Anda di halaman 1dari 23

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Kimia Dasar dengan Judul “Identifikasi Gugus


Fungsi” disusun oleh:

Nama : Susi Sulistyawati

NIM : 200104500003

Kelas : FISIKA SAINS

Kelompok : I (Satu)

Telah diperiksa oleh asisten dan koordinator asisten dan dinyatakan diterima.

Makassar, 24 November 2020


Koordinator Asisten Asisten

Miftahul Haryani Haeruddin, S.Pd Miftahul Haryani Haeruddin, S.Pd

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Dr. Mohammad Wijaya, M.Si


NIP. 19730927 1999 03 1 001
A. Judul Percobaan
Percobaan ini berjudul “Identifikasi Gugus Fungsi”.

B. Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat senyawa organik melalui
identifikasi gugus fungsinya.

C. Landasan Teori

Gugus fungsi merupakan suatu gugus yang terikat pada rantai karbon
senyawa organik yang berpengaruh besar terhadap struktur dan sifat
keselurahan dari suatu senyawa organik. Atau dapat dikatakan bahwa gugus
fungsi dapat menentukan suatu karakteristik atau sifat khas dari suatu senyawa
organik dan gugus fungsi inilah bagian yang akan mengalami perubahan bila
suatu senyawa organik direaksikan. Karena banyaknya senyawa organik maka
untuk mempermudah dalam mempelajari kimia organik dapat dilakukan
dengan mengenali gugus fungsional dan tipe-tipe reaksi organik. (Chang, 2005:
348).
Gugus fungsi organik, yaitu gugus yang bertanggung jawab untuk
sebagian besar reaksi senyawa-senyawa induknya. Secara khusus, kita
memutuskan perhatian pada senyawa yang mengandung oksigen dan yang
mengandung nitrogen. (Chang, 2005:349).
Ciri-ciri struktur senyawa organik berbeda antara satu dengan yang lain.
Ciri-ciri struktur ini menentukan geometri molekul, sifat fisika, reaktivitas, dan
bagian dari gugus fungsi. Gugus fungsi adalah sebuah atom atau gugus atom-
atom yang memiliki karakteristik kimia dan sifat fisika, dan merupakan bagian
molekul yang reaktif. Adapun konsep-konsep yang terjadi miskonsepsi pada
mahasiswa yakni berkaitan dengan gaya antarmolekul, alkohol dan eter,
aldehid dan keton serta asam karboksilat dan ester (Ulfah, 2017)
A. Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh

Senyawa karbon yang atom karbonnya mengikat empat atom atau gugus
lain dikelompokkan dalam hidrokarbon jenuh, sedangkan rantai atom karbon
yang mengandung ikatan rangkap dikelompokkan dalam hidrokarbon tidak
jenuh. Pada hidrokarbon tidak jenuh seperti alkena, umumnya mengalami
reaksi-reaksi adisi seperti berikut:

Berlangsungnya reaksi diatas ditandai dengan hilangnya warna KMnO4.


Tetapi reaksi tersebut tidak terjadi pada senyawa alkana dan alkana aromatik
seperti sikloheksena dan benzena (Tim Dosen, 2020: 28).

B. Alkohol dan Fenol


Alkohol memiliki gugus fungsi _OH yang melekat pada rantai alki.
Alkohol yang paling sederhana ialah metanol (CH3OH), yang dibuat dari gas
sintesis. (Oxtoby,2001:123)
Semua alkohol yang mengandung gugus fungsi hidroksil, -OH. Etil,
alkohol dan etanolyang paling dikenal. Etanol dihasilkan secara biologis
melalui fermetasi gula atau pati. Dengan tanpa oksigen, enzim yang ada dalam
ragi atau kultur bakteri mengkatalis reaksi itu.

C6H12O6(aq) enzim 2CH3CH2OH(aq) + 2CO2(g)

Proses ini menghasilkan energi, dimana mikroorganisme, pada


gilirannya,menggunakannya untuk pertumbuhan dan manfaat-manfaat lainnya.
(Chang,2003: 350-351).
Secara komersial etanol dibuat melalui reaksi adisi dimana air
digabungkan dengan etilenapada sekitar 280oC dan 300 atm:
CH2= CH2(g) + H2O(g) H2SO4 CH3CH2OH(g)
Etanol mempunyai penerapan tidak terbilang sebagai pelarut untuk bahan
kimia organik dan sebagai senyawa awal untuk pembuatan zat warna, obat-
obatan sintetis, kosmetik dan bahan peledak. Etanol juga merupakan bagian
dari minuman beralkohol. (Chang,2003: 350-351).
Etanol adalah satu-satunya jenis alkohol rantai lurus yang tidak beracun
(lebih tepatnya, paling sedikit beracun); badan kita menghasilkan suatu enzim,
yang disebut alkohol dehidrogenase, yang membantu metabolisme etanol
dengan mengoksidasinya menjadi asetaldehida. (Chang,2003: 350-351).
Etanol disebut alkohol alifatik karena diturunkan dari alkana (etana).
Alkohol alifatik yang paling sederhana adalah metanol., CH3OH. Disebut
alkohol kayu karena suatu waktu dibuat melalui penyulingan kering dari
kayu. Sekarang metanol disintesis secara industri melalui reaksi karbn
monoksida dan hidrogen molekul pada suhu dan tekanan timggi
(Chang,2003: 350-351).

C. Aldehid dan Keton


Pereaksi yang umum di gunakan untuk mengenali adanya gugus
aldehida (CHO) adalah pereaksi Fehling dan pereaksi Tollens. Pereaksi
fehling terdiri dari larutan Fehling A yang berisi larutan CuSO4 dan fehling
B yang berisi larutan NaOH dan K-Na-tartrat. Senyawa aktif dalam larutan
Fehling adalah CuO. Terjadinya endapan merah bata dari Cu2O
menunjukkan adanya gugus aldehida. (Sudarmo, 2006:197)
Pereaksi Tollens merupakan larutan perak nitrat dalam larutan amonia
berlebihan. Gugus yang akif pada pereaksi ini adalah Ag2O (Sudarmo,
2006:197)
Sistem penamaan IUPAC untuk aldehida menggunakan akhiran-al.
Rantai induk adalah rantai sepanjang yang mengandung ggus aldehida.
Dengan demikian aldehida berkarbon-empat dinamakan butanal karena nama
ini diturunkan dari alkana (butana) dengan -e digantikan oleh –al.
Penomoran rantai dimulai pada karbon dengan gugus aldehida; gugus ini
selalu pada posisi satu dan angka 1 tidak perlu ditulis. (Petrucci, 2011:309)

Aldehida dapat di produksi melalui oksidasi alkohol primer dengan


bahan pengoksidasi seperti ion dokromat dalam larutan asam. Namun,
aldehida yang terbentuk segera teroksidasi lebih lanjut menjadi asam
karboksilat (Petrucci, 2011:309)
Formaldehida, gas tak berwarna yang mudah larut dalam air, merupakan
aldehida paling sederhana. Fornaldehida digunakan dalam manufaktur resin
sinetik. Polimer dari formaldehida yang dinamakan paraformaldehida
digunakan sebagai antiseptik dan insektisida (Petrucci, 2011:310).
Sitronelal memiliki dua gugus fungsi yaitu gugus aldehida dan gugus
alkena. Transformasi sitronelal menjadi turunannya ditentukan oleh
kereaktifan kedua gugus fungsi tersebut. Permasalahan muncul jika
transformasi melibatkan gugus alkena dengan mempertahankan gugus
aldehida. Dalam suasana asam sitronelal memiliki kecenderungan untuk
mengalami reaksi intramolekular menjadi isomer isopulegol. Untuk itu perlu
dilakukan perlindungan gugus (protecting groups) aldehida. (Cahyono, 2013)
Metode perlindungan gugus fungsi aldehida umumnya dilakukan dengan
pembentukan asetal dan enamina. Asetal dibentuk oleh reaksi antara gugus
karbonil dengan alkohol pada kondisi anhidrat dengan adanya katalis asam.
(Cahyono, 2013)

D. Asam Karboksilat
Asam karboksilat adalah senyawa organik yang menunjukkan sifat
keasaman yang cukup besar dan banyak sekali dijumpai dialam. Senyawa ini
mempunyai rumus umum RCOOH, dimana –COOH adalah gugus fungsi
karboksilat yang menandai sifat keasaman sedangkan R dapat berupa hidrogen,
gugus alkil atau gugus aril. (Riswiyanto,2009: 271-273).
Pemberian nama pada senyawa asam karboksilat bergantung pada
kompleksitas molekul asam. Pemberian nama asam karboksilat yang berasal
dari hidrokarbon terbuka rantai lurus dilakukan dengan mengganti akhiran –
ana dan –oat, dimana atom karbon karboksilat diberi nomor satu.

Sedangkan untuk senyawa yang mempunyai gugus karboksilat yang


berikatan dengan suatu cincin, akhirannya adalah asam karboksilat. Posisi
gugus karboksilat berada pada nomor C-1, bukan merupakan nomor dirinya
sebagaimana contoh senyawa diatas. (Riswiyanto,2009: 271-273)
Struktur asam karboksilat berbentuk planar karena atom karboksilat
mempunyai hibridisasi sp2 seperti yang dimiliki oleh senyawa aldehida atau
keton. Bentuk planar karboksilat terjadi pada ikatan C-C-O dan O-C- O dengan
membentuk sudut kira-kira 120o. (Riswiyanto,2009: 271-273)
Dalam molekul, asam karboksilat memiliki kekuatan yang sangat kuat. Hal
ini disebabkan adanya ikatan hidrogen seperti yang terjadi pada molekul
alkohol. Asam karboksilat umumnya berada dalam bentuk dimer lingkar yang
kuat disebabkan oleh terbentuknya dua ikatan hidrogen
Asam karboksilat rantai lurus dari atom C6 sampai dengan atom C18
banyak tersedia secara komersial, demikian pula sebagai asam aromatik
sederhana. Beberapa asam karboksilat dapat dibuat dengan metode-metode
berikut ini:
a.Oksidasi alkohol primer dan alkil benzena
b.Adisi karbon dioksida pada pereaksi Grinard
c.Hidrolisis nitril (Riswiyanto,2009: 271-273).

D. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Tabung reaksi kecil 8 buah
b. Rak tabung reaksi 1 buah
c. Pipet tetes 2 buah
d. Pembakar spiritus 1 buah
e. Gelas Ukur 10 mL 1 buah
f. Kasa 1 buah
g. Batang pengaduk 1 buah
h. Gelas kimia 100 mL 1 buah
i. Botol semprot 1 buah
2. Bahan
a. Larutan KMnO4 1%
b. Sikloheksena
c. Benzena
d. Etanol 95%
e. Fenol pekat dan 5%
f. NaOH 2 M
g. HCl pekat
h. FeCl3 0,2 M
i. Reagen Benedict / Fehling ( A dan B )
j. Formaldehid / Asetaldehid
k. Aseton
l. Asam Asetat 0,1 M

E. Prosedur Kerja
1. Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh
Memasukkan masing-masing 5 tetes sikloheksena dan benzene ke
tabung reaksi yang berbeda, menambahkan 7 tetes larutan KMnO4,
menggoyangkan tabung reaksi selama 2 menit, amati dan catat apa yang
terjadi.
2. Alkohol dan Fenol
a. Reaksi dengan NaOH
Menyediakan 2 tabung reaksi, memasukkan etanol ke tabung 1
dan fenol pekat ke tabung 2. Menambahkan masing-masing 10 tetes
larutan NaOH ( menggoyangkan setiap 1 tetes ), mengamati peristiwa
yang terjadi. Menambahkan 5 tetes HCl pekat ke dalam tabung 2,
mengamati dan mencatat apa yang terjadi.
b. Reaksi dengan larutan FeCl3
Menyediakan 2 tabung reaksi, memasukkan 1 mL etanol ke
tabung 1 dan 1 mL fenol 5% ke tabung 2, menambahkan masing-
masing 5 tetes larutan FeCL3 0,2 M. Membandingkan warna dari
kedua larutan dan mencatat apa yang terjadi.
3. Aldehid dan Keton
Memipet 2mL reagen benedict / fehling dan memasukkan ke dalam
tabung reaksi. Menambahkan 5 tetes formaldehid / asetaldehid ke tabung 1
dan 5 tetes aseton ke tabung 2. Memanaskan kedua tabung dalam pemanas
air, mengamati dan mencatat apa yang terjadi.
4. Asam karboksilat
Memasukkan 5 mL asam asetat 0,1 M, menambahkan 5 mL etanol
95%. Mengamati apa yang terjadi. Menambahkan 5 mL NaOH 2 M,
mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi.

F. Hasil Pengamatan
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Hidrokarbon jenuh dan tidak -
jenuh

2. Alkohol dan Fenol


a. Reaksi dengan NaOH
1. Etanol + NaOH 1. Bening (Tidak Terjadi
(Bening) (Bening) Perubahan)

2. a. Fenol + NaOH 2. a. Bening (Tidak Terjadi


(Kuning Pekat) (Bening) Perubahan)

b.(Fenol + NaOH)+ HCl b. Warnanya menjadi tidak


(Bening) (pekat) pekat seperti bensin( Terjadi
Perubahan)
b. Reaksi dengan FeCl3
1. Etanol + FeCl3 1. Hasilnya berwarna kuning
(Bening) (Kuning) terang

2. Fenol 5% + FeCl3
(kuning pekat) (Kuning) 2. Hasilnya bewarna ungu.
3. Aldehid dan Keton
Tabung 1 a. Hasilnya berwarna biru (Terasa
a. Fehling + Formaldehid Dingin).
(Biru)
b. Fehling + Formaldehid b. Tidak terjadi perubahan warna
(di panaskan).

Tabung 2
a. Fehling + Formaldehid a. Hasilnya berwarna biru
(Biru)
b. Fehling + Formaldehid b. Tidak terjadi perubahan.
(di panaskan)

4. Reaksi Asam Karboksilat


1. Asam asetat 0,1 M 1. Putih (5 mL)

2. Etanol 95% 2. Bening (5 mL)

3. Asam asetat + Etanol 3. Berwarna putih(tidak terjadi


perubahan)

4. Asam asetat +Etanol 4. Berwarna coklat muda(Terjadi


(putih) perubahan)
+NaOH

G. Pembahasan
a. Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh
Benzene yang direaksikan dengan kalium permanganat (KMnO4)
tidak dapat bereaksi dan tidak mengalami perubahan warna. Penambahan
KMnO4 berfungsi untuk mengadisi ikatan rangkap pada benzena.
Larutan tetap berwarna ungu yang merupakan warna dari larutan
KMnO4. Hal tersebut terjadi karena benzena sukar untuk diadisi karena
ikatan rangkap dua karbon-karbon dalam benzena dapat terdelokasi
(berpindah-pindah) dan membentuk cincin yang kokoh terhadap serangan
KMnO4.
b. Alkohol dan Fenol

a.Reaksi dengan NaOH

Pada perlakuan kedua yaitu fenol yang direaksikan dengan


NaOH dan HCl menunjukkan menunjukkan perubahan warna atau
berwarna hitam. Hal ini disebabkan oleh fenol dapat bereaksi dengan
NaOH. membentuk garamnya larut dalam air sehingga mudah
berekasi dengan larutan basa.

Pada etanol yang direaksikan dengan NaOH menunjukkan


tidak terjadi perubahan warna atau berwarna bening. Hal ini
disebabkan oleh etanol tidak dapat bereaksi dengan NaOH.
b.Reaksi dengan FeCl3

Perlakuan yang kedua yaitu merekasikan fenol dan etanol


dengan FeCl3 yang membentuk larutan berwarna Kuning. Hal ini
tidak sesuai dengaan teori yang yang menjelaskan bahwa rekasi fenol
dengan FeCl3 mengalami perubahan warna menjadi biru kehitaman.
Fenol dan etanol dapat bereaksi dengan FeCl3 karena mengandung
gugus –OH yang berkaitan pada cincin aromatik dapat terdelokalisasi
pada pasis orto dan pada cincin benzene melalui resonansi.
c. Aldehid dan Keton

Berdasarkan teori, aldehid sangat mudah dioksidasi menjadi


asam karboksilat dengan menggunakan pereaksi benedict dalam
larutan basa agar Cu2+ diubah menjadi ion kompleks dengan reagen
benefit, tetapi untuk memudahkan persamaan reaksi ditulis dengan
ion tembaga(II). Aldehid akan mereduksi tembaga. Biasanya larutan
biru dari benedict berubah menjadi endapan Cu2O berwarna menjadi
merah bata saat pemanasan, Sedangkan pada senyawa keton
sederhana tidak menjalani reaksi ini. Pemanasan dalam percobaan ini
bertujuan untuk mempercepat terjadinya laju reaksi.
Berdasarkan hasil percobaan dari teori, hal ini sudah sesuai
dengan teori karena pereaksi benedict merupakan pereaksi positif
terhadap oksidasi aldehid oleh ion Cu2+ diubah menjadi endapan
merah bata (Cu2O).
d. Asam Karboksilat

Percobaan ini bertujuan untuk menguji sifat gugus karboksil


pada asam karboksilat dengan menggunakan etanol dan NaOH.
Reaksi antara asetat dan etanol, dimana etanol berfungsi untuk
mengubah asam asetat menjadi ester, dimana ester adalah senyawa
yang dianggap turunan asam karboksilat dengan menggantikan
hidrogen dari gugus hidroksilnya dengan suatu hidrokarbon. Ester
mengalami hidrolisis dan menghasilkan asam karboksilat dan
alkohol. Reaksi inipun menyebabkan terjadinya perubahan yaitu
menjadi kekuningan.

