Anda di halaman 1dari 56

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS


JURUSAN FARMASI

PERCOBAAN IV
“ASIDIMETRI & ALKALIMETRI ”

DISUSUN OLEH:

NAMA :
STAMBUK : G 701 19 111
KELAS / KELOMPOK : A / III (TIGA)
HARI / TANGGAL : JUM’AT/ 25 DESEMBER 2020

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion
hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa
untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan
sebagai reaksi antara pemberi proton (asam) dan penerima proton (basa).
Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-
senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam. Sebaliknya
alkalimetri merupakan penetapan kadar senyawa -senyawa yang bersifat asam
menggunakan baku basa (sydjadi, 2016).

Asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan terurau menjadi ion
hidrogen (H +) dan anion sedangkan basa adalah senyawa jika dilarutkan
adalam air akan menhgasilakan ion hidroksida (OH- ) dan kation., cenderung
menagkan proton , dan pendonor ( pemberi ) pasangan elektron. Asam
mempunyai rasa masam, dapat bersifat korosif, yaitu dapat bereaksi dengan
logam-logam, marmer, keramik, dan bebagai bahan lainnya. Berdasarkan
asalnya asam dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu, asam organik
dan asam anorgani. Asam organik umunya bersifat asam lemah, tidak korosif
dan banyak terdapat dialam dan asam anorganik umunya bersifat asam kuat
dan korosif oleh karena itu asam anorganikbanyak digunakan untuk (Gandjar
dan Rahman, 2016).

Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu, alkalimetri sangat penting untuk


dipelajari karena manfaatnya dalam bidang industri farmasi. Terlihap pada
pereaksi dalam pembuatan obat memerlukan analisis tersendiri. Metode
analisis diginakan perhitungan untuk menentukan suatu presentase kadar dan
volume suatu larutan. Hala inilah yang melatarbelkangi dilakukannya
percobaan alkalimetri dan asidiemtri.
1.2 Maksud dan tujuan percobaan
1.2.1 Maksud percobaan
Memahami cara mengidentifukasi zat dalam suatu sampel serta mampu
menetapkan kadarnya menggunakan prinsip reaksi alam basa.
1.2.2 Tujuan percobaan
Mengetahui cara mengidentifikasi zat dalam suatu sampel serta mampu
menetapkan kadarnya menggunakan prinsip reaksi asam basa.

1.3 Manfaat percobaan


Manfaat dari percobaan ini yaitu praktiakan dapat memahami dan
menegetahui cara mengidentifikasi zat dalam suatu sampel serta mampu
mnetapkan kadarnya menggunakan prinsip reaksi asam dan basa.

1.4 Prinsip percobaan


Prinsip percobaan pada praktikum kali ini menggunakan larutan baku dengan
titrasi asidimetri dengan larutan baku asam ditempatkan diburet ditambah
indikator kemudian dititrasi dan diamati perubahan warn ayang terjadi.
Larutan baku basa dengan titrasi alkalimetri di tempatkan diburet dan
ditambahkan indikator pada sampel kemudian dititrasi dan diamati warna
yang terjadi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori


Indikator asam basa adalah suatu senyawa organik yang dapat berubah warna
dengan berubahnya PH, basa digunakan untuk membedakan larutan bersifat
asam atau basa dengan cara memberikan perubahan warna yang berbeda pada
larutan asam dan basa. Indikator asam basa yang sering digunakan dakam
laboratorium kimia saat ini adalah indikator sintesis memiliki karakteristik
berupa trayek PH yang ditunjukkan oleh perubahan warna pada kondisi asam
dan basa serta harga terapan indikator. Keberadaan indikator sisntesis yang
terbatas menyebakan pemakaianya dibatasi. Selain itu indikator sintesis
cukup mahal, serta dapat menyebabakan polusi lingkungan. Karena hal
tersebut, maka perlu dicari indikator alternatif (indikator alami) yang mudah
diperoleh serta ramah lingkungan. Indikator alamai dapat dibuat dari berbagai
tumbuhan berwarna yang ada disekitar kita. Akan tetapi, tidak semua
tumbuhan berwarna dapat memberikan perubahan warna merah dan kuning
(Rahmawati, dkk, 2016).

Titrasi asam basa merupakan metode analisis kimia konvensiaonal yang


digunakan untuk menentukan kosentrasi asam maupun basa. Titrasi asam
basa didasarkan pada titik ekuivalen biasanya ditentukan dengan titik akhir
titrasi yaitu pada saat kosentarsi asam ekuivalen dengan kosentrasi biasanya.
Titik akhir titrasi ditandai dengan penambahan substabsi kedalam larutan
analit sehingga terjadi perubahan warna setelah titik ekuivalen terjadi.
Substansi yang akan ditambah kedalam analit disebut sebagia indikator. Ada
empat macam titrasi asam basa yaitu titrasi asam kuat- basa kuat, asam kuat
basa lemah, titrasi asam lemah basa kuat, dan titrasi asam lemah – basa lemah
( Rahayu ,2017).
Titrasi asam basa pada prinsipnya merupakan reaksi netralisir. Sehingga
biasanya disebut titrasi netralisir. Larutan analit pada titrasi netralisir biasanya
berupa asam lemah, asam kuat, basa lemah, basa kuat, ataupun garam yang
bersifat asam maupun basa. Menetukan titik ekuivalen dalam suatu titrasi
harus menegetahui dengan tempat berapa volume basa yang ditambahkan
dari buret ke asam dalam labu erlenmeyer. Salah satu cara untuk mencapai
tujuan tersebut ialah dengan menambah beberapa tetes indikator asam – basa
kelarutan asam saat awal titrasi (Afandy, 2017).

Larutan asam basa akan memeberikan warna tertentu apabila direaksikan


dengan indikator adalah zat yang warnanya berbeda dalam lingkungan asam
dan lingkungan basa. Dengan indikator tingkat kekuatan suatu asam basa.
Beberapa indikator tersebuat terbuat dari zat warna alami tumbuhan . tetapi
ada juga berupa indikator yang dibuat secara sintesis dilaboratorium. Sifat
asam dan sifat basa suatu larutan indikator kertas lakmus biru dan kertas
lakmus merah tidak dapat menunjukan seberapa kuat sifat asam suatu larutan.
Indikator buatan dalam bentuk larutan misalnya, larutan fenolptalein, larutan
universal, larutan metil merah, larutan metil biru dan sebagainya. Larutan
asam akan mengubah kertas lakmus biru menjadi merah dan larutan basa
akan mengubah warna lakmus merah menjadi biru. Syarat dapat tidaknya
suatu zat dijadiakan indikator asam-basa adalah terjadinya perubahan warna
apabila suatu indikator diteteskan pada larutan asam dan larutan basa (Lestrai,
2016).

Pembawa sifat asam adalah H+ ( ion hidrogen), sehingga rumus kimia asam
selalu mengandung atom hidrogen. Ion adalah atom atau sekelompok ataom
yang bermuatan listrik. Sifat khas dari asam adalah dapat bereaksi dengan
berbagai bahan seperti logam, marmer, dan keramik. Reaksi antara asam dan
logam bersifat korosif. Asam dapat dengan mudah kita temui dalam
kehidupan sehari-hari dalam makanan, minuman, buah-buahan, air hujan
bahkan di dalam tubuh kita. Berdasarkan asalnya asam dapat dikelompokkan
menjadi dua kelompok yaitu, asam organik dan asam mineral (Rintayati,
2016).

II.2 Uraian Bahan


1. Air suling (FI Edisi III, 1979 : 96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air Suling
RM / BM : H2O/18,02
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Cairan jernih,tidak berbau,tidak
:
berwarna,tidak mempunyai rasa
Kelarutan : -
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan Kadar : -

2. Amonia (FI Edisi III, 1979 : 41)


Nama resmi : AMMONIA
Nama lain : Amonia
RM / BM : NH3/17,03
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Cairan jernih,tidak berwarna,berbau
: khas,menusuk kuat. Bobot jenis tdak
kurang dari 0,90
Kelarutan : Larut dalam air
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat pada suhu
:
tidak lebih dari 25o
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 27,0% dan
:
tidak lebih dari 31,0% b/b NH3

3. Amonium Hidroksida (FI Edisi IV, 1995 : 1126)


Nama resmi : AMMONII HYDROXYDUM
Nama lain : Amonium Hidroksida
RM / BM : NH4OH/35,00
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna,berbau khas,
:
menusuk kuat
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 27% dan
:
tidak lebih dari 30,0%

4. Asam Asetat (FI Edisi III, 1979 : 41)


Nama resmi : ACIDUM ACETICUM
Nama lain : Asam Asetat
RM / BM : CH3COOH/60,03
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Cairan jernih,tidak berwarna,berbau
: khas,tajam,jika diencerkan dengan air,rasa
asam
Kelarutan Dapat bercampur dengan air,dengan etanol
:
(95%) P dan dengan gliserol P
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 36% dan
:
tidak lebih dari 37,0% b/b CH3COOH

5. Asam Klorida (FI Edisi III, 1979 : 53)


Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain : Asam Klorida
RM / BM : HCL/36,46
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Cairan tidak berwarna,berasap,bau
: merangsang,jika diencerkan dengan 2
bagian air,asap dan bau hilang
Kelarutan : Larut dalam air dan etanol (95%) P
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 35,0% dan
:
tidak lebih dari 38,0% HCL

6. Asam Nitrat (FI Edisi III, 1979 : 50)


Nama resmi : ACIDUM NITRICUM
Nama lain : Asam Nitrat
RM / BM : HNO3/63,01
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Cairan jernih,tidak berwarna,bau
:
khas,menusuk,rasa asam yang tajam
Kelarutan Dapat bercampur dengan air,dengan etanol
:
dan gliserol
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 69,0% dan
:
tidak lebih dari 71,0% HNO3

7. Asam Pikrat (FI Edisi III, 1979 : 737)


Nama resmi : TRINITROFENOL P
Nama lain : Asam Pikrat
RM / BM : C6H3N3O7/220,1
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Serbuk hablur,kuning terang,tidak
:
berbau,meledak
Kelarutan Larut dalam 90 bagian air dan dalam 10
:
bagian etanol (95%) P.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 99,0%
:
C6H3N3O7

8. Asam Sitrat (FI Edisi III, 1979 : 50)


Nama resmi : ACIDUM CITRICUM
Nama lain : Asam Sitrat
RM / BM : C2H8O7.H2O/210,14
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk
putih,tidak berbau,rasa sangat asam,agak
:
higroskopik merapuh dalam udara kering
dan panas mudah terbakar
Kelarutan Larut dalam kurang dari 1 bagian air dan
: dalam 1,5 bagian etanol (95%) P,sukar
larut dalam eter P.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 99,5% dan
:
tidak lebih dari 101,0% C2H8O7.H2O

9. Asam Sulfat (FI Edisi IV, 1995 : 52)


Nama resmi : ACIDUM SULFURIUM
Nama lain : Asam Sulfat
RM / BM : H2SO4/98,07
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Cairan kental seperti minyak,korosif,tidak
: berwarna,jika ditambahkan kedalam air
menimbulkan panas
Kelarutan : -
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 95,0% dan
:
tidak lebih dari 98,0% H2SO4

10. Barium Klorida (FI Edisi III, 1979 : 124)


Nama resmi : BARIUM CHLORIDE
Nama lain : Barium Klorida
RM / BM : BaCl2/208,23
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian : Hablur,tidak berwarna
Kelarutan : Larut dalam 5 bagian air
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 98,5%
:
BaCl2.

11. Besi (III) Klorida (FI Edisi III, 1979 : 659)


Nama resmi : FERROSI (III) CHLORIDUM
Nama lain : Besi (III) Klorida
RM / BM : FeCl3/162,2
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Hablur hitam kehijauan,bebas warna
: jingga dari garam hidrat yang telah
terpengaruhi oleh kelembaban
Kelarutan Larut dalam air,larutan beropalesensi
:
berwarna jingga
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
:
tidak lebih dari 110,0% FeCl3

12. Bismuth (III) Nitrat (FI Edisi III, 1979 : 118)


Nama resmi : BISMUTH SUBNITRAS
Nama lain : Bismuth (III) Nitrat
RM / BM : Bi (NO3)2/630,49
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Serbuk hablur renik,putih,tidak
:
berbau,tidak berasa,berat
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam
: pelarut organik,larut sempurna dalam
asam nitrat P.
Khasiat : Astringen
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,terlindung
:
dari cahaya
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 71% dan
:
tidak lebih dari 75% Bi.

13. etanol (FI Edisi III, 1979 :65)


Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Etanol/Alkohol
RM / BM : CH3CH2OH/46,07
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Cairan tidak berwarna,jernih mudah
menguap dan mudah bergerak,bau
:
khas,rasa panas,mudah terbakar dengan
memberikan nyala biru yang tidak berasap
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air,dalam
:
kloroform P dalam eter P
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 94,7% atau
: 92,0% dan tidak lebih dari 95,2% atau
92,7% CH3CH2OH.

14. Formalin (FI Edisi III, 1979 : 259)


Nama resmi : FORMALDEHIDA SOLUTIO
Nama lain : Formalin
RM / BM : CH2O/30,03
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Cairan jernih,tidak berwarna atau hampir
tidak berwarna,bau menusuk,uap
: merangsang selaput lendir hidung dan
tenggorokan. Jika disimpan di tempat
dingin dapat menjadi keruh.
Kelarutan Dapat dicampur dengan air dan dengan
:
etanol (95%) P.
Khasiat : Antiseptikum ekstern
Kegunaan : Zat tambahan
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,terlindung dari
:
cahaya,sebaiknya pada suhu diatas 20o
Persyaratan Kadar Mengandung formaldehida dan methanol
sebagai stabilisatol. Kadar
:
formaldehida,CH2O, tidak kurang dari
34,0% dan tidak lebih dari 38,0%.

15. Indikator PP (FI Edisi III, 1979 : 675)

Nama resmi : PHENOLPHTALEEIN


Nama lain : Fenoftalein
RM / BM : C20H14O4/318,32
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Serbuk hablur putih, Putih atau
:
kekuningan
Kelarutan Sukar larut dalam air, larut dalam etanol ,
:
agak larut dalam eter.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,terlindung dari
:
cahaya.
Persyaratan Kadar Membentuk larutan tidak berwarna dalam
suasana asam dan alkali lemah dan
:
memberikan warna merah dalam larutan
alkali kuat (trayek pH 8,3 sampai 10,0)

16. Kalium permanganat (FI Edisi III, 1979 : 330)

Nama resmi : KALII PERMANGANAS


Nama lain : Kalium permanganat
RM / BM : KMnO4/158,03
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Hablur, mengkilap, ungu tua hampir lebur,
:
tidak berbau, rasa manis sepat.
Kelarutan Larut dalam beberapa bagian air, mudah
:
larut dalam air mendidih.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dan 99,0%
: KmnO4, dibilang terhadap zat yang telah
dikeringkan.

17. Kalium klorida (FI Edisi III, 1979 : 120)

Nama resmi : CALCII CHLORIDUM


Nama lain : Kalium klorida
RM / BM : CaCl2/219,08
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Hablur tidak berwarna, tidak berbau, rasa
:
agak pahit, meleleh
Kelarutan Larut dalam 0,25 bagian air, mudah larut
:
dalam etanol (95%) P.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 89,0% dan
:
tidak lebih dari 102,0% CaCl2

18. Magnesium karbonat (FI Edisi III, 1979 : 351)

Nama resmi : MAGNESI CARBONAS


Nama lain : Magnesium karbonat
RM / BM : CH2Mg2O5/142,63
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian : Serbuk, putih, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, larut dalam
: asam encer dan disertai terjadinya buih
yang kuat.
Khasiat : Laksativa
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 40% dan
:
tidak lebih dari 45,0% MgO

19. Magnesium sulfat (FI Edisi III, 1979 : 354)

Nama resmi : MAGNESII SULFAS


Nama lain : Magnesium sulfat
RM / BM : MgSO4/246,47
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Hablur tidak berwarna, tidak berbau, rasa
: dingin, asin dan pahit, dalam udara kering
dan panas merapuh.
Kelarutan Larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar
:
larut dalam etanol
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 99,0%
: MgSO4, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.

20. Metanol (FI Edisi III, 1979 : 706)

Nama resmi : METANOL


Nama lain : Metanol
RM / BM : CH3OH/32,04
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, bau khas
Kelarutan Dapat bercampur dengan air, membentuk
:
cairan jernih tidak berwarna
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Persyaratan Kadar : -

21. Merah fenol (FI Edisi III, 1979 :704)

Nama resmi : FENOLSULFONEIN


Nama lain : Merah fenol
RM / BM : C19H14O5S/354,4
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Serbuk hablur bermacam-macam warna
:
merah tua sampai merah
Kelarutan Larut dalam air, mudah larut dalam
:
kloroform dan eter P.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Persyaratan Kadar : -

22. Merah metil (FI Edisi III, 1979 : 705)

Nama resmi : BENZOAT HYDROCSIDA


Nama lain : Merah metil
RM / BM : C15H15N3O2/269,3
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian : Serbuk merah tua atau hablur lembayung
Kelarutan Agak sukar larut dalam air, larut dalam
:
etanol (95%) P.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Persyaratan Kadar : -

23. Natrium hidroksida (FI Edisi III, 1979 : 58)

Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM


Nama lain : Natrium hidroksida
RM / BM : NaOH/40,00
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Bentuk batang , butiran, massa hablur atau
keping keras dan rapuh, menunjukan
: susunan hablur, mudah meleleh, basah,
sangat alkalis, kronik, segera menguap
bersama karbondioksida
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, dalam
:
etanol (95%) P.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 97,5%
: alkali jumlah dihitung sebagai NaOH, dan
tidak lebih dari 2,5% Na2CO3.

24. Perak nitrat (FI Edisi III, 1979 : 97)

Nama resmi : ARGENTI NITRAS


Nama lain : Perak nitrat
RM / BM : AgNO3/168,87
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Hablur transparan atau serbuk hablur

: berwarna putih, tidak berbau dan menjadi


gelap jika kena cahaya.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air dan dalam
:
etanol (95%) P.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 99,5%
:
AgNO3

25. Pereaksi kuprifil


Komposisi :
a. Natrium hidroksida (FI Edisi III, 1979 : 58)

Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM


Nama lain : Natrium hidroksida
RM / BM : NaOH/40,00
Rumus Struktur :

(Pubchem, 2020)
Pemerian : Bentuk batang , butiran, massa hablur atau
keping keras dan rapuh, menunjukan
susunan hablur, mudah meleleh, basah,
sangat alkalis, kronik, segera menguap
bersama karbondioksida
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam
etanol (95%) P.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Persyaratan Kadar : Mengandung tidak kurang dari 97,5%
alkali jumlah dihitung sebagai NaOH, dan
tidak lebih dari 2,5% Na2CO3.

b. Tembaga (II) sulfat (FI Edisi IV, 1995 : 731)

Nama resmi : CUPRII (II) SULFAS


Nama lain : Tembaga (II) sulfat
RM / BM : CuSO4/159,60
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian : Serbuk keabuan
Kelarutan : Larut perlahan-lahan dalam air.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
:
tidak lebih dari 101,0% CuSO4

26. Raksa (II) sulfat (FI Edisi IV, 1995 : 1194)

Nama resmi : HYDRORGYRUM (II) SULFAS


Nama lain : Raksa (II) sulfat
RM / BM : HgSO4/296,65
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian : Serbuk amorf, kuning jingga
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam
: etanol (95%) P, mudah larut dalam asam
sitrat P.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 99,0%
: HgO, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.

