Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PRAKTIKUM

TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN STERIL


“SEDIAAN I NJEKSI VOLUME KECIL”

NAMA KELOMPOK :
1. ADHANI APRITA WIJAYANTI (51502097)
2. NOVIA PUTRI UTAMI (51502106)
3. PEPI MEILANI (51502099)
4. RISKA APRIYANI (51502084)
KELAS : 5B FARMASI
DOSEN PEMBIMBING : RASTRIA MEILANDA S.FARM, Apt, M.Kes

TAHUN AJARAN 2017/2018


STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG
PENDAHULUAN

Tujuan Praktikum
Tujuan dari percobaan ini, mahasiswa dapat mengetahui cara membuat sediaan injeksi
volume kecil pelarut air dan mengetahui metode-metode Pembuatan Injeksi Vitamin C .

Dasar Teori
Sediaan parenteral adalah sediaan obat steril, dapat berupa larutan atau suspensi yang
dikemas sedemkian rupa sehingga cocok untuk diberikan dalam bentuk injeksi hypodermis
dengan pembawa atau zat pensuspensi yang cocok. Injeksi adalah sediaan steril berupa
larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih
dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit
atau melalui kulit atau selaput lendir. (Ansel,1989)
Dalam FI.ed.III disebut bahan obat dalam pembawa cair yang cocok, hasilnya
merupakan emulsi yang memenuhi semua persyaratan emulsi steril. Misalnya : Inj.
Penicilline Oil untuk injeksi
A. Susunan Isi ( Komponen ) Obat Suntik
a. Bahan obat / zat berkhasiat
b. Zat pembawa / zat pelarut
c. Bahan pembantu / zat tambahan
d. Wadah dan tutup
1. Bahan obat / zat berkhasiat
a. Memenuhi syarat yang tercantum sesuai monografinya masing-masing dalam Farmakope.
b. Pada etiketnya tercantum : p.i ( pro injection )
c. Obat yang beretiket p.a ( pro analisa ) walaupun secara kimiawi terjamin kualitasnya, tetapi
belum tentu memenuhi syarat untuk injeksi.
2. Zat pembawa / zat pelarut
Dibedakan menjadi 2 bagian :
a. Zat pembawa berair
Umumnya digunakan air untuk injeksi. Disamping itu dapat pula digunakan injeksi
NaCl, injeksi glukosa, injeksi NaCl compositus, Sol.Petit. Menurut FI.ed.IV, zat pembawa
mengandung air, menggunakan air untuk injeksi, sebagai zat pembawa injeksi harus
memenuhi syarat Uji pirogen dan uji Endotoksin Bakteri. NaCl dapat ditambahkan untuk
memperoleh isotonik. Kecuali dinyatakan lain, Injeksi NaCl atau injeksi Ringer dapat
digunakan untuk pengganti air untuk injeksi.
Air untuk injeksi ( aqua pro injection ) dibuat dengan cara menyuling kembali air suling
segar dengan alat kaca netral atau wadah logam yang dilengkapi dengan labu percik. Hasil
sulingan pertama dibuang, sulingan selanjutnya ditampung dalam wadah yang cocok dan
segera digunakan. Jika dimaksudkan sebagai pelarut serbuk untuk injeksi, harus disterilkan
dengan cara Sterilisasi A atau C segera setelah diwadahkan.
Air untuk injeksi bebas udara dibuat dengan mendidihkan air untuk injeksi segar selama tidak
kurang dari 10 menit sambil mencegah hubungan dengan udara sesempurna mungkin,
didinginkan dan segera digunakan. Jika dimaksudkan sebagai pelarut serbuk untuk injeksi ,
harus disterilkan dengan cara sterilisasi A, segera setelah diwadahkan.
b. Zat pembawa tidak berair
Umumnya digunakan minyak untuk injeksi (olea pro injection) misalnya Ol. Sesami,
Ol. Olivarum, Ol. Arachidis.
Pembawa tidak berair diperlukan apabila :
3. Bahan pembantu / zat tambahan
Ditambahkan pada pembuatan injeksi dengan maksud :
a. Untuk mendapatkan pH yang optimal
b. Untuk mendapatkan larutan yang isotonis
c. Untuk mendapatkan larutan isoioni
d. Sebagai zat bakterisida
e. Sebagai pemati rasa setempat ( anestetika lokal )
f. Sebagai stabilisator. (Ansel,1989).
METODOLOGI PERCOBAAN

1. Formulasi Sediaan
R/ Vitamin C 100 mg
Natrium Hidroksida 100 mg
Benzalkonium Klorida 0,1 mg
Aqua pro injeksi ad 1 mL

Dibuat sediaan sebanyak 10 mL

2. Alat dan Bahan


Alat
1. Batang Pengaduk
2. Beaker glass
3. Corong gelas
4. Erlenmeyer
5. Gelas ukur
6. Kertas saring
7. Labu ukur
8. Pipet tetes
9. Sendok tanduk
10. Spuit injeksi
11. Vial

Bahan
1. Aqua pro injeksi
2. Benzalkonium Klorida
3. Natrium Hidroksida
4. Vitamin C
3. Cara Kerja
1. Dilakukan sterilisasi peralatan yang akan digunakan sesuai dengan prosedur.
2. Disiapkan Aqua Pro Injeksi bebas O2 sebayak 20 mL.
3. Ditiimbang Vitamin c dan NaOH dengan kaca arloji, kemudian dimasukkan ke dalam beaker
glass, zat akif dilarutkan dengan Aqua Pro Injeksi bebas O2, kemudian dibilas kaca arloji
dengan beberapa tetes Aqua Pro Injeksi bebas O2.
4. Ditambahkan NaOH ke dalam vitamin c,
5. diaduk sampai larut (cek pH 5-6,5).
6. Dituang larutan tersebut ke dalam gelas ukur, dicatat volume larutan. Diadkan dengan Aqua
Pro Injeksi bebas O2 sampai tepat 10 mL.
7. Dituang sedikit Aqua Pro Injeksi bebas O2 untuk membasahi kertas saring yang akan
digunakan untuk menyaring.
8. Disaring larutan ke dalam elenmeyer bersih dan kering.
9. Dibilas gelas ukur dengan sisa Aqua Pro Injeksi bebas O2 (sisa 10 mL), kemudian dimasukan
ke dalam bilasan ke dalam Erlenmeyer.
10. Diisikan larutan zat ke dalam ampul (dengan spuit) sebanyak 1,1 mL.
PEMBAHASAN

Pada praktikum ini membuat “Injeksi Vitamin C’ yang bertujuan mahasiswa dapat
mengetahui cara membuat sediaan injeksi volume kecil pelarut air dan mengetahui metode-
metode Pembuatan Injeksi Vitamin C. Injeksi merupakan sediaan steril berupa larutan,
emulsi atau suspensi atau serbuk yang dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum
digunakan, yang disuntikan dengan cara merobek jaringan kedalam kulit atau melalui kulit
atau selaput lendir. Injeksi diracik dengan melarutkan, mengemulsikan atau mensuspensikan
sejumlah obat kedalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis ganda.
Sediaan parenteral volume kecil diartikan sebagai obat steril yang dikemas dalam
wadah dengan ukuran di bawah 100 ml. Untuk mendapatkan formula sediaan parenteral yang
baik harus mempunyai data praformulasi yang meliputi sifat kimia, sifat fisika dan sifat
biologis sehingga didapatkan pembawa yang tepat, yaitu pembawa larut air, pembawa yang
tidak larut air atau pelarut campur, zat penambah yang diperlukan, meliputi zat anti mikroba
(pengawet); komplekson; zat pengisotoni; anti oksidan; dapar dan sebagainya, wadah dan
jenis wadah yang sesuai, tersatukan tanpa terjadi reaksi, isotoni dan isohidri, bebas pirogen
dan bebas partikel melayang.
Vitamin C stabil pada pH 5,0-6,5 sehingga perlu ditambahkan NaOH untuk mengatur
pH (NaOH hanya sebagai adjuster). Vitamin C juga dapat dioksidasi oleh oksigen, sehingga
sebelum penutupan vial seharusnya dialirkan gas inert seperti CO2 atau nitrogen ke atas
permukaan. Ini dimaksudkan untuk mencegah interaksi Vitamin C dengan O2 yang dapat
menimbulkan oksidasi.
KESIMPULAN

Injeksi Vitamin C digunakan sebagai pengobatan dan pencegahan kekurangan vitamin C pada
masa pemulihan pada usia lanjut, hamil, laktasi dan menopause. Mengatasi lelah dan
meningkatkan energi dan stamina,membantu metabolisme dan pembentukkan eritrosit.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.1995.Farmakope Indonesia.Edisi keempat.Jakarta:Departemen Kesehaan RI.

Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi keempat. Jakarta : UI-Press.

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III . DepKes RI. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai