1. Pengertian Elektrogravimentri
Elektrogravimetri merupakan salah satu metode penentuan
secara kuantitatif. Secara sederhana komponen yang dianalisis diendapkan
pada suatu elektrode yang telah diketahui beratnya dan setelah terjadi
pengendapan yang sempurna ditimbang kembali elektrode dan endapannya.
Secara ideal endapan harus melekat kuat pada elektrode, rapat dan halus
sehingga apabila dicuci, dikeringkan dan ditimbang tidak menyebabkan
kehilangan berat. Endapan yang terbentuk haruslah berbutir halus, seragam
dan nampak seperi logam. Apabila endapan berbentuk sponge, serbuk dan
gumpalan yang tidakmelekat baik apda elektrode maka mempunyai kemurnian
yang kurang. Faktor utama yang mempengaruhi sifat fisis endapan adalah
rapat arus, temperatur, ada tidaknya zat pengompleks. Besarnya rapat arus
yang baik sehingga diperoleh endapan yang sempurna adalah < 0,1 A/cm2.
Pada umumnya digunakan elektrode Pt, keuntungannya adalah bersifat inert,
dapat dipijarkan untuk menghilangkan lemak, bahan organik atau gas tanpa
merusak logam Pt. Untuk logam-logam Zn, Bi dan Ga tidaklah diendapkan
secara langsung pada elektrode Pt, tetapi elektrode Pt akan dilapisi dulu
dengan logam tembaga.
Elektrogravimetri adalah suatu metoda analisa kimia fisika,dimana
prinsip dari analisa elektrogravimetri sama dengan analisa secaragravimetri,
hanya saja disini ada elektrogravimetri zat yang akan ditentukan
akanmengendap atau menempel pada elektroda selama proses
elektrolisa.Logam yang akan ditentukan didalam larutan harus berbentuk
kation,dimana kation ini akan berpindah ke katoda selama elektrolisa, dan
menempelsebagai logam bebas. Dan ada juga beberapa logam yang
mengendap di anodaselama proses elektrolisa.
Syarat - syarat yang harus dipenuhi untuk analisa secara
elektrogravimetriadalah :
1. Ion logam dengan elektrolisa akan mengendap pada katoda.
2. Efisiensi elektrolisa tidak perlu 100 %, tetapi efisiensi pengendapan
harus 100%.
3. Bila sampel terdiri dari campuran logam - logam, maka untuk
mengambilsalah satu logamnya cukup dengan mengatur potensial
elektrolisa yang sesuaiuntuk logam yang diinginkan.
Tabel 1. Beberapa unsur yang dapat ditentukan secara elektrogravimetri.
2. Gravimetri Pengendapan
Gravimetri pengendapan adalah merupakan gravimetri yang mana komponen
yang hendak didinginkan diubah menjadi bentuk yang sukar larut atau mengendap
dengan sempurna. Bahan yang akan ditentukan di endapkan dalam suatu larutan
dalam bentuk yang sangat sedikit larut agar tidak ada kehilangan yang berarti bila
endapan disaring dan ditimbang. Adapun beberapa tahap dalam analisa gravimetri
adalah sebagai berikut :
1. Memilih pelarut sampel
Pelarut yang dipilih harus lah sesuai sifatnya dengan sampel yang akan di
larutkan, Misalnya : HCl, H2SO4, dan HNO3 digunakan untuk melarutkan
sampel dari logam – logam.
2. Pengendapan analit
Pengendapan analit dilakukan dengan memisahkan analit dari larutan
yang mengandungnya dengan membuat kelarutan analit semakin kecil, dan
pengendapan ini dilakukan dengan sempurna.
3. Pengeringan endapan
Pengeringan yang dilakukan dengan panas yang disesuaikan dengan
analitnya dan dilakukan dengan sempurna. Disini kita menentukan apakah analit
dibuat dalam bentu oksida atau biasa pada karbon dinamakan pengabuan.
4. Menimbang endapan
Zat yang ditimbang haruslah memiliki rumus molekul yang jelas.
Biasanya reagen R ditambahkan secara berlebih untuk menekan kelarutan
endapan.
Atas dasar cara membentuk endapan, maka gravimetri dibedakan menjadi 2
macam :
1. Endapan dibentuk dengan reaksi antara analat dengan sutau pereaksi,
endapan biasanya berupa senyawa. Baik kation maupun anion dari analat mungkin
diendapkan, bahan pengendapnya anorganik mungkin pula organik. Cara inilah
yang biasa disebut dengan gravimetri.
