DISUSUN OLEH
KELOMPOK II
Nurhalizah 202104022
Istiqomah 202104028
LABORATORIUM FARMASI
INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS
MUHAMMADIYAH SIDRAP
109
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Percobaan
1. Untuk mempelajari cara pembuatan larutan baku H2SO4 0,1 N.
2. Untuk mempelajari pembakuan larutan baku H2SO4 0,1 N.
3. Untuk memepelajari penggunaan laritan baku H2SO4 0,1 N.
B. Prinsip Percobaan
Reaksi netralisasi dimana larutan zat uji (basa) dititrasi dengan larutan
baku asam.
C. Latar Belakang
110
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
1. Indikator titrasi, yaitu zat kimia lain, analit atau tutran yang segaja
ditambahkan pada proses titrasi untuk mengetahui titik ekivalen.
111
2. Titik ekivalen atau titik akhir teoritis, yaitu saat dimana reaksi tepat
berlangsung sempurna.
3. Titik akhir titrasi, yaitu suatu peristiwa dimana indikator telah
menunjukkan warna dan titrasi harus dihentikan.
Dalam titrasi juga perlu diperhatikan larutan standar primer dan larutan
standar sekundernya. Larutan standar primer adalah suatu zat yang sudah
diketahui kemurniannya dengan pasti, konsentrasinya dapat diketahui dengan
pasti dan teliti berdasarkan berat zat yang dilarutkan.
Larutan standar sekunder adalah suatu zat yang tidak murni atau
kemurniannya tidak diketahui, konsentrasinya larutannya hanya dapat
diketahui dengan teliti melalui proses standarisasi, standarisasi yang
dilakukan denan cara menitrasi larutan tersebut dengan larutan standar
primer. Serta faktor yang paling penting adalah ketepatan dalam pemilihan
indikator agar kesalahan titrasi yang terjadi manjadi sekecil mungkin.
B. Uraian Bahan
1. Natrium Karbonat (Diuraikan dalam Farmakope Indonesia edisi III)
• Nama Resmi : NATRII CARBONAS
• Rumus Kimia : Na2CO3. H2O
• Rumus Molekul : Na2CO3
• Kelarutan : Mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam
air mendidih.
• Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih.
• Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
• Kegunaan : Zat tambahan, keratolitikum
2. Natrium Subkarbonat (Diuraikan dalam Farmakope Indonesia edisi III)
• Nama Resmi : NATRII SUBCARBONAS
• Rumus Kimia : NaHCO3
• Rumus Molekul : NaHCO3
• Kelarutan : Larut dalam 11 bagian air, praktis tidak larut
dalam etanol (95%) P.
112
• Pemerian : Serbuk putih atau hablur monoklin kecil, buram;
tidak berwarna; rasa asin.
• Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
• Kegunaan : Antasidum.
3. H₂SO₄ (Farmakope Indonesia edisi III, hal : 58 )
• Nama Resmi : ACIDUM SULFURICUM
• Rumus molekul : H2SO4
• Kelarutan : Jika ditambahkan kedalam air menimbulkan panas
• Pemerian : Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak
berwarna
• Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
• Kegunaan : Zat tambahan
4. Metil jingga (FI Edisi III 1979:703)
• Nama resmi : TROPOELIN/HELIATIN
• Rumus kimia : C14H14N3NaO3S
• Kelarutan : Mudah larut dalam air panas, sukar larut dalam air
dingin, sangat sukar larut dalam etanol (95%)
• Pemerian : Cairan jingga kekuningan
• Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
• Kegunaan : Larutan indikator asam basa
113
BAB III
METODE PERCOBAAN
114
a ∙ BE = BM
2 ∙ BE = 98
BE = 49
% ∙ BJ ∙ V(l)
N =
BE
96 ∙ 1,84 ∙ 10
N =
49
N = 36,04
V1 ∙ N1 = V2 ∙ N2
V1 ∙ 36.04 = 250 ∙ 0,1
250 ∙ 0,1
V1 =
36,04
V1 = 0,69 mL
Prosedur Kerja:
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Diambil H2SO4 pekat sebanyak 1 mL.
115
3) Dimasukkan H2SO4 pekat 1 mL ke dalam gelas ukur 10 ml, lalu
dicukupkan dengan air suling hingga 10 mL, kemudian dari 10 mL
larutan ini diambil 6,9 mL.
4) Dimasukkan ke dalam labu ukur 250 mL dan dicukupkan
volumenya menggunakan aquadest hingga 250 ml, serta kocok
agar larutan tercampur merata atau homogen.
5) Dan jadilah larutan baku H2SO4 0,1 N.
2. Pembakuan Larutan Titer H2SO4
Reaksi:
𝐍𝐚𝟐 𝐂𝐎𝟑 + 2𝐇 + → 2Na + 𝐇𝟐 𝐂𝐎𝟑
Perhitungan bahan yang akan ditimbang
mg = mgrek x BE Na2CO3
mg = 2,5 ∙ 53
mg = 132 mg
g = 0,132 g
Prosedur Kerja:
1) Ditimbang Na2CO3 sebanyak 0,132 gram
2) Dipindahkan kedalam labu ukur 100 mL dengan saksama.
3) Ditambahkan 50 mL aquadest lalu kocok sampai larut.
4) Dicukupkan volumenya dengan aquadest hingga 100 mL dan
kocok kembali hingga larutan homogen.
5) Diambil 3 erlemeyer dan diisi dengan larutan Na2CO3 tadi, masing-
masing erlemeyer diisi sebanyak 25 mL.
6) Ditambahkan 3 tetes indikator metil jingga (MO) kedalam masing-
masing erlemeyer.
7) Diambil larutan H2SO4 yang hendak dibakukan sebanyak 100 mL,
kemudian dimasukkan kedalam buret.
8) Dititrasi latutan Na2CO3 sampai larutan tepat berwarna jingga,
catat volume titrasi yang dibutuhkan.
9) Diulangi titrasi dua kali lagi
116
10) Dihitung normalitas larutan H2SO4 tersebut dengan rumus :
mgre H2SO4 =mgre Na2CO3
3. Penetapan Kadar Zat Uji (sampel)
Reaksi:
NaH𝐂𝐎𝟑 + 𝐇 + → 𝐍𝐚+ + 𝐇𝟐 𝐂𝐎𝟑
Perhitungan bahan yang ditimbang:
Diketahui : V = 17 mL
BE = 60 gr/mol
N = 0,1 N
Ditanyakan : gr = ......?
Penyelesaian :
gr
N =
V ∙ BE
gr = N ∙ V ∙ BE
gr = 0,1 ∙ 0,017 ∙ 60
gr = 0,100 gram
Prosedur Kerja:
1) Di isi buret dengan larutan H2SO4 yang sudah di bakukan.
2) Ditimbang NaHCO3 0,100 gram sebanyak tiga kali, lalu
dimasukkan ke dalam erlemeyer.
3) Ditambahkan air suling sebanyak 25 ml, lalu kocok hingga larut.
4) Ditambahkan indikator metil jingga sebanyak 3 tetes.
5) Dititrasi larutan H2SO4 0,1 N tersebut hingga warna berubah
menjadi warna jingga.
6) Diulangi titrasi tersebut sebanyak dua kali.
7) Dihitung kadar NaHCO3 dengan menggunakan rumus:
Mgrek NaHCO3 = Mgrek H2SO4
117
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
118
➢ Reaksi:
NaH𝐂𝐎𝟑 + 𝐇 + → 𝐍𝐚+ + 𝐇𝟐 𝐂𝐎𝟑
➢ Perhitungan kadar NaHCO3
Pengamatan Volume
No. Berat/Volume
Titik Awal Titik Akhir Titrasi
1. 0,120 Gram 0 8 8
2. 0,110 Gram 8 15,2 7,2
3. 0,100 Gram 15,2 21,9 6,7
1. Titrasi 1
Diketahui : N = 0,25 N
V = 8 mL
BE = 60 gr/mol
Ditanyakan : BP = ......?
Penyelesaian :
Mgrek NaHCO3 = Mgrek H2SO4
mg
= V∙N
BE
mg
= 8 ∙ 0,25
60
mg = 8 ∙ 0,25 ∙ 60
mg = 120 mg
gr
= 0,120 gr
Dari perhitungan diatas, maka diketahui berat praktek pada titrasi
pertama adalah 0,120 gram.
BP
Kadar = ∙ 100%
BT
0,120
Kadar = ∙ 100%
0,120
Kadar = 100 %
Jadi kadar asam sitrat pada titrasi pertama adalah 100%.
119
Keterangan : BE = Berat ekivalen
V (mL) = Volume dalam mL
BT = Berat zat yang ditimbang
N = Normalitas
gr = Gram
mg = Miligram
BP = Berat praktek
2. Titrasi 2
Diketahui : N = 0,25 N
V = 7,2 mL
BE = 60 gr/mol
Ditanyakan : BP = ......?
Penyelesaian :
Mgrek NaHCO3 = Mgrek H2SO4
mg
= V∙N
BE
mg
= 7,2 ∙ 0,25
60
mg = 7,2 ∙ 0,25 ∙ 60
mg = 108 mg
gr
= 0,108 gr
Dari perhitungan diatas, maka diketahui berat praktek pada titrasi
kedua adalah 0,108 gram.
BP
Kadar = ∙ 100%
BT
0,108
Kadar = ∙ 100%
0,110
Kadar = 98,2 %
Jadi kadar asam sitrat pada titrasi kedua adalah 98,2 %.
Keterangan : BE = Berat ekivalen
V (mL) = Volume dalam mL
120
BT = Berat zat yang ditimbang
N = Normalitas
gr = Gram
mg = Miligram
BP = Berat praktek
3. Titrasi 3
Diketahui : N = 0,25 N
V = 6,7 mL
BE = 60 gr/mol
Ditanyakan : BP = ......?
Penyelesaian :
Mgrek NaHCO3 = Mgrek H2SO4
mg
= V∙N
BE
mg
= 6,7 ∙ 0,25
60
mg = 6,7 ∙ 0,25 ∙ 60
mg = 100 mg
gr= 0,100 gr
Dari perhitungan diatas, maka diketahui berat praktek pada titrasi
ketiga adalah 0,100 gram.
BP
Kadar = ∙ 100%
BT
0,100
Kadar = ∙ 100%
0,100
Kadar = 100 %
Jadi kadar asam sitrat pada titrasi ketiga adalah 100%.
Keterangan : BE = Berat ekivalen
V (mL) = Volume dalam mL
BT = Berat zat yang ditimbang
N = Normalitas
121
gr = Gram
mg = Miligram
BP = Berat praktek
Jadi dari tiga kali titrasi yang dilakukan dapat diketahui bahwa rata-rata
kadar natrium subcarbonas adalah 99,4 %
122
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
123
terpakai dapat diketahui dari tinggi sebelum dan sesudah titrasi.Selanjutnya
pada praktikum kemarin kami menggunakan indikator metil jingga yang
ditetesi sebanyak 3 tetes, kemudian kami melakukan titrasi dengan larutan
H2SO4 sehingga warna kuning sebelum titrasi berubah menjadi warna jingga
setelah di titrasi.
Untuk perhitungan kadar NaHCO3 kami menggunakan rumus:
Mgrek NaHCO3 = Mgrek H2SO4
Sehingga dari hasil perhitungan pada percobaan pertama yaitu 100 %,
percobaan kedua yaitu 98,2 % dan percobaan ketiga yaitu 100 %.
124
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa asidimetri adalah
menentukan kadar NaHCO3 dengan menggunakan larutan H2SO4 yang
telah dibakukan. Reaksi sempurna terjadi ketika terjadi perubahan warna
kuning menjadi jingga.
2. Pada pH akhir titrasi tercapai adalah merupakan bagian paling penting,
sebab di sinilah letak keberhasilan suatu praktikum.
3. Dari percobaan titrasi asidimetri diperoleh kadar H2SO4 adalah pada
percobaan pertama yaitu 100 %, percobaan kedua yaitu 98,2 % dan
percobaan ketiga yaitu 100 %. Dengan rata-rata kadar, yaitu 99,4 %.
B. Saran
1. Diharapkan praktikan lebih memahami prosedur kerja saat melakukan
praktikum agar dapat meminimalisir kesalahan.
2. Diharapkan praktikan lebih berhati-hati, teliti dan cermat dalam
melakukan titrasi agar titrasi mencapai titik akhir yang sempurna.
3. Diharapkan lebih teliti dalam mencampur sebuah larutan, karena
sedikit saja kesalah dapat mengakibatkan hasil praktikum tidak sesuai
dengan data acuan.
125
DAFTAR PUSTAKA
Tim Kimia Dasar 2021. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Sidrap Sulawesi
Selatan: ITKeS Muhammadiyah Sidrap.
126
LAMPIRAN
127
Gambar 1.3 penambahan air suling hingga 6,9ml
128
Gambar 2.2 Memasukkan Na2CO3 ke dalam erlemeyer.
129
Gambar 2.3 Penambahan air suling hingga 25 ml.
130
Gambar 2.5 Titrasi larutan Na2CO3.
131
Gambar 2.1 Hasil akhir setelah melakukan titrasi.
132