Anda di halaman 1dari 14

Anggota kelompok 6 :

 
• Amelia septiana A. (1608010032)
• Yunanda Sri Aggrayta (1608010048)
• Nurlika Maharani (1608010052)
• Desi Herawati (1608010076)
• Ardhista Shabrina F (1608010082)
• Masitoh (1608010098)
• Shafira Awwaliya (1608010112)
Injeksi
• Pengertian
Injeksi adalah sediaan steril yang disuntikkan dengan cara
merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau melalui
selaput lendir.
• Bahan-bahan yang diperlukan pada pembuatan sediaan
injeksi terdiri dari:
1. Bahan aktif (obat).
2. Bahan tambahan, terdapat dua macam yaitu esensial dan
non esensial.
3. Bahan pembawa / pelarut.
• Jenis-jenis bahan tambahan yang digunakan pada formulasi sediaan injeksi,
adalah :
1. Antioksidan
2. Antimikroba
3. Buffer
4. Gas inert
5. Chelating agent
6. Protectant
7. Solubilizing agent
8. Surfaktan
9. Tonisity adjusting agents
Sebagai bahan pelarut dalam formulasi sediaan injeksi adalah air. Peralatan
utama yang diperlukan pada pembuatan sediaan injeksi antara lain :
1. Peralatan mixing
2. Mat sterilisasi
3. Laminar air flow
4. Peralatan pengemas
Terdapat dua macam metode pembuatan sediaan parenteral steril :
1. Nasterilisasi / sterilisasi akhir / terminally sterilized.
2. Aseptis
Terdapat tiga jenis bahan pengemas, yaitu :
3. Pengemas primer, merupakan pengemas yang berhubungan
langsung dengan obat. Contohnya : botol, ampul dan vial.
4. Pengemas sekunder, contohnya dos serta perlengkapan pengemas
seperti sendok, brosur / leaflet.
5. Pengemas tersier, contoh master box.
Cara pemberian injeksi dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Injeksi intrakutan atau intradermal (i.c).
2. Injeksi subkutan atau hipoderma (s.c)
3. Injeksi intramuskulus (i.m)
4. Injeksi intravenus (i.v)
5. Injeksi intraarterium (i.a)
6. Injeksi intrakor atau intrakardial (i.k.d)
7. Injeksi intratekal (i.t), Instrapinal, intradural
8. Injeksi intratikulus
9. Injeksi subkonjungtiva
10. Injeksi yang digunakan lain:
a. Intraperitoneal (i.p)
b. Peridural (p.d),
c. Intrasisternal (i.s)
Salep Mata
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan
dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau
terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok (F.I.ed.III)
Pada bahasan kali ini akan dibahas mengenai salep mata yang
memiliki definisi sebagai berikut :
1. Farmakope Indonesia Edisi III; 20
Salep mata adalah salep steril untuk pengobatan mata
menggunakan dasar salep yang cocok.
2. Farmakope Indonesia Edisi IV; 12
Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata.
3. Scoville’s the art of compounding ; 356
Salep mata adalah salep khusus untuk pemakaian pada
mata dimana membutuhkan perhatian khusus pada
pembuatannya.
Cara pembuatan sesuai FI edisi 3 :
Sejumlah salep mata yang ditimbang saksama setara dengan 10
mg kloramfenikol, larutkan dalam 50 ml eter minyak tanah P. Sari
berturut-turut dengan 50 ml, 50 ml, 50 ml, dan 30 ml air.
Kumpulkan sari, encerkan dengan air secukupnya hingga200,0
ml, campur, saring, buang 20 ml filtrat pertama. Encerkan 10 ml
filtrat dengan air secukupnya hingga 50 ml. Ukur serapan -1 cm
laruta pada maksimum lebih kurang 278 mm.
Cara pembuatan sesuai FI edisi 2 :
R/ Parafin Liquis 10
Adeps Lanae 10
Vaselin 80
Pembuatan : Campurkan ketiga bahan salep tersebut lalu
dipanaskan bersama-sama kemudian disarig panas dengan
penyaring kertas kasar kedalam corong yang dihangatkan dan
disterilkan pada suhu 150°C selama 1 jam (Syamsuri,1994)
Tetes Mata
Tetes Mata atau guttae ophthalmicae adalah sediaan farmasi
yang berbentuk cair digunakan untuk pengobatan mata.
Menurut beberapa keterangan definisi tetes mata sebagai
berikut :
1. Menurut FI edisi III : 10
Tetes mata adalah sediaan steril yang berupa larutan atau
suspensi yang digunakan dengan cara meneteskan obat pada
selaput lendir mata disekitar kelopak mata dari bola mata. DOM
Martin : 88 0Tetes mata adalah seringkali dimasukkan ke
dalam mata yang terluka atau kecelakaan atau pembedahan
dan mereka kemudian secara potensial lebih berbahaya
daripada injeksi intavena.
Syarat sediaan obat tetes mata :
1. Jernih
2. Isotonis
3. Isohidris
4. Steril
Cara sterilisasi :
a. Filtrasi dengan menggunakan membran filter steril ukuran pori : 0,45
µm atau 0,2 µm dan langsung disaring kedalam wadah yang steril.
b. Pemanasan kering.
c. Autocalving.
d. Sterilisasi gas dengan etilen oksida.
5. Stabilitas

Pelarut yang sering digunakan adalah :


1. Larutan 2% Asam Borat ( pH = 5 )
2. Larutan Boraks – Asam Borat ( pH = 6,5 )
3. Larutan basa lemah Boraks – Asam Borat ( pH =8)
4. Aquadestillata
5. Larutan NaCl 0,9% ( Anief, 2000 ).
Cara pembuatan bila tidak dinyatakan lain dilakukan dengan salah satu cara
seperti berikut : 
1. Cara 1
Obat dilarutkan ke dalam cairan pembawa yang mengandung salahsatu zat
pengawet yang cocok dan larutan dijernihkan dengan penyaringan. Kemudian
dimasukkan ke dalam wadah dan ditutup kemudian disterilkan dengan uap
air pada suhu 115OC sampai 116 OC selama 30 menit dalam autoklaf.
2. Cara 2
Obat dilarutkan ke dalam cairan pembawa berair yang mengandung zat
pengawet yang cocok dan disterilkan dengan cara C, yaitu disterilkan dengan
penyaringan melalui penyaring bakteri steril, lalu dimasukkan ke dalam wadah
akhir yang streil dan ditimbang secara aseptik. 
3. Cara 3
Obat dilarutkan ke dalam cairan pembawa berair yang mengandung zat
pengawet yang cocok, lalu disaring dan dimasukkan ke dalam wadah tertutup
rapat dan disterilkan dengan cara B, yaitu disterilkan dengan pemanasan
dengan bakterisida. Untuk wadah yang lebih dari 30 ml, sterilisasi
diperpanjang, hingga seluruh isi tiap wadah mencapai suhu 98OC sampai 100OC.
Vaksin
 Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV definisi vaksin adalah adalah sediaan
yang mengandung zat antigenik yang mampu menimbulkan kekebalan aktif
dan khas pada manusia.
Jenis-jenis vaksin (menurut FI IV)
1. Vaksin Bakteri
2. Toksoid Bakteri
3. Vaksin Virus dan Riketsia
Imunoserum

Imunoserum adalah sediaan mengandung imunoglobulin khas


yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian.
Sifat-sifatnya antara lain :
1. pH antara 6,0 sampai 7,0.
2. Protein total
3. Albumin,
4. Protein asing
5. Toksisitas abnormal,.
6. Sterilitas
7. Potensi,
8. Wadah dan penyimpanan,
9. Penandaan,
• Cara pemberian berbagai vaksin imunisasi anak, nama vaksin jenis vaksin cara
pemberian vaksin :
 
1.Nama Vaksin : Rotarix .
Jenis Vaksin : Mencegah diare karena rotavorus
Cara Pemberiannya : lewat tetes mulut
2.Nama Vaksin : Synflorif
Jenis Vaksin : Mencegah infeksi pnemokokus IPD
Cara Pemberiannya : Injeksi
3.Nama Vaksin : Infanrif HIB (DPaT-HiB)
Jenis Vaksin : Mencegah infeksi difteri, Tetanus dan pertusis tanpa
demam
Cara Pemberiannya : Injeksi

Anda mungkin juga menyukai