Anda di halaman 1dari 43

MANAJEMEN FARMASI PERAPOTEKAN

PENGELOLAAN OBAT DI APOTEK

NURLINA, S.Farm., Apt


PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
14 TAHUN 2021 ONLINE SINGLE SUBMISSION TENTANG USAHA
APOTEK

• Bahwa untuk meningkatkan aksesibilitas,


keterjangkauan, dan kualitas pelayanan
kefarmasian kepada masyarakat, perlu
penataan penyelenggaraan pelayanan
kefarmasian di Apotek
PENGERTIAN
• Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat
dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker.
• Fasilitas Kefarmasian adalah sarana yang digunakan
untuk melakukan pekerjaan kefarmasian
• Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan
pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Apoteker dan
Tenaga Teknis Kefarmasian
• Surat Izin Apotek yang selanjutnya disingkat SIA adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota kepada Apoteker sebagai izin untuk
menyelenggarakan Apotek.
Ruang lingkup
pelayanan farmasi

Aktivitas berhubungan
Aktivitas berhubungan dengan pengelolaan dan
dengan Promkes -> penggunaan sediaan farmasi
Penyuluhan Kepada dan alkes dalam pelayanan
Masyarakat resep -> pemeriksaan
kelengkapan resep

Aktivitas berhubungan Aktivitas berhubungan


dengan pengelolaan dan dengan peningkatan obat
penggunaan sediaan farmasi yang rasional-> DRP, PIO,
dan alkes dalam swamedikasi MESO, Evaluasi data
-> pemilihan obat yang tepat penggunaan obat)
(OB, OBT, dan OWA)
Pelayanan kefarmasian di
apotek
Pelayanan Promkes
Home care
Resep dan Edukasi
Skrining resep -> Leaflet, brosur,
Administratif, poster, Medication
Farmasetis, Klinis penyuluhan, dll record

Penyiapan Obat
-> Peracikan,
Etiket
Pentingnya Penataan Manajemen Apotek
bertujuan untuk
• meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian
di Apotek
• memberikan perlindungan pasien dan
masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kefarmasian di Apotek
• menjamin kepastian hukum bagi tenaga
kefarmasian dalam memberikan pelayanan
kefarmasian di Apotek
Medical aspect

KEAMANAN MANFAAT
OBAT
YANG BEREDAR
DI INDONESIA:
> 15.000 JENIS
PERLU DILAKUKAN
SELEKSI / PEMILIHAN
DANA
TERSEDIA
TERBATAS
KETERSEDIAAN
Managerial aspect
MEDICAL LOGISTIC
MANAGEMENT
MANAJEMEN LOGISTIK MEDIS / BARANG FARMASI
(included Medicines)

PEMILIHAN /
SELEKSI OBAT - BF

PENGGUNAAN / PENYEDIAAN /
DRUG USE PENGADAAN

PENYIMPANAN &
DISTRIBUSI MANAJEMEN
SUPPORT:
-organisasi & mekanisme
-sumber daya manusia
-SIM
-financing
9
PERENCANAAN OBAT DI APOTEK