Perlakuan berikutnya dengan mereaksikan hasil reaksi dengan


NaOH, berdasarkan hasil praktikum larutan tetap tidak berwarna atau
bening.

b. Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat


disimpulkan bahwa sifat-sifat senyawa organik dapat diidentifikasi melalui
gugus fungsi.
Untuk senyawa hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh dapat diidentifikasi
melalui reaksinya dengan larutan kalium permanganat (KMnO4) yang mana
menghasilkan bahwa hidrokarbon jenuh dapat bereaksi dan tidak jenuh
dapat bereaksi dengan KMnO4. Untuk Alkohol dan Fenol, alkohol tidak
dapat bereaksi dengan NaOH karena alkohol lebih kecil dari pada air,
sedangkan fenol dapat bereaksi dengan NaOH dan apabila garam fenol
bereaksi dengan HCl maka akan membentuk fenol itu sendiri.
Untuk reaksi dengan FeCl3, etanol tidak dapat bereaksi dengan FeCl3
dan fenol dengan FeCl3 mengalami perubahan warna ungu hal ini
menunjukkan bahwa fenol dapat bereaksi dengan FeCl3 karena etanol
(alkohol) merupakan larutan alkali atau basa kuat dan pada etanol tidak
memiliki cicncin yang mampu beresonansi.
Untuk aldehid dan keton, aldehid tidak dapat bereaksi dengan fehling
sedangkan keton dapat bereaksi dengan di tandai dengan adanya endapan
berwarna merah.
Untuk asam karboksilat, dapat bereaksi dengan alkohol dengan
membentuk ester dan air. Ketika direaksikan dengan NaOH akan
terhidrolisis dan menghasilkan asam karboksilat dan alkohol, akan tetapi
saat melakukan praktikum tidak terjadi perubahan warna.
Saran

Sebaiknya dalam melakukan percobaan selanjutnya lebih teliti dalam


mengukur volume larutan yang akan direaksikan. Dan juga berhati- hati
menggunakan alat dan bahan, apalagi bahan yang berbahaya. Ketahuilah apa-
apa saja bahaya dan cara penanggulangannya sebelum menggunakan bahan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, E. 2013. Sintesis Dimetil Asetal Sitronelal dengan Katalis Gas


HCL. Jurnal MIPA 36 (1): 44-50.

Ulfah, Maria, dkk. 2017. Miskonsepsi Pada Materi Gugus Fungsi dan
Potensi Strategi Konflik Kognitif Berbasis Multipel Representasi
dalam Memperbaikinya. Jurnal Pembelajaran Komia. Vol. 2 (2) :
9-14.

Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga


Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Petrucci, Ralph H, dkk.2014. Kimia Dasar Prinsip-Prinsip & Aplikasi
Modern Edisi Kesembilan Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Riswiyanto. 2009. Kimia Organik Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. Sudarmo

Unggul. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas XII. Jawa Timur: Phibeta.

Oxtoby, Gillis, Nachtribe. 2003. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi

Keempat Jilid 2. Jakarta : Erlangga


LAMPIRAN
Lampiran 1 . Laporan Sementara
Lampiran 2. Jurnal Percobaan
Lampiran 3. Dokumentasi
1. Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh

-
2. Alkohol dan Fenol

a. Reaksi dengan NaOH

Masukkan etanol ke masukkan fenol pekat ke


tabung 1, tambahkan tabung 2, tambahkan 5
10 tetes larutan NaOH, tetes HCL pekat, amati
kemudian amati. apa yang terjadi

b. Reaksi dengan larutan FeCl3

Masukkan 1 ml etanol ke Masukkan 1 ml fenol 5%,


tabung 1, tambahkan 5 kemudian tambahkan 5
tetes FeCl3 0,2 M, amati tetes larutan FeCl3 0,2 M,
apa yang terjadi. amati apa yang terjadi.
3. Aldehid dan keton

Pipet 2 ml fehling, pipet 2 ml fehling,


Panaskan kedua tabung
masukkan ke tabung masukkan ke tabung
reaksi amati apa yang
reaksi 1, tambahkan reaksi 2, tambahkan 5
terjadi.
5 tetes asetaldehid tetes aseton.

4. Asam Karboksilat

Masukkan 5 ml asam asetat 0,1


M, tambahkan 5 ml etanol 95%,
amati apa yanh terjadi. Kemudian
tambahkan 5 ml NaOH 2 M,
amati apa yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai