Kimia Instrumen-Elektrogravimetri#2.


.........https://youtu.be/Mwl_UMehlZQ. Diunduh 11 November 2021 pukul 22.02
.........WITA.

Anda mungkin juga menyukai