Anda di halaman 1dari 16

JURNAL LAPORAN PRAKTIKUM

MODUL 3 FARMASI ANALISIS

IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALDEHID DAN KETON

Disusun oleh :

Kelompok 2

Silmi Parihah (191FF01013)

Rata Nurlia (191FF01014)

Eva Yustika (191FF01016)

Ashya Eqta Awaliyah (191FF01017)

Muhammad Rifky Assidiq (191FF01018)

Muhammad Lutfi Taufik (191FF01019)

Baran Haekal Akbar (191FF01020)

Siva Siti Mursifah (191FF01021)

Akbar Marta Nurfauzi (191FF01022)

Niken Salma (191FF01023)

Loudia Melisa (191FF01024)

Ai Devi Kuriasih (191FF01025)


I. TUJUAN ( silmi parihah 191FF01013)
1. Memahami reaksi kimia pada identifikasi pada gugus fungsi alcohol dan fenol
2. Memberikan keterampilan bagi mahasiswa melakukan identifikasi gugus fungsi alchol
dan fenol.

II. PRINSIP
Berdasarkan reaksi kimia yang spesifik.

III. TEORI DASAR ( Baran haekal akbar 191FF010120 & Akbar marta 191FF01022 )
Alkanal merujuk pada segolongan senyawa organik yang memiliki gugus fungsional
karbonil yang terikat pada rantai karbon di satu sisi dan atom hidrogen di sisi yang lain.
Golongan ini dikenal pula sebagai golongan aldehid (aldehid juga merupakan nama gugus
fungsional). Contoh senyawa yang paling dikenal dari golongan ini adalah metanal atau lebih
populer dengan nama trivialnya formaldehida atau formalin.
Keton yaitu suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada
dua gugus alkil, dua gugus alkil, atau sebuah alkil. Keton juga dapat dikatakan senyawa
organik yang karbon karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lainnya. Keton tidak
mengandung atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonil.
Aldehid dan keton merupakan dua dari sekian banyak kelompok senyawa organik yang
mengandung gugus karbonil. Suatu keton menghasilkan dua gugus alkil yang terikat pada
karbon karbonilnya. Gugus lain dalam suatu aldehid dapat berupa alkil, aril atau H. Aldehid
dan keton lazim terdapat dalam system mahluk hidup. Banyak aldehid dan keton mempunyai
bau khas, yang membedakannya umumnya aldehid berbau merangsang dan keton berbau
harum (Fessenden, 1986).
Salah satu gugus fungsi yang kita yaitu aldehid.Aldehid adalah suatu senyawa yang
mengandung sebuah gugus karbonil atom yang terikat pada sebuah atau dua buah hidrogen.
Nama IUPEC dari aldehida diturunkan dari alkana dengan mengganti akhiran “ana“ dengan
“al“. Nama umumnya didasarkan nama asam karboksilat ditambahkan dengan akhiran dehida
(Petrucci, 1987).
Aldehid dinamakan menurut nama asam yang mempunyai jumlah atom C sama pada nama
alkana yang mempunyai jumlah atom sama.
Pembuatan aldehida adalah sebagai berikut: oksidasi alkohol primer, reduksi klorida asam,
dari glikol, hidroformilasi alkana, reaksi Stephens dan untuk pembuatan aldehida aromatik
(Fessenden, 1997).
Salah satu reaksi untuk pembuatan aldehid adalah oksidasi dari alkohol primer.
Kebanyakan oksidator tak dapat dipakai karena akan mengoksidasi aldehidnya menjadi asam
karboksilat. Oksidasi khrompiridin komplek seperti piridinium khlor kromat adalah oksidator
yang dapat merubah alkohol primer menjadi aldehid tanpa merubahnya menjadi asam
karboksilat (Petrucci, 1987).
Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada
dua gugus alkil, dua gugus alkil, atau sebuah alkil. Keton juga dapat dikatakan senyawa
organik yang karbon karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lainnya.
Ketontidakmengandung atom hidrogen yang terikatpadaguguskarbonil (Wilbraham, 1992).
Pembuatan keton yang paling umum adalah oksidasi dari alkohol sekunder. Hampir semua
oksidator dapat dipakai. Pereaksi yang khas antara lain khromium oksida (CrO3), phiridinium
khlor kromat, natrium bikhromat (Na2Cr2O7) dan kalium permanganat (KMnO4) (Respati,
1986).
Reaksi-reaksi pada aldehida dan keton adalah reaksi oksidasi dan reaksi reduksi. Reaksi
oksidasi untuk membedakan aldehida dan keton. Aldehid mudah sekali dioksidasi, sedangkan
keton tahan terhadap oksidator. Aldehida dapat dioksidasi dengan oksidator yang sangat
lemah. Sedangkan reaksi reduksi terbagi menjadi tiga bagian yaitu reduksi menjadi alkohol,
reduksi menjadi hidrokarbon dan reduksi pinakol (Wilbraham, 1992).
Sifat-sifat fisik aldehid dan keton, karena aldehid dan keton tidak mengandung hidrogen
yang terikat pada oksigen, maka tidak dapat terjadi ikatan hidrogen seperti pada alkohol.
Sebaliknya aldehid dan keton adalah polar dan dapat membentuk gaya tarik menarik
elektrostatik yang relatif kuat antara molekulnya, bagian positif dari sebuah molekul akan
tertarik pada bagian negatif dari yang lain (Fessenden, 1997).

IV. ALAT DAN BAHAN


Alat :
 Batang pengaduk
 Tabung reaksi
 Tang kayu
 Rak tabung
 Corong kaca
 Gelas piala 250 ml
 Lampu sepirtus
 Gelas ukur 10
 Labu semprot
 Pipet tetes dan spatel

Bahan :
 CuSO4.5H2O
 Cu asetat
 K-Na tartarat
 NaOH
 HCl
 H2SO4
 I2
 AgNO3
 KI dan Scheff
 Na Nitrofrusid
 NH4OH
 Schiff
 Asam Chropatopat
V. MSDS ( Siva Siti mursifah 191FF01021 dan Eva Yustika 19FF01016 )

1. HCl
a. Bentuk : cairan
b. Warna : tak berwarna menyala kuning.
c. Bau : pedas. Iritasi (Strong.)
d. pH : (1% soln / air)

pertolongan pertama
a. kontak mata : Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak,
segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
b. kontak kulit : Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air
sedikitnya selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan
sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin
dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih sepatu
sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
c. inhalasi : Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian
medis
d. tertelan : jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh
personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada korban yang
sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat
pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.

2. NaOH
a. Bentuk : Solid. (Deliquescent padat)
b. Warna : putih
c. Bau : berbau
d. pH : (1% soln / air)
pertolongan pertama :
a. kontak mata : Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak,
segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
b. Kontak kulit : Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air
sedikitnya selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan
sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin
dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih sepatu
sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
c. Inhalasi : Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian
medis.
d. Tertelan : jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh
personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada korban yang
sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat
pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.

3. H2SO4
a. Bentuk : cair
b. Warna : tak berwarna
c. Bau : tak berbau
d. Ambang bau : data tidak tersedia
e. pH : <1 (20°C)

pertolongan pertama
a. kontak mata : Segera bilas dengan air yang banyak, juga di bawah kelopak mata, selama
setidaknya 15 menit. Jika gejala berlanjut, hubungi dokter.
b. Kontak kulit : Bilas secara hati-hati dengan air selama beberapa menit. Jika terjadi
gejala, dapatkan saran medis
c. Terhirup : pindahkan ke tempat yang berudara segera cari pertolongan medis
Tertelan bilas mulut dengan air yang banyak. Panggil dokter segera.
4. Na nitrofrusid
a. Bentuk : kristal
b. Warna : merah
c. Bau : Tak berbau
d. Ambang Bau : Tidak berlaku
e. pH : kira-kira 5 pada 50 g/l 20 °C

Pertolongan Pertama Pada Keselamatan (P3K)


a. Setelah menghirup : hirup udara segar.
b. Bila terjadi kontak kulit : Tanggalkan segera semua pakaian yang terkontaminasi.
Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air.
c. Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Lepaskan lensa kontak.
d. Jika tertelan : beri air minum (paling banyak dua gelas). Segera cari anjuran pengobatan.
Hanya di dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak tersedia dalam satu jam, rangsang
untuk muntah (hanya jika korban tidak sadarkan diri), telan karbon aktif and
konsultasikan kepada dokter secepatnya.

5. Scheff

a. Bentuk : cairan

b. Bau : tidak berbau

c. pH : 1,3

Pertolongan Pertama Pada Keselamatan (P3K)

a. Berbahaya :bila terkena mata menyebabkan iritasi mata parah,bila terkena kulit
menyebabkan iritasi kulit dan luka bakar. Bila tertelan menyebabkan kerusakan
parah dan permanen pada saluran pencernaan.Bila terhirup dapat menyebabkan
edema paru.

b. Penanganan :Dapatkan bantuan medis segera, jangan biarkan korban menggosok


mata atau menutup mata, diperlukan irigasi ekstensif dengan air (selama 30
menit). Dapatkan bantuan medis segera, segera basuh kulit dengan banyak air
minimal selama 15 menit sambil melepas pakaian dan sepatu yang
terkontaminasi. Jangan dimuntahkan, jika korban sadar berikan 2-4 gelas susu
atau air, jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang
tidak sadar. Dapatkan bantuan medis segera.Dapatkan bantuan medis segera,
segera pindah ke udara segar, jika sulit bernafas berikan oksigen.

6. CuSO4.5H2O
a. Bentuk : padat
b. Warna : biru
c. Bau : tak berbau
d. Ambang bau : tidak berlaku
e. pH : 3,5-4,5 pada 50 g/120°C
pertolongan pertama
a. kontak mata : Segera bilas dengan air yang banyak, juga di bawah kelopak mata, selama
setidaknya 15 menit. Jika gejala berlanjut, hubungi dokter.
b. kontak kulit : Bilas secara hati-hati dengan air selama beberapa menit. Jika terjadi gejala,
dapatkan saran medis
c. terhirup : Pindahkan ke udara segar. Jika gejala berlanjut, hubungi dokter. Jika tidak
bernapas, berikan pernapasan buatan
d. tertelan : Jangan memberikan apa pun melalui mulut kepada orang yang pingsan. Jika
gejala berlanjut, hubungi dokter. Jangan rangsang muntah tanpa saran medis.
7. I2
a. Bentuk : cair
b. Warna : coklat tua
c. pH : kira-kira 3,5 pada 20°C
d. kelarutan dalam air : pada 20°C larut
8. AgNO3
a. Bentuk : kristal
b. Bau : tidak berbau
c. pH : 5,4-6,4 pada 100 g/l 20°C
d. titik lebur : 212°C
e. titik didih : 444°C ( penguraian )

tindakan pertolongan pertama

a. Inhalasi: Hilangkan dengan udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Mendapatkan perhatian medis segera.
b. Ingesti: Jangan menyedot langsung dengan mulut. Berikan minum yang banyak.
Jangan pernah memberikan sesuatu melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.
Segera beri pertolongan medis.
c. Kontak Kulit: Segera basuh kulit dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit
sambil menghilangkan kontaminan pada pakaian dan sepatu. Segera beri pertolongan
medis. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali. Bersihkan sepatu sebelum
digunakan kembali.
d. Kontak Mata: Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sambil
dikedip-kedipkan. Segera beri pertolongan medis.
9. NH4OH
a. Bentuk : larutan
b. Warna : tidak berwarna
c. Ph : 11,7 pada suhu 20°C
d. Titik didih : 38 - 100°C pada tekanan 1.013 hPa
Pertolongan pertama
a. Jika terhirup : pindahkan korban ke udara segar, jika tidak bernafas berikan nafas
buatan.
b. Jika kontak dengan kulit: cuci dengan air yang banyak dengan menggunakan sabun,
konsultasi ke dokter
c. Jika kontak dengan mata: bilas hingga bersih dengan menggunakan air yang banyak
selama 15 menit dan konsultasi dengan dokter
d. Jika tertelan : bilas mulut atau berkumur dengan air

VI. STUKTUR KIMIA ( Muhammad Lutfi Taufik 191FF01019 & Niken Salma 191FF01023)

1. CuSO4.5H2O

- CuSO4

2. Cu Asetat

3. K-NA Tartarat
4. NAOH

5. HcL

6. H2SO4
7. I2

8. AgNO3

9. KI dan Schiff

10. Na Nitrofusid
11. NH4OH

12. Schiff

13. Asam Chromatopat


VII. PROSEDUR KERJA (Ashya Eqta Awaliyah 191FF01017)

Reaksi umum untuk Aldehid

1. Reaksi Schiff

Masukan 2 ml air + 1 tetes aldehid ke dalam tabung reaksi

Tambah 1-2 tetes pereaksi Schiff

Akan terbentuk warna merah sampai merah ungu

2. Reaksi Reduksi

a. Reduksi terhadap pereaksi Tollens (AgNO3 dan NaOH (1:1)) tambah NH4OH(e) hingga
terbentuk endapan Ag2O

Masukan beberapa tetes sampel&pereaksi ke dalam


tabung reaksi

Panaskan(bila perlu dalam penangas)

Terbentuk cermin perak pada tabung


b. Reduksi terhadap pereaksi barfoed

Masukan sampel ke dalam tabung reaksi

Tambah pereaksi barfoed 1ml panaskan pada penangas

Terbentuk endapan merah bata

c. Reduksi terhadap fehling

Masukan sampel ke dalam tabung reaksi

Tambah fehling A+B lalu tambah NaOH panaskan pada penangas

Endapan CuO2 merah bata

Reaksi khusus untul Acetaldehid

Jika acataldehid ditambahkan ke dalm Nitroprussid yang mengandung


peperazin, piperidin atau Morpholin (senyawa amin alifatik sekunder) akan terbentuk
warna biru
Zat sampel = 2 ml H2SO4 12 N + sedikit asam chromatropat (panaskan 10’ pada suhu
60oCterbentuk warna rosa ungu.

Reaksi Terhadap Gugus Keton

1. Legal Rothera

Jika keton direaksikan dengan Na nitroprusid, akan terbentuk warna


kuning merah, jika diasamkan dengan asam acatat, warna berubah menjadi
rosa ungu
Sampel(dalam air/etanol)

Tambahkan R/Legal Rothera(Na Nitroprusid 5%+NaOH 30%)

Amati(terbentuk warna kuning sampai merah) tambah 1 tetes as asetat)

Merah sampai biru/rosa ungu

2. Iodoform
Aqua Iod(Larutkan 2g I2 ke dalam larutan 20g KI dalam air ad 100ml NaOH 5%

Sampel ditambah 1ml NaOH dan aqua Iod

kocok hingga berwarna kuning

Biarkan 2-3 menit

Panaskan bila perlu (60°C)

Hilangkan kelebihan I2 dengan NaOH encer sambil diaduk encerkan dengan air

Biarkan 10' akan terbentuk kristal kuning (jika dilihat dari bawah mikroskop bentuk
seperti bunga sakura)

Anda mungkin juga menyukai