2. Endapan dibentuk dengan cara elektrokimia, dengan perkataan lain analat
dielektrolisa, sehingga terjadi logam sebagai endapan. Cara ini biasa disebut
dengan elektrogravimetri. Salah satu masalah yang paling sulit dihadapi oleh para
analis adalah menggunakan endapan sebagai cara pemisahan dan penentuan
gravimetrik adalah memperoleh endapan tersebut dengan tingkat kemurnian yang
tinggi. Zat-zat yang normalnya mudah larut dapat diturunkan selama pengendapan
zat yang diinginkan dengan suatu proses yang disebut kopresipitasi.
3. Prinsip Kerja Elektrogravimetri
Analisis secara elektrogravimetri didasarkan pada prinsip sel
elektrolisis dimana penentuan jumlah listrik dan variabel waktu menjadi sangatlah
penting. Secara kinetik, arus listrik menyatakan laju mengalirnya muatan listrik
setiap saat. Pada umumnya terdapat tiga macam kondisi yang dapat diterapkan
pada suatu sel elktrolisis, yaitu:
a. Elektrolisis dilakukan pada suatu harga potensial luar yang digunakan (Eapp)pada
harga yang tetap.
b. Elektrolisis dilakukan pada suatu harga arus yang tetap.
c. Elektrolisis dilakukan dengan mempertahankan potensial salah satu elektrodenya
(elektrode kerja) pada suatu harga tetap.
Apabila arus listrik mengalir ke dalam suatu sel elktrokimia,
keseluruhanpotensialnya dapat dipengaruhi oleh 3 fenomena lain yang timbul,
yaitu dengan adanya potensial ohmik, polarisasi konsentrasi dan polarisasi kinetik.
4. Hukum Elektrolisis Faraday
Di awal abad ke-19, Faraday menyelidiki hubungan antara jumlah listrik yang
mengalir dalam sel dan kuantitas kimia yang berubah di elektroda saat elektrolisis.
Ia merangkumkan hasil pengamatannya dalam dua hukum di tahun 1833.
1. Jumlah zat yang dihasilkan di elektroda sebanding dengan jumlah arus listrik
yang melalui sel.
2. Bila sejumlah tertentu arus listrik melalui sel, jumlah mol zat yang berubah di
elektroda adalah konstan tidak bergantung jenis zat. Misalnya, kuantitas listrik
yang diperlukan untuk mengendapkan 1 mol logam monovalen adalah 96 485
C(Coulomb) tidak bergantung pada jenis logamnya.
C (Coulomb) adalah satuan muatan listrik, dan 1 C adalah muatan yang dihasilkan
bila arus 1 A (Ampere) mengalir selama 1 s. Tetapan fundamental listrik adalah
konstanta Faraday F, 9,65 x104 C, yang didefinisikan sebgai kuantitas listrik yang
dibawa oleh 1 mol elektron. Dimungkinkan untuk menghitung kuantitas mol
perubahan kimia yang disebabkan oleh aliran arus listrik yang tetap mengalir
untuk rentang waktu tertentu.
5. Hukum Ohm
Kuat arus yang mengalir melalui suatu penghantar berbanding terbalik dengan
tahanan dan berbanding lurus dengan tegangan
Kuat arus yang mengalir melalui suatu penghantar berbanding terbalik dengan
tahanan dan berbanding lurus dengan tegangan
i = V/R
I = arus (Ampere)
V = tegangan (Volt)
R = tahanan (Ohm)
Alat :
1) Gelas kimia 100 mL 1 buah
2) Elektroda Cu 2 buah (spiral dan lurus)
3) Neraca Analitik 1 buah
Bahan :
1) Aseton secukupnya
2) Larutan H2SO4 0,5 M 1mL
3) Larutan HNO3 0,5 M 1mL
4) Larutan CuSO4 0,1 M 100mL
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Analisis Gravimetri. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-
kesehatan/pemisahan-kimia-dan-analisis/gravimetri/. Diakses pada tanggal 21 Mei
2016
Soebagio, dkk. 2005. Kimia Analitik II. UM Press: Malang
Tim Dosen Kimia Analitik II. 2016. Panduan Praktikum Kimia Analitik II: Dasar-Dasar
Pemisahan Kimia. Surabaya: UNESA
Underwood, A. L., dkk. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga