FAKULTAS FARMASI
GRAVIMETRI
OLEH :
STAMBUK : 15020190140
KELAS : C7
KELOMPOK : II (DUA)
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2020
BAB 1 PENDAHULUAN
Ilmu kimia analitik adalah ilmu kimia yang mendasari pemisahan-pemisahan dan
analisis bahan. Analisa bertujuan untuk menentukan susunan bahan, baik secara
kualitatif, kuantitatif, maupun secara struktur. Susunan kualitatif merupakan
komponen-komponen bahan, sedangkan susunan kuantitatif adalah berapa banyaknya
atau setiap komponen tersebut. Dalam ilmu kimia analitik untuk menganalisa suatu
komponen kimia terdiri atas beberapa analisis yaitu analisis volumetri, analisis
gravimetri.
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau
senyawa tertentu. Termasuk penetuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi
unsur atau radikal ke senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk
yang dapat ditimbang dengan teliti. Metode gravimetric memakan waktu cukup lama,
adanya pengotor pada zat konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi
dapat digunakan.
dalam air (mengendap) berada dalam kesetimbangan dengan ion-ionnya yang larut
dalam air.
Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami
cara penentuan kadar suatu zat dengan menggunakan metode analisis gravimetri.
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan penimbangan berat suatu senyawa
tertentu. Saponin dalam daun lidah mertua dapat diisolasi dan ditetapkan kadarnya
dengan metode gravimetri. Salah satu kelebihan metode gravimetri yaitu tidak
membutuhkan zat pembanding sehingga lebih mudah untuk penetapan kadar saponin.
Pada peneltian ini penetapan kadar saponin dilakukan sebanyak 3 kali dengan hasil
perhitungan kadar ratarata sebesar 3, 1258% (Mien, 2015 : 66,68).
Analisis gravimetri merupakan analisis yang didasari dari proses isolasi dan
pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan
secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal ke senyawa murni
yang stabil yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur dihitung berdasarkan
rumus senyawa dan berat atom unsur-unsur penyusunya, pemisahan unsur-unsur atau
senyawa yang dikandung dapat dilakukan beberapa metode: metode pengendapan,
metode penguapan dan metode elektrolisis. Pada prakteknya yang paling sering
metoda pengendapan dan penguapan. (Yayat Sudrajat, 2016)
1. Metode Pengendapan
Suatu sampel yang akan ditentukan seara gravimetri mula-mula
ditimbang secara kuantitatif, dilarutkan dalam pelarut tertentu kemudian
diendapkan kembali dengan reagen tertentu. Senyawa yang dihasilkan harus
memenuhi sarat yaitu memiliki kelarutan sangat kecil sehingga bisa
mengendap kembali dan dapat dianalisis dengan Cara menimbang. Endapan
yang terbentuk harus berukuran lebih besar dari pada pori-pori alat penyaring
(kertas saring), kemudian endapan tersebut dicuci dengan larutan elektrolit
yang mengandung ion sejenis dengan ion endapan. Hal ini dilakukan untuk
melarutkan pengotor yang terdapat dipermukaan endapan dan
memaksimalkan endapan. Endapan yang terbentuk dikeringkan pada suhu
100-130 derajat celcius atau dipijarkan sampai suhu 800°C tergantung suhu
dekomposisi dari analit. Pengendapan kation misalnya, pengendapan sebagai
garam sulfida, pengendapan Ni dengan DMG, pengendapan Ag dengan
klorida atau logam hidroksida dengan mengatur pH larutan. Penambahan
reagen dilakukan secara berlebihan untuk memperkecil kelarutan produk yang
diinginkan. Proses pengendapan terjadi melalui dua proses yaitu proses
pertama pembentukan unti, proses kedua inti tersebut tumbuh menjadi jarah-
yang besar dan mengendap dengan baik. (Yayat Sudrajat, 2016)
2. Metode Penguapan
Digunakan untuk menetapkan komponen-komponen dari suatu senyawa
yang relatif mudah menguap. Yaitu dengan cara : Pemanasan dalam udara
atau gas tertentu. Contoh dari metode penguapan ini adalah: Penentuan CO2
dalam senyawa karbonat dapat dilakukan dengan penambahan HCl berlebih,
kemudian dipanaskan, gas CO2 yang sudah terjadi dialirkan dalam larutan
alkali yaitu KOH (25-30%) atau larutan CaOH2 yang telah diketahui beratnya.
(Yayat Sudrajat, 2016)
3. Metode Elektrolisis
Ini dapat diberlakukan pada sampel yang diduga mengandung kadar logam
terlarut cukup besar seperti air limbah. Suatu analisis gravimetri dilakukan
apabila kadar analit yang terdapat dalam sampel relatif besar sehingga dapat
diendapkan dan ditimbang. Apabila kadar analit dalam sampel hanya berupa
unsur pelarut, maka metode gravimetri tidak mendapat hasil yang teliti.
Sampel yang dapat dianalisis dengan metode gravimetri dapat berupa sampel
padat maupun sampel cair prinsipnya senyawa ion yang akan diendapkan
dipisahkan secara elektrolisis pada elektrode-elektrode yang sesuai. Sehingga
jika elektrolisisnya cermat dapat terhindar dari peristiwa kopresipitasi dan
post-presipitasi. (Yayat Sudrajat, 2016)
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Botol timbang, desikator,
oven dan timbangan.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah bahan baku kafein.
a. Tabel
No. Pencatatan data Data
b. Perhitungan
% Kadar Air =
% Kadar Air =
% Kadar Air = 7,5%
4.2 Pembahasan
Gravimetri adalah metode analisis kuantitatif utnuk menentukan kadar air pada
suatu sampel. Maksud dari praktikum ini adalah untuk menentukan jumlah kadar air
dengan menghitung jumlah berat konstan dari sampel tersebut. Tujuan dari praktikum
ini adalah untuk melakukan penentuan kadar air secara gravimetri dan menentukan
kadar air kafein secara gravimetri. Gravimetri ini dapat dibagi dalam beberapa
langkah sebagai berikut: pengendapan, penyaringan, pencucian endapan, pengeringan,
pemanasan atau pemijaran, dan penimbangan sampel hingga berat konstan.
Alat yang digunakan adalah : Botol timbang digunakan sebagai wadah untuk
sampel yang akan ditimbang atau disimpan; Oven digunakan untuk menyimpan
bahan dengan kondisi suhu tertentu ataupun untuk mengeringkan suatu bahan biologi;
Desikator untuk proses pengeringan baik menggunakan senyawa higroskopis atau
Pada praktikum ini metode yang digunakan adalah dengan cara pengeringan
bahan atau sampel dimasukkan ke dalam oven. Berat sampel yang dihitung setelah
dikeluarkan dari oven harus didapatkan berat konstannya yaitu berat bahan yang tidak
akan berkurang atau tetap setelah dimasukkan dalam oven. Berat sampel setelah
konstan dapat diartikan bahwa air yang terdapat dalam sampel kafein sudah menguap
dan hanya tersisa padatan kafein dan airnya terikat kuat dengan sampel.
Berdasarkan praktikum ini didapatkan hasil nilai kadar air tertinggi yaitu pada
kafein sebesar 7,5%. Pada praktikum ini belum diperoleh nilai kadar air karena proses
pemanasan dalam oven tidak dilakukan secara berulang-ulang. Hal ini terjadi karena
keterbaasan waktu dalam melakukan praktikum. Serta suhu pengeringan juga
berpengaruh terhadap nilai kadar air yang didapat, apabila suhu tidak stabil maka
hasil yang akan didaapat kandungn air pada sampel kafein menguap atau tetap terikat
dengan bahan yang menyebabkan kandungan air yang terdapat pada bahan tidak
menguap sama sekali.
Adapun hasil diskusi yang telah dilakukan setelah praktikum, kami membahas
beberapa hal terkait praktikum gravimetric ini. Disini saya akan memaparkan hal-hal
apa saja yang dibahas pada saat diskusi dilakukan:
Pada percobaan ini dilakukan untuk menentukan kadar air dalam suatu sampel
(kafein). Kimia analisis ini sendiri berarti kita menganalisis, dimana komponen yang
terdapat dalam suatu sampel tersebut akan dianalisis.
ANNISA WINDRA KUSUMAWATI AMALIA NUR HIKMA
15020190140
GRAVIMETRI
Syarat sampel yang diujikan dalam analisis gravimetric ada tiga, yang pertama
sampel harus mudah diendapkan, kemudian yang kedua endapan yang terbentuk
harus murni, dan yang ketiga sampel harus mengandung senyawa hidrat atau air.
Adapun jumlah sampel dapat mempengaruhi hasil yang kita dapatkan, karena
apabila jumlah sampel tersebut terlalu sedikit maka kemungkinan hasil yang
didapatkan tidak valid atau tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.
Alasan digunakannya bahan baku kafein, karena sampel kafein ini memenuhi
syarat-syarat sampel pada analisis gravimetric dimana kafein mengandung senyawa
hidrat atau mengandung air sehingga dapat digunakan pada praktikum ini. Dapat pula
dilihat dari rumus molekul kafein, yaitu C8H10N4O2dimana pada rumus molekul
tersebut mengandung H2O sehingga sampel tersebut mengandung senyawa hidrat
atau air dan memenuhi syarat sampel.
Pada sampel kafein yang akan digunakan untuk percobaan ini harus
memenuhi persyaratan kadar gravimetric, dimana dalam literatur farmakope
dicantumkan bahwa persyaratan kadar sampel pada kafein yaitu tidak kurang dari
0,5%. Namun, dari hasil praktikum kadar sampel kafein yang diperoleh adalah 7,5%
yang menandakan bahwa kadar tersebut tidak memenuhi syarat dikarenakan melebihi
kadar persernnya. Hal-hal yang biasa memicu kesalahan dalam praktikum ini adalah
tidak mencuci bersih bersih alat, menimbang dengan asal, penggunaan timbangan
yang kurang teliti, menyentuh botol timbang dengan tangan kosong sehingga
beratnya bertambah karna adanya partikel yang menempel disekeliling botol.
5.1 Kesimpulan
Adapun dalam percobaan analisis gravimetri ini diperoleh persentase kadar air
pada kafein adalah 7,5%.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum ini adalah agar sekiranya praktikan dapat memperhatikan
kebersihan alat praktikum dan meja praktikum dirapikan. Sebelum memulai
praktikum dimohon agar praktikan dapat mengatur dengan baik kelengkapan diri
seperti jas praktikum dan lain-lain maupun alat dan bahan untuk praktikum nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Ilmah, Mashfufatul, dkk. 2014. Penentuan Kadar Klorida. Jurnal Kimia Analitik 11.
Mien, Dumanauw Jovie., Wullur Adeanne Carolin Dan Poli Anindita Firhani. 2015.
Penetapan Kadar Saponin Pada Ekstrak Daun Lidah Mertua (Sansevieria
Trifasciata Prain Varietas S. laurentii) Secara Gravimetri. Jurnal Ilmu dan
Teknologi Kesehatan. Vol. 2, No. 2.
Nurfiah, dkk. 2013. Kadar Sulfat Sebagai Barium Sulfat. Kendari: Universitas
Haluoleo.
Okdayani, Yoskasih. 2010. Penentuan Kadar Air dalam Serbuk UO2 dengan Metode
Gravimetri. Hasil-hasil Penelitian EBN, Volume12. No. 7.
Siregar, Syahrul Fauzi, dkk. 2016. Penetapan Kadar Nikel Dalam Bentuk
Dimetilglioksimadengan Metode Analisis Gravimetri. Sumatera Utara:
Universitas Sumatera Utara.
Sudjadi dan Abdul Rohman. 2015. Analisis Farmasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
LAMPIRAN
1. Skema Kerja
Dinginkan botol timbang dengan desikator sampai suhu ruang selama 30 menit
2. Lembar Kerja
LEMBAR KERJA
PERCOBAAN III GRAVIMETRI
1. Penyelesaian masalah