27. Reagen B zuikker


Komposisi :
a. Tembaga (II) sulfat (FI Edisi IV, 1995 : 731)

Nama resmi : CUPRII (II) SULFAS


Nama lain : Tembaga (II) sulfat
RM / BM : CuSO4/159,60
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian : Serbuk keabuan
Kelarutan : Larut perlahan-lahan dalam air.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
:
tidak lebih dari 101,0% CuSO4

b. Piridin (FI Edisi IV, 1995 : 615)

Nama resmi : PYRIDINE


Nama lain : Piridin
RM / BM : C5H5N/79,10
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Bentuk cairan, higroskopik, tidak
:
berwarna dan bau khas.
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Persyaratan Kadar : -

c. Air suling (FI Edisi III, 1979 : 96)


Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air Suling
RM / BM : H2O/18,02
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Cairan jernih,tidak berbau,tidak
:
berwarna,tidak mempunyai rasa
Kelarutan : -
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan Kadar : -

28. Vanilin (FI Edisi III, 1979 : 632)

Nama resmi : VANILLINUM


Nama lain : Vanillin
RM / BM : C8H8O3/151,15
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Hablur halus berbentuk jarum, putih
:
hingga agak kuning, rasa dan bau khas.
Kelarutan Sukar larut dalan air, larut dalam air
panas, mudah larut dalam etanol (95%) P,
:
dalam eter P, dan dalam larutan alkali
hidroksida, larut dalam gliserol P.
Khasiat : Korigen
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terlindung
:
dari cahaya
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 97,0% dan
: tidak lebig dari 103,0% C8H8O3, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan

29. Zink uranyl asetat (FI Edisi III, 1979 : 639)

Nama resmi : ZINCI URANYL ASETICUM


Nama lain : Zink uranil asetat
RM / BM : ZnUO2(CH3COO)4/571,59
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian : Kristal hijau seperti prisma
Kelarutan : -
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,
Persyaratan Kadar : -

II.4 Prosedur Kerja (Tim Dosen, 2020)


1. Analisis Asam Asetat.
- Kualitatif

1) Asam sulfat encer, berbau khas seperti cuka


2) larutan perak nitrat, endapan perak yang putih, crystalline,
dihasilkan dalam larutan pekat dalam keadaan dingin

3) besi (III) klorida, Terjadi perubahan warna merah Na


- Kuantitatif
Dipipet 10,0 ml larutan sampel, masukkan dalam labu ukur 250ml dan
Dan tambahkan aquades hingga tanda garis. ambil 25 ml   dengan
pipet volume Dalam Erlenmeyer 250 ml Dan tambahkan  2 -3 Tetes
indikator fenolftalein (pp)  titik titrasi larutan ini dengan NaOH 0,1 n
sampai timbul perubahan warna pada sampel dan tidak berwarna
menjadi merah muda.
2. Analisis Asam Sitrat
- Kualitatif

1) Reaksi pendahuluan:  zat +  FeCl3 terbentuk warna kuning

2) reaksi cuprifil:  ditambahkan pereaksi cuprifil terbentuk warna


biru muda

3) Hausler

 zat +  vanilin dilarutkan dalam alkohol atau spiritus 4 diuapkan


sampai kering, tambahkan H2 so4 pekat akan terbentuk warna
biru hijau. jika ditambahkan H2O warna akan hilang, sedangkan
jika ditambahkan NH4OH Difusi dengan pemanasan akan
terbentuk warna merah- merah kecoklatan.

4) didihkan larutan nitrat dengan larutan raksa (II)  sulfat P 


berlebih, Jika perlu disaring, dididihkan tambahkan beberapa
tetes larutan kalium permanganat P,  hilang terbentuk endapan
putih.

- Kuantitatif

Lebih kurang 300 mg sampel yang ditimbang seksama, Larutkan


dalam 100 ml air. Titrasi dengan NaOH 0,1 n menggunakan
indikator fenolftalein hingga larutan berubah warna menjadi merah
muda. 
Reaksi:

CH2- COOH CH2- COONa

HOC- COOH + NaOH HOC- COONa + 3H2O

CN2- COOH CH2 – COONa


3. Analisis Asam Salisislat
- Kualitatif

1) Reaksi pendahuluan:  zat+  FeCl3 terbentuk warna ungu + 


alkohol tetap Ungu ( dalam alkohol)

2) reaksi esterifikas:  zat +  metanol +   H2 so4  dipanaskan akan


tercium gondopuro ( metil salisilat) 

3) reaksi penegasan

a.  zat +  basa  (   NaOH 2 n)   akan larut


b.  zat ditambah asam HCL 2 n terbentuk endapan
c.  reaksi Marqurs:  zat +  formalin +  H2 so4 peka terbentuk
merah rose (carmin)
d. reaksi spica:  zat +  HNO3 pekat atau HNO3   5% kemudian
encerkan dengan NH4OH h pekat Berlebih terbentuk
endapan kuning emas
e.  reaksi kristal:  larutan zat dalam alkohol +   Zwikker B,
Panaskan terbentuk endapan hijau ke biru laut. amati bentuk
kristal di mikroskop

4) pada larutan salisilat Netral, tambahkan larutan FeCl3 p  terjadi


warna violet kemerahan yang yang intensif mantap dengan
penambahan sedikit asam asetat p tambahkan asam klorida
encer p, warna hilang.

5) 1 mg zat ditambahkan dengan asam pikrat p timbul kristal yang


spesifik
- Kuantitatif

Lebih kurang  250 mg  sampel yang ditimbang seksama, larutkan


dalam 15 ML etanol 95% Netral titik tambahkan 20 ML air titrasi
dengan NaOH 0,1 n menggunakan indikator pp, hingga larutan
berubah menjadi merah muda.

 catatan:  pembuatan etanol Netral:  ke dalam 15 ML etanol 95%


tambahkan 1 tetes merah fenol kemudian tambahkan tetes tetes
NaOH 0,1 n hingga larutan berwarna merah.

4. Analisis Sakarin

- Kualitatif

1) Larutan ditambah 1 ml asam klorida p. terbentuk endapan


hablur.

2) larutan lebih kurang 100 mg dalam 5 ml larutan NaOH uapkan


hingga kering, lebur residu hati-hati di atas api Lemah sampai
tidak lagi membebaskan amonia titik biarkan residu dingin,
larutkan dalam 20 mili air netralkan dengan HCL 3 n saring
tambahkan pada Filtrat Satu Tetes FeCl3 terjadi warna violet.

- Kuantitatif

Timbang seksama lebih kurang 500 mg sampel, larutkan dalam 40


ML etanol p, tambahkan 40 ML air campuran. tambahkan indikator
pp, titrasi dengan NaOH 0,1 N.

5. Analisis Natrium Tetraborat (boraks)

- Kualitatif

Pada 0,5 ml larutan sampel tambahkan:

1) asam sulfat pekat dan alkohol atau metanol pada ada drupelpat, 
jika dibakar akan memberikan nyala hijau

2) perak nitrat, akan terjadi endapan putih dari Perak metaborat.


pada pemanasan akan terjadi endapan yang berwarna hitam
3) barium klorida jenuh,  akan terjadi endapan putih barium
metaborat

- Kuantitatif

 Timbang seksama lebih kurang 500 mg sampel, larutan 50 ml air


ditambahkan indikator merah metil, titrasi dengan HCL 0,1 N 

6. Analisis Natrium Bikarbonat

- Kualitatif

 Identifikasi natrium:

1)  sampel serbuk diletakkan dalam cawan porselin ditambahkan


alkohol, dibakar memberikan nyala kuning.

2) Sampel larutan dikeringkan dulu, Sampai didapatkan Kristal


dalam cawan porselin Berisi si alkohol, dibakar nyala kuning

3) larutan sampel yang mengandung na ditambahkan NBB/ Bi


(NO3) 2 Ditambahkan H2 so4 pe kat 1 tetes Diperoleh kristal (
amati dengan mikroskop). Bentuk kristal : batang korek api

4) asamkan larutan garam natrium dengan asam asetat p,  sharing


Jika perlu, tambahkan larutan magnesium uranil asetat P
berlebih, terbentuk hablur kuning lihat bentuk kristal di
mikroskop

5)  Filtrat diuapkan sampai kering, lartarutkan dalam sedikit air


suling: 1-2  tetes  pada objek Glass Ditambah Satu Tetes
reagen  zn uranyl asetat,  Akan terbentuk endapan kristal
kuning spesifik Seperti berlian (Secara paralel lakukan Blanko
menggunakan pereaksi uranyl acetat Ditambahkan aquades.
tanpa penambahan analit)

 Identifikasi bikarbonat

1) Larutan ditambah MgSO4 kemudian dididihkan, akan


terbentuk endapan Putih magnesium karbonat.
2) larutan ditambah cacl2 berlebih, jika ada endapan saring,
kemudian tambahkan amonia ke dalam Filtrat akan terbentuk
endapan atau kekeruhan putih

- Kuantitatif

Titrasi dengan HCL 0,1 n NH3 larutan berwarna merah muda


lemah. Panaskan larutan hingga mendidih, digunakan dan lanjutkan
titrasi sampai warna merah muda lemah tidak hilang setelah
dididihkan

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
1. Tabung reaksi
2. Buret
3. klem
4. statif
5. gelas kimia
6. gelas ukur
7. neraca ohaus
8. corong kaca
9. sendok tanduk
10. botol semprot
11. droplet
III.1.2 Bahan
1. Air suling
2. amonia
3. amonium hidroksida
4. asam asetat
5. asam nitrat
6. asam klorida
7. asam pikrat
8. asam sitrat
9. asam sulfat
10. Barium klorida
11. besi (III) nitrat
12. Bishmuth (III) Nitrat
13. etanol
14. formalin
15. indikator pp
16. kalium permanganat
17. kalium klorida
18. magnesium karbonat
19. magnesium sulfat
20. metanol
21. merah fenol
22. metil merah
23. natrium hidroksida
24. perak (II) nitrat
25. pereaksi cuprifil
26. raksa (II) sulfat
27. reagen B zwikker
28. vanilin
29. Zink uranil asetat
30. masker
31. Handscoon

III.2 Skema Kerja

1. Asidimetri
- Kualitatif ( Analisis asam salisilat)

Reaksi esterifikasi

Aat dan Bahan

Cawan porselen

+ Metanol

+ H2SO4

-Dipanaskan

Tercium bau gondopuro


( Metil salisilat)

- Kuantitatif ( Analisis Sakarin)

Alat dan bahan

-Dilarutkan di 40 ml
etanol

+ 40 ml aquadest

+ Indikator PP

Erlenmeyer

Titrasi dengan NaOH

2. Alkalimetri
- Kualitatif
 Identifikasi Natrium

Na Bikarbobat

Cawan porselen

+ Alkohol

-Dibakar

Nyala kuning

 Identifikasi Bikarbobat

Na Bikarbobat

Cawan porselen

+ MgSO4

+ Dididihkan

Endapan putih

- Kuantitatif

Na Bikarbobat (500 mg)


+ 100 ml aquadest
+ Indikator merah metil

Erlenmeyer

-Dititrasi dengan HCL

Merah muda lemah

-Dipanaskan hingga mendidih

Merah muda tidak hilang

III.3 Cara Kerja


1. Asidimetri
- Kualitatif ( Analisis asam salisilat)
1. Disiapkan alata dan bahan
2. Dimasukan asam salisilat secukupnya ke dalam cawan porselen
3. Ditambahkan metanol dan H2SO4 secuupnya dan Dipanaskan \
4. Diamati perubahan yang terjadi yaitu bau gondopuro (metil
salisilat)
- Kuantitatif ( Analisis Sakarin)
1. Disiapkan alata dan bahan
2. Ditimbang sakarin sebanyak 500 mg
3. Dimasukan kedalam erlenmeyer dan tambahkan 40 ml etanol
4. Ditambahkan 40 ml aquadest dan 3 tetes indikator PP
5. Dilakukan titrasi dengan NaOH
6. Diamati perubahan warna yang terjadi
7. Dihitung normalitasnya

2. Akalimetri
- Kualitatif
A. Identifikasi natrium
1. Disiapkan alata dan bahan
2. Dimasukan Natrium bikarbonat secukupnya ke dalam cawan
porselen
3. Ditambahkan alkohol secukupnya, lalu dibubuhkan ke ujung
kawat sikat tabung.
4. Dibakar sehingga terjadi nyala kuning
B. Identifikasi Bikarbonat
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dimasukan larutan Na Bikarbonat ke dalam tabung reaksi
3. Ditambahkan dengan MgSO4 dan dididihkan dengan
penangas air
4. Diamati perubahan yang terjadi yaitu endapan putih
- Kuantitatif
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang 500 mg Na bikarbonat
3. Dilarutkan dengan aquadest 100 ml ke dalam erlenmeyer
4. Ditambahkan 3 tetes indikator merah metil
5. Dilakukan titrasi dengan HCL hingga menjadi warna merah muda
lemah
6. Dipanaskan menggunakan hot plate hingga mendidih
7. Diamati perubahan yang terjadi

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. 1 Hasil Pengamatan
1. Asidimetri
 Kualitatif
No. Perlakuan Hasil
Tercium bau
Asam salisilat + metanol +
1. gondopuro (metil
H2SO4 dan dipanaskan
salisilat)

 Kuantitatif
No. Sampel Vtitran Ntitran % kadar
1. Sakarin 15 0,1 13,72 %

Persamaan reaksi:
1. C7H6O3 + H2SO4 C7H6O6S + H2O
2. C7H3NO3S + NaOH NaSO3 + C7H6NO

IV. 2 Analisis Data


Dik : Vtit = 15 ml
Ntit = 0,1 N
BE = 183
100
FP = =4
25
BS = 500 mg
Dit : % kadar = ?
Vtit × Ntit × BE
Peny : % kadar = ×100 %
BS × FP
15× 0,1× 183
= ×100 %
500 × 4
274,5
= ×100 %
2000
= 3,725 %
2. Alkalimetri
 Kualitatif
No. Perlakuan Gambar Hasil

Na bikarbonat + Nyala
1.
alkohol + dibakar kuning

Na bikarbonat +
Endapan
2. MgSO4
putih
+dididihkan

 Kuantitatif
No
Sampel Vtitran Ntitran % kadar
.
1. Na bikarbonat 4,6 0,1 1,932%

Persamaan reaksi:
1. NaHCO3 + MgSO4 Mg(HCO3)2 + Na2SO4
2. NaHCO3 + HCl NaCl + H20 + CO2
3. C2H5OH + NaHCO3 CH3COONa + CO2 + H2O

Analisis Data
Dik : Vtit = 4,6 ml
Ntit = 0,1 N
BE = 84
100
FP = =4
25
BS = 500 mg
Dit : % kadar = ?

Vtit × Ntit × BE
Peny := ×100 %
BS × FP
4,6 × 0,1× 84
= × 100 %
500 ×4
38,64
= × 100 %
2000
= 1,932 %
IV. 3 Pembahasan
Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara
ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal
dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat
juga dikatakan sebagai reaksi antara pemberi proton (asam) dan penerima
proton (basa). Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif
terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku
asam, sebaliknya alkalimetri merupakan penetapan kadar senyawa-
senyawa yang bersifat asam menggunakan baku basa (Sudjadi, 2016).

Prinsip pada percobaan ini yaitu menggunakan baku asam dengan titrasi
asidimetri dimana larutan baku asam ditempatkan diburet dan larutan
sampel ditambah indikator kemudian dititrasi dan diamati perubahan
warna yang terjadi.

Hasil pengamatan pada percobaan ini yaitu pada asidimetri untuk uji
kualitatif (analisis asam salisilat), didapatkan hasil berupa bau sampel yang
tercium seperti bau gondopuro (metil salisilat). Sedangkan pada uji
kuantitaif (analisis sakarin), hasil yang didapatkan yaitu terjadi perubahan
warna pada erlenmeyer menjadi larutan berwarna merah muda. Pada
alkalimetri untuk uji analisis Na bikarbonat untuk identifikasi natrium
dihasilkan nyala kuning. Sedangkan untuk identifikasi Bikarbonat
dihasilkan endapan putih. Adapun untuk uji kuantitatif Na bikarbonat yang
dititrasi dengan HCl dan telah ditetesi indikator merah metil berubah
warna menjadi merah muda.

Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu pada pereaksi dalam pembuatan obat
memerlukan analisis tertentu, metode analisis digunakan untuk
menentukan suatu persentase kadar dan volume suatu larutan. Hal inilah
yang melatarbelakangi dilakukkannya percobaan ini.
BAB V
PENUTUP

V.I KESIMPULAN
Adapun kesimpulan pada percobaan ini yaitu :
1. Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion
hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari
basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral.
2. Hasil pengamatan yang diperoleh yaitu untuk asidimetri pada uji kualitatif
menghasilkan bau seperti gondopuro, sedangkan pada uji kuantitatif
dihasilkan perubahan warna menjadi merah muda. Pada alkalimetri, untuk
identifikasi natrium menghasilkan nyala kuning, sedangkan pada identifikasi
bikabonat menghasilkan endapan putih. Adapun untuk uji kuantitatif Na
Bikarbonat dihasilkan warna merah muda lemah pada larutan walaupun
dipanaskan tetap tdak hilang.

V.2 SARAN
Pada saat pemutaran video ketika praktikum online, sebaiknya mencari jaringan
yang stabil agar praktikan lain dapat menyimak video dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Afandy .(2017). Ubi Jalar ungu (Ipomoea batatas L. ) menggunakan variasi


pelarut serta pemanfaatannya sebagai indikator asam-basa. palu:
universitas tadulako.

Departemen Kesehehatan Repoblik indonesia (1979). Farmakope Indonesia


Edisi
III. Jakarta : Departemen Kesehatan Repoblik Indonesia.

Departemen Kesehatan Repoblik Indonesia ( 1995). Farmakope Indonesia


Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Repoblik Indonesia.

Gadjar dan Rohman. ( 2016). Kimia Farmasi Analisis . yogyakarta.: pustaka


pelajar.

Lestari. (2016). Kertas Induikator Bunga Belimbing Wuluh (Averboa bilimbi L. )


Untuk Uji Larytan Asam – Basa. Giniloyo : Madrasa Tsanawiya Negeri
Ginijoyo.

Rahayu. (2017). Desain dan Uji Coba Media Pembelajaran Level Representasi
Mikroskopik Berbasis Adobe Flase pada Materi Titrasi Asam – Basa.
Pekanbaru : universitas islam negeri sultan syarif kasim riau.

Rahmawan,dkk. (2016). Indikator Asam Basa Dari Bunga Dadap Merah


(Eriyterina crista-galli L. ) palu : universitas tadulako.

Rintayatai .( 2016). Mengenal Asam Basa Dengan Model Pembelajaran visual,


Auditory,Kinesthecicc (VAK) Berbasis Esperimen Pada Siswa Kelas Lima
Sekolah Dasar N Mbelik Kecamatan Jebres Syrakarta Tahun Pembelajaran
2015/2016. Surakarta : FKIP Universitas Sebelas Maret.
Sudjadi.( 2016). Kimia Analisi Framasi. Yogyakarta; Puataka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai