Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISA

ANALISA GRAVIMETRI

Oleh :
KELOMPOK IV KELAS C

Anggota Kelompok :
1. Nurmansyah Aditya 2107113606
2. Pujingga Sheny 2107124348
3. Puty Najwa A.K 2107124357
4. Riki Suri Kurniadi 2107113409
5. Reihan Faizaldi 2107136511

Dosen Pengampu :
Dra. Silvia Reni Yenti, Msi

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Ilmu kimia analitik adalah ilmu kimia yang mendasari pemisahan-pemisahan
dan analisis bahan. Analisa bertujuan untuk menentukan susunan bahan, baik secara
kualitatif, kuantitatif, maupun secara struktur. Susunan kualitatif merupakan
komponen-komponen bahan, sedangkan susunan kuantitatif adalah berapa banyaknya
atau setiap komponen tersebut. Dalam ilmu kimia analitik untuk menganalisa suatu
komponen kimia terdiri atas beberapa analisis yaitu analisis volumetri, analisis
gravimetri (Khopkar, 2002).

Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan yang
paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Analisis
gravimetri adalah analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstan)-nya.
Dalam dunia teknik kimia sangat dibutuhkan juga bagaimana cara analisa gravimetri
ini. Seperti halnya dalam industri, untuk mendukung kinerja kita sebagai insiyur
teknik cara analisa ini mungkin juga sangat penting (Gandjar, 2007).

Tahap pengukuran dalam metode gravimetrik adalah penimbangan. Analitnya


secara fisik dipisahkan dari semua komponen lain dari sampel itu maupun dari
pelarutnya. Selain itu Analisa gravimetri merupakan suatu cara analisa kimia
kuantitatif yang didasarkan pada prinsip penimbangan berat yang didapat dari proses
pemisahan analit dari zat-zat lain dengan metode pengendapan. Zat yang telah
diendapkan ini disaring dan dikeringkan serta ditimbang dan diusahakan endapan itu
harus semurni mungkin. Untuk memisahkan endapan tersebut maka sangat
dibutuhkan pengetahuan dan teknik yang cukup dan wajib dimiliki seorang enginer
(Okdayani, 2010).

Proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu
merupakan bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi
transformasi unsur atau radikal ke senyawa murni stabil yang dapat segera diubah
menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur dihitung berdasarkan
rumus senyawa dan berat atom unsur-unsur yang menyusunnya. Pemisahan unsur-
unsur atau senyawa yang dikandung dilakukan dengan beberapa cara, seperti: metode
penguapan, metode elektroanalisis, atau berbagai macam metode lainnya (Okdayani,
2010).

1. 2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan analisa gravimetri yaitu:
1. Mengendapkan BaCl2 dan menghitung persentase hasil BaCl2.
2. Menghitung persentase hasil BaCl2 di dalam larutan.
3. Mendalami dan menggunakan hukum stoikiometri di dalam reaksi kimia.
4. Mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan endapan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisa Gravimetri


Gravimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif suatu zat atau
komponen yang telah diketahui dengan cara mengukur berat komponen dalam
keadaan murni setelah melalui proses pemisahan. Analisis gravimetri adalah proses
isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari
penetuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal
kesenyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat
ditimbang dengan teliti. Metode gravimetric memakan waktu yang cukup lama,
adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu factor-faktor koreksi dapat
digunakan (Khopkar,1990).

Tahap pengukuran dalam metode gravimetrik adalah penimbangan. Analitnya


secara fisik dipisahkan dari semua komponen lain dari sampel itu maupun dari
pelarutnya. Pengendapan merupakan teknik yang paling meluas penggunaannya
untuk memisahkan analit dari pengganggu-pengganggunya. Mula-mula cuplikan zat
dilarutkan dalam pelarut yang sesuai, lalu ditambahkan zat pengendap. Endapan yang
terbentuk lalu disaring, dicuci, dikeringkan atau dipijarkan dan setelaah dingin
ditimbang. Metode garavimetri untuk analisis kuantitatif didasarkan pada stoikiometri
reaksi pengendapan, yang secara umum dinyatakan dengan persamaan:

aA + pP → AaPp..................................................(2.1)

Analisis gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap


(berat konstannya). Dalam analisis ini, unsur atau senyawa yang dianalisis dipisahkan
dari sejumlah bahan yang dianalisis. Bagian terbesar analisis gravimetri menyangkut
perubahan unsur atau gugus senyawa yang dianalisis menjadi senyawa lain yang
murni dan stabil, sehingga dapat diketahui berat tetapnya. Berat unsur atau gugus
yang dianalisis selanjutnya dihitung dari rumus senyawa serta berat atom
penyusunnya (Goldberg, 2007).
Menurut Brady (1999), untuk memperoleh keberhasilan pada analisis secara
gravimetri, maka harus memperhatikan tiga hal berikut :
1. Unsur atau senyawa yang ditentukan harus terendapkan secara sempurna.
2. Bentuk endapan yang ditimbang harus diketahui dengan pasti rumus
molekulnya.
3. Endapan yang diperoleh harus murni dan mudah ditimbang

2.2 Metode Analisa Gravimetri


Metode yang dilakukan dalam proses analisis gravimetri dibagi menjadi tiga
jenis yang umum dilakukan. Metode tersebut adalah secara pengendapan, penguapan
dan elektrrolisis. Walaupun metode yang dilakukan berbeda, Tiap metode termasuk
dalam gravimetri dikarenakan tiap metode menghasilkan endapan yang dapat dipisah
menjadi senyawa murni. Berdasarkan (Khopkar, 2002) penjelasan tiap metode
adalah:
1. Gravimetri pengendapan
Suatu sampel yang akan ditentukan seara gravimetri mula-mula ditimbang
secara kuantitatif, dilarutkan dalam pelarut tertentu kemudian diendapkan kembali
dengan reagen tertentu. Senyawa yang dihasilkan harus memenuhi sarat yaitu
memiliki kelarutan sangat kecil sehingga bisa mengendap kembali dan dapat
dianalisis dengan cara menimbang.
Endapan yang terbentuk harus berukuran lebih besar dari pada pori-pori alat
penyaring (kertas saring), kemudian endapan tersebut dicuci dengan larutan elektrolit
yang mengandung ion sejenis dengan ion endapan.
Hal ini dilakukan untuk melarutkan pengotor yang terdapat dipermukaan
endapan dan memaksimalkan endapan. Endapan yang terbentuk dikeringkan pada
suhu 100-130 derajat celcius atau dipijarkan sampai suhu 800 derajat celcius
tergantung suhu dekomposisi dari analit.
Pengendapan kation misalnya, pengendapan sebagai garam sulfida,
pengendapan nikel dengan DMG, pengendapan perak dengan klorida atau logam
hidroksida dengan mengetur pH larutan. Penambahan reagen dilakukan secara
berlebihan untuk memperkecil kelarutan produk yang diinginkan.

aA+rR———->AaRr(s)...............................................(2.2)

Penambahan reagen R secara berlebihan akan memaksimalkan produk AaRr yang


terbentuk.
2. Metode elektroanalisis
Metode elektrolisis dilakukan dengan cara mereduksi ion-ion logam terlarut
menjadi endapan logam. Ion-ion logam berada dalam bentuk kation apabila dialiri
dengan arus listrikndengan besar tertentu dalam waktu tertentu maka akan terjadi
reaksi reduksi menjadi logam dengan bilangan oksidasi. Endapan yang terbentuk
selanjutnya dapat ditentukan berdasarkan beratnya, misalnya mengendapkan tembaga
terlarut dalam suatu sampel cair dengan cara mereduksi. Cara elektrolisis ini dapat
diberlakukan pada sampel yang diduga mengandung kadar logam terlarut cukup besar
seperti air limbah.
3. Metode Penguapan
Metode penguapan dalam analisis gravimetri digunakan untuk menetapkan
komponen-komponen dari suatu senyawa yang relatif mudah menguap. Cara yang
dilakukan dalam metode ini dapat dilakukan dengan cara pemanasan dalam gas
tertentu atau penambahan suatu pereaksi tertentu sehingga komponen yang tidak
diinginkan mudah menguap atau penambahan suatu pereaksi tertentu sehingga
komponen yang diinginkan tidak mudah menguap.
Metode penguapan ini dapat digunakan untuk menentukan kadar air(hidrat)
dalam suatu senyawa atau kadar air dalam suatu sampel basah. Berat sampel sebelum
dipanaskan merupakan berat senyawa dan berat air kristal yang menguap. Pemanasan
untuk menguapkan air kristal adalah 110-130 derajat celcius, garam-garam anorganik
banyak yang bersifat higroskopis sehingga dapat ditentukan kadar hidrat/air yang
terikat sebagai air Kristal.
2.3 Tahapan Analisis Gravimetri
Menurut Day dan Underwood (2002), adapun beberapa tahapan dalam
analisis gravimetri adalah sebagai berikut:
1. Persiapan larutan
Berhubungan dengan sifat kelarutan suatu zat yang perlu diperhatikan adalah
volume larutan yang hendak diendapkan, konsentrasi larutan, suhu, dan pH.
2. Pengendapan
Pada tahap pengendapan berlaku hukum Van Weimarn, yaitu:
Kecepatan pengendapan = Q – S...................................................................
(2.3)
Saat pengendapan yang diharapkan adalah bentuk endapan yang besar atau
kecepatan pengendapan kecil supaya endapan tidak lolos melalui kertas saring atau
nilai Q harus rendah dan S harus besar.
3. Pendiaman
Tujuannya untuk memberikan kesempatan bagi endapan yang sudah terbentuk
berhubungan dengan larutan induknya.
4 Penyaringan
Dalam tahap penyaringan yang perlu diperhatikan adalah kualitas kertas
saring, jenis endapan, dan bentuk koloid.
5. Pengeringan
Tujuannya untuk menghilangkan sejumlah air dalam analit. Umunya
dilakukan pada suhu 110 - 120oC selama 1-2 jam.
6. Penimbangan
Dilakukan penimbangan beberapa kali sampai diperoleh berat konstan.
7. Perhitungan
Setelah endapan ditimbang, bobot analit dihitung menggunakan rumus
berikut:
bobot analit
% Analit ¿ 𝑥100%....................................................................
bobot sampel
(2.4)

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini sebagai berikut:
1. Batang pengaduk
2. Cawan Petri
3. Corong Kaca
4. Kaca Arloji
5. Kertas Saring
6. Gelas Piala 250 mL
7. Gelas Ukur 10 mL dan 100 mL
8. Hot Plate
9. Neraca Analitik
10. Pipet Tetes
11. Spatula

3.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini sebagai berikut:
1. Akuades
2. BaCl2 padat
3. K2CrO4 0,2 M

3.3 Prosedur Praktikum


Adapun prosedur yang dilakukan pada praktikum kinetika reaksi sebagai
berikut:
1. BaCl2 padat ditimbang sebanyak 0,97 gram dan dimasukkan ke dalam gelas
piala 250 mL.
2. Air suling sebanyak 25 mL ditambahkan, kemudian diaduk hingga larutan
homogen.
3. K2CrO4 0,2 M sebanyak 25 ditambahkan, larutan diaduk dan diamati endapan
yang terbentuk. Larutan diuji dengan beberapa tetes larutan K2CrO4.
4. Jika endapan BaCrO4 masih terbentuk, K2CrO4 ditambahkan terus sampai
endapan tidak terbentuk lagi.
5. Larutan dipanaskan sampai mendidih, sampel diangkat dan disaring dengan
kertas saring yang bobotnya telah diketahui.
6. Kertas saring dan endapan diambil, dikeringkan, ditimbang, dan dicatat
bobotnya
7. Hasil teoritis endapan BaCrO4 dihitung dan persen hasil ditentukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapat pada percobaan analisa gravimetri dapat dilihat
pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil pengamatan
No. Prosedur Hasil Pengamatan
1. Sebanyak 1 gram BaCl2 Larutan berwarna putih keruh dan
ditimbang dan dimasukkan ke menjadi homogen setelah diaduk.
dalam gelas kimia. Lalu,
ditambahkan 25 mL akuades.
2. Sebanyak 25 mL K2CrO4 0,2 M Larutan menjadi warna kuning dan
ditambahkan ke dalam larutan terdapat endapan.
BaCl2.
3. Larutan diuji dengan beberapa Pengujian dengan penentesan di
tetes K2CrO4 0,2 M. lakukan sampai tetesan ke 80 untuk
mendapatkan hasil pengurangan
endapan.
5. Larutan BaCl2 + K2CrO4 Larutan mendidih.
dipanaskan menggunakan hot
plate.
6. Larutan disaring menggunakan Larutan terpisah dari endapannya.
kertas saring. Endapan berwarna kuning muda
yang berada di atas kertas saring
dan kadai airnya berkurang.
7. Endapan dan kertas saring Berat kertas saring + cawan
ditimbang dan dioven hingga penguap + endapan :
beratnya konstan. - Sebelum dioven = 29,65 gram
- Setelah dioven = 24,41 gram
- Hasil endapan = 1,26 gram

4.2 Pembahasan
Prinsip kerja dari proses analisis gravimetri adalah sampel dilarutkan dengan
pelarut yang sesuai, kemudian ditambahkan zat pengendap. Penambahan zat
pengendap ditujukan untuk mendapatkan zat yang dituju untuk di analisis oleh karena
itu pada proses analisis larutan yang mengandung senyawa yang dituju, direaksikan
dengan senyawa yang akan membentuk endapan padat denga senyawa yang dituju.
Setelah proses pengendapan dilakukan, endapan yang dihasilkan ditimbang hingga
diperoleh bobot konstannya (Wulandari dkk, 2022).
Pada percobaan ini, digunakan sampel BaCl2 yang akan diendapkan. Larutan
BaCl2 dibuat dari padatan sebanyak 1,2 gram dan dilarutkan dengan menggunakan
akuades sebanyak 25 mL hingga homogen. Pelarutan senyawa dengan akuades
ditujukan untuk pembuatan BaCl2 menjadi larutan sehingga senyawa yang dituju
untuk dianalisis dapat dengan lebih mudah untuk bereaksi dengan reaktan yang akan
ditambahkan. Untuk mengendapkan senyawa Ba yang akan menjadi senyawa tujuan,
Larutan BaCl2 dieaksikan dengan K2CrO4 0,2 M sebanyak 25 mL yang akan
membentuk endapan padat BaCrO4 yang berwarna kuning. Reaksi yang terjadi pada
larutan dan zat pengendap adalah:
BaCl2 + K2CrO4 → BaCrO4 + 2KCl.....................................................(4.1)

larutan berubah warna menjadi warna kuning dan terdapat endapan butir-butir
seperti kapur. Larutan K2CrO4 0,2 M ditambahkan sedikit demi sedikit karena masih
terdapat endapan. Setelah tetesan ke-80, terjadi pengurangan endapan dalam lautan
dua fasa.
Setelah trerjadi pengurangan endapan pada larutan, larutan dipanaskan hingga
mendidih. Setelah dipanaskan, larutan disaring menggunakan kertas saring untuk
mengurangi kadar air pada sampel (Pratama dkk, 2014). Endapan yang telah disaring
dimasukan ke dalam oven dan dipanaskan selama 30 menit untuk mengurangi kadar
air dari endapan yang didapat setelah hasil peyaringan. Proses pengovenan dilakukan
dalam kurun waktu tertentu dan setelah mencapai batas waktu sampel yang diovenn
akan ditimbang dan berat sampel dicatat. Proses pengovenan dan penimbangan
sampel dilakukan berkali-kali sampai berat sampel yang didapat setelah proses
pengovenan saat ditimbang konstan. Pengovenan sampai konstan dilakukan untuk
menghilangkan semua pengotor cair dari sampel yang akan dianalisis sehingga pada
proses penimbangan berat yang didapat merupakn berat murni dari endapan (Pratama
dkk, 2014). Hasil penimbangan yang didapat dengan mengggunakan timbangan
analitik adalah sebesar 24,41 gram. Berat tersebut merupakan berat konstan dari
sampel dan cawan porselen setelah sebelum nya memiliki berat basah sebesar 29,65
gram sebelum pemanasan. Berat konsntan yang merupakan gabungan berat cawan
porselen, kertas saring dan sampel dikurangi dengan berat cawan porselen dan kertas
saring secara individu untuk mendapat berat sampel murni yang didapat sehingga
menjadi 24,41 gram – (22,31 gram+0,84 gram) dan didapat hasil sampel murni
konstan adalah sebesar 1,26 gram.Banyak unsur murni Ba ditentukan dari senyawa
padatan BaCrO4 yang terbentuk adalah
AR Ba
Ba= x Berat BaCr o 4.........................................................(4.2)
MR BaCr O 4
Hasil yang didapat dari proses diatas adlaha berat Ba murni sebesar 0,68 gram
dengan persentase dari sampel yang diapat sebesar 53,96%
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum analisa gravimetri, ialah sebagai
berikut :
1. Reaksi antara BaCl2 dengan larutan K2CrO4 menghasilkan endapan BaCrO4
2. Persentase hasil BaCl2 yang didapat pada percobaan ini sebesar 53,96%
3. Dalam mencari hasil persentase menggunakan hukum stoikiometri
Berat A
menggunakan rumus % A = x 100 %
Berat sampel

5. 2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk praktikan dari pratikum analisa gravimetri
ini, yaitu:
1. Sebelum praktikum hendaknya praktikan memahami prosedur dari tiap
prosedur percobaan.
2. Didalam praktikum harus selalu memperhatikan hal-hal teknis agar hasil yang
diperoleh akurat, seperti didalam pengamatan, perhitungan, dan penimbangan.
DAFTAR PUSTAKA