HAL-HAL YANG PERLU


DIPERHATIKAN

POLA PENYAKIT BUDAYA MASYARAKAT

KEMAMPUAN MASYARAKAT
METODE PERENCANAAN PENGADAAN

1) Metode Epidemiologi

2) Metode Konsumsi

3) Metode Kombinasi

4) Metode just in time


METODE V-E-N

1. V (Vital)
Golongan obat yang harus ada

2. E (Esensial)
Golongan obat yang penting untuk diadakan

3. N (non esensial)
Golongan obat yang kurang penting diadakan
Pemilihan Obat Menurut WHO
1) Dipilih obat yang secara ilmiah menunjukkan
efek terapetik lebih besar dibanding resiko resiko
ESO
2) Jangan terlalu banyak jenis obat yang diseleksi,
hindari duplikasi.
3) Untuk obat baru, harus berdasarkan bukti ilmiah
bahwa lebih baik dibanding obat pendahulu
4) Sediaan kombinasi hanya dipilih jika potensinya
lebih baik dari sediaan tunggal
5) Jika alternatif pilihan obat banyak, dipilih DOC
dari penyakitnya
6) Pertimbangan administrasi dan biaya yang
dibutuhkan
7) Kontraindikasi, peringatan, ESO harus
dipertimbangkan
8) Dipilih obat yang standar mutunya tinggi
Metode Pengadaan
Tender terbuka : untuk semua rekanan yg terdaftar,
menguntungkan, perlu staf kuat, waktu dan
perhatian lama.
Tender terbatas (lelang tertutup) : rekanan tertentu
yg punya riwayat baik, harga dpt dikendalikan,
tenaga dan beban lebih hemat.
Pembelian dengan tawar-menawar : item sedikit dan
tdk urgent, pendekatan langsung.
Pengadaan langsung : pembelian jumlah kecil, perlu
segera tersedia, harga tertentu, agak mahal
METODE PENGADAAN

1) Pengadaan Jumlah terbatas

– Order barang terbatas


– Modal terbatas
– Kecepatan aliran barang
– Stock obat
– Keberadaan PBF dalam kota (Lead time cepat)
2) Pengadaan secara berencana

– Order berdasarkan waktu tertentu


– Order berdasarkan periode musim tertentu
– Keberadaan PBF di luar kota (Lead time lama)
3) Pengadaan secara spekulatif

– Kemungkinan kenaikan harga


– Bonus yang ditawarkan

Harus diperhatikan:
– Modal yang dimiliki
– Kecepatan aliran barang
4) Konsinyasi

– Produk yang masih dalam tahap promosi


– Bentuk pembayaran
Syarat-syarat dalam
Fungsi Pengadaan

1. Doelmatig
Sesuai tujuan dan rencana

2. Rechmatig
Sesuai hak dan kemampuan

3. Wetmatig
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Kriteria Pemilihan PBF
1. Legalitas PBF
2. Kecepatan dan ketepatan pengiriman barang
3. Penawaran diskon/bonus
4. Kualitas barang
5. Kemungkinan pengembalian barang yang
rusak dan ED
Surat Pesanan
Ada 3 macam SP :
1) SP Narkotika
– Terdiri 5 rangkap
– Satu SP hanya untuk 1 item obat
– Form SP langsung dari KF

2) SP Psikotropika
– Terdiri 2 atau 3 rangkap
– Satu SP bisa lebih dari 1 item obat

3) SP Non Narkotika-Psikotropika
– Terdiri dari 2 rangkap
– Untuk order OB, OBT, Alkes, obat keras non narkotika-psikotrpika,
Kosmetika, dll
Surat Pesanan Psikotropika
Lanjutan

Bagi Apotek yang dalam tahap pendirian (belum


mempunyai SP), mengajukan ke Dinkes
kota/kab untuk mendapatkan surat
rekomendasi (SP Sementara)
Cara Pembayaran ke PBF

1. COD (Cash On Delivery), terutama untuk


sediaan narkotika
2. Kredit
3. Konsinyasi
Penerimaan Barang

Hal-hal yang perlu dicek saat penerimaan


barang:
1. Kesesuaian jenis dan jumlah antara barang
dan SP
2. Keadaan fisik barang
3. Catat No.batch dan ED-nya
Distribusi Obat

meliputi kegiatan pengendalian persediaan


barang, penyimpanan transportasi serta
penyelesaian ke pabeanan.
Tujuan Distribusi
a) Menjamin ketersediaan obat
b) Memelihara mutu obat
c) Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung
jawab
d) Menjaga kelangsungan persediaan
e) Memperpendek waktu tunggu
f) Pengendaliaan persediaan
g) Memudahkan pencarian dan pengawasan waktu
tunggu
h) Memudahkan pencarian dan pengawasan
Penyimpanan Obat
secara umum
Display penyimpanan obat di Apotek:
a. Alfabetis
b. FIFO dan FEFO
c. Farmakologi
d. Bentuk sediaan
e. Kombinasi
Penyimpanan Narkotika
Ketentuan lemari penyimpanan narkotika :

