Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN LIQUID SEMISOLID

KRIM MINYAK ZAITUN/OLIVE OIL

Disusun oleh :

Akbar Marta Nurpauzi


191FF01022
D3 2 FA 1

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA


FAKULTAS FARMASI
2020
I. TUJUAN
- Untuk mengetahui proses pembuatan krim dengan mempertimbangkan faktor-
faktor yang mempengaruhi stabilitas
- Untuk mengetahui teknik evaluasi sediaan krim
- Mampu membuat sediaan krim

II. REGULASI SEDIAAN


A. GOLONGAN OBAT
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
1175/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN PRODUKSI KOSMETIKA.
BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 :
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Kosmetika adalah bahan atau
sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia
(epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan
membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan,
mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau
memelihara tubuh pada kondisi baik.

B. ATURAN PENANDAAN
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.1.23.12.10.12459 TAHUN 2010
TENTANG PERSYARATAN TEKNIS KOSMETIKA BAGIAN KEEMPAT
PERSYARATAN PENANDAAN PASAL 5 :
1) Penandaan harus berisi keterangan mengenai kosmetika secara lengkap, obyektif, dan
tidak menyesatkan.
2) Keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1):
a. dapat berbentuk tulisan, gambar, warna, atau kombinasi antara atau ketiganya atau
bentuk lainnya yang disertakan pada kosmetika atau dimasukkan dalam kemasan
sekunder atau merupakan bagian dari kemasan primer dan/atau kemasan sekunder;
b. harus berisi informasi yang lengkap dengan mencantumkan informasi tentang
kemanfaatan, hal yang harus diperhatikan berupa cara penggunaan, peringatan dan efek
yang tidak diinginkan, jika ada;
c. harus berisi informasi yang obyektif dengan memberikan informasi sesuai dengan
kenyataan yang ada dan tidak boleh menyimpang dari sifat keamanan dan kemanfaatan
kosmetika;
d. harus berisi informasi yang tidak menyesatkan dengan memberikan informasi yang
jujur, akurat, bertanggung jawab, dan tidak boleh memanfaatkan kekuatiran masyarakat
akan suatu masalah kesehatan; dan
e. tidak boleh berisi informasi seolah-olah sebagai obat.

III. PREFORMULASI
A. ZAT AKTIF
Minyak Zaitun Olive Oil (FI IV hal 630, Handbook of Pharmaceutical
Excipient)
- Pemerian : cairan kuning pucat atau kuning kehijauan, bau lemah, tidak tengik,
bau khas, pada suhu rendah sebagian atau seluruhnya membeku
- Kelarutan : sukar larut dalam etanol (95%) mudah larut dalam klorofoem P, eter
P dan dalam eter minyak tanah P.
- Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terisi penuh
- Kegunaan : emollient, pelembut kulit.
- Stabilitas : ketika dingin olive oil menjadi pucat kurang lebih 10˚C, dan menjadi
seperti mentega pada 0˚C. Olive oil harus disimpan ditempat kering dingin,
kedap dan terlindungi dari cahaya.

B. ZAT TAMBAHAN
1. Gliserin (FI III Hal 271)
- Pemeria : Cairan seperti sirup; jernih; tidak berwarna; tidak berbau;
manis diikuti rasa hangat; higroskopik. Jika disimpan beberapa lama
pada suhu rendah dapat mamadat membentuk massa hablutr tidak
berwarna yang tidak melebur hingga mencapai suhu lebih kurang 20°.
- Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol (95%) P,
praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak
lemak.
- Khasiat : Pelarut

2. Metil Paraben (FI IV Hal 551)


- Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak
berbau atau berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar.
- Kelarutan : Sukar larut dalam air, dalam benzena dan dalam karbon
tetraklorida, mudah larut dalam etanol dan dalam eter.
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
- Khasiat : Pengawet

3. Na. Metabisulfit (Hand Book Of Pharmaceutical Exipient Hal 452)


- Pemerian : Serbuk kristal putih sedikit higroskopis.
- Kelarutan : 1 bagian larut dalam 3,5 bagian air 20˚C, larut dalam 2
bagian air pada suhu 100˚C
- Stabilitas : Jika terpapar dengan udara bentuk kristalnya akan
terdisintegrasi menjadi natrium sulfit
- Kegunaan : Antioksidan (Oral, Parenteral, Topikal)

IV. TINJAUAN FARMAKOLOGI ZAT AKTIF


- Indikasi : Gigitan, memar, bakar, kalus, kanker, binatang, kanker, hati, kanker,
leher, kanker limpa, stomatch kanker, kardiopati, koleskosis, konstipasi,
jagung, diabetes, sakit telinga, kotoran telinga, enterosis, exanthema, gastrosis,
hepatosis, kolesterol tinggi , hiperglikemia, indurasi, mastosis, ophthalmia,
phthisis, wabah, proctosis, scarlatina, splenosis, batu, cacing, luka
- Dosis : 1-2 oz minyak zaitun sebagai pencahar
1 sendok makan minyak zaitun di pagi hari untuk melindungi lapisan saluran
GI,
1 oz sebagai pembersih, 15-60 ml minyak zaitun.
1 oz (ons) = 28,35 gram
- Efek Samping : Aplikasi topikal jarang berakibat reaksi alergi pada kulit.
- Kontra Indikasi : Komisi E melaporkan bahwa minyak sebaiknya tidak
digunakan pada pasien batu empedu atau batu empedu karena risiko kolik
empedu diinduksi. Ada laporan yang terisolasi bahwa minyak zaitun dapat
menyebabkan reaksi pada individu yang hipersensitif. Namun, kejadian ini
relatif jarang terjadi.

V. SPESIALITE OBAT
PATEN :-
GENERIK :-

VI. FORMULASI UMUM


- Bahan Aktif : Minyak Zaitun/ Olive oil
- Zat Tambahan :
a. Pengawet
b. Antioksidan
c. Humektan dan stabilizing agent
d. Pengemulsi
e. Pelarut

VII. FORMULASI KHUSUS


- Bahan Aktif : Minyak Zaitun/ Olive oil
- Zat Tambahan
a. Pengawet : Metil Paraben
b. Antioksidan : Na. Metabisulfit
c. Humektan dan stabilizing agent : Gliserin
d. Pengemulsi : Emulgid
e. Pelarut : Aquadest

VIII. ALASAN PEMILIHAN FORMULA KHUSUS


- Bahan Aktif : Minyak Zaitun/ Olive oil
- Zat Tambahan
a. Pengemulsi (Emulgid) : Digunakan untuk melindungi zat muatan koloid agar
tidak mengalami koagulasi (pengendapan)
b. Humektan dan stabilizing agent (Gliserin) : Digunakan untuk mempertahankan
kelembaban
c. Pengawet (Metil Paraben) : Digunakan untuk mencegah pertumbuhan
mikroorganisme sehingga masa simpan dapat diperpanjang
d. Antioksidan (Na. Metabisulfit) : Digunakan untuk mencegah terjadinya oksidasi
yang menyebabkan rusaknya bahan-bahan yang terdapat dalam sediaan.
e. Pelarut (Aquadest) : Digunakan untuk melarutkan zat tertentu agar lebih mudah
larut.

IX. PENIMBANGAN BAHAN


KOMPOSISI SEDIAAN 100 GRAM
12
Minyak Zaitun 12% x 100 = 12 gram
100
18
Emulgid 18% x 100 = 18 gram
100
8
Gliserin 8% x 100 = 8 gram
100
0,2
Metil Paraben 0,2% x 100 = 0,2 gram
100
0,6
Na. Metabisulfit 0,6% x 100 = 0,6 gram
100
ad 100 gram
= 100 gram – (12+18+8+0,2+0,6) gram
Aquadest = 100 gram – 28,8 gram
= 61,2 gram

X. ALAT DAN BAHAN


Alat :
- Beaker glass
- Batang pengaduk
- Kaca arloji
- Homogenizer

Bahan :
- Minyak zaitun
- Emulgid
- Metil paraben
- Na. Metabisulfit
- Gliserin
- Aquadest
XI. PROSEDUR PEMBUATAN

Siapkan alat dan bahan.

