Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

PEMBUATAN DEXTROSE 5%

Disusun Oleh :
AKBAR MARTA NURPAUZI
191FF01022
D3 2 FA 1

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

FAKULTAS FARMASI

2020
LAPORAN PEMBUATAN DEXTROSE 5%
I. TUJUAN
- Mahasiswa dapat membuat infus dextrose 5% salam skala laboratorium sesuai
dengan persyaratan sediaan steril yang ditentukan
- Mahasiswa dapat melakukan evaluasi sediaan infus dextrose 5%

II. PRINSIP
Sediaan infus, merupakan salah satu bentuk sediaan steril yang cara
penggunaannya disuntikkan ke dalam tubuh dengan merobek jaringan tubuh
melalui kukit atau selaput lendir. Pembuatan sediaan suspensi ini harus dilakukan
dengan hati hati untuk menghindari timbulnya kontaminasi mikroba ataupun
bahan asing. Persyaratan sediaan injeksi antara lain : isotonis, isohidris, bebas dari
endotoksin bakteri dan bebas pirogen.

III. DASAR TEORI


Infus adlah larutran dalam jumlah besar terhitung mulai dari 10ml yang diberikan
melalui intravena tetes demi tetes bantuan peralatan yang cocok. Asupan air dan
elektrolit dapat terjadi melalui makanan dan minuman dan dikeluarkan dalam
jumlah yang relative sama. Resiko air dalam tubuh 57%; lemak 20,8%; protein
17,0%; serta minetal dan glikogen 6%. Ketika terjadi gangguan homeostatis
( keseimbangan cairan tubuh), maka harus segera mendapatkan terapi untuk
mengembalikan keseimbangan air dan elektrolit.

IV. ALAT DAN BAHAN


a. ALAT :
- Tutup gabus
- Botol 150 ml
- Gelas beaker 250 ml
- Batang pengaduk
- Neraca
- Penangas air
- Autoclave
- Kertas saring
- Corong gelas
- Tali kasur

b. BAHAN :
- Dextrose
- NaCl
- Karbon aktif
- Eksipien lain yang diperlukan

V. PROSEDUR KERJA

Alat-alat yang digunakan disterilkan terlebih dahulu

Tera gelas beaker 100 ml, dengan aquadest 100 ml dan ditandai

Aquadest dimasukan ke dalam elas beaker, kemudian dipanaskan diatas penangas air pada suhu
60oC

Timbang bahan-bahan yang digunakan

Setelah suhu air 60°C, masukan dextrose yang telah ditimbang kedalam aquadest dan diaduk
atau digoyang-goyangkan perlahan selama pemanasan (15 menit )

Tambahkan karbon aktif ke dalam campuran tersebut, aduk perlahan dan dipanaskan selama 15
menit. Usahakan agar suhu sediaan tetap terjaga 60°C
Kemudian tambahkan NaCl ke dalam campuran tersebut dan goyangkan perlahan selama 15
menit

Saring larutan tersebut dengan kertas saring ( dilakukan pengurangan sebanyak 3 kali )
bertujuan memisahkan karbon aktif dari larutan tersebut.

Filtrat yang didapat dari Langkah 8 dituangkan kedalam wadah gelas kaca 100 ml yang telah
disterilkan. Kemudian tutup dengan penutup karet

Kemudian bungkus bagian atas botol dengan alumunium foil dan ikat dengan tali Kasur ( ikat
dalam bentuk simpul )

Kemudian sterilisasi akhir sediaan dengan autoclave pada suhu 110C selama 20 menit.
I.

Tempelkan etiket pada sediaan.


VI. HASIL PENGAMATAN
R/ Dextrose 5 % (b/v)
NaCl q.s
Carbo Adsorben
Aqua pro injection ad 500 ml
Perhitungan bahan
Formula dibuat 500 ml
Total sediaan ditambah 2%
Total sediaan = 500 ml + (2/100) x 500 ml) = 510 dibulatkan menjadi 550 ml
Dextrose 5% = 5/100x 550 ml = 27,5 gram
Penimbangan bahan dilebihkan 4% = 27,5 + 4% = 28,6 gram
NaCl yang dibutuhkan q.s = 0,1%
NaCl 0,1% = 0,1/100 x 550 ml = 0,55 gram
Penimbangan bahan dilebihkan 4% = 0,55 + 4% = 0,57 gram
Carbo Adsorben 0,1% = 0,1/100 x 550 ml = 0,55 gram
Aqua pro injection ad 500 ml

Perhitungan tonisitas
Dik : Delta Tb Dextrose/Glukosa = 0,091
% C = 5%
% WnaCl = (0,52-(0,091x5%))/0,576
= (0,52-0,455%)/0,576
=( 0,52-0,455%)/0,576
= 0,065/0,576
=0,11%
keterangan : + (hipertonis) tidak perlu ditambahkan NaCl

VII. PEMBAHASAN
Infus intravena adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen dan
sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah, disuntukan langsung ke dalam
vena dalam volume relative banyak (Depkes RI, 1979).
Praktikum kali ini dibuat sediaan steril yang berupa larutan non elektrilit, yaitu
dextrose 5%. Infus ini biasanya menggunakan glikogen otot rangka, hipoglikemia
dan lainnya. Pada konsentrasi 5%, dextrose bersifat isotonis ( tekanan osmotic
sediaan sama dengan tekanan osmotic cairan tubuh ) (Lukas, 2011). Sediaan infus
dekstrosa 5 % harus memiliki pH diantara 3,5-6,5 karena apabila pH terlalu asam
akan menyebabkan terbentuknya karamel dan akan terdekomposisi dan berwarna
coklat pada pH yang lebih basa (Kibbe, 2000). Sehingga apabila tidak berada pada
pH stabilnya dapat dipastikan infus dekstrosa yang dibuat tidak akan
dapat menghasilkan efek terapi seperti yang diinginkan bahkan tidak
akan dapat digunakan sebagai infus karena pemberiaannya yang langsung
melewati pembuluh darah yang nantinya akan dapat membahayakan
pasien.
Sediaan infus merupakan salah satu sediaan steril, oleh karena itu, sediaan harus
terbebas dari mikroorganisme, baik bentuk vegetative, non vegetative, spora,
patogen, maupun non patogen (Agoes, 2009). Selain itu hal ini juga diperhatikan
adalah tonisitas karena akan mempengaruhi anatomi dan fisiologi tubuh pasien
ketika diadministrasikan langsung ke pembuluh darah. Pada pembuatan sediaan
infus dextrose 5% tidak dilakukan penambahan Nacl yang berfungsi sebagai
pengisotonis.
Sebelum dilakukan pembuatan sediaan, maka alat-alat yang digunakan harus
disterilisai terlebih dahulu. Tujuan proses sterilisai alat adalah untuk menciptakan
alat atau wadah sediaan terbebas dari kontaminasi mikroorganisme, sehingga tidak
ada jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisiasi ini menggunakan metode
sterilisasi panas basah dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121°C selama 15
menit dengan tekanan 15 psi. Alat-alat tersebut disterilisasi dengan
menggunakan metode sterilisasi panas basah dengan menggunakan autoklaf
karena alat yang disterilisasi tahan terhadap panas dan lembab (Rachmawati,
2010).
Setelah dilakukan evaluasi pada sediaan, 1 sediaan yang tidak diperlakukan tadi
diberikan etiket dan dimasukkan kedalam kemasan sekunder dan diberikan brosur.
Didalam etiket juga harus diberi penandaan bahwa sediaan yang dibuat bersifat
sedikit hipotonis, sehingga dokter dapat mengaplikasikan sediaan infus dekstrosa
5% ini pada pasien dengan pelan-pelan untuk menghindari rasa sakit yang
dirasakan pasien. Kemudian sediaan disimpan pada pada suhu 2°C-25 °C dan
terlindungi dari sinar matahari (McEvoy, 2002).
VIII. KESIMPULAN
1. Infus adalah larutan dalam jumlah besar terhitung mulai dari 100ml yang
diberikan melalui intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang
cocok.
2. Cara pemberian obat dapat diklasifikasikan kedalam 5 jenis yaitu oral,
perektal, sublingual, parenteral serta langsung ke organ seperti intracardial
3. Infus dekstrosa 5 % harus memiliki pH diantara 3,5-6,5
4. Formulasi sediaan yang dibuat adalah
R/ Dextrose 5 % (b/v)
NaCl q.s
Carbo Adsorben
Aqua pro injection ad 500 ml

IX. DAFTAR PUSTAKA


1. Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta:Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
2. Lukas, Stefanus,2006,Formulasi Steril, Penerbit Andi, Yogyakarta
3. Rachmawati. H.2010. Sediaan Steril. Bandung: Fakultas Farmasi Institut
Teknologi Bandung
4. Anief, Moh. 2005. Ilmi Meracik Obat Teori dan Praktik. Yogyarakrta: Gajah
Mada University Press.
5. Kibbe, A. H. 2000. Handbook of Pharmaceutical Excipients Third
Edition.

Anda mungkin juga menyukai