PENDAHULUAN
para ahli menemukan bahwa senyawa karbon tidak saja dapat ditemukan
dalam tubuh makhluk hidup tapi, juga terdapat dalam senyawa anorganik,
contohnya CO2, CO dan juga senyawa karbonat, maka dari itu, anggapan
tepat. Saat ini telah banyak ditemukan senyawa karbon yang bearsal dari
bendz mati dan dihasil dari sintesis di laboratorium atau industri, mislanya
1
Senyawa karbon terdiri atas berbagai jenis dan struktur molekul
yang berbeda-beda. Begitu pula sifat fisik serta sifat kimianya. Untuk itulah
senyawa karbon sangat penting karena dibidang farmasi jika kita ingin
membuat suatu sediaan obat maka kita harus mengetahui dan sifat dari suatu
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini ialah agar praktikan dapat
analisis kualitatif.
1.3. Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pembakaran hewan atau pun pembakaran tumbuhan. Pada saat itu sebenarnya
karbon dianggap hanya berasal dari makhluk hidup sehingga senyawa karbon
bahwa senyawa karbon tidak saja dapat ditemukan dalam tubuh makhluk hidup
tapi, juga terdapat dalam senyawa anorganik, contohnya CO2, CO dan juga
senyawa karbonat, maka dari itu, anggapan bahwa senyawa karbon selalu
merupakan senyawa organik yang kuran tepat. Saat ini telah banyak ditemukan
senyawa karbon yang bearsal dari bendz mati dan dihasil dari sintesis di
laboratorium atau industri, mislanya plastik, obat-obatan dan serat sintesis (Jels
2012).
hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon.Berdasarkan susunan atom
yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa alifatik jenuh adalah
saja. Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya
terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua
3
dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna.
ikatan karbon dengan hidrogen (kecuali karbida, karbonat dan oksida karbon).
Contoh senyawa organik : protein, karbohidrat, lemak, asam lemak, asam amino,
asam format dan sebagainya. Contoh senyawa anorganik : air, karbon dioksida,
).
Senyawa organik yang paling sederhana terdiri dari karbon dan hidrogen,
bagian utama dari gas alam. Berikut ini adalah cara menggambarkan molekul
yang terlibat dalam pembentukan ikatan, dalam hal ini digunakan sebuah garis
larut dalam air. Jika suatu hidrokarbon bercampur dengan air, maka lapisan
hidrokarbon selalu di atas sebab massa jenisnya lebih kecil dari pada pelarut
4
2. Makin banyak atom C, titik didih makin tinggi. Untuk hidrokarbon yang
berisomer (jumlah atom C sama banyak), titik didih makin tinggi apabila
3. Pada suhu dan tekanan biasa, empat alkana yang pertama (CH4sampai
padat.
4. Jika direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2),maka
Senyawa karbon yang atom karbonnya mengikat empat atom atau gugus
jenuh. Alkana adalah hidrokarbon jenuh yang tahan terhadap asam, basa,
oksidator dan reduktor. Alkohol dapat bereaksi dengan halida seperti Cl atau Br
pada temperatur atau pada temperatur kamar dengan bantuan sinar ultraviolet.
5
Gugus fungsi merupakan bagian yang aktif dari suatu senyawa karbon.
Apabila senyawa karbon yang memiliki gugus fungsi bereaksi dengan suatu zat,
maka gugus fungsi itu akan mengalami perubahan, sedangkan bagian yang lain
karboksilat, ester. Gugus fungsi tersebut berupa ikatan karbon rangkap dua,
ikatan karbon rangkap tiga, dan atom/ gugus atom. Meskipun senyawa-senyawa
karbon mempunyai unsur dasar sama yaitu karbon, tetapi sifat-sifatnya jauh
berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini disebabkan oleh gugus fungsi
yang sama, sebagai contoh masing-masing senyawa dalam deret berikit ini yang
golongan senyawa yang disebut alkohol, dan semua mengalami reaksi yang
sama, digunakan R untuk menyatakan gugus alkil, suatu gugus yang hanya
6
BAB III
METODE PRAKTIKUM
a. Alat
1. Pipa pengalir
2. Tabung Reaksi
3. Pipet tetes
4. Gelas ukur
5. Pembakar Bunsen
6. Gelas kimia
b. Bahan
1. Serbuk CuO
2. Ba(OH)2 0,1 M
3. Urea
4. Spritus
5. KmnO4 0,01 M
6. Minyak kelapa
7
7. Tertier butanol
8. Etanol 70%
11. Aquadest
Ba(OH)2.
8
BAB IV
4.1 Hasil
1. 20 – 5 28oC 30 oC 29 oC 14 oC
2. 15 – 10 27 oC 30 oC 29 oC 13 oC
3. 10 – 15 27 oC 30 oC 30 oC 12 oC
5 – 20 27 oC 30 oC 29 oC 13 oC
4.
2. 5 – 10 32 oC 32 oC 33 oC o
3. 7,5 – 7,5 32 oC 31 oC 32 oC o
4. 10 - 5 32 oC 31 oC 32 oC o
5. 12,5 – 2,5 31 oC 31 oC 31 oC o
4.2 Pembahasan
9
Variasi kontinyu adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari kuantitatif dari
reaktan dan produk dalam reaksi kimia. Hal tersebut juga diperjelas oleh Winarni,
kimia, hal tersebut diperoleh melalui pengukuran massa, volume, jumlah dan
sebagainya yang terkait dengan atom, ion atau rumus kimia serta saling
diantaranya gelas kimia, gelas ukur, pipet tetes, batang pengaduk, labu takar,
HCl 1 M dan aquadest sebagai bahan pada praktikum kali ini. Yang mana dalam
Hasil dari pengukuran suhu ini akan dijadikan sebagai suhu mula-mula atau Tm.
pada CuSO4 5 ml dimana suhu yang didapatkan 30o C, Setelah diketahui suhu mula-
NaOH dan CuSO4 dalam gelas kimia dan menghitung suhunya menggunakan
10
thermometer. Suhu yang didapatkan praktikan pada NaOH 20 ml dan CuSO4 5 ml
adalah 29o C Suhu inilah yang akan dijadikan sebagai suhu akhir. Setalah suhu akhir
diketahui maka selanjutnya praktikan melakukan hal yang sama untuk menentukan
suhu NaOH dan CuSO4 dengan variasi volume yang berbeda. Yang mana pada
C dan pada larutan CuSO4 10 ml suhu mula-mula yang diketahui adalah 30 o C dan
o
ketika dicampurkan mengahsilkan suhu 29 C sebagai suhu akhir atau TA,
prosedur kerja yang ada maka didapatkan suhu awal yaitu 27 o C dan pada CuSO4
adalah 27 o C dan pada CuSO4 20 ml adalah 30 o C dari kedua suhu awal tersebut
dengan prosedur Stoikiometri NaOH - CuSO4. Yang menjadi perbedaan dari kedua
percobaan ini yaitu untuk percobaan pertama praktikan diminta untuk mencari Suhu
dalam NaOH - CuSO4 sedangkan untuk percobaan kedua praktikan diminta untuk
11
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Variasi kontinyu adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari kuantitatif dari
dalam mencari sistem stiokiometri asam basa prosedur kerjanya sama dengan
percobaan ini yaitu untuk percobaan pertama praktikan diminta untuk mencari Suhu
dalam NaOH - CuSO4 sedangkan untuk percobaan kedua praktikan diminta untuk
5.2 Saran
praktikum. Seperti pada buret, praktikan sebaiknya memeriksa alat tersebut apabila
berada dalam keadaan baik-baik saja agar terhindar dari kecelakaan pada
praktikum. Dan untuk institut agar lebih memperhatikan alat-alat yang akan
12
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R.J. and Fessenden, J.S., 1982, Kimia Organik, diterjemahkan oleh
Pudjaatmakan, A.H., Edisi Ketiga, Jilid 1, 237-239, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Jackson, Tom. 2008. Materi Kimia 1 : Atom dan Molekul. Bandung, Pakar Raya.
13