Brady, J. E. (1999). Kimia Universitas: Asas dan Struktur. Jakarta : Binarupa Aksara.
Day, R. A., dan Underwood, A. I. (1986). Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta :
Erlangga.
Day, R. A., dan Underwood, A. I. (2002). Buku Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta :
Erlangga.
Goldberg, D. E. (2007). Kimia Untuk Pemula Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.
Khopkar, S. M. (2008). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia
Press.
Khopkar, S. M. (2014). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia
Press.
Pratama, M., Baits, M., dan Saman, N. A. A. (2014). Analisis Kadar Protein dan
Lemak pada Ikan Julung-Julung Asap (Hemiramphus Far) Asal
Kecamatan Kayoa Maluku Utara dengan Metode Kjeldahl dan Gravimetri.
As-Syifaa Jurnal Farmasi, 6(2), 178-186.
Rivai, H. (1994). Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Wulandari, M., Herlina, H., dan Mulyani, E. (2022). Analisa Saponin dalam Ekstrak
Etanol Daun Sambung Nyawa (Gynura Procumbens (Lour) Merr) dengan
Metode Gravimetri. Disertasi. Bengkulu : Stikes Al-Fatah Bengkulu.
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN

A.1 Perhitungan Stoikiometri


Massa BaCl2 = 1,2 gram
Mr BaCl2 = 208 gram/mol
Massa 1,2 gram
n BaCl2 = = = 0,0058 mol
Mr 208 gram/mol

M K2CrO4 = 0,2 M
V K2CrO4 = 25 mL
n K2CrO4 = M x V = 0,2 M x 25 mL = 5 mmol = 0,005 mol

BaCl2 + K2CrO4 → BaCrO4 + 2KCl


m= 0,0058 0,005 0 0
r= 0,005 0,005 0,005 0,005
s= 0,0008 0 0,005 0,005

Massa BaCrO4 = n BaCrO4 × Mr BaCrO4


= 0,005 mol × 253 gr/mol
= 1,265 gram

A.2 Persentase BaCl2 dalam BaCrO4


Berat BaCl 2
% BaCrO4 = ×100 %
Berat Ba CrO 4
1,2 gram
= × 100 %
1,26 gram
= 92,23%

A.3 Persentase Ba dalam BaCrO4


Ar Ba
Berat Ba = × gram Ba CrO 4
Mr Ba CrO 4
gram
137
mol
= × 1 ,68 gram
gram
253
mol
= 0,68 gram

Berat Ba
% Ba = ×100 %
Berat Ba CrO 4
0,68 gram
= ×100 %
1, 26 gram
= 53,96%
LAMPIRAN B

DOKUMENTASI

Gambar B.1 Larutan BaCl2 Gambar B.2 Larutan


Setelah Penambahan K2CrO4 Campuran Dipanaskan

Gambar B.3 Penyaringan Gambar B.4 Hasil


Endapan BaCrO4 dari Larutan Penimbangan Setelah Proses
Pengovenan
LAMPIRAN C
TUGAS

1. Apa yang dimaksud dengan analisa gravimetri?


Jawab:
Analisa gravimetri adalah analisa kuantitatif berdasarkan berat tetap atau
berat yang konstan. Sebagian besar penetapan pada analisa gravimetri
menyangkut pengubahan unsur atau radikal yang akan ditetapkan menjadi
sebuah senyawa yang murni dan stabil yang dapat dengan mudah diubah
menjadi satu bentuk yang sesuai untuk ditimbang.

2. Mengapa suhu oven harus di set pada suhu 110oC?


Jawab:
Suhu oven yang digunakan 110oC karena molekul air dapat menguap pada
suhu 100oC, agar air yang terdapat dalam endapan habis atau tidak ada lagi.

3. Jelaskan cara menentukan endapan yang dikeringkan sampai beratnya


konstan?
Jawab:
Untuk menentukan massa endapan yang masih mengandung molekul air,
maka endapan harus dimasukkan ke dalam cawan porselen dan dipanaskan
dalam oven furnace pada suhu 105oC karena molekul-molekul air akan
menguap pada suhu lebih dari 100oC. Selama proses drying (pengeringan),
massa zat harus ditimbang secara berkala dengan selang waktu tertentu
hingga mencapai massa zat relatif yang tidak berubah. Pada kondisi ini
diasumsikan bahwa sudah tidak ada lagi air dalam endapan, dan diperoleh
data massa endapan yang konstan.

Anda mungkin juga menyukai