Anda di halaman 1dari 4

2.2.

Uraian Bahan
1. Aquadest (Ditjen POM, 2020: 69)
Nama resmi : PURIFIED WATER
Nama lain : Air murni
Rumus molekul : H2O
Bobot molekul : 18,02 g/mol
Rumus struktur : H – O – H
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna; tidak berbau
Penyimpanan: Jika dikemas, gunakan kemasan wadah non
reaktif yang dirancang untuk mencegah masuknya mikroba.
Kegunaan : Pelarut
2. Benedict (Ditjen POM, 1979: 160)
Nama resmi : BENEDICT
Nama lain : Benedict
Rumus molekul : CuSO4.5H2O
Kelarutan : Larut dalam air, lebih mudah atau cepat larut
dengan bantuan pemanasan atau pendidihan air
Kegunaan : Sebagai pereaksi kualitatif untuk uji glukosa
3. Asam Asetat Glasial(Ditjen POM, 2020: 169)
Nama resmi : GLACIAL ASETIC ACID
Nama lain : Asam Asetat Glasial
Rumus molekul : C2H4O2
Bobot molekul : 60,05 g/mol
Rumus struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna; bauk has,


menusuk; rasa asam jika diencerkan dengan air. Mendidih pada
suhu lebih kurang 118˚. Bobot jenis lebih kurang 1,05
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol dan
dengan gliserol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu ruang
4. Natrium asetat (Ditjen POM, 2020: 2235)
Nama resmi : NATRIUM ASETAT
Nama lain : Natrium asetat P
Rumus molekul : Na2C2H3O2.3H2O
Bobot molekul : 136,08 g/mol
Rumus struktur :

Pemerian : Serbuk atau massa putih keabuan, higroskopik.


Kegunaan : Murni pereaksi

2.3 Prosedur kerja (Dosen Kimia Klinik, 2021)


A. Pemeriksaan Fisika Urin
1. Pemeriksaan warna urin
1) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
2) Dipipet kurang lebih 5 mL urin ke dalam tabung reaksi
3) Diamati warna urin dalam posisi serong pada cahaya tembus
4) Hasil pengamatan warna nyatakan dengan: tidak berwarna, kuning, kuning
muda, kuning tua, kemerahan, merah coklat, kuning merah, biru kehijauan,
hitam, gelap, kuning kecoklatan, dan berbusa.
2. Pemeriksaan bau urin
1) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
2) Dipipet kurang lebih 5 mL urin ke dalam tabung reaksi
3) Dicium bau urin dengan mengkibas-kibaskan telapak tangan diatas tabung
reaksi wadah yang berisi sampel urin sampai tercium bau dari urin tersebut.
Hasil pengamatan bau dinyatakan dengan bau makanan, bau obatobatan,
bau amoniak, bau ketonuria, atau bau busuk
3. Pemeriksaan pH urin
1) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
2) Dipipet urin ke dalam plat tetes
3) Dicelupkan kertas lakmus/pH pada urin
4) Diamati nilai pH dan dicatat
4. Pemeriksaan bobot jenis (BJ) urin
1) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
2) Ditimbang piknometer kosong
3) Dipipet urin kedalam piknometer hingga mencapai mulut piknometer
4) Ditimbang berat piknometer + urin
5) Dicatat masing-masing bobotnya
5. Pemeriksaan sedimen urin (mikroskopik)
1) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
2) Dimasukkan 10 mL urin ke dalam tabung dan diputar selama 5 menit
dengan kecepatan 1500-2000 rpm
3) Setelah disentrifuge, supernatannya dibuang dan diambil endapannya
(sedimen urin)
4) Diambil 1-2 tetes dengan pipet tetes ke objek glass dan ditutup dengan dek
glass
5) Diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran awal 10x dilanjutkan
pembesaran 40x
- Menggunakan lensa objektif 10x untuk melihat silinder, Kristal, epitel
dan elemen lain
- Menggunakan lensa objektif 40x untuk melihat eritrosit dan leukosit
B. Pemeriksaan Zat Organik Dalam Urin
1. Pemeriksaan glukosa urin
1) Dimasukkan 5 mL reagen benedict ke dalam tabung reaksi kemudian
diteteskan 8 tetes urin
2) Dicelupkan tabung ke dalam air mendidih selama kurang lebih 5 menit atau
panaskan diatas api selama kurang lebih 2 menit.
3) Diangkat dan dikocok perlahan-lahan, setelah itu, diamati warnanya
- Nilai normal adalah Negatif (-): larutan tetap biru jernih atau sedikit
kehijau-hijauan agak keruh tanpa endapan
- Positif 1 (1+): Hijau kekuningan keruh (glukosa 0,5-1,0 gr%)
- Positif 2 (2+): Kuning kehijauan keruh (glukosa 1,0-1,5 gr%)
- Positif 3 (3+): Hijau (glukosa 2-3,5 gr%)
- Positif 4 (4+): Jingga/merah (glukosa 3,5-4,0 gr%)
2. Pemeriksaan Protein Urin
1) Dituangkan urin yang jernih ke tabung reaksi sampai kira-kira 2/3 penuh
2) Dipanaskan pada bagian atas tabung selama kurang lebih 2 menit dan
timbul kekeruhan. Bagian bawah tabung dipakai sebagai pembanding
(kontrol). Kekeruhan yang timbul dapat disebabkan oleh protein, karbonat,
dan fosfat.
3) Ditambahkan 2-5 tetes asam asetat 10% untuk melarutkan fosfat dan
karbonat
4) Dipanaskan lagi pada bagian atas tabung, kekeruhan yang timbul adalah
presipitasi protein
Interpretasi pemeriksaan protein urin:
- Nilai normal adalah Negatif (-): tidak ada kekeruhan
- Positif 1 (1+): Ada kekeruhan tapi tidak tampak berbutir-butir (Protein
0,01-0,05 gr%)
- Positif 2 (2+): Ada kekeruhan dan tampak berbutir-butir (Protein 0,05-0,2
gr%)
- Positif 3 (3+): Amat keruh dengan gumpalan berkeping-keping (Protein
0,2-0,5 gr%)
- Positif 4 (4+): Kekeruhan tebal dan bergumpal-gumpal (Protein >0,5 gr
%)

Anda mungkin juga menyukai