Anda di halaman 1dari 18

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI

UNVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM GEOKIMIA
GRAVIMETRI

LAPORAN

OLEH :
NABILA NOVIA RAMADHANI PRASETYA
D061221096

GOWA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu kimia analitik adalah ilmu kimia yang mendasari pemisahan-pemisahan

dan analisis bahan. Analisa bertujuan untuk menentukan susunan bahan, baik

secara kualitatif, kuantitatif, maupun secara struktur. Susunan kualitatif

merupakan komponen-komponen bahan, sedangkan susunan kuantitatif adalah

berapa banyaknya atau setiap komponen tersebut. Dalam ilmu kimia analitik

untuk menganalisa suatu komponen kimia terdiri atas beberapa analisis yaitu

analisis volumetri, analisis gravimetri.

Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah Zat yang paling tua dan yang

paling sederhana dibandingkan dengan carapemeriksaan kimia lainnya. Analisis

gravimetri adalah analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap “berat konstan"-nya.

Dalam dunia teknik kimia sangat dibutuhkan juga bagaimana cara analisa

gravimetri ini. Seperti halnya dalam industri, untuk mendukung kinerja kita

sebagai insiyur teknik cara analisa ini mungkin juga sangat penting.

Tahap pengukuran dalam metode gravimetri adalah penimbangan. Analitnya

secara fisik dipisahkan dari semua komponen lain dari sampel itu maupun dari

pelarutnya. Selain itu Analisa gravimetri merupakan suatu cara analisa kimia

kuantitatif yang didasarkan pada prinsip penimbangan berat yang didapat dari

proses pemisahan analit dari zat-zat lain dengan metode pengendapan. Zat yang

telah diendapkan ini disaring dan dikeringkan serta ditimbang dan diusahakan

endapan itu harus semurni mungkin. untuk memisahkan endapan tersebut

makasangat dibutuhkan pengetahuan dan teknik yang cukup dan wajib dimiliki.
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari percobaan ini yaitu :

1. Apa pengertian dari metode gravimetri ?

2. Metode apa yang digunakan dalam analisis gravimetri ?

3. Apa dan bagaimana metode pemisahan unsur dari analisis gravimetri ?

4. Apa – apa saja kesalahan dal metode analisis gravimetri ?

1.3 Tujuan Percobaan Gravimetri

Adapun maksud dari percobaan ini yaitu, untuk mengetahui dan mempelajari

cara menganalisis endapan menggunakan metode gravimetri. Sedangkan tujuan

dari percobaan ini yaitu :

1. Mengetahui proses terjadinya suatu endapan

2. Menganalisis endapan Ba2+dan BaCl2 dengan menggunakan metode

Gravimetri.

1.4 Manfaat Percobaan Gravimetri

Manfaat dari percobaan ini adalah dapat mempelajari metode gravimetri dan

untuk menetapkan kadar sampel Ag dan Mg.

1.5 Prinsip Percobaan Gravimetri

Adapun prinsip percobaan pada praktikum ini adalah penentuan kadar perak

dalam sampel dengan metode pengendapan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Analisis kuantitatif adalah salah satu bidang analisis yang bertujuan untuk

mengetahui kuantitas atau jumlah zat yang terkandung dalam suatu sampel.

Analisis ini bisa dilakukan tanpa atau dengan menggunakan instrumentasi.

Metode analisis kuantitatif yang dilakukan tanpa menggunakan instrumentasi

dimasukkan dalam metode analisis kuantitatif dasar yang meliputi metode

volumetri dan gravimetri. Pemahaman reaksi yang terjadi, kesetimbangan kimia,

dan penurunan rumus yang digunakan telah disajikan dalam buku "Kimia Analisa

Dasar untuk Analisis Kualitatif" (Sulistyarti, 2017).

Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan

dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik.

Larutan merupakan campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih. Suatu

larutan terdiri dari zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent). Zat yang jumlahnya

banyak biasanya disebut pelarut, sementara zat yang jumlahnya sedikit disebut zat

terlarut. Tetapi ini tidak mutlak. Bisa saja dipilih zat yang lebih sedikit sebagai

pelarut, tergantung pada keperluannya, tetapi di sini akan digunakan pengertian

yang biasa digunakan untuk pelarut dan terlarut. Campuran yang dapat saling

melarutkan satu lama lain dalam segala perbandingan dinamakan

larutan,,miscible'. Udara merupakan larutan miscible. Jika dua cairan yang tidak

bercampur membentuk dua fasa dinamakan cairan "immiscible" (Yusuf, 2019).

Gravimetri merupakan metode analisis kuantitatif yang didasarkan pada

penimbangan zat yang dianalisis (analit) pada berat konstan. Berat konstan adalah

berat pada penimbangan setelah zat dikeringkan selama satu jam tidak berbeda
lebih dari 0.5 mg dari berat zat pada penimbangan sebelumnya. Kadar sampel

yang dianalisis dapat diperoleh dari perhitungan reaksi stoikiometri massa molar

dari zat yang ditimbang. Misalnya, analisis klorida dengan mengendapkannya

sebagai endapan AgCl. Jika suatu sampel mengandung klorida 1 mmol, maka

sesuai reaksi stoikhiometri endapan AgCl yang terbentuk adalah 1 mmol, karena

pada persamaan reaksi 1.3 terlihat bahwa 1 mol klorida akan menghasilkan 1

mol endapan AgCl (Sulistyarti dan Mulyasuryani, 2021).

Pada gravimetri seringkali melibatkan pembentukan endapan dari zat yang

dianalisis dan kadar analit tersebut dapat ditentukan berdasarkan penimbangan

berat endapan yang terbentuk. Senyawa yang dianalisis menggunakan gravimetri

harus membentuk endapan yang sangat tidak larut (Ksp endapan yang terjadi

harus sangat kecil), sehingga kehilangan endapan akibat kelarutannya dalam air

bisa diabaikan. Disamping itu, endapan harus mudah disaring dan sangat murni.

Teknik ini memerlukan pemanasan untuk mengeringkan endapan dan kadang

diperlukan pembakaran untuk merubah endapan yang diperoleh menjadi endapan

lain dalam bentuk yang lebih stabil dan memiliki komposisi atau rumus molekul

yang pasti sehingga menghindarkan kesalahan perhitungan. Dalam hal diperlukan

pembakaran, maka kertas saring yang digunakan adalah kertas saring bebas abu

(ashless filter paper), sehingga pada pembakaran kertas akan hilang sebagai

CO2 dan uap air (Sulistyarti dan Mulyasuryani, 2021).

Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur

atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan senyawa gravimetri

meliputi transformasi unsur atau radikal senyawa murni stabil yang dapat segera
diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur dapat

dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur-unsur atau senyawa

yang dikandung dilakukan dengan berbagai cara, seperti: metode pengendapan,

metode penguapan, metode elektroanalisis atau berbagai macam cara lainya. +ada

prakteknya 2 metode pertama adalah yang terpenting, metode gravimetri

memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji

dan bila perlu faktor-faktor pengoreksi dapat digunakan (Khopkar, 2002).

Analisis gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap

(konstan)nya. Dalam analisis ini, unsur atau senyawa yang dianalisis dipisahkan

dari sejumlah bahan yang dianalisis. Bagian terbesar analisis gravimetri

menyangkut perubahan unsur atau gugus dari senyawa yang dianalisis menjadi

senyawa lain yang murni dan mantap (stabil), sehingga dapat diketahui berat

tetapnya. Berat unsur atau gugus yang dianalisis selanjutnya dihitung dari rumus

senyawa serta berat atom penyusunnya (Mursyidi, 2008 : 310).

Secara tradisional, dalam analisis kuantitatif diadakan pembagian yangterdiri

atas analisis secara klasik dan secara instrumental. Yang dimaksud analisis secara

klasik yakni terdiri atas analisis dengan teknik gravimetri dan volumetri karena

pada tahun 1920-an, hampir semua analisis kuantitatif menggunakan metode ini.

Analisis instrumental adalah analisis yang menggunakan alat modern.Kedua

macam analisis ini berdasarkan sifat-sifat fisis (Mursyidi, 2008 : 2).

Dalam analisa gravimetri penentuan jumlah zat didasarkan pada penimbangan

hasil reaksi setelah bahan yang dianalisa pada penimbangan hasil reaksi setelah

bahan yang dianalisa direaksikan. Hasil reaksi ini didapat sisa bahan suatu gas
yang terjadi, atau suatu endapan yang dibentuk dari bahan yang di analisa. Dalam

pengendapan, zat yang ditimbang setelah zat di reaksikan menjadi endapan. (tas

dasar membentuk endapan, maka gravimetri dibedakan menjadi dua macam:

1. Endapan dibentuk dengan reaksi antara zat dengan suatu pereaksi.

2. Endapan dibentuk secara elektrokimia

Pengendapan dilakukan sedemikian rupa sehingga memudahkan proses

pemisahannya. Aspek yang penting dan perlu diperhatikan adalah endapannya

mempunyai kelarutan yang kecil sekali dan dapat dipisahkan dari larutannya

dengan filtrasi, dapat dicuci untuk menghilangkan pengkotor ukuran partikelnya

cukup besar serta endapan dapat diubh menjadizat murni dengan komposisi kimia

tertentu (Khopkar, 2002)

Tujuan utama analisis kuantitatif adalah untuk mengetahui kuantitas dari

setiap komponen yang menyusun analit. Analisis kuantitatif menghasilkan data

numeric yang memiliki satuan tertentu. Data hasil analisis kuantitatif umumnya

dinyatakan dalam satuan volume, satuan berat maupun satuan konsentrasi dengan

menggunakan metode analisis tertentu. Metoda analisis kuantitatif umumnya

melibatkan proses kimia dan proses fisika. Analisis kuantitatif yang melibatkan

proses kimia seperti gravimetri dan volumetri. Analisis kuantitatif yang

melibatkan proses fisika umumnya menggunakan prinsip interaksi materi dengan

energi pada proses pengukurannya. Metode ini umumnya menggunakan peralatan

modern, seperti polarimeter, spectrometer, sehingga sering dikenal sebagai

analisis instrumen ( Ibnu, 2004 : 1-2).

Prinsip analisis gravimetri adalah sampel dilarutkan dengan pelarut


yangsesuai, kemudian ditambahkan zat pengendap dan endapan yang

dihasilkankemudian ditimbang hingga diperoleh bobot konstan. Langkah-langkah

dalamanalisis gravimetri adalah pelarutan sampel, menambahkan pereaksi, digest,

penyaringan endapan, pencucian endapan, pengeringan atau pemijaran endapan,

penimbangan endapn, dan perhitungan (Puspitasari, 2014 : 90).

Perhitungan dalam analisis gravimetri, yaitu endapan yang dihasilkan

ditimbang dan dibandingkan dengan berat sampel. Persentase berat analit A

terhadap sampel dinyatakan dengan persamaan:

Berat A
%A= x 100%
Berat Sampel

Untuk menetapkan berat analit dari berat endapan sering dihitung melalui

faktor gravimetri. Faktor gravimetri didefinisikan sebagai jumlah berat analit

dalam 1 gram berat endapan. Hasil kali dari berat endapan P dengan faktor

gravimetri sama dengan berat analit (berat analit A = berat endapan P x faktor

gravimetri),sehingga:

Baret Endapan P x faktor gravimetri


%A= x 100%
Berat Sampel

Faktor gravimetri dapat dihitung bila rumus kimia analit dari endapan

diketahui dengan tepat. (Ibnu, 2004: 135-136)

Metoda gravimeteri adalah suatu metoda analisis secara kuantitatif yang

berdasarkan pada prinsip penimbangan. Analisis gravimetri digunakan pada

beberapa bidang diantaranya untuk mengetahui suatu spesies senyawa dan

kandungan-kandungan unsur tertentu/molekul dari suatu senyawa murni yang

diketahui berdasarkan pada perubahan berat. Analisis kandungan air didalam


uranium oksida dengan metoda gravimetri (ASTM C-696) menggunakan alat

microprocessor oven. Air terserap secara fisika oleh suatu bahan padat dan bukan

membentuk ikatan kimia dalam suatu bahan dapat dilepaskan lagi dengan cara

membentuk uap. Pelepasan air ini sangat tergantung pada suhu dan waktu

(Okdayani, 2010).

Klorida merupakan salah satu unsur halogen berwarna kuning kehijauan yang

memiliki titik didih -34,6ºC, titik leleh -100,985ºC dan densitas 3,214 g/L.

Bersifat oksidator kuat dan dapat bereaksi dengan hampir semua unsur.

Dialam ditemukan dalam keadaaan terikat terutama sebagai NaCl (di laut),

dalam mineral-mineral karnalit. Natrium Klorida (NaCl) merupakan padatan

kristal tak berwarna yang memiliki densitas 2,17, titik didih 1413ºC dan titik leleh

801oC (Mulyono, 2021).

Pada tahap ini prosedur kerja yang dilakukan dimulai dengan ditimbang

sebanyak 0,2 gram padatan NaCl dan dipindahkan ke dalam gelas beaker dan

ditambahkan sebanyak 150 mL akuades (H2O) sedikit demi sedikit, lalu diaduk

hingga homogen. Penggunaan akuades sebagai pelarut didasarkan pada sifat

Natrium Klorida dimana sifatnya yang menarik dari kelarutan dalam air yang

cepat melarut dengan suhu yang tidak tinggi dan sangat sedikit larut dalam etanol

(Daintith, 2009).

Selain itu, Penambahan aquades ini dimaksudkan agar pH larutan tidak

terlalu asam ataupun terlalu basa (Yusmita, 2017). Kemdian larutan NaCl yang

telah dibuat ditambahkan sebanyak 150 mL larutan HNO3 pekat, lalu diaduk

hingga homogen. Penambahan Asam nitrat (HNO3) bertujuan untuk dapat


menghasilkan larutan NaNO3 dan NOCl yang dapat bereaksi di dalam reaksi

netralisasi, dimana atom H+ dari HNO3 disubstitusikan oleh atom Na+ dari NaCl

sementara atom Cl- akan bergabung dengan atom nitrogen dan oksigen yang akan

membentuk nitrosil klorida (NOCl), klorin (Cl2) dan air (H2O) (Kobe,

1957) .Asam nitrat merupakan asam kuat (sangat terdisosisasi dalam larutan

berair) dan larutan encer seperti asam mineral lainnya (Daintith, 2009).

Selanjutnya, ditambahkan larutan AgNO3 1 M perlahan sambil diaduk.

Penambahan AgNO3 ini berperan sebagai larutan induk yang akan membentuk

perak yang diperoleh dari elektrolisis dengan HNO3 dan berikatan dengan

klorida membentuk AgCl (Addin & Yamtinah, 2016).

Pengadukan bertujuan untuk mendistribusikan partikel sehingga dapat

mempercepat kontak antara partikel zat terlarut dengan partikel zat pelarut

(Simatupang, 2021). Setelah itu, dibiarkan endapan turun ke bawah, lalu

ditambahkan lagi larutan AgNO3 perlahan. Kemudian dihentikan penambahan

larutan AgNO3 apabila endapan telah hilang. Hal tersebut bertujuan agar

terbentuk endapan murni pada AgCl (Vogel, 1985).

Ketika perak nitrat (AgNO3) ditambahkan kedalam larutan yang mengandung

klorida, hanya sebagian klorida yang diendapkan (Erdey, 1965). Reaksi yang

dihasilkan sebagai berikut:

Klorida merupakan salah satu unsur halogen berwarna kuning kehijauan yang

memiliki titik didih -34,6ºC, titik leleh -100,985ºC dan densitas 3,214 g/L.

Bersifat oksidator kuat dan dapat bereaksi dengan hampir semua unsur.

Dialam ditemukan dalam keadaaan terikat terutama sebagai NaCl (di laut),
dalam mineral-mineral karnalit. Natrium Klorida (NaCl) merupakan padatan

kristal tak berwarna yang memiliki densitas 2,17, titik didih 1413ºC dan titik leleh

801oC (Mulyono, 2021). Pada tahap ini prosedur kerja yang dilakukan

dimulai dengan ditimbang sebanyak 0,2 gram padatan NaCl dan dipindahkan ke

dalam gelas beaker dan ditambahkan sebanyak 150 mL akuades (H2O) sedikit

demi sedikit, lalu diaduk hingga homogen. Penggunaan akuades sebagai pelarut

didasarkan pada sifat Natrium Klorida dimana sifatnya yang menarik dari

kelarutan dalam air yang cepat melarut dengan suhu yang tidak tinggi dan sangat

sedikit larut dalam etanol (Daintith, 2009). Selain itu, Penambahan aquades ini

dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam ataupun terlalu basa (Yusmita,

2017). Kemdian larutan NaCl yang telah dibuat ditambahkan sebanyak 150 mL

larutan HNO3 pekat, lalu diaduk hingga homogen. Penambahan Asam nitrat

(HNO3) bertujuan untuk dapat menghasilkan larutan NaNO3 dan NOCl yang

dapat bereaksi di dalam reaksi netralisasi, dimana atom H+ dari HNO3

disubstitusikan oleh atom Na+ dari NaCl sementara atom Cl- akan bergabung

dengan atom nitrogen dan oksigen yang akan membentuk nitrosil klorida (NOCl),

klorin (Cl2) dan air (H2O) (Kobe, 1957) .Asam nitrat merupakan asam kuat

(sangat terdisosisasi dalam larutan berair) dan larutan encer seperti asam mineral

lainnya (Daintith, 2009). Selanjutnya, ditambahkan larutan AgNO3 1 M perlahan

sambil diaduk. Penambahan AgNO3 ini berperan sebagai larutan induk yang akan

membentuk perak yang diperoleh dari elektrolisis dengan HNO3 dan berikatan

dengan klorida membentuk AgCl (Addin & Yamtinah, 2016).

Pengadukan bertujuan untuk mendistribusikan partikel sehingga dapat


mempercepat kontak antara partikel zat terlarut dengan partikel zat pelarut

(Simatupang, 2021). Setelah itu, dibiarkan endapan turun ke bawah, lalu

ditambahkan lagi larutan AgNO3 perlahan. Kemudian dihentikan penambahan

larutan AgNO3 apabila endapan telah hilang. Hal tersebut bertujuan agar

terbentuk endapan murni pada AgCl (Vogel, 1985).

Ketika perak nitrat (AgNO3) ditambahkan kedalam larutan yang mengandung

klorida, hanya sebagian klorida yang diendapkan (Erdey, 1965). Reaksi yang

dihasilkan sebagai berikut:

NaCl(aq) + AgNO3(aq) → AgCl(s) + NaNO3(aq)

Langkah berikutnya yaitu hasil suspensi yang telah didapatkan pada percobaan

yang telah dilakukan, dipanaskan suspensi tersebut hingga hampir mendidih

sambil diaduk. Hal ini dilakukan agar suspensi tercampur dengan sempurna

dengan adanya bantuan pemanasan karena Nitrat merupakan senyawa organik

yang mampu tercampur dengan baik pada suhu yang tinggi (Erdey, 1965).

Analisis gravimetri dapat berlangsung baik jika persyaratan berikut dapat

terpenuhi:

1. Komponen yang ditentukan harus dapat mengendap secara sempurna (sisa

analit yang tertinggal dalam larutan harus cukup kecil, sehingga dapat

diabaikan), endapan yang dihasilkan stabil dan sukar larut.

2. Endapan yang terbentuk harus dapat dipisahkan dengan mudah dari

larutan (dengan penyaringan).


3. Endapan yang ditimbang harus mempunyai susunan stoikiometrik tertentu

(dapat diubah menjadi sistem senyawa tertentu) dan dapat dimurnikan

lebih lanjut. (Vogel, 1994)

Pada prinsipnya dua metode (pengendapan dan pengatsirian) adalah hal yang

terpenting dalam analisa gravimetri. Pemisahan endapan dari larutan tidak selalu

menghasilkan zat murni, kontaminasi endapan oleh zat lain yang larut dalam

pelarut disebut kopresipitasi. (Khopkar, 2002).

Menurut Puspitasari (2014: 72), secara umum tahapan yang dilakukan dalam

analisis gravimetri dengan cara pengendapan adalah:

1. Pembentukan endapan. Endapan dibentuk dengan menambahkan pereaksi

pengendap secara berlebih agar semua unsur /senyawa dapat terendapkan

dengan sempurna. Pengendapan dilakukan pada temperatur dan pH tertentu

yang merupakan kondisi optimum reaksi pengendapan. Tahap ini merupakan

tahap paling penting.

2. Digest. (menumbuhkan kristal-kristal endapan). Setelah terbentuk endapan,

maka perlu dilakukan penyempurnaan endapan. Cara yang dapat dilakukan

adalah membiarkan larutan yang berisi endapan selama beberapa saat dalam

penangas air atau waterbath.

3. Penyaringan, pencucian, pengeringan/pemijaran endapan sampai diperoleh

berat konstan.

4. Penimbangan endapan yang dilanjutkan dengan perhitungan

kuantitas analit sampel.


Pemisahan unsur atau senyawaan yang mengandungnya dapat dicapai dengan

beberapa metode, yang terpenting darinya adalah: (a) pengendapan, (b) metode

penguapan atau pembebasan (gas) (c) metode elektroanalis dan (d) metode

ekstraksi dan kromatografi. Pada tahap ini dapatlah disebutkan, bahwa kelebihan

yang penting dari analisis gravimetri, dibandingkan analisis trimetri adalah bahan

penyusun zat telah diisolasi, dan jika perlu dapat diselidiki terhadap ada tidaknya

zat pengotor, dan diadakan koreksi: kekurangan metode gravimetri adalah metode

ini umumnya lebih memakan waktu (Basset, 1994: 472).

Pengendapan dilakukan sedemikian rupa sehingga memudahkan proses

pemisahannya, misal: Ag diendapkan sebagai AgCl, dikeringkan pada 130°C

kemudian ditimbang sebagai AgCl atau Zn diendapkan sebagai Zn(NH4)PO

6H2O, selanjutya dibakar dan ditimbang sebagai Zn,P,O,. Aspek yang penting

dan perlu diperhatikan pada metode tersebut adalah endapannya mempunyai

kelarutan yang kecil sekali dan dapat dipisahkan secara filtrasi. Kedua, sifat fisik

endapan sedemikian rupa, sehingga mudah dipisahkan dari larutannya dengan

filtrasi, dapat dicuci untuk menghilangkan pengotor, ukuran partikelnya cukup

besar serta endapan dapat diubah menjadi zat murni dengan komposisi kimia

tertentu (Khopkar, 2008: 27).

Menurut Basset (1994: 473), faktor-faktor yang menentukan analisis dengan

pengendapan yang berhasil, adalah:

1. Endapan harus begitu tak dapat-larut, sehingga tak akan terjadi kehilangan

yang berarti, bila endapan dikumpulkan dengan menyaringnya. Dalam

praktek, ini biasanya berarti bahwa jumlah zat itu, yang tetap tertinggal dalam
larutan, tak melampaui jumlhah minimum yang terdeteksi oleh neraca analitik

biasa, yaitu 0,1 mg.

2. Sifat fisika endapan harus sedemikian, sehingga endapan dapat dengan mudah

dipisahkan dari larutan dengan penyaringan, dan dapat dicuci sampai bebas

dari zat pengotor yang larut. Kondisi ini menuntut bahwa partikelnya

berukuran sedemikian, sehingga tak lolos melalui medium penyaring, dan

bahwa ukuran partikel tak dipengaruhi (atau, sedikitnya, tak berkurang oleh

proses pencucian).

3. Endapan harus dapat diubah menjadi suatu zat yang murni dengan komposisi

kimia yang tertentu. Ini dapat dicapai dengan pemijaran, atau dengan operasi-

operasi kimia yang sederhana. seperti penguapan bersama cairan yang sesuai.
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan gravimetri kali ini yaitu

larutan perak nitrat (AgNO larutan asam klorida (HCL), Larutan NaOH, sampel
3),

MgSO dan aquades


4,

3.2 Alat Percobaan

Adapun alat yang digunakan pada percobaan gravimetri kali ini yaitu gelas

kimia, gelas ukur, penjepit, mortal, pipet ukur 5ml, bulb, kertas saring, batang

pengaduk, neraca analitik, cawan, hot plate dan desikator

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Penentuan Kadar Sampel Mg 2+

Adapun prosedur pada penentuan kadar sampel Mg yaitu :


2+

1. Sampel Mg ditimbang sebanyak 1 gram dengan menggunakan neraca

digital dan dimasukkan kedalam gelas kimia

2. Sampel yang didalam gelas kimia ditambahkan aquades sebanyak 10 ml

dan diaduk hingga larut

3. Ditambahkan 5ml NaOH setetes demi setetes

4. Didiamkan endapan beberapa menit hingga terbentuk endapan yang

sempurna

5. Larutan diangkat kemudian disaring menggunakan kertas saring


6. Endapan yang tersaring diletakkan dicawan dan dipanaskan menggunakan

hot plate

7. Endapan didinginkan didalam desikator hingga lebih dari 24 jam

3.3.2 Penentuan Kadar Sampel Ag 2+

Adapun prosedur pada penentuan kadar sampel Ag yaitu :


2+

1. Larutan AgNO ditambahkan sebanyak 5 ml dengan menggunakan pipet


3,

ukur dan dimasukkan kedalam gelas kimia

2. Larutan yang didalam gelas kimia ditambahkan HCL sebanyak 5 ml dan

diaduk hingga larut

3. Didiamkan endapan beberapa menit hingga terbentuk endapan yang

sempurna

4. Larutan diangkat kemudian disaring menggunakan kertas saring

5. Endapan yang tersaring diletakkan dicawan dan dipanaskan menggunakan

hot plate

6. Endapan didinginkan didalam desikator hingga lebih dari 24 jam


Daftar Pustaka

Basset, Denney, Jeffery, dan Mendham. 1994. Buku Ajar


Dr. Yusnidar Yusuf, M.Si. 2019. Belajar Mudah Kimia Analisis. Jakarta: Penerbit
EduCenter Indonesia. ISBN : 978-602-52823-3-1
Dianawati, Novi dan R. Djarot Sugiarso. 2015. Penentuan Kadar Besi Selama
Fase Pematangan Padi Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Jurnal Sains
dan Seni Its. Vol. 4. No. 2.
Day, dan Underwood. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga
Hermin Sulistyarti, Ani Mulyasuryani. 2021. Kimia Analisis Kuantitatif Dasar.
Malang: UB Press. ISBN 978-623-296-296-5
Ibnu, M. Shodiq, Endang Budiasih, Hayuni Retno Widarti, dan Munzil. 2004.
Common Text Book (Edisi Revisi) Kimia Analitik 1. Malang: JICA
Universitas Negeri Malang.
Khopkar, 2002, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press: Jakarta
Khopkar, S.M. 2014. Konsep Dasar Kimia Analitik.
Jakarta:Universitas Pers Indonesia.
Mursyidi, Achmad, dan Abdul Rohman. 2008. Pengantar Kimia Farmasi Analisis
Voumetri dan Gravimetri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Pursitasari, Indarini Dwi. 2014. Kimia Analitik Dasar dengan Strategi Problem
Solving dan Open-ended Experiment. Bandung: ALFABETA.
Swastawati, Fronthea, Titi Surti, Tro Winarni Agustini, dan Putut Har Riyadi.
2013. Karakteristik Kualitas Ikan Asap yang Diproses Menggunakan Metode
dan Jenis Ikan yang Berbeda. Jurnal Aplikasi Teknologi
Pangan. Vol. 2 No. 3.
Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: Buku Kedokteran.

Anda mungkin juga menyukai