1. Dibuat dari kayu atau bahan lain yang kuat

2. Mempunyai kunci yang kuat

3. Jika ukuran lemari kurang dari 40x80x100 cm, maka lemari harus
dibuat pada tembok atau lantai

4. Dibuat dalam 2 bagian, bagian I untuk menyimpan morfin,


petididn dan garam-garamnya. Bagian II untuk menyimpan
narkotika untuk kebutuhan sehari-hari
Penyimpanan Psikotropika

Dalam lemari yang terpisah dengan


obat/komoditi lainnya
Ketentuan Penyimpanan Barang/Obat

1) Perlu diperhatikan lokasi dari tempat penyimpanan


di gudang dan menjamin bahwa barang/obat yang
disimpan mudah diperoleh dan mengaturnya sesuai
penggolongan, kelas terapi/khasiat obat sesuai
abjad.

2) Perlu diperhatikan untuk obat dengan syarat


penyimpanan khusus, obat thermolabiel dan obat
yang punya batas kadaluarsa.
Pencatatan Barang
1. Kartu Stock
2. Kartu Stelling
Penggunaan
Bentuk pelayanan obat di Apotek

1. Penjualan bebas/HV

2. Penjualan OWA

3. Penjualan berdasarkan resep dokter


Bentuk-bentuk Ketidakrasionalan Pemakaian Obat

• Peresepan boros (Extravagant), yaitu peresepan obat yang


lebih mahal padahal ada alternatif yang lebih murah dengan
manfaat dan keamanan yang sama. Termasuk peresepan yang
terlalu berorientasi pada pengobatan simptomatik sehingga
mengurangi alokasi obat-obat yang lebih vital.
• Peresepan berlebih (Over prescribing), yaitu terjadi bila dosis
obat, lama pemberian atau jumlah obat yang diresepkan
melebihi ketentuan dan obat yang sebenarnya tidak
diperlukan.
• Peresepan yang salah (Incorrect prescribing), yaitu mencakup
pemakaian obat untuk indikasi yang keliru, pemberian obat ke
pasien salah dan pemakaian obat tanpa memperhitungkan
kondisi lain yang diderita bersamaan.
lanjutan
– Peresepan majemuk (Multiple prescribing), yaitu
pemakaian dua atau lebih kombinasi obat padahal
sebenarnya cukup diberikan obat tunggal saja.
Termasuk pengobatan terhadap semua gejala yang
muncul tanpa mengarah ke penyakit utama.

– Peresepan kurang (Under prescribing), yaitu terjadi


kalau obat yang diperlukan tidak diresepkan, dosis
tidak cukup atau lama pemberian terlalu pendek
(Santoso, 1989).
Pemusnahan Obat

• Obat/bahan padat, dengan cara ditanam


• Obat/bahan cair, dengan cara diencerkan
terlebih dahulu
• Atau dititipkan ke RS, Dinkes
Pemusnahan Narkotika dalam UU No.22
tahun 1997
Pemusnahan narkotika dilakukan dalam hal:
1. Diproduksi tanpa memenuhi standar dan
persyaratan yang berlaku dan atau tidak dapat
digunakan dalam proses produksi
2. Kadaluarsa
3. Tidak memenuhi persyaratan digunakan pada
pelayanan kesehatan dan atau untuk
pengembangan ilmu pengetahuan
4. Berkaitan dengan tindak pidana
Macam-macam
Laporan Obat di Apotek
1. Laporan statistik resep dan OGB
Dibuat rangkap 4 dan dibuat tiap bulan.
Bertujuan mengetahui tingkat penggunaan
OGB dibandingkan obat lainnya
2. Laporan Narkotika
Rangkap 4 dan dibuat tiap bulan
3. Laporan Psikotropika
Rangkap 4 dan dibuat tiap bulan
lanjutan
4. Laporan monitoring obat
memuat nama-nama obat yang mengalami
kerusakan dan tidak memenuhi persyaratan
dilaporkan ke Dinkes

5. Laporan OWA
penggunaan OWA tidak perlu dilaporkan,
tetapi didalam pencatatannya disertai catatan-
catatan.
Laporan Narkotika
Laporan Psikotropika

Anda mungkin juga menyukai