DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK II
NAMA NIM
ARDIANTI (2021040
FEBBY AYU RAHMAYANI (20210400
KALMA DG.SITUDJU (202104012)
MUHAMMAD RAPIDAN (20210401
NURANISA SYAFITRA MACAK (2021040
PUTRI AMALIA (2021040
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
Metode titrimetri atau volumetri adalah metode analisis kuantitatif
yangdidasarkan pada pengukuran volume reagen yang telah diketahui
konsentrasinyayang bereaksi sempurna dengan analit.Alkalimetri adalah
pengukuran yang berkaitan dengan reaksi asam basa yang umumnya dilakukan
secara titrimetri.Sehingga umum disebut titrasi asidimetri atau titrasi
alkalimetri.Titrasi asidimetriadalah titrasi terhadap larutan basa bebas dengan
larutan standar asam kuat atautitrasi terhadap larutan garam yang berasal dari
asam lemah dengan larutan standar asam kuat. Titrasi alkalimetri adalah titrasi
terhadap larutan asam bebas denganlarutan standar basa kuat atau titrasi terhadap
larutan garam yang berasal dari basalemah dengan larutan standar basa kuat
(Simanjuntak, 2018)
Alkalimetri merupakan metode yang berdasarkan pada reaksi
netralisasi,yaitu reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion
hidroksida yang berasal dari basa yang membentuk molekul air. Karenanya
alkalimetri dapatdidefinisikan sebagai metode untuk menetapkan kadar asam dari
suatu bahan denganmenggunakan larutan basa yang sesuai. Asam menurut
Arrhenius adalah senyawayang jika dilarutkan dengan air terurai menjadi ion
hidrogen H+ dan anion.Sedangkan basa adalah senyawa yang jika dilarutkan
dalam air terurai menjadi ionhidroksida OH- dan kation.Teori ini hanya berlaku
untuk senyawa anorganik yanglarut dalam air.Titer yang digunakan pada
alkalimetri adalah NaOH atau KOH.NaOH mempunyai keunggulan dibandingkan
KOH dalam harga, NaOH maupunKOH mudah bereaksi dengan CO2 membentuk
garam karbonat. Garam natriumkarbonat lebih mudah dipisahkan dari NaOH
daripada garam kalium karbonat yangsulit dipisahkan dari KOH, hal ini akan
mengganggu reaksi yang terjadi. Titer sebelum digunakan untuk menitrasi sampel
harus dibakuan terlebih dahulumenggunakan larutan asam baku primer. Indikator
pada titrasi asam-basa adalahasam atau basa organik lemah yang berada dalam
dua macam bentuk warna yang berbeda (Andari 2013)
Pada saat itu larutan bersifat netral dan disebut titik ekuivalen. Cara seperti
ini disebut titrasi yaitu analisisdengan mengukur jumlah larutan yang diperlukan
untuk bereaksi tepat sama denganlarutan lain. Analisis ini disebut juga analisis
volumetri karena yang diukur adalahvolume larutan basa yang terpakai dengan
volume tertentu larutan asam (Yurida,2013)
Reaksi penetralan asam basa dapat digunakan untuk menentukan kadar
larutan asam atau larutan basa. Dalam hal ini sejumlah tertentu larutan
asamditetesi dengan larutan basa, atausebaliknya sampai mencapai titik
ekuivalen(asam dan basa tepat habis bereaksi).Jika molaritas salah satu larutan
(asam atau basa) diketahui, maka molaritas larutan yang satu lagi dapat
ditentukan.
Jika larutan asam ditetesi dengan larutan basa maka pH larutan akan
naik,sebaliknya jika larutan basa ditetesi dengan larutan asam maka pH larutan
akan turun. Grafik yang menyatakan perubahan pH pada penetesan asam dengan
basa atau sebaliknya disebut kurva titrasi.Kurva titrasi berbetuk S, yang pada ttik
tengahnya merupakan titik ekuivalen (Purba, Michael, 1997)
Titirasi asam-basa erupakan cara yang tepat dan mudah untuk menntukan
jumlah senyawa-senyawa yang bersifat asa dan basa. Kebanyakan asam dan
basaorganik dan organik dapat dititrasi dalam larutan berair, tetapi sebagian
senyawa itu terutama senyawa organik tidak larut dalam air.Namun demikian
umumnya senyawa organik dapat larut dalam pelarut organik, karena itu senyawa
organik itu dapat ditentukan dengan titrasi asam basa dalam pelarut inert. Untuk
menentukan asam digunakan larutan baku asam kaut misalnya HCl,
sedangkanuntuk menentuan basa digunakan larutan basakuat misalnya NaOH.
Tiik akhir titrasi biasanya ditetapkan dengan bantuan perubahan indikator asam
basa yangsesuai atau dengan bantuan peralatan seperti potensiometri,
spektrofotometer,konduktometer (Rivai, 1995)
Titrasi asam basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajam dan
untuk itu digunakan pengamatan dengan indikator bil pH pada titik ekuivalen 4-
10. Demikian juga titik akhir titrasi akan tajam pada titirasi asam atau basa lemah,
jika penitrasian adalah basa atau asam kuat dengan perbandingan tetapan disosiasi
asam lebih besar dari 104 pH berubah secara drastis bila volume titrannya.
Padareaksi asam basa, proton ditransfer dari satu molekul ke molekul lain. Dalam
air proton biasnya tersolvasi sebagai H30. Reaksi asam basa bersifat
reversibel.Temperatur mempengaruhi titrasi asam basa, pH dan perubahan karena
indikator tergantung secara tidak langsung pada temperature (Khopkar, 1990)
Titrasi asam basa sering disebut asidi-alkalimetri, sedang untuk titrasi
pengukuran lain-lain sering dipakai akhiran-ometri mengggantikan -imertri.
Katametri berasal dari bahasa yunani yang berarti ilmu proses seni mengukur. I
dan O dalam hubungan mengukur sama saja, yaitu dengan atau dari (with atau
off). Akhiran I berasal dari kata latin dan O berasal dari kata Yunani. Jadi
asidimetridapat diartikan pengukuran jumlah asam ataupun pengukuran dengan
asam (yangdiukur dalam jumlah basa atau garam) (Harjadi W, 1990)
Pada titrasi asidi-alkalimetri dibagi menjadi dua bagian besar yaitu:
1. Asidimetri. Titrasi inimenggunakan larutan standar asam yangdigunakan
untuk menentukan basa. Asam asam yang biasa digunakanadalah HCl, asam
cuka, sam oksalat, asam borat.
2. Alkalimeri. Pada titrasi ini merupaka kebalikan dari asidi-alkalimetrikarena
larutan yang digunakan untuk menentukan asam disini adalah basa.
II.2 Uraian Bahan
1. Phenoptalain ( Farmakope Indonesia edisi III halaman 675 )
Nama resmi : PHENOLFTHALEIN
Nama lain : Fenolfthalein
RM/BM : C20H14O4 / 318,33
Pemeriaan : Serbuk hablur putih, putih atau kekuningan
Kegunaan : Sebagai larutan indikator
Kelarutan : Larut dalam etanol, agak sukar larut dalam eter,
sukar larut dalam air, larut dalam etanol 95%
Penyimpanan : Dalamwadahtertutup rapat
2. Aquadest (Farmakope Indonesia edisi III halaman 96 )
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air Suling
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak
mempunyai rasa.
RM / BM : H2O / 18,02
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
3. Etanol (Farmakope Indonesia edisi III halaman)
Nama resmi : AETANOLUM
Nama lain : Etanol, alkohol
Pemerian : Carian tak berwarna, jernih mudah menguap dan
mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah
terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
berasap.
RM / BM : -
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya;
ditempat sejuk; jauh dari nyala api.
4. HCl (Farmakope indosenia edisi III halaman 53)
Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain : Asam klorida
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang,
jika diencerkan dengan 2 bagian volume air asap
hilang, bobot jenis kurang 1,18.
RM / BM : HCl/36,46
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
5. NaOH (Farmakope edisi III halaman 412)
Nama Resmi : NATRII HYDROXYDUM
Nama Lain : Natrium Hidroksida
Pemerian : Bentuk batang, butiran, masa hablur atau keeping,
kering, keras, rapuh dan menunjukkan susunan
hablur; putih, mudah meleleh basah. Sangat alkalis
dan korosif. Segera menyerap karbondioksida.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam airdan dalam etanol 95%
P.
Khasiat : Zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tetutup baik.
6. Kalium hidrogenfatalat (Farmakope Indonesia edisi III halaman 686)
Nama Resmi : KALIUM HYDROGENFTALAT
Nama lain : Kalium Biftalat
Pemerian : Serbuk hablur, putih
Kelarutan : Larut perlahan-lahan dalam air
Khasiat : Larutan baku primer
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
BAB III
METODE KERJA
III.1 Waktu dan Tempat
PraktikumKimia Analisa IIdilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Jum’at / 13-Mei-2023
Waktu : 10.00-Selesai
Tempat : Di Laboratorium Kimia Farmasi ITKeS Muhammadiyah
Sidrap
f.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
PENGAMATAN
NO BERAT/VOLUME VOLUME
TITRASI
TITIK AWAL TITIK AKHIR
1. 25 ml 0 20 20
2. 25 ml 20 39 19
3. 25 ml 0 19 19
PENGAMATAN
NO BERAT/VOLUME VOLUME
TITRASI
TITIK AWAL TITIK AKHIR
1. 15 ml 0 27 27
2. 15 ml 0 28 28
BAB V
PEMBAHASAN