Timbang masing masing bahan.

campurkan fase minyak ( minyak zaitun, emulgid )

campurkan fase air ( gliserin, metil paraben, na metabisulfit )

masing-masing panaskan/lelehkan diatas penangas air

masukkan fase minyak kedalam fase air sedikit demi sedikt

aduk ad mengembang

tambahkan aquadest aduk sampai terbentuk masa krim

kemas beri etiket lalu searahkan


XII. PROSEDUR EVALUASI

1. Uji organoleptis

bentuk (dengan indera mata diskripsikan bentuk fisik


sediaan

warna ( dengan indera mata diskripsikan warna sediaan)

rasa (dengan indera diskripsikan rasa sediaan di kulit )

bau ( dengan indra penciuman/ hidung deskripsikan aroma sediaan

2. Homogenitas

timbang 0,5g
terawang apabila diraba
sediaan dan
dibawah lampu halus terasa
oleskan pada
neon dan amati halus, tidak ada
kaca bening
homogenitasnya partikel kasar
transparan
3. Uji ph

amati warna
tetesi dengan yang
masukkan sediaan yang ditunjukka
kertas ph diuji hingga kertas lakmus
kedalam seluruh dan cocokkan
druple plate kertas dengan
terbasahi warna ph
standar
4. Daya sebar

timbang 0,5 g sediaan, letakkan ditengah kaca

timbang kaca penutup

letakkan kaca penutup diatas massa sediaan, dan iarkan selama 1 menit

ukur diameter krim yang menyebar

tambahkan 50g beban tambahan, diamkan selama 1 menit kemudian ulangi langkah 3

lakukan percobaan sebanyak 2x lagi, dengan beban tambahan 50g pada tiap kali penambahan
beban, diamkan 1 menit dan ukur diameternya seperti lanhkah 3

lakukan replikasi 3x
5. Daya lekat

letakkan 0,5 g sediaan diatas objek glass yang telah ditentukan


luasnya ( oleskan pada bagian yang halus ) pada alat uji

letakkan objek glass yang lain (bagian permukaan yang halus)


diatas sediaan tersebut kemudian tekan dengan bebab 0,5 kg
selama 5 menit

lepaskan beban seberat 80 g sehingga menarik objek glass bagian


bawah

catat waktu yang diperlakukan


hingga kedua objek glass terlepas

lakukan replikasi 3x
XIII. RANCANGAN KEMASAN
A. Kemasan Primer

Komposisi :
OL.CREAM®

Minyak Zaitun............. 12 g No reg :NA18190100082

CREAM No batch :191202

Indikasi : Mfg. Date : DES 2020

Exp. Date : DES 2023


Mengencangkan kulit wajah, mengecilkan pori-
pori, menghaluskan kulit, mengatasi kulit kering
dan menyembuhkan jerawat. H.E.T : Rp. 40,000

Simpan di bawah suhu 30℃

Di produksi oleh :
Aturan pakai :
PT. MARTAPEDIA
Netto 100 gr
Di oleskan 2x sehari pada wajah dalam keadaan
basah. Sumedang - Indonesia
B. Kemasan Sekunder

OLIVE KRIMIN®

Komposisi : No Reg : NA18190100082

OL.CREAM® Minyak Zaitun............ 12 g


OL.CREAM® No Batch : 191202

Indikasi : Mfg. Date : DES 2020


CREAM CREAM
Mengencangkan kulit wajah, mengecilkan Exp. Date : DES 2023
pori-pori, menghaluskan kulit, mengatasi kulit
kering dan menyembuhkan jerawat.
H.E.T : Rp. 40.000

Simpan di bawah suhu 30℃

Aturan pakai :
Di produksi oleh :

