Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
I. 1 LATAR BELAKANG
Perkembangan farmasi di Indonesia sudah dimulai semenjak zaman
Belanda, sehingga teknologi steril sebagai salah satu bagian dari ilmu farmasi
mengalami dinamika yang begitu cepat. Teknologi Steril merupakan ilmu
yang mempelajari tentang bagaimana membuat suatu sediaan (Injeksi volume
kecil, Injeksi volume besar, Infus, Tetes Mata dan Salep Mata) yang steril,
mutlak bebas dari jasad renik, patogen, atau non patogen, vegetatif atau non
vegetatif (tidak ada jasad renik yang hidup dalam suatu sediaan). Teknologi
steril berhubungan dengan proses sterilisasi yang berarti proses mematikan
jasad renik (kalor, radiasi, zat kimia) agar diperoleh kondisi steril. Tentunya di
setiap fakultas mendapatkan mata kuliah tersebut, karena teknologi steril
berperan penting dan menjadi mata kuliah pokok farmasi. (Brunner dan
Sudart,2013
Lidocaine adalah obat untuk menghilangkan rasa sakit atau memberi efek
mati rasa pada bagian tubuh tertentu (obat bius lokal). Obat ini juga bisa
digunakan untuk mengatasi aritmia jenis tertentu, sehingga termasuk juga
dalam golongan obat antiaritmia.Lidocaine bekerja dengan cara menghambat
sinyal penyebab nyeri sehingga mencegah timbulnya rasa sakit untuk
sementara. Lidocaine tersedia dalam berbagai bentuk sediaan dengan tujuan
penggunaan yang berbeda-beda. Lidokain, juga dikenal sebagai xilokain dan
lignokain, adalah obat yang digunakan untuk mematikan jaringan pada area
spesifik dan untuk mengobati ventrikel takikardia. Obat ini juga dapat
digunakan untuk memblok saraf. (Hastini sri,2015)
Dalam teknologi steril, kita dapat mempelajari tentang bagaimana
menghasilkan atau membuat sediaan yang steril, sediaan steril dapat dibuat
secara sterilisasi kalor basah, kalor kering, penyaringan, sterilisasi gas, radiasi
ion dan teknik aseptik. Kemudian sediaan steril tersebut dilakukan uji
sterilitas, uji pirogenitas (ada atau tidaknya pirogen). Pada saat kuliah
teknologi steril akan kita dapatkan sediaan dalam bentuk larutan, emulsi

1
Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril-Diploma Tiga (DIII) Farmasi Pembuatan Vial Lidocain
suspensi dan semi solid yang steril (bebas dari pirogen). (Perry dan
potter,2015)
Sediaan steril untuk mata tersedia dalam berbagai bentuk sediaan. yakni
diantaranya: eye drops (tetes mata), eye oint (salep mata) dan eye wash
collyrium (pencuci mata).Sehubungan dengan alasan tersebut diatas dan
penerapan dari teori yang sudah didapat. Kami melakukan praktikum
teknologi steril dalam hal ini membuat sediaan injeksidengan harapan semoga
dalam kegiatan praktikum ini, kami dapat menambah wawasan, melaksanakan
desain dan rancangan serta pembuatan sediaan steril untuk dalam upaya
meningkatkan pengetahuan ilmu farmasi. (Febriana,2017)
Perkembangan farmasi di Indonesia sudah dimulai semenjak zaman
belanda. Sehingga teknologi steril sebagai salah satu bagian dari ilmu farmasi
mengalami dinamika yang begitu cepat. Teknologi steril merupakan ilmu yang
mempelajari tentang bagaimana membuat suatu sediaan (injeksi volume kecil,
injeksi volume besar, infuse, tetes mata dan salep mata) yang steril, mutlak
bebas dari jasad renik, patogen, atau non patogen, vegetative atau non
vegetatif. Teknologi steril berhubungan dengan proses sterilisasi yang berarti
proses mematikan jasad renik (kalor, radiasi, zat kimia) agar diperoleh kondisi
steril. Tentunya di setiap fakultas mendapatkan mata kuliah tersebut, Karena
teknologi steril berperan penting dan menjadi mata kuliah pokok farmasi.
(Ningning Aespa,2014)
Dalam teknologi steril, kita dapat mempelajari tentang bagaimana
menghasilkan atau membuat sediaan yang steril, sediaan steril dapat dibuat
secara sterilisasi kalor basah, kalor kering, penyaringan, sterilisasi gas, radiasi
ion dan teknik aseptik. Kemudian sediaan steril tersebut dilakukan uji
sterilitas, uji pirogenitas (ada atau tidaknya pirogen). Pada saat kuliah
teknologi steril akan kita dapatkan sediaan dalam bentuk larutan, emulsi,
suspense dan semi solid yang steril (bebas dari pirogen). Seriann steril untuk
mata tersedia dalam herhamai hentuk sediaan vakni diantaranya kalor kering,
penyaringan, sterilisasi gas, radiasi ion dan teknik aseptik. Kemudian sediaan

2
Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril-Diploma Tiga (DIII) Farmasi Pembuatan Vial Lidocain
steril tersebut dilakukan uji sterilitas, uji pirogenitas (ada atau tidaknya
pirogen). (Jay Enhaypen,2017)
I. 2 TUJUAN PRAKTIKUM
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara pembuatan injeksi
Antalgin dalam bentuk sediaan vial.
2. Agar mahasiswa mampu mengetahui yang berhasiat sebagai Analgetikum
dan Antiperetikum.
3. Agar mahasiswa memahami teknik yang benar dalam pembuatan injeksi
Antalgin.
4. Agar mahasiswa menerapkan syarat-syarat personil yang benar dalam
pembuatan injeksi Antalgin.
5. Agar mahasiswa mengetahui terminal sterilisasi dalam pembuatan injeksi
Antalgin dan mengenal macam-macam alat dan bahan sediaan steril
injeksi terkhusus vial.
I.3 MAKSUD PRAKTIKUM
Untuk mengetahui dan mempelajari cara menstrilisasikan alat dan wadah
sediaan farmasi steril serta mempelajari tentang cara pengemasan sediaan
steril seperti vial.
I.4 MANFAAT PAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat memanfaatkan dan melaksanakan pengkajian
praformulasi untuk sediaan steril.
2. Mahasiswa mampu melaksanakan desain sediaan salep mata, tetes mata,
injeksi volume kecil, dan injeksi volume besar.
3. Mahasiswa mampu menyusun SOP dan intruksi kerja pembuatan sediaan
salep mata, tetes mata, injeksi volume kecil, dan injeksi volume besar.
4. Mahasiswa mampu melaksanakan intruksi kerja pembuatan sediaan salep
mata, tetes mata, injeksi volume kecil, dan injeksi volume besar.
5. Mahasiswa mampu menyusun laporan pembuatan sediaan salep mata, tetes
mata, injeksi volume kecil, dan injeksi volume besar.

BAB II

3
Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril-Diploma Tiga (DIII) Farmasi Pembuatan Vial Lidocain
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 DASAR TEORI
Pembuatan sediaan injeksi lidokain HCI dilakukan di laboratorium
steril, semua alat, wadah dan bahan yang akan digunakan disterilisasikan
terlebih dahulu, karena sediaan injeksi lidokain HCI ini harus steril dan
bebas dari pirogen serta bebas mikroba. Injeksi, adalah sediaan steril berupa
larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau
disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikan dengan
cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput
lender.Injeksi diracik dengan melarutkan, mengemulsikan atau
mensuspensikan sejumlah obat ke dalam sejumlah pelarut atau dengan
mengisikan sejumlah obat ke dalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis
ganda. (Deti dewantisari,2013)
Umumnya injeksi digolongkan sebagai berikut: Injeksi intradema atau
intrakutan. Umumnya larutan atau suspensi dalam air,digunakan untuk
diagnosa, volume lebih kurang 100 ul sampai 200 ul. Injeksi subkutan atau
hipoderma. Umumnya larutan isotomas dengan kekuatan sedemikian rupa
hingga volume yang disuntikan tidak lebih dari 1 ml dapat ditambahkan
vasokostriktor seperti Epinefrina untuk melokalisir efek obat. Jika tidak
mungkin disuntikan infuse, volume injeksi 3 1 sampai 4 1 sehari masih
dapat disuntikan secara subkutan dengan penambahan hialuronidase ke
dalam injeksi atau jika sebelumnya disuntik hialuronidase.Cara ini disebut
hipodermoklisa.Injeksi intramuskulus. Larutan atau suspensi dalam air atau
dalam minyak, volume sedapat mungkin tidak lebih dari 4 ml. Penyuntikan
volume besar dilakukan dengan perlahan-lahan untuk mencegah rasa sakit.
(Priyambodo,B,2017)
Injeksi intravenus. Umunya larutan, dapat mengandung cairan
noniritan yang dapat bercampur dengan air, volume 1 ml sampai 10 ml.
Injeksi intravenus yang diberikan dalam volume besar, umumnya lebih dari
10 ml, disebut infusi. Emulsi minyak air dapat diberikan intravenus jika
dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap ukuran butiran minyak.

4
Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril-Diploma Tiga (DIII) Farmasi Pembuatan Vial Lidocain
Sedemikian berupa emulsi air minyak, tidak boleh disuntikan dengan cara
ini. Jika volume dosis tunggal lebih dari 15 ml, intravenus tidak boleh
mengandung bakterisida dan jika dari 10 ml, harus bebas pirogen.
(Volgt,2018)
Injeksi Intrarterium umunya larutan, dapat mengandung cairan
noniritan yang dapat bercampur dengan air, volume 1 ml sampai 10 ml,
digunakan jika efek obat diperlukan segera dalam periferi. Tidak boleh
mengandung bakterisida. Injeksi intrakor. Larutan hanya digunakan untuk
keadaan gawat, disuntikan ke dalam otot jantung atau ventrikulus. Tidak
boleh mengandung bakterisida. Injeksi intrateka atau Injeksi subaraknoid,
injeksi intrasisterna dan injeksi peridura. Larutan, umunya tidak boleh lebih
dari 20 ml, tidak boleh mengandung bakterisida dan diracik dalam wadah
dosis tunggal. (Ansel,2015)
Larutan atau suspensi dalam air, disuntikan ke dalam cairan sendi
dalam rongga sendiInjeksi intratikulus. Larutan atau suspensi dalam air,
disuntikan ke dalam cairan sendi dalam rongga sendi.Injeksi intrabursa.
Larutan atau suspensi dalam air, disuntikan ke dalam bursa subacromilis
atau bursa olecranon. Injeksi subkonjungtiva. Larutan atau suspensi dalam
air untuk injeksi selaput lendirmata bawah, umunya tidak lebih dari 1 ml.
(Ida musfiroh,2014)
Sediaan injeksi adalah sediaan steril, berupa larutan, suspensi, emulsi
atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan dahulu sebelum
digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit
atau melalui kulit atau selaput lendir. Injeksi terbagi menjadi dua jenis,
yaitu larutan injeksi volume besar dan volume kecil (Small Volume
Parenteral). Larutan injeksi volume besar digunakan untuk intravena
dengan dosis tungga dan dikemas dalam wadah bertanda volume lebih dari
100 ml. (Depkes RI, 2015 dan Dra. Rr.Sulistiyaningsih, Apt)

II.2 URAIAN RESEP

II.2.1 Resep asli

5
Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril-Diploma Tiga (DIII) Farmasi Pembuatan Vial Lidocain
R/ CTM
R/ Injeksi 2 ml
lidocaine HCl 10

6 ampul
m.no.VI Vial

Pro Pro: Hafsa


: Besse
UmurUmur:
: 20 20 tahun
tahun
Alamat : Pappang

II.2.2 Resep lengkap

Dr. Reski Amalia


Jl.syarif Al Qadri Pangkajene
SIP:04/FAR/SK/04008
No.4.2 Sidrap , 13/11/2022

R/ Injeksi Lidocain HCl

m.no.VI Vial

Pro : Hafsa

Umur : 20 tahun

Alamat : Pappang

II.3 SINGKATAN LATIN

SINGKATAN BAHASA LATIN ARTINYA


R/ Recipe Ambillah
M Misce Buatlah
No Numero Sebanyak
VI Enam Enam
Vial Vial Vial
II.4 UARAIAN FORMULA
Lidocain Hidrochloridum (Formularium nasional edisi II halaman 227)
Nama Resmi : LIDOCAINI INJECTIO
Nama Lain : Injeksi Lidokaina
Komposisi : Tiap mi mengandung :

6
Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril-Diploma Tiga (DIII) Farmasi Pembuatan Vial Lidocain
Lidocaini Hydrochloridum 20 mg
Natrii Chloridum 6 mg
Methylis Parabenum 1 mg
Aqua pro injeksi Hingga 1 ml
Penyimpanan : Dalam wadah dosis tunggal dan dosis ganda

Dosis. : Depresi Jantung :

Iv,2,5 ml sampai 5 ml, dapat diulang tiap 5 menit.

Infus, per menit 1mg sampai 4mg. anastesi lokal

Epidurum, 10 mg sampai 30 ml injeksi 1%.


Infiltrasi, 50 ml sampai 100 ml injeksi 0,5%.

Halang syaraf perifer, 1 ml sampai 20 ml larutan


1%

Catatan : 1. Ditambahkan Larutan Natrium Hidroksida 20%


b/v. secukupnya hingga pH 6,0 sampai 7

2. Disterilkan dengan cara sterilisasi A dan C.

3. Sediaan berkekuatan lain : 5 mg; 10 mg.


II.5 URAIAN BAHAN
1. Lidocain HCl (Farmakope Indonesia Edisi III Halaman 347)
Nama Resmi : LIDOCAINI HYDROCLORIDUM
Nama Lain : Lidocaina hydrocloridum
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, putih tidak berbau rasa
pahit, disertai agak tebal.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol
(95%) p; larut dalam klorofom P; praktis tidak
larut dalam eter P.
Khasiat : Anestetikum Lokal (Menghilangkan rasa sakit)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
2. Natrium Klorida (Farmakope Indonesia Edisi III Halaman 403)
Nama Resmi : NATRII CHLORIDUM
Nama Lain : Natrium Klorida

7
Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril-Diploma Tiga (DIII) Farmasi Pembuatan Vial Lidocain
Pemerian : Hablur heksahedrat tidak berwarna atau serbuk
hablur putih; tidak berbau; rasa asin.
Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air
mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian
gliserol P; sukar larut dalam etanol (95%) P.
Khasiat : Sunber ion klorida dan ion natrium
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
3. Methylis Parabenum (Farmakope Indonesia Edisi III Halaman 378)
Nama Resmi : METHYLIS PARABENUM
Nama Lain : Metil Paraben, Nipagin M
Pemerian : Serbuk hablur halus; putih; hampir tidak berbau;
tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar
diikuti rasa tebal.
Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air
mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan
dalam 3 bagian aseton P; mudah larut dalam eter P
dan dalam larutan alkali hidroksida; larut dalam
60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian
minyak lemak nabati panas, jika didinginkan
larutan tetap jernih.
Khasiat : Zat tambahan; zat pengawet.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
4. Aqua Pro Injeksi ( Farmakope Indonesia Edisi III Halaman 97)
Nama Resmi : Aqua Pro Injectio
Nama Lain : Aqua pro injeksi, Air untuk injeksi,API
Pemerian : cairan tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa
Khasiat : Zat tambahan dan zat Pelarut
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
II.7 PERHITUNGAN BAHAN
Volume Obat : 10 ml x 6 ampul = 60 ml

8
Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril-Diploma Tiga (DIII) Farmasi Pembuatan Vial Lidocain
Volume Dilebihkan : 0,5 ml x 6 ampul = 3 ml
Volume Dilebihkan ad 80 ml
80
- Lidocain HCl = X 20 mg
1
= 1.600 mg ( 1,6 gram )
80
- Natrii Clorida = X 6 mg
1
= 480 mg (0,08 gram)
80
- Metil Paraben = X 1 mg
1
= 0.08 gram
- Aqua Pro Injeksi ad 80 ml

20
- Pembuatan NaCH = 20% b/v = X 50 ml
100
= 10 mg

BAB III
METODE KERJA
III.1 WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum Teknologi Sediaan Steril dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Sabtu, 5 November 2022
Pukul : 08.00-12.00
Tempat : Laboratorium Farmasi ITKES Muhammadiyah Sidrap
9
Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril-Diploma Tiga (DIII) Farmasi Pembuatan Vial Lidocain
III.2 ALAT DAN BAHAN
III.2.1 Alat
1. Gelas Kimia 100 ml 2 buah
2. Gelas Ukur 10 ml 1 buah
3. Gelas Ukur 50 ml 2 buah
4. Erlemeyer 250 ml 2 buah
5. Corong 1 buah
6. Sendok Tanduk 1 buah
7. Pinset 1 buah
8. Timbangan Analitik 1 buah
9. Bunsen (Burket) 1 buah
10. Autoklaf 1 buah
III.2.2 Bahan
1. Lidocain HCl 1,6 gr
2. NaCl 480 mg
3. Methylis Parabenum 80 mg
4. Aqua pro injeksi ad 80 ml
5. Kertas saring 1 buah
6. Spoit 2 ml
7. Label 6 buah
8. Vial 10 ml
9. Kertas perkamen 3 buah
10. Alumunium foil 1 buah
III.3 CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dicuci terlebih dahulu alatnya.
3. Dibuat Aqua Pro Injeksi.
4. Ditimbang Lidocain HCl sebanyak 1,6 gram di atas timbangan analitik.
5. Ditimbang NaCl sebanyak 480 mg.
6. Ditimbang Metil Paraben sebanyak 80 mg.
7. Dilarutkan Metil paraben di dalam Erlenmeyer.

10
Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril-Diploma Tiga (DIII) Farmasi Pembuatan Vial Lidocain
8. Dilarutkan NaCl dengan Aqua Pro Injeksi di dalam Erlenmeyer.
9. Dilarutkan Lidocain HCl dengan Aqua Pro Injeksi panas
10. Di cek pHnya, kemudian disaring setelah disaring dicukupkan volume
airnya sebanyak 80 ml
11. Di masukkan larutan yang telah disaring kedalam vial menggunakan
spoit 10 ml
12. Dibuat sebanyak enam vial
13. Dibungkus vial terlebih dahulu dengan aluminium foil
14. Disterilkan Vial di dalam autoklaf pada suhu 121º C selama 15 menit,
lalu keluarkan
15. Di beri etiket “pro injeksi” dan label Vial
16. Di masukka ke dalam wadah atau Dos Vial yang telah disediakan

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 HASIL

11
Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril-Diploma Tiga (DIII) Farmasi Pembuatan Vial Lidocain
Gambar IV.1 sediaan vial
Dari praktikum ini diperoleh hasil bahwa sediaan Vial yang kami buat
berhasil. Pada saat melakukan pembuatan vial terlebih dahulu di cuci bersih
semua alat yang akan di gunakan pada saat praktikum lalu dibuat air pro
injeksi. Jadi hasil dari praktikum adalah enam vial sediaan injeksi yang
dibuat berhasil karena kami berhati-hati Masukkan bahan ke dalam vial
menggunakan spoit 10 ml dan disimpan dengan baik. Syarat-syarat agar
praktikum berhasil yaitu dengan kerjasama dengan baik, melakukan
perhitungan bahan yang tepat, tepat dalam proses memasukkan larutan dan
teknik saat pemijaran dilakukan berulang. teliti dan teknik yang tepat agar
berhasil.
IV.2 PEMBAHASAN
Dalam praktikum sediaan steril kali ini kami membuat sediaan vial dari
resep Lidocain HCl 10 ml masing-masing dibuat sebanyak 6 vial. Vial
sendiri merupakan sediaan injeksi dosis tunggal yang memiliki ukuran mulai
dari 1 ml hingga 20 ml yang terbuat dari bahan kaca yang merupakan wadah
kedap udara yang mempertahankan jumlah obat steril dengan tujuan
pemberian parenteral dan bila dibuka tidak dapat ditutup rapat kembali
dengan jaminan tetap steril.
Sedian vial yang kami buat yaitu 10 ml. pembuatan sediaan injeksi ini
harus steril dan bebas pirogen. Cara sterilisasi yang digunakan adalah

12
Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril-Diploma Tiga (DIII) Farmasi Pembuatan Vial Lidocain
dengan teknik sterilisasi akhir dengan menggunakan autoklaf dengan suhu
121º C selama 15 menit, pada awal praktikum kami tidak melakukan
sterilisasi awal karena kami akan melakukan sterilisasi akhir yang kami
lakukan hanyalah mencuci bersih alat yang akan digunakan pada saat
praktikum.
Penandaan obat sediaan vial yang digunakan adalah lebel obat keras,
karena sediaan ampul merupakan sediaan injeksi yang steril dan
penggunaanya secara parenteral atau intravena yaitu langsung kontak
dengan pembuluh darah dan harus dengan resep dokter untuk menghindari
penyalahgunaan sediaan. Pada lebel, selain dituliskan lambang obat keras,
juga dicantumkan jumlah isi dan volume sediaan. Pemberian lebel pada
wadah sedemikian rupa sehingga sebagian wadah tidak tertutup oleh lebel,
hal ini dilakukan untuk mempermudah pemeriksaan isi secara visual.
Pada saat melakukan pembuatan vial terlebih dahulu di cuci bersih
semua alat yang akan di gunakan pada saat praktikum lalu dibuat air pro
injeksi. Semua bahan yang diperlukan ditimbang diatas timbangan analitik,
agar bahan yang dibutuhkan tepat seperti dalam perhitungan. Lalu zat aktif
dilarutkan menggunakan Aqua Pro Injeksi di dalam erlemeyer. Saring
dengan menggunakan kertas saring ganda dan terlipat, dibasahi terlebih
dahulu menggunakan Aqua Pro Injeksi. Lakukan penyaringan beberapa kali
untuk meminimelisir adanya pertikel yang lolos. Masukkan bahan ke dalam
vial menggunakan spoit 10 ml. Diamkan beberapa menit lalu tutup dengan
aluminium foil ntuk dimasukkan ke dalam autoklaf untuk proses sterilisasi
tahap akhir.
Tujuan dari pemberian aliminium foil untuk sterilisasi yaitu agar panas
yang dihasilkan dapat menyebar secara merata, sebab logam merupakan
penghantar panas yang baik. Semua penimbangan bahan dan pencampuran
dilakukan dengan maksud untuk meminimalisir adanya udara yang dapat
menyebabkan bahan terkontaminasi. Bahan yang di injeksikan dengan
menggunakan spoit ke dalam vial, selain memudahkan juga takaran spoit
jelas serta meminimalisir adanya udara yang masuk.Dan uji penampilan

13
Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril-Diploma Tiga (DIII) Farmasi Pembuatan Vial Lidocain
tampak dari luar sediaan vial kami jernih, hanya saja terjadi pengurangan
volume karena proses depirogenisasinya

BAB V
PENUTUP
V.1 KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum dapat disimpulkan:

14
Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril-Diploma Tiga (DIII) Farmasi Pembuatan Vial Lidocain
1. Agar mahasiswa mampu mengetahui sediaan vial merupakan sediaan dosis
ganda.
2. Agar mahasiwa mampu mengetahui sediaan vial yang jernih setelah
disterilisasi.
3. Agar mahasiswa mampu megetahui sediaan vial Antalgin berfungsi untuk
menangani sejumlah kondisi akibat ketegangan otot polos yang dapat
menimbulkan gangguan sirkulasi darah.
4. Agar mahasiswa mampu melakukan perhitungan bahan yang tepat.
5. Agar mahasiswa memahami teknik yang benar dalam pembuatan injeksi
Antalgin.
V.2 SARAN
1. Untuk Institut
Diharapkan penambahan Alat praktikum Steril seperti Bunsen agar
praktikum berjalan dengan lancer dan tidak saling mengantri selama
proses pemijaran
2. Untuk Dosen
Diharapkan selalu dipertahankan praktikum agar tidak terjadi
kesalahan selama praktikum berlangsung
3. Untuk Mahasiswa
Selalu mematuhi tata tertib di laboratorium agar terhindar dari insiden
kecelakaan praktikum yang tidak diinginkan terutama pada saat pemijaran

DAFTAR PUSTAKA
Ansel,H.C 2015. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Universitas Indonesia.
Jakarta.
Brunner and Suddarth.,2013. Buku Ajar Keperawatan medical Bedah, Alih
Bahasa : Agung Waluyo,dkk, Edisi 8. Jakarta : EGC

15
Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril-Diploma Tiga (DIII) Farmasi Pembuatan Vial Lidocain
Deti dewantaatisari 2015. Majalah Farmasetika. Jakarta utara
Depkes RI, 1995 dan Dra. Rr.Sulistiyaningsih, Apt
DIRJEN POM 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. DEPKES RI Jakarta
Febriana 2017. Abstrak penelitian . UNS
Hastini sri 2017 .Evaluation of samarium. Bandung
Ida Musfiroh, 2014. Pengantar Sediaan Steril . Jakarta
Jay Enhaypen, 2021. Pengantar injeksi . Jakarta
Ningning Aespa, 2016. Abstrak sediaan farmasi. Bandung
Voight . 2018. Bentuk Sediaan Injeksi . Jakarta

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Label Injeksi

10 ml/vial

LIDOCAIN HCL
10 ml
No.Reg.SI2020 16
Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril-Diploma Tiga (DIII) Farmasi Pembuatan Vial Lidocain
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
MANUFACTURED BY:
PT. ITKESMUH FARMA
SIDRAP-INDONESIA
Gambar 1.1 Label Injeksi Lidocain HCl 2 ml

LAMPIRAN 2 Etiket obat

APOTEK ITKES Muhammadiyah Farma


Jln. Syarif Al-Qadri No.11 Pangkajene Sidrap
APOTEKER :apt. Reski Amalia, S.FARM
NO.4.2 Sidrap . 13/11/2022
Nama Pasien : Hafsa

Pro Injectio I.V

Sediaan Steril
Semoga Lekas Sembuh

Gambar 2.1 etiket biru

LAMPIRAN 5 Brosur

17
Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril-Diploma Tiga (DIII) Farmasi Pembuatan Vial Lidocain
6 vial @ 10 ml

LIDOCAIN HCl
KOMPOSISI
Tiap ml mengandung
Lidocain Hcl …………20 mg
Natrium Cloridum……..6 mg
Methylis Parabenum…...1 mg
Aqua Pro Injectio Ad……1ml

INDIKASI
Spasmolitikum (melemaskan otot-otot perut yang nyeri),
untuk penderita kolik ginjal, kolik kandung empedu
relaksan otot polos, embolik perifer dan mesentrik

KONTRA INDIKASI
Penderita gagal jantung dan waspada bila konduksi
menurun karena obat dapat menyebabkan ritme ektopik
memendek pada ventrikel dan juga detak jantung premature
atau takikardia paroksimal.

EFEK SAMPING
Mual, ketidaknyamanan perut, sakit kepala, sembelit dan
berkeringat. Penggunaan secara intravena harus di
injeksikan perlahan Trombosis dapat terjadi didaerah
penginjeksian.

ATURAN PAKAI
Injeksikan 1 ml hingga 2,5 ml secara Intravena

PENYIMPANAN
Simpan ditempat sejuk dan terlindung dari temperature
tinggi dan paparan cahaya matahari langsung

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Diproduksi
KELOMPOK II TEKNO STERIL
D-III FARMASI SEMESTER III ITKESMUH SIDRAP

Gambar 5.1 Brosur Injeksi Lidocain HCl

LAMPIRAN 4 Foto Sediaan

18
Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril-Diploma Tiga (DIII) Farmasi Pembuatan Vial Lidocain
Gambar 4.1 Sediaan Injeksi Lidocain HCl

Gambar 4.2 Sediaan Injeksi setelah sterilisasi dan dimasukkan ke


dalam wadah dos vial

LAMPIRAN 3 Cara Kerja

19
Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril-Diploma Tiga (DIII) Farmasi Pembuatan Vial Lidocain
Gambar 3.1 alat-alat yang akan digunakan

Gambar 3.2 Bahan yang akan dilarutkan

20
Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril-Diploma Tiga (DIII) Farmasi Pembuatan Vial Lidocain
Gambar 3.3 Pada saat memanaskan Aqua Pro Injeksi

Gambar 3.4 Pada saat larutan dimasukkan kedalam wadah vial


menggunakan spoit 10 ml

21
Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril-Diploma Tiga (DIII) Farmasi Pembuatan Vial Lidocain

Anda mungkin juga menyukai