Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK

ANALISA GRAVIMETRI

Nama Mahasiswa : Pujingga Sheny

NIM : 2107124348

Kelompok : IV

Anggota Kelompok :

1. Nurmansyah Aditya 2107136511

2. Puty Najwa Anandathov K 2107124357

3. Reihan Faizaldi 2107136511

4. Riki Suri Kurniadi 2107113409

Asisten Laboratorium:

Dicki Harrisandi

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Satu diantara sekian metode dalam kimia analitik adalah gravimetri, dimana
kuantitas suatu bahan atau komponen ditentukan dengan melakukan penimbangan
berat komponen murni setelah melalui proses pemisahan. Gravimetri ini dikenal juga
sebagai cara paling tua dalam pemeriksaan jumlah zat dan dianggap metode
pemeriksaan paling sederhana dibandingkan dengan metode analisis kimia lainnya.
Adapun alasan dikatakan metode pemeriksaan paling sederhana disebabkan dalam
analisis gravimetri, dalam menentukan sejumlah zat dilakukan dengan penimbangan
secara langsung dari massa zat yang mana telah dilakukan pemisahan dari zat-zat
lainnya (Ratnawati, 2018).
Gravimetri sangat penting untuk dipelajari dan berhubungan erat dengan
kehidupan. Praktikum gravimetri yang dilakukan bertujuan untuk
mempelajari suatu teknik atau cara yang digunakan dalam penetapan kalsium
sebagai kalsium karbonat. Penetapan kalsium sebagai kalsium karbonat
dilakukan dengan cara mereaksikan suatu zat atau senyawa sehingga
terjadi endapan dan melakukan penimbangan pada endapan tersebut.
Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode kimia analitik
untuk menentukan kuantitas suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan
cara mengukur berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses
pemisahan. Penerapan gravimetri dalam kehidupan sehari–hari dapat
digunakan untuk menentukan kadar air suatu sampel hasil pertanian dan
menentukan kadar laktosa dalam susu (Ratnawati, 2018).
Proses isolasi dan penetapan suatu unsur atau senyawa tertentu berdasarkan
berat tetap (berat konstan) merupakan salah satu metode kuantitatif dalam analisis
gravimetri. Penentuan secara gravimetri merupakan transformasi unsur atau radikal
senyawa murni yang stabil, dimana dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat
ditimbang secara teliti. Pemisahan komponen zat kimia dari komponen-komponen
lain dalam suatu sampel, merupakan tahap awal dari analisis gravimetri, selanjutnya
dilakukan pengendapan transformasi konstituen ke dalam bentuk senyawa muini
yang stabil dan dapat diukur. Penimbangan merupakan tahapan dalam analisis
gravimetri. Hubungan antara berat sampel yang dianalisis, massa atom relatif, massa
molekul relatif, serta berat endapan hasil reaksi, ditentukan berdasarkan banyaknya
komponen yang akan dianalisis (Siregar dkk, 2020). Oleh karena itu, praktikum ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk memenuhi mata kuliah praktikum kimia analitik.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dilakukan praktikum analisa gravimetric adalah sebagai berikut:
1. Mengendapkan barium klorida dan menentukan persentase hasil dari barium
klorida.
2. Menentukan persentase barium klorida dalam suatu campuran.
3. Mendalami dan menggunakan hukum stoikiometri dalam reaksi kimia.
4. Mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan endapan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisa Gravimetri
Kimia analitik adalah ilmu yang mempelajari pemisahan, identifikasi
suatusenyawa secara kualitatif dan kuantitatif melalui metode eksperimen.
Gravimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif suatu zat yang
digunakan dalamkimia analitik. Gravimetri adalah salah satu teknik atau
metode yang digunakan untuk mengukur berat suatu zat atau komponen
dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan. Analisis gravimetri
yaitu proses isolasi dan pengukuran berat dari suatu zat atau senyawa
tertentu. Proses pemisahan suatu zat yang dilakukan dalam metode
gravimetri antara lain metode pengendapan, metode penguapan, metode
elektrolisis, dan berbagai macam metode lainnya(Lukum, 2020).
Proses isolasi dan penetapan suatu unsur atau senyawa tertentu berdasarkan
berat tetap (berat konstan) merupakan salah satu metode kuantitatif dalam analisis
gravimetri. Penentuan secara gravimetri merupakan transformasi unsur atau radikal
senyawa murni yang stabil, dimana dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat
ditimbang secara teliti. Pemisahan komponen zat kimia dari komponen-komponen
lain dalam suatu sampel, merupakan tahap awal dari analisis gravimetri, selanjutnya
dilakukan pengendapan transformasi konstituen ke dalam bentuk senyawa muini
yang stabil dan dapat diukur. Penimbangan merupakan tahapan dalam analisis
gravimetri. Hubungan antara berat sampel yang dianalisis, massa atom relatif, massa
molekul relatif, serta berat endapan hasil reaksi, ditentukan berdasarkan banyaknya
komponen yang akan dianalisis (Ratnawati, 2018).
2.1.1 Metode Pengendapan
Suatu sampel yang akan ditentukan secara gravimetri mula-mula ditimbang
secara kuantitatif, dilarutkan dalam pelarut tertentu kemudian diendapkan kembali
dengan reagen tertentu. Senyawa yang dihasilkan harus memenuhi sarat yaitu
memiliki kelarutan sangat kecil sehingga bisa mengendap kembali dan dapat
dianalisis dengan cara menimbang. Endapan yang terbentuk harus berukuran lebih
besar dari pada pori-pori alat penyaring (kertas saring), kemudian endapan tersebut
dicuci dengan larutan elektrolit yang mengandung ion sejenis dengan ion endapan.
Hal ini dilakukan untuk melarutkan pengotor yang terdapat dipermukaan endapan
dan memaksimalkan endapan. Endapan yang terbentuk dikeringkan pada suhu 100 -
130oC atau dipijarkan sampai suhu 800oC tergantung suhu dekomposisi dari analit
(Rohma dan Rini, 2020). Pengendapan kation misalnya, pengendapan sebagai garam
sulfida, pengendapan nikel dengan DMG, pengendapan perak dengan klorida atau
logam hidroksida dengan mengatur pH larutan. Penambahan reagen dilakukan secara
berlebihan untuk memperkecil kelarutan produk yang diinginkan.
Gravimetri cara pengendapan, analat direaksikan sehingga terjadi suatu
endapan dan endapan itulah yang ditimbang. Menurut Rohma, dan Rini (2020), atas
dasar membentuk endapan, maka gravimetri dibedakan menjadi dua macam:
a) Endapan dibentuk dengan reaksi antara analat dengan suatu pereaksi, endapan
biasanya berupa senyawa. Baik kation maupun anion dari analat mungkin
diendapkan, bahan pengendapnya mungkin anorganik atau organik. Cara inilah
yang biasanya disebut gravimetri.
b) Endapan dibentuk secara elektrokimia, dengan perkataan lain analat dielektrolisa,
sehingga terjadi logam sebagai endapan. Cara ini biasanya disebut
elektrogravimetri. Dengan sendirinya umumnya kation yang dapat diendapkan.

2.1.2 Metode Penguapan

Dalam menetapkan komponen-komponen dari senyawa yang umumnya


mudah menguap, maka dalam analisis gravimetri digunakan metode penguapan.
Dalam memaksimalkan metode penguapan ini, maka dapat dilakukan cara
pemanasan dalam menggunakan gas tertentu, atau dilakukan penambahan pereaksi
tertentu, sehingga komponen-komponen yang tidak diharapkan akan menguap.
Apabila mengharapkan komponen-komponen tidak mudah menguap, maka yang
perlu dilakukan yaitu dengan penambahan suatu pereaksi tertentu. Aplikasi metode
penguapan dapat dilihat pada penentuan kadar air dalam suatu sampel. Jika senyawa
hidrat dipanaskan, maka terdapat sebagian atau seluruh kristalnya akan lepas
(menguap). Apabila suatu hidrat dilarutkan dalam air, maka air kristalnya akan
menguap. Dalam menguapkan air kristal, sebaiknya menggunakan suhu berkisar
110-130.C. Umumnya garam-garam anorganik banyak yang memiliki sifat yang
higroskopis, sehingga kadar hidrat/air yang terikat sebagai air kristal dapat
ditentukan (Rachmawati, 2017).
Ab.x  Ab + x ………………………………………(2.1)

Proses penguapan ini memungkinkan komponen yang tidak diinginkan


untuk dihilangkan sebagai bentuk penguapan. Apabila tidak menginginkan uap
tersebut, maka penguapan bisa dilakukan di udara terbuka dan selanjutnya dilakukan
penimbangan bahan yang tersisa. Di sisi lain, ketika mengharapkan uap air, uap air
dibiarkan mengalir melalui penyerap yang beratnya ditentukan terlebih dahulu.
Jumlah uap dapat ditentukan dari berat yang ditambahkan kepada zat penyerap.

2.1.3 Metode Elektrogrametri

Elektrogravimetri merupakan metode analisis kuantitatif berdasarkan


pengendapan logam ke elektroda menggunakan bantuan arus listrik, yang
memungkinkan konsentrasi logam tertentu dalam larutan dapat ditentukan. Alatnya
bekerja berdasar pada prinsip elektrolisis. Dalam elektrolisis, penerapan arus listrik
menyebabkan reaksi reduksi komponen di katoda, dan sebaliknya, proses oksidasi
anoda. Endapan terbentuk secara elektrokimia. Artinya, analit dielektrolisis dan
logam terbentuk sebagai endapan. Ini dikenal sebagai analisis elektrogravimetri.
Proses elektrolisis dilakukan dengan mereduksi ion. logam terlarut menjadi endapan
logam. Ion logam ada dalam bentuk kation, dan ketika dialirkan arus listrik dengan
besaran tertentu diterapkan untuk jangka waktu tertentu, reaksi reduksi menjadi
logam, yang mana bilangan oksidasinya adalah 0. Endapan yang terbentuk
selanjutnya dapat ditentukan beratnya. Pada langkah ini sampel ditimbang,
dielektrolisis dan penimbangan kembali. Misalnya, dengan mengendapkan tembaga
terlarut dalam sampel cair dengan reduksi (Rachmawati, 2017).
+ 2e  (s)…………………………………………….(2.2)
Metode elektrolisis ini dapat digunakan untuk sampel yang diduga memiliki kadar
logam terlarut yang tinggi, contohnya pada air limbah.

2.2 Tahapan Analisa Gravimetri


Menurut Siregar dkk (2020), pada analisis gravimetri memiliki tahapan-tahapan
sebagai berikut:
1. Pelarutan sampel (untuk sampel padat)
Saat memilih pelarut sampel, pelarut yang dipilih harus memiliki sifat yang
sama dengan sampel yang akan dilarutkan, misalnya: HCI, H.SO., dan HNO,
digunakan ketika akan melarutkan sampel logam.
2. Pengendapan analit
Pengendapan dilakukan dengan menambahkan pereaksi pengendapan, yang
ditambahkan perlahan-lahan sambil diaduk untuk mengencerkan larutan yang
digunakan. Larutan pereaksi ditambahkan sedikit berlebih dan dibiarkan dalam
larutan induk selama beberapa waktu (proses digestion), agar endapan
mengendap ke bawah.. Selama proses aging, pengendapan dan penggumpalan
akan mencapai kesetimbangan dan kristal yang semakin murni terbentuk,
karena:
a) Kristal kecil melebur untuk membentuk kristal yang lebih besar
b) Kristal lebih sempurna karena terjadi pelarutan dan pengendapan kembali
c) Kotoran yang terserap dilepaskan ke dalam larutan.
3. Pencucian endapan
Tujuan pencucian endapan adalah untuk menghilangkan kotoran yang telah
terserap ke permukaan endapan atau yang terbawa secara mekanis. Komposisi
larutan pencuci tergantung pada kecenderungan terjadinya presipitasi. Untuk
pencucian digunakan larutan elektrolit kuat, dan harus mengandung ion sejenis
dengan endapan untuk mengurangi kelarutan endapan. Larutan tersebut juga
harus mudah menguap agar mudah untuk menimbang endapannya. Garam
ammonium dapat digunakan sebagai cairan pencuci. Larutan panas lebih
disukai. Larutan pencuci dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
a) Larutan yang mencegah terbentuknya koloid yang mengakibatkan dapat
lewat kertas saring, misal: penggunaan amonium nitrat untuk mencuci
endapan ferihidroksida
b) Larutan yang mengurangi kelarutan dari endapan (missal: alkohol)
c) Larutan yang dapat mencegah hidrolisis garam dari asam lemah atau basa
lemah.
Untuk kotoran lainnya, mencuci dengan air tidak terlalu efektif. Langkah-
langkah pencucian endapan, antara lain:
a) Dekantasi, yaitu menyaring sampai larutan habis, sebaiknya endapan tidak
langsung dipindahkan ke alat pengering, akan tetapi tetap disimpan pada
wadah sebelumnya dan menambahkan cairan pencuci, mengulangi proses
sampai bersih, selanjutnya memasukkan endapan ke dalam saringan
b) Saring sampai larutan habis, masukkan semua endapan ke dalam saringan,
tuang larutan pembersih atau larutan pencuci di atas endapan, tiriskan dan
lakukan secara berulang-ulang sampai bersih.
2.3 Syarat Analisa Gravimetri
Secara garis besar, proses kuantifikasi gravimetri melibatkan pengendapan,
pemisahan, pengeringan dan penimbangan berat endapan. Gravimetri merupakan
metode pemeriksaan kimia tertua dan urutan kerjanya sangat jelas, akan tetapi
penggunaannya sangat terbatas, karena prosesnya membutuhkan waktu lama.
Menurut Siregar dkk (2015), beberapa hal yang harus dipenuhi untuk menentukan
apakah metode gravimetri berhasil, yaitu :
1. Pengukuran endapan dapat dihitung, dihitung, setidaknya kesempurnaan
endapannya 99,9%, menunjukkan bahwa endapan kelarutannya harus larut
sempurna. Secara umum, presipitat yang digunakan dalam penentuan gravimetri
memiliki kelarutan yang sangat rendah, sehingga kehilangan kelarutan dapat
diabaikan. Selanjutnya, jika jumlah bahan pengendap yang dibutuhkan tidak
diketahui secara pasti, maka harus ditambahkan secara berlebih ke dalam
prosespengendapan. Penambahan secara berlebih ini juga mengurangi kehilangan
pengendapan. Sebagai contoh, dapat dilihat pada pengendapan ion kalsium sebagai
kalsium oksalat, kelebihan ion oksalat dapat menggeser kesetimbangan reaksi
menuju pembentukan endapan pada kalsium oksalat, terlihat pada reaksi berikut:
 ………………………………………(2.3)
2. Endapan yang terbentuk harus cukup murni dan tersedia. dalam bentuk yang
sesuai untuk diproses lebih lanjut. Endapan dengan kristal kasar lebih cocok untuk
diproses lebih lanjut secara gravimetri daripada kristal halus atau endapan yang
belum terbentuk. Di sisi lain, pengolahan lebih lanjut nantinya menghasilkan bahan
yang akan ditimbang mengandung zat tertentu yang telah ditentukan. Bentuk
senyawa ini harus murni secara kimia, stabil dan memiliki susunan stoikiometrik
tertentu.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat-alat yang Digunakan


Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Batang pengaduk
2. Cawan penguap
3. Corong kaca
4. Desikator
5. Erlenmeyer 100 dan 250 mL
6. Gelas kimia 250 mL
7. Gelas ukur 10 dan 100 mL
8. Hot plate
9. Kaca arloji
10. Kertas saring
11. Neraca Analitik
12. Oven
13. Pipet tetes
14. Spatula

3.2 Bahan-bahan yang Digunakan


Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Akuades
2. BaCl2 padat
3. K2CrO4
3.3 Prosedur Praktikum
Langkah-langkah yang dilakukan pada prosedur analisa gravimetri adalah
sebagai berikut:

1. BaCl2 padat ditimbang sebanyak 1,1 gram, lalu dimasukkan ke dalam gelas
kimia 250 mL.
2. Akuades sebanyak 25 mL ditambahkan ke dalam gelas kimia yang berisi
BaCl2, lalu diaduk hingga larutan homogen.
3. K2CrO4 0,2 M ditambahkan sebanyak 25 mL ke dalam gelas kimia berisi
larutan BaCl2, lalu diaduk dan endapan BaCrO4 yang terbentuk diamati.
4. Larutan tersebut kemudian diuji dengan beberapa tetes K2CrO4 hingga tidak
terbentuk lagi endapan BaCrO4.
5. Cawan penguap dan kertas saring ditimbang, lalu dioven dengan waktu total
pengovenan selama 45 menit sehingga diperoleh berat konstannya.
6. Campuran BaCl2 dan K2CrO4 dipanaskan menggunakan hot plate hingga
mendidih.
7. Setelah itu, endapan BaCrO4 disaring menggunakan kertas saring.
8. Kertas saring beserta endapan BaCrO4 ditimbang, kemudian dioven dengan
total pengovenan 40 menit hingga diperoleh berat konstan.
9. Berat endapan yang sudah konstan dicatat.
10. Kemudian, hasil teoritis endapan BaCrO4 dihitung dan persen hasilnya
dapat ditentukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, hasil percobaan dapat
dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Analisa Gravimetri
No. Prosedur Pengamatan
1. 1,1 gram BaCl2 + 25 mL akuades Terbentuk larutan berwarna putih
keruh
2. Larutan BaCl2 + 25 mL K2CrO4 0,2 Larutan menjadi berwarna kuning
M dan terbentuk endapan
3. Campuran diuji dengan beberapa tetes Volume penguji yang digunakan
K2CrO4 0,2 M hingga tidak terbentuk endapan lagi
adalah sebanyak 70 tetes
4. Campuran dipanaskan hingga Larutan mendidih dan endapan yang
Mendidih terbentuk diawal sedikit berkurang
5. Campuran disaring menggunakan kertas Endapan terpisah dari filtratnya
saring yang telah dioven selama 30 dan kadar air didalam endapan
menit hingga didapat berkurang
berat yang konstan

6. Endapan dioven dan ditimbang Sebelum dioven = 6,5 gram


Setelah dioven = 2,1 gram
Berat endapan konstan = 2,1 gram

4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini, dilakukan analisa untuk mengetahui kadar barium dalam
suatu campuran menggunakan metode gravimetri. Percobaan dilakukan dengan
mengendapkan barium dan mengukur massa endapan yang diperoleh. Analisis
gravimetri berdasarkan bobot yaitu suatu proses penimbangan suatu unsur atau
senyawa tertentu dari unsur tersebut dalam bentuk semurni mungkin (Rohmah dan
Rini,2020). Pemisahan analit dapat dilakukan dari larutannya, sehingga sampel padat
harus dilarutkan terlebih dahulu, baru dilakukan pengendapan dengan reaksi
pengendap (Siregar, 2015).

Percobaan penentuan kadar barium secara gravimetri menggunakan analisis


gravimetri metode pengendapan. Mula-mula BaCl2 ditimbang sebanyak 1 gram
menggunakan neraca analitik. Selanjutnya BaCl2 dimasukkan ke dalam gelas kimia
250 mL dan ditambahkan akuades sebanyak 25 mL. Akuades dalam hal ini berperan
sebagai pelarut serta untuk melarutkan sampel. Larutan kemudian diaduk sampai
homogen. Homogen dapat diartikan keadaan di mana antara zat terlarut dan pelarut
tidak dapat dibedakan (Ratnawati, 2018). Setelah homogen, ditambahkan 25 mL
K2CrO4, 0,2 M diaduk hingga homogen, larutan berubah warna menjadi kuning
keruh. Warna ini muncul karena K2CrO4 telah bereaksi dengan campuran larutan.
Setelah didiamkan selama beberapa menit maka terbentuklah endapan. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut:
BaCl2 + K2CrO4 → BaCrO4 + 2KCl……………………………..(4.1)

Endapan terbentuk karena larutan tersebut sudah lewat jenuh akibat


penambahan K2CrO4. Perlakuan selanjutnya yaitu penambahan dengan
menggunakan beberapa tetes K2CrO4 untuk menguji larutan, penambahan ini
dilakukan sampai endapan BaCrO4 tidak terbentuk lagi. Sampai pada tetesan ke tujuh
puluh (ke-70) tidak terbentuk lagi endapan di atas permukaan larutan. Kemudian,
larutan yang mengandung endapan dipanaskan hingga mendidih, dan setelah itu
dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring. Sebelum dilakukan
penyaringan, kertas saring terlebih dahulu dioven hingga mendapat berat kertas
saring yang konstan. Setelah dilakukan penyaringan, endapan yang tersaring
kemudian dikeringkan dengan menggunakan pemanasan di dalam oven untuk
mengurangi kadar air yang terkandung dalam endapan sehingga didapat hasil yang
lebih murni. Proses pengovenan awal dilakukan selama 30 menit, kemudian
endapan ditimbang secara berkala. Setelah proses pengovenan, endapan ditimbang
sehingga menghasilkan berat endapan sebesar 2,1 gram. Kemudian berat endapan
konstan terhitung sebesar 2,1 gram, setelah dilakukan perhitungan untuk persentase
berat endapan BaCrO4 didapatkan sebesar 94,86% dengan persentase barium dalam
campuran adalah sebesar 53,96%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum ini yaitu sebagai
berikut:
1. Endapan barium kromat yang dihasilkan yaitu sebesar 2,1 gram berupa
endapan berwarna kuning dengan persentase barium klorida dalam endapan
sebesar 94,86 %
2. Diperoleh persentase barium dalam campuran sebesar 53,96%.

3. Perhitungan persentase barium pada percobaan ini menggunakan aplikasi


hukum stoikiometri. Hukum stoikiometri merupakan ilmu yang mempelajari
hubungan kuantitatif zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia.
4. Penyaringan dapat dilakukan dengan metode filtrasi menggunakan kertas
saring yang telah diketahui beratnya yaitu 0,84 gram.

5.2 Saran

Adapun saran uuntuk percobaan analisis gravimetri adalah sebagai berikut:

1. Persiapkan alat dan bahan yang akana digunakan dan pastikan dalam keadaan
yang bersih.
2. Sebaiknya memperhatikan prosedur kerja dengan baik dan melakukan
praktikum dengan lebih teliti untuk memperkecil faktor kesalahan pada
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Lukum, A. (2022). Buku Ajar Dasar-Dasar Kimia Analitik. Gorontalo: Fakultas


Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo.

Rachmawati, H. (2017). Praktikum Analisis Gravimetri. Jatinangor: Fakultas


Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran.

Ratnawati, Susi. (2018). Peningkatan Sikap Kerjasama pada Materi Klasifikasi


Materi dan Perubahannya Melalui Discovery Learning dengan Sistem Agen
Penemu Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 11 Madiun Tahun Pelajaran
2016/2017. Journal Online Kota Madiun, 34 – 41.
Rohmah, J., & Rini, C. S. (2020). Buku Ajar Kimia Analisis. Sidoarjo: UMSIDA
Press.

Romelan, M. P. (2018). Analisis Jenis dan Kadar Saponin Ekstrak Metanol Daun
Kemangi (Ocimum basilicum L.) dengan Menggunakan Metode Gravimetri.
Jurnal Farmasi Lampung. 7(2).

Siregar, S.F., Helenlee, C., dan Maha, K.M. (2015). Penetapan Kadar Nikel dalam
Bentuk Dimetil glioksima dengan Metode Analisis Gravimetri. Skripsi.
Universitas Sumatera Utara.

Siregar, S. F., Sitorus, D. K., dan Junaidi, I. F. (2020). Analisis Gravimetri. Jurnal
Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara.
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN

A.1 Perhitungan Stoikiometri


Massa BaCl2 = 1,2 gram
Mr BaCl2 = 208 gram/mol

n BaCl2 = = = 0,0057 mol

M K2CrO4 = 0,2 M
V K2CrO4 = 25 mL
n K2CrO4 = M x V = 0,2 M x 25 mL = 5 mmol = 0,005 mol

BaCl2 + K2CrO4 → BaCrO4 + 2KCl


m= 0,0057 0,0050 0 0
r= 0,0050 0,0050 0,0050 0,0050
s= 0,0007 0,0004 0,0050 0,0050

Massa BaCrO4 = n BaCrO4 × Mr BaCrO4


= 0,0050 mol × 253 gr/mol
= 1,265 gram

A.2 Persentase BaCl2 dalam BaCrO4

% BaCrO4 =

= 94,86 %

A.3 Persentase Ba dalam BaCrO4


Berat Ba =

= 0,68 gram
% Ba =

= 53,96 %
LAMPIRAN B
DOKUMENTASI

Gambar C.1 Proses Pencampuran Gambar C.2 Proses Pemanasan


Larutan BaCl2 dan K2CrO4 Larutan BaCl2 dan K2CrO4

Gambar C.3 Proses Penyaringan Gambar C.4 Hasil Penimbangan


Larutan BaCrO4 Setelah Proses Pengovenan
LAMPIRAN D
TUGAS

1. Apa yang dimaksud dengan analisa secara gravimetri?


Jawab:
Analisis gravimetri merupakan analisis kuantitatif metode klasik, dimana
analat direaksikan kemudian hasil reaksi ditimbang untuk menentukan jumlah
zat atau komponen yang dicari.
2. Mengapa suhu oven harus di set pada 110oC?
Jawab:
Suhu oven di set pada 110℃ agar kadar air yang terdapat di dalam endapan
dapat diuapkan secara sempurna karena air akan menguap secara sempurna
pada suhu yang lebih dari 100℃.
3. Jelaskan cara menentukan berat endapan yang dikeringkan sampai beratnya
konstan!
Jawab:
Endapan dipanaskan di dalam oven pada suhu 105℃ yang bertujuan untuk
mengurangi kadar air pada endapan agar endapan yang dihasilkann lebih
murni karena air akan menguap dengan sempurna pada suhu 100℃. Selama
proses pengovenan massa zat ditimbang secara berkala setiap 5 menit yang
dilakukan secara berulang ulang hingga mendapatkan berat yang konstan. Jika
tidak ada perubahan massa pada penimbangan tersebut, maka berat endapan
bisa dikatan telah konstan.

Anda mungkin juga menyukai