Di oleskan 2x sehari pada wajah dalam


PT. MARTAPEDIA
Netto 100 gr keadaan basah . Netto 100 gr
Sumedang - Indonesia

C. Penjelasan Tentang Data Yang Tercantum Dalam Kemasan


No. Reg
NA = produk Asia (termasuk produk lokal).
18 = kode negara indonesia
19= kode tahun 2019
01 = kode kelompok produk krim
00082= nomer notifikasi
XIV. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dibuat salah satu sediaan semisolid yaitu krim. Krim
adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandug air tidak kurang
dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. (FI edisi III)
Ada 2 jenis tipe krim, yaitu tipe minyak dalam air (M/A) dan tipe air dalam
minyak (A/M). Pada praktikum kali ini kami membuat sediaan krim dengan tipe
minyak dalam air (M/A) karena zat pengemulsi yang kita gunakan didalam
pembuatannya adalah emulgid.
Bahan aktif yang digunakan adalah minyak zaitun. Minyak zaitun dalam emulgid
termasuk kedalam bahan fase minyak. Sedangkan untuk fase air terdiri dari
gliserin, metil paraben, na metabisulfit dan aquadest.
Langkah pertama yang kami lakukan adalah melelehkan atau melarutkan masing-
masing masing masing bahan diatas kompor. Bahan-bahan yang dilelehkan
dicampur dengan bahan yang sama, sesuai dengan fasenya minyak zaitun dan
emulgid dilelehkan diatas kompor secara bersamaan. Begitupun dengan bahan-
bahan yang termasuk ke dalam fase air.
Bahan aktif yang digunakan adalah minyak zaitun. Sedangkan zat pengemulsinya
yang digunakan adalah emulgid. Oleh karena itu tipe krim yang dibuat adalah
minyak dalam air merupakan krim yang fase luarnya air, sehingga mudah dicuci
dengan air atau tidak lengket dan kelak meninggalkan noda dalam pakaian.
Fase air terdiri dari gliserin, metil paraben, natrium metabisulfit dan aquadest.
Fungsi dari gliserin adalah sebagai humektan yaitu berfungsi untuk menjaga
kandungan kadar air dalam kelembaban. Metil paraben atau nipagin berfungsi
sebagai pengawet. Penambahan zat pengawet ini dimaksud untuk meningkatkan
stabilitas sediaan dengan mencegah terjadinya kontaminasi mikroorganisme.
Karena pada sediaan krim mengandung fase air dan fase minyak maka pada
sediaan mudah di tumbuh bakteri dan jamur. Oleh karena itu diperlukan zat
pengawet. Selanjutnya digunakan Natrium Metabisulfit yang berfungsi sebagai
antioksidan. Antioksidan ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya ketengikan
akibat terjadinya oksidasi oleh cahaya pada minyak tidak jenuh yan sifatnya
autotoksik. Bahan terakhir yang digunakan adalah aquadest. Aquadest berfungsi
sebagai pelarut untuk fase air.
Setelah masing masing bahan fase minyak dan fase air larut sempurna, langkah
selanjutnya adalah mengembangkan fase minyak kedalam fase air. Proses
penggabungan ini dilakukan dengan menggunakan alat homogenizer. Diusahakan
proses penggabungan ini dalam keadaan cair, kedua bahan tidak menggumpal.
Saat pengadukan dengan homogenizer ditambahkan juga sisa aquadest sedikit
demi sedikit ini karena jika langsung ditambahkkan sediaan menjadi lotion bukan
krim lagi.
Setelah sediaan menjadi krim, langkah selanjutnya dilakukan uji evaluasi sediaan
yang dilakukan adalah organoleptik dan pH. Uji organoleptik diantaranya adalah :
a) Warnanya putih susu
b) Aromanya seperti bau minyak
c) Tekstur lembut
Sedangkan uji pH syarat rentangnnya yaitu 4,2-5,6 yaitu sama seperti pH kulit.

XV. KESIMPULAN
1. Menurut FI edisi III Krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa
emulsi mengandug air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk
pemakaian luar.
2. Bahan aktif yang digunakan adalah minyak zaitun. Minyak zaitun dalam
emulgid termasuk kedalam bahan fase minyak. Sedangkan untuk fase air
terdiri dari gliserin, metil paraben, na metabisulfit dan aquadest
3. Prosedur evaluasi pada sediaan krim yaitu uji organoleptik , hasil yang
didapat yaitu Warnanya putih susu, Aromanya seperti bau minyak dan
Tekstur lembut. Selain itu juga dilakukan uji Ph

XVI. DAFTAR PUSTAKA


1. Ditjen POM 1975. Farmakope Edisi III. Depkes RI: Jakarta.
2. Ansel. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI Press
3. Anief. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai