TITRASI ALKALIMETRI
OLEH :
KELAS D
MAKASSAR
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
memperoleh pereaksi atau larutan yang tidak dapat dipastikan dari proses
beraneka ragam zat yang bersifat asam dengan basa, baik organik maupun
(Underwood, 2002).
menggunakan larutan baku asam. Oleh sebab itu, titrasi alkalimetri disebut
juga sebagai titrasi asam basa. Dimana reaksi yang terjadi pada prinsipnya
hasil reaksi antara H⁺ dari suatu asam dan OH⁻ dari suatu basa
(Daintith, 1997).
Reaksi berlangsung secara stoikiometri apabila mgrek penitrasi
sama dengan mgrek titran, saat ini disebut dengan tItik ekivalen. Ini bisa
muda pada PH 8,3-10,0. Dalam hal ini, perubahan warna pada suatu
B. Tujuan Percobaan
C. Manfaat percobaan
lain :
alkalimetri
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
berasal dari basa lemah (basa bebas) dengan suatu basa standar
berasal dari bahasa Yunani yang berarti ilmu, proses atau seni mengukur.
Jadi alkalimetri dapat diartikan sebagai penentuan kadar suatu basa dalam
beraneka ragam zat yang bersifat asam dengan basa, baik organik maupun
(Underwood, 2002).
dengan basa. Kadar suatu larutan basa dapat ditentukan dengan mengambil
volume tertentu larutan asam tersebut dan kemudian titrasi dengan larutan
biru. Warna dalam keadaan asam dinamakan warna asam dan indikator
(kuning untuk bb) sedangkan warna yang ditunjukkan dalam keadaan basa
4-10. Demikian juga titik akhir titrasi akan tajam pada titrasi asam atau
basa lemah jika penetralan adalah basa atau asam kuat (Mulyono, 2006).
suatu batas tertentu, dan kemudian akan turun kembali pada kenaikan lebih
perubahan PH. Misalnya dalam bila larutan asam dititrasi dengan basa,
maka PH larutan mula-mula rendah dan selama titrasi terus menerus akan
naik. Bila PH ini diukur dengan pengukur PH (PH meter) pada awal titrasi
yakni sebelum ditambah basa dan pada waktu tertentu setelah dititrasi
dimulai maka akan diperoleh grafik yang disebut kurva titrasi (Harjadi,
1993).
basa dari campuran berubah-ubah dari asam, basa, garam biasa dihitung
dan harga. Dengan satu dari mereka bisa siap isi seluruh yang
dengan larutan tiosulfat standar. Larutan logam yang akan ditetapkan harus
dalam keadaan banyak garam, dan merupakan segi lemah dari titrasi
berubah warnanya sesuai dengan perubahan PH. Warna yang khas pada
asam sitrat dan asam salisilat digunakan indikator PH agar jelas setiap
higroskopis dan mudah menyerap C0₂ dari udara. Oleh karena itu NaOH
B. Uraian Bahan
RM / BM : H₂O / 18,02
tidak berasa
RM / BM : NaOH / 40
(95%)
RM / BM : C₆H₈O₇H₂O / 210,14
RM / BM : C₆H₆O / 444,4
eter
Pemerian : Cairan tidak berwarna ,dan mudah
menguap
PROSEDUR KERJA
buret, corong gelas (supertek), gelas kimia (pyrex)), kaca arloji, statif dan
klem (manufaktor), labu tentukur (pyrex), pipet tetes, sendok tanduk, statif,
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu Air bebas CO2,
B. Cara kerja
a. Asam Sitrat
merah muda.
b. Asam Salisilat
A. Hasil Percobaan
3. Penetapan kadar
merah mudah dengan PH 8,0-9,6, Vt 40,1. Dan pada sampel yang ketiga
37,5 ml.
B. Pembahasan
melibatkan titrasi basa yang terbentuk karena hdrolisis garam yang berasal
dari basa lemah (basa bebas) dengan suatu basa standar (alkalimetri).
bahasa Yunani yang berarti ilmu, proses atau seni mengukur. Jadi
beraneka ragam zat yang bersifat asam dengan basa, baik organik maupun
(Underwood, 2002).
dengan basa. Kadar suatu larutan basa dapat ditentukan dengan mengambil
volume tertentu larutan asam tersebut dan kemudian titrasi dengan larutan
biru. Warna dalam keadaan asam dinamakan warna asam dan indikator
(kuning untuk bb) sedangkan warna yang ditunjukkan dalam keadaan basa
menggunakan air CO2 bebas, setelah itu dimasukkan kedalam labu ukur
sitrat dan asam salisilat. Asam sitrat digunakan karena dapat mengikat ion-
sebanyak 100ml.
50 ml.
dengan H2O.
setelah larut ditambahkan H2O sebanyak 20 ml,kemudian setelah
serta % kadar yang didapatkan yaitu 54,92%. Hasil yang didapatkan tidak
sesuai dengan yang ada di Farmakope Indonesia Edisi III Hal 793 yang
didapatkan tidak sesuai dengan yang ada di Farmakope Indonesia Edisi III
penetapan kadar asam sitrat dan asam salisilat yaitu pada percobaan ini
menggunakan air bebas CO2 untuk menentukan NaOH. Jika air bebas C02
PENUTUP
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa :
B. Saran
1. Laboratorium
2. Asisten
sebaiknya di pertahankan.
C. Lampiran
Lampiran 1: perhitungan
N = 0,1 N
Dit : gram ?
Solusi :
Mr = Jumlah Ar
= 23 + 16 1
= 40
g = V x N x BM
= 0,1 x 0,1 x 40
= 0,4 gram
Dik : g = 0,3 g
Vt = 22,8 ml → 0,0228 L
Mr KH Ftalat 204,22
BE = = = 204,22 𝑔⁄𝑚𝑜𝑙
𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 1
Dit : N ….?
Jawab :
𝑔
N =
𝑉𝑡 𝑋 𝐵𝐸
0,3 𝑔
= 𝑔
0,0228 𝑚𝑙 𝑥 204,22 ⁄𝑚𝑜𝑙
= 0,064 N
3. Penetapan kadar
Dik :
m C6H8O7 = 0,3 g
Vt = 40,1 ml → 0,04 L
C6 H8 O7 193,3 𝑔
BE = = = 64,37 ⁄𝑚𝑜𝑙
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻 3
Dit : % = ….?
Jawab :
𝑉𝑡 𝑥 𝑁 𝑥 𝐵𝐸
%= x 100%
𝐵𝑆
𝑔
0,04 𝐿 𝑥 0,064 𝑁 𝑥 64,37 ⁄𝑚𝑜𝑙
= 𝑥 100%
0,3 𝑔
= 54,92%
m C7H6O3= 0,5 g
Vt = 37,5 ml → 0,0375 L
𝑔
BE = 138,12 ⁄𝑚𝑜𝑙
Dit : % = ….?
Jawab :
𝑉𝑡 𝑥 𝑁 𝑥 𝐵𝐸
% = x 100%
𝐵𝑆
𝑔
0,0375 𝐿 𝑥 0,064 𝑁 𝑥 138,12 ⁄𝑚𝑜𝑙
= x 100%
0,5 𝑔
= 66,29%
Lampiran 2:
selanjutnya gelas kimia yang berisi air CO₂ bebas tersebut ditutup
675)
2. Pembuatan Etanol
V1.% = V2.%