Anda di halaman 1dari 39

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Praktikum Kimia Dasar
“Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa Organik”
Angelina Qomara Putri Purnomo, 22030121140081
1 PENDAHULUAN
1.1. Dasar Teori
1.1.1 Senyawa Organik
Hasil analisis terhadap senyawa-senyawa organik
menunjukkan bahwa senyawa organik selalu mengandung karbon (C),
pada umumnya disertai dengan kandungan hidrogen (H), dan kadang-
kadang disertai dengan keberadaan beberapa unsur lain, yaitu O, N, S,
dan halogen (Cl, Br, I, dan F). Selanjutnya diketahui pula bahwa atom
karbon dan unsur-unsur lain dalam senyawa organik dihubungkan oleh
ikatan kovalen. Ikatan karbon dalam senyawa organik bersifat unik
karena dapat membentuk rantai karbon, baik linier, bercabang, maupun
siklis. Walaupun terbentuk hanya dari sejumlah kecil jenis unsur (C, H,
O, N, S, F, Cl, Br, dan I), akan tetapi senyawa organik yang dapat
terbentuk sangat berlimpah, lebih dari 80% senyawa yang telah dikenal
di dunia ini adalah senyawa organik.2
Berdasarkan penemuan tersebut, senyawa organik kemudian
didefinisi ulang sebagai senyawa yang berbasis karbon, sehingga
senyawa organik dikenal pula sebagai senyawa karbon karena unsur
penyusun utamanya adalah atom karbon, disamping hidrogen, oksigen,
dan nitrogen, kemudian baru disusul unsur-unsur lainnya.1
Atom karbon memiliki 4 elektron valensi, yaitu elektron pada
kulit atom terluarnya berjumlah 4. Untuk mencapai konfigurasi
elektron yang stabil, seperti halnya elektron yang dimiliki gas mulia,
maka atom karbon (C) memerlukan 4 elektron lagi, karena atom C
dapat membentuk ikatan kovalen dengan atom atau unsur lain.
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

Keempat elektron valensi dari atom C dapat berlaku sebagai tangan


yang dapat mengikat atom C lainnya atau atom atau unsur lain yang
bukan logam.1
Meskipun senyawa organik hanya tersusun oleh beberapa
unsur seperti yang telah disebutkan diatas, tetapi jumlah senyawa
organik banyak sekali, hal ini disebabkan oleh:1
1) Struktur atom C yang dapat membentuk ikatan kovalen.
2) Kemampuan atom C yang dapat berikatan dengan atom C lain
dan dapat membentuk rantai C.
Kecuali beberapa sifat fisika amupun sifat kimiawi yang begitu
banyak dimiliki, salah satu sifat kimiawi senyawa organik adalah
reaksinya berjalan antar molekul, sehingga reaksi yang terjadi biasanya
berjalan lambat, memerlukan pemanasan dan katalisator, hasilnya
kurang kuantitatif dibandingkan dengan senyawa anorganik. Meskipun
reaksinya antar molekul, tetapi sangat ditentukan oleh adanya gugus
fungsional yang dimiliki. Gugus fungsional ini yang akan menentukan
senyawa tersebut dapat mengalami reaksi oksidasi, reduksi, hidrolisa,
esterifikasi, kondensasi, dehidrasi, dan sebagainya.1
1.1.2 Struktur Ikatan Senyawa Organik
Ikatan pada senyawa organik dapat digambarkan dengan
struktur Lewis, maupun struktur Kekule. Pada struktur Lewis, elektron
valensi dari suatu atom ditunjukkan sebagai noktah (titik). Hidrogen
mempunyai satu titik, mewakili elektron 1s-nya, sedangkan karbon
mempunyai empat titik yang menunjukkan empat elektron pada 2s2
dan 2p2. Setiap ikatan kovalen ditandai oleh peletakan dua titik di
antara dua atom. Elektron-elektron diatur untuk memenuhi aturan
oktet. Pada struktur ini dimungkinkan terdapat pasangan elektron yang
tidak digunakan untuk berikatan, yang sering disebut pasangan
elektron bebas.2
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

Struktur Kekule atau struktur ikatan-garis mempunyai sebuah


garis yang digambarkan di antara dua atom yang menunjukkan dua
elektron berikatan kovalen. Atom-atom dengan satu, dua, atau tiga
elektron valensi membentuk satu, dua, atau tiga ikatan. Atom-atom
dengan empat elektron valensi atau lebih membentuk ikatan sebanyak
yang diperlukan untuk memenuhi aturan oktet. Karbon yang
mempunyai 4 elektron valensi membentuk 4 ikatan kovalen, nitrogen
yang mempunyai lima elektron valensi hanya membentuk 3 ikatan
kovalen, oksigen yang mempunyai enam elektron valensi membentuk
2 ikatan kovalen, dan flour yang mempunyai tujuh elektron valensi
membentuk hanya 1 ikatan kovalen.2
Gambar 1. Struktur Lewis dan Struktur Kekule

Sifat khas atom karbon, suatu sifat yang memungkinkan


keberadaan jutaan senyawa organik, adalah kemampuannya untuk
membentuk ikatan tidak saja dengan unsur berbeda, tetapi juga dengan
atom karbon lain. Kemampuan atom-atom karbon untuk membentuk
ikatan kovalen memungkinkan terbentuknya rantai karbon yang
beragam. Hal ini merupakan salah satu penyebab begitu banyak
senyawa karbon yang dapat terbentuk. Rantai karbon dapat merupakan
rantai lurus, bercabang, maupun siklis.2
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

Gambar 2. Rantai Karbon

Empat ikatan kovalen yang dapat terbentuk antar atom C dapat


berupa ikatan tunggal atau ikatan rangkap, tergantung dari orbital yang
digunakan masing-masing atom karbon tersebut.2
Gambar 3. Ikatan Kovalen Tunggal dan Rangkap

1.1.3 Perbedaan Senyawa Organik dan Anorganik


Apakah semua senyawa yang mengandung karbon termasuk
senyawa organik atau senyawa karbon? Jawabannya adalah tidak.
Contohnya CO2, KCN, atau CaCO3 merupakan senyawa-senyawa yang
mengandung karbon, tetapi merupakan senyawa anorganik, dan tidak
termasuk senyawa organik.2
Lalu, bagaimana membedakan senyawa organik dan senyawa
anorganik? Senyawa organik merupakan senyawa hidrokarbon atau
turunan hidrokarbon. Oleh karena itu, senyawa organik selalu
mengandung karbon dan hidrogen (C-H), kecuali CCl4 yang
merupakan turunan dari CH4. Selain itu, setiap senyawa organik pasti
merupakan anggota deret homolog atau keluarga tertentu.2
Deret homolog adalah sederetan senyawa organik yang
membentuk kelompok dengan gugus dan keteraturan struktur tertentu.
Deret homolog atau keluarga senyawa organik yang paling sederhana
adalah hidrokarbon. Senyawa CO2, KCN, atau CaCO3 tidak merupakan
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

anggota deret homolog atau keluarga tertentu, sehingga tidak


merupakan senyawa organik. Akan tetapi, CH4, CH3CH3, CH3CH2CH3
merupakan anggota salah satu deret homolog, yaitu hidrokarbon
alkana. Ketiga senyawa tersebut merupakan anggota deret homolog
yang sama. Begitu pula dengan CH3OH, CH3CH2OH, dan
CH3CH2CH2OH, yang merupakan beberapa anggota deret homolog
atau keluarga alkohol. CH4, CH3CH3, CH3CH2CH3, CH3OH,
CH3CH2OH, dan CH3CH2CH2OH seluruhnya merupakan senyawa
organik.2
1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat melakukan
identifikasi beberapa senyawa organik berdasarkan sifat-sifat kimiawi
senyawa yang dimiliki, mengetahui reaksi spesifik beberapa gugus fungsi dan
perubahan yang ditimbulkan, dan memahami sifat-sifat beberapa gugus
fungsi berdasarkan reaksi perubahan warna.
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

2 BAHAN DAN METODE


2.1. Alat dan Bahan
2.1.1 ALAT:
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah yang
pertama rak tabung reaksi. Rak tabung reaksi adalah peralatan
laboratorium non-gelas yang berfungsi untuk meletakkan atau menata
beberapa tabung reaksi. Biasanya rak tabung reaksi terdiri dari 12
lubang tempat tabung reaksi.3
Selanjutnya adalah tabung reaksi yang digunakan untuk
mereaksikan zat, dapat dipanaskan pada nyala api oksidasi. Untuk
tabung reaksi dengan gelas bukan borosilikat bersifat tidak tahan
panas. Kapasitas yang tersedia 5 ml, 10 ml, 14 ml, 16 ml, 19 ml, 31
ml, 55 ml, 75 ml.3
Kemudian ada penjepit yang terbuat dari logam atau kayu, dan
digunakan untuk memegang tabung reaksi pada saat pemanasan.3 Lalu
ada pipet paseur terbuat dari gelas dilengkapi karet yang digunakan
untuk mengambil larutan dalam jumlah kecil (tetes). 3 Corong adalah
alat laboratorium berbentuk kerucut dan terdapat bagian seperti tabung
yang sempit. Corong digunakan untuk memindahkan larutan dan atau
menyaring yang biasanya menggunakan kertas saring.3
Alat praktikum yang digunakan selanjutnya yaitu gelas ukur
yang terbuat dari bahan gelas biasa dan tidak tahan pemanasan.
Gelas ukur biasanya hanya digunakan untuk mengukur volume cairan
atau larutan. Jumlah volume dapat disesuaikan berdasarkan pada
volume didalamnya.3 Alat yang terakhir ada gelas beker terbuat dari
gelas umumnya terbuat dari bahan borosilikat dengan skala pada
dindingnya, digunakan untuk menuang, membuat, dan mendidihkan
larutan. Dapat digunakan juga untuk mengukur volume larutan yang
tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi.3
2.1.2 BAHAN:
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

Berbanding terbalik dengan jumlah alat, jumlah bahan yang


dibutuhkan kali ini cukup banyak. Hal ini dikarenakan terdapat
beragam tes yang dilakukan.
Bahan yang dibutuhkan pertama adalah formalin. Pasti kita
semua pernah atau bahkan sering mendengar bahan yang satu ini.
Formalin merupakan larutan yang tidak berwarna, memiliki bau yang
menyengat, dan mengandung 37% formaldehid dalam air. Formalin
tidak diperkenankan ada dalam makanan maupun minuman, karena
dalam jangka panjang dapat memicu perkembangan sel-sel kanker,
iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi, dan luka bakar.4
Kemudian terdapat glukosa lalu pereaksi skiff, pembuatan
pereaksi schiff dilakukan dengan cara dilarutkan 0,2 gr fuchsin basis
dalam 120 mL aquades panas, dan dibiarkan dingin. Ditambahkan 2
mL NaHSO3 dalam 20 mL aquades, dan 5 mL HCl pekat. Diencerkan
dengan aquades hingga 200 mL, biarkan selama paling sedikit 1 jam.
Jika terdapat sisa warna merah jambu, ditambahkan 2 ± 3 mL asam
klorida, kocok. Dibiarkan semalam sebelum digunakan dan disimpan
pada tempat yang terlindung dari cahaya.5
Lalu untuk percobaan selanjutnya terdapat tollens A dan tollens
B. Larutan pereaksi tollens bersifat reduktor sehingga formalin
merubah bentuk keperakan, endapan abu –abu, ataupun cermin perak.6
Selain tollens A dan tollens B juga terdapat fehling A dan fehling B
dimana keduanya memiliki sautu kesamaan, yaitu pereaksi oksidator
lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk mengenali aldehida.7
Terdapat juga uji karbohidrat benedict yang merupakan uji
yang dilakukan untuk membedakan gula pereduksi bedasarkan reduksi
ion kupri, dalam suasana alkalis. Jika direaksikan dengan aldehid dan
dipanaskan akan dihasilkan Cu2O. Glukosa dapat mereduksi ion Cu2+
kuprisulfat direduksi menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap
sebagai Cu2O18. Pada suasana basa, reduksi ion Cu 2+ dari CuSO4 oleh
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

gula pereduksi akan berlangsung dengan cepat dan membentuk Cu2O


yang merupakan endapan merah bata. Pereaksi Benedict terdiri atas
larutan Cu2+ dalam suasana basa kuat.8
Identifikasi keton alifatis membutuhkan amonium klorida
yang merupakan seanyawa anorganik dengan rumus kimia NH4Cl,
berupa garam kristal putih yang sangat mudah larut dalam air. 9 Lalu
ada aseton, amonia, dan natrium nitrosufid. Selain itu, untuk
identifikasi ester diperlukan asam asetat pekat, larutan asam asetat
dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi
sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan
pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting.10 Bahan lainnya
ada etanol 95%, asam sulfat pekat, dan natrium benzoat.
Identifikasi gliserol ada beberapa bahan yang dibutuhkan,
diantaranya gliserol, kuprisulfat, dan natrium hidroksida encer.
Selanjutnya identifikasi gliserol dan asam lemak. Bahan-bahan yang
diperlukan adalah sabun padat, indikator pp, dan aquades untuk
hidrolisa sabun. Kemudian untuk garam-garam Ca dan Pb diperlukan
sabun encer netral (pH 7), asam asetat pekat, timbal asetat, dan
kalsium klorida.
Identifikasi vitamin C sebagai reduktor mempunyai 3 tes yang
harus dilalui. Pertama, melunturkan zat warna metilen. Bahan yang
dibutuhkan adalah vitamin C dan metilen biru. Vitamin C merupakan
senyawa reduktor, dalam suasana asam, cincin lakton asam
dehidroaskorbat akan terurai membentuk senyawa diketogulonat
sehingga vitamin C terlindung dengan adanya penambahan senyawa
gula.11 Metilen biru merupakan salah satu pewarna dalam industri
tekstil. Lalu ada tes fehling dan tes benedict.
Identifikasi terakhir adalah reaksi dengan pembentukan
endapan dengan akuabromata. Bahan yang dibutuhkan, diantaranya
fenol, akuabromata, dan asam salisilat. Asam salisilat bekerja sebagai
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

pelarut organik dan menghilangkan ikatan kovalen lipid interselular


yang berikatan dengan cornified envelope di sekitar keratinosit. Selain
memiliki efek keratolitik,bahan ini juga memiliki efek keratoplastik,
anti-pruritus, anti-inflamasi, analgetik,bakteriostatik, fungistatik, dan
tabir surya.12
Secara keseluruhan bahan yang digunakan dalam praktikum ini
dapat disimpulkan sebagai berikut, antara lain formalin, sabun,
glukosa, indikator fenolftalein, pereaksi schiff, akuades, pereaksi
tollens, asam asetat, pereaksi fehling, kalsium klorida, pereaksi
benedict, Pb-asetat, gliserol, aseton, kuprisulfat, natrium nitroprussid,
NaOH, ammonium klorida, KHSO4, ammonia, vitamin C, asam
salisilat, metilen biru, fenol, asam sulfat, anilin, asam benzoate,
akuabromata, dan etanol.
2.2. Cara Kerja
2.2.1 Identifikasi Aldehid Alifatis
 Tes Skiff
Alat dan bahan: tabung reaksi, pipet pasteur, formalin, glukosa, dan
pereaksi skiff.
1) Siapkan 2 tabung reaksi
2) Masukkan 2 tetes formalin ke tabung I dan masukkan 2 tetes
glukosa ke tabung II
3) Kemudian pada masing-masing tabung masukkan 2 tetes pereaksi
skiff
4) Kocok, lalu amati perubahan yang terjadi.
 Tes Tollens
Alat dan bahan: tabung reaksi, pipet pasteur, penjepit, pembakar
spirtus, formalin, tollens A, dan tollens B.
1) Siapkan tabung reaksi dan masukkan 5 tetes formalin.
2) Menambahkan 5 tetes tollens A dan tollens B secara bersamaan,
lalu kocok.
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

3) Setelah itu panaskan larutan menggunakan pembakar spirtus,


kemudian amati perubahan yang terjadi.
 Tes Fehling
Alat dan bahan: tabung reaksi, pembakar spirtus, penjepit, pipet
pasteur, formalin, fehling A, dan fehling B.
1) Siapkan tabung reaksi kemudian masukkan formalin sebanyak 5
tetes.
2) Menambahkan 5 tetes fehling A dan fehling B, lalu kocok.
3) Setelah itu larutan dipanaskan, amati perubahan yang terjadi.
 Tes Benedict
Alat dan bahan: tabung reaksi, pipet pasteur, pembakar spirtus,
penjepit, formalin, dan benedict.
1) Siapkan 2 buah tabung reaksi, lalu masukkan 5 tetes formalin ke
dalam tabung I dan tabung II.
2) Masukkan 5 tetes benedict ke tabung I dan masukkan 10 tetes
benedict ke tabung II, lalu kocok.
3) Panaskan tabung II dengan pembakar spirtus, lalu amati
perubahan yang terjadi.
4) Panaskan tabung I dengan pembakar spirtus, amati perubahan
yang terjadi.
2.2.2 Identifikasi Keton Alifatis
 Tes Rothera
Alat dan bahan: tabung reaksi, pipet pasteur, formalin, amonium
klorida, aseton, amonia, dan natrium nitrofusid.
1) Siapkan 2 tabung reaksi. Masukkan 5 tetes formalin ke tabung I.
2) Kemudian masukkan 5 tetes aseton ke tabung II.
3) Setelah itu pada masing-masing tabung tambahkan 5 tetes
natrium nitrofusid, 5 tetes amonium klorida, dan 5 tetes amonia.
4) Kocok dan amati perubahan yang terjadi.
2.2.3 Identifikasi Ester Alifatis
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

 Alat dan bahan: tabung reaksi, pembakar spirtus, penjepit, pipet


pasteur, asam asetat pekat, etanol 95%, dan asam sulfat pekat.
1) Siapkan tabung reaksi lalu masukkan 5 tetes asam asetat pekat.
2) Tambahkan 5 tetes etanol 95% dan 3 tetes asam sulfat pekat.
3) Panaskan larutan dengan dengan pembakar spirtus secara hati-
hati, lalu cium aroma apa yang terbentuk.
 Alat dan bahan: tabung reaksi, pembakar spirtus, penjepit, asam
benzoat, etanol 95%, dan asam sulfat pekat.
1) Siapkan tabung reaksi dan masukkan 5 tetes asam benzoat.
2) Tambahkan 5 tetes etanol 95% dan 3 tetes asam sulfat pekat, lalu
kocok.
3) Panaskan dengan hati-hati dan cium aroma apa yang terbentuk.
2.2.4 Idetifikasi Gliserol
 Pembentukan Senyawa Cu Kompleks
Alat dan bahan: pipet pasteur, tabung reaksi, gliserol, kuprisulfat, dan
natrium hidroksida encer.
1) Siapkan tabung reaksi lalu masukkan 5 tetes gliserol.
2) Tambahkan 5 tetes kuprisulfat dan 5 tetes natirum hidroksida
encer.
3) Kocok lalu amati perubahan yang terjadi.
2.2.5 Identifikasi Garam dari Asam Lemak
 Hidrolisa Sabun
Alat dan bahan: pipet pasteur, tabung reaksi, gelas beker, sabun
padat, indikator pp, dan aquades.
1) Siapkan tabung reaksi lalu masukkan sedikit sabun padat.
2) Tambahkan 2 tetes indikator pp.
3) Kemudian tambahkan 5 tetes aquades.
4) Kocok lalu amati perubahan yang terjadi.
 Garam-Garam Ca dan Pb dari Asam-Asam Lemak Suhu Tinggi
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

Alat dan bahan: pipet pasteur, gelas beker, tabung reaksi, sabun encer
netral (pH 7), asam asetat pekat, timbal asetat, dan kalsium klorida.
1) Siapkan 2 tabung reaksi kemudian masukkan sabun cair netral
dalam jumlah sama pada kedua tabung reaksi.
2) Tambahkan 5 tetes timbal asetat ke tabung I dan 5 tetes kalsium
klorida ke tabung II.
3) Lalu kocok, amati perubahan yang terjadi.
2.2.6 Vitamin C sebagai Reduktor
 Melunturkan Zat Warna Metilen
Alat dan bahan: tabung reaksi, pipet pasteur, pembakar spirtus,
penjepit, vitamin C, dan biru metilen.
1) Siapkan tabung reaksi lalu masukkan 5 tetes vitamin C.
2) Tambahkan 5 tetes biru metilen, lalu kocok.
3) Panaskan larutan dengan pembakar spirtus lalu amati perubahan
yang terjadi.
 Tes Fehling
Alat dan bahan: tabung reaksi, pipet pasteur, pembakar spirtus,
penjepit, vitamin C, fehling A, dan fehling B.
1) Siapkan 2 tabung reaksi. Masukkan 5 tetes vitamin C pada tabung
reaksi I dan tabung reaksi II.
2) Tambahkan 5 tetes fehling A ke tabung I dan 10 tetes fehling A ke
tabung II.
3) Tambahkan 5 tetes fehling B ke tabung I dan 10 tetes fehling B ke
tabung II.
4) Panaskan tabung reaksi I dan amati perubahan yang terjadi.
5) Panaskan tabung reaksi II dan amati perubahan yang terjadi.
 Tes Benedict
Alat dan bahan: tabung reaksi, penjepit, pipet pasteur, pembakar
spirtus, vitamin C, dan benedict.
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

1) Siapkan 2 tabung reaksi. Masukkan 5 tetes vitamin C ke dalam


masing-masing tabung.
2) Tambahkan 5 tetes benedict ke tabung I dan 10 tetes benedict ke
tabung II, lalu kocok.
3) Panaskan tabung reaksi I, lalu amati perubahan yang terjadi.
4) Panaskan tabung reaksi II, lalu amati perubahan yang terjadi.
2.2.7 Reaksi Pembentukan Endapan dengan Akuabromata
 Alat dan bahan: pipet pasteur, tabung reaksi, fenol, akuabromata, dan asam
salisilat.
1) Siapkan 2 tabung reaksi. Masukkan 5 tetes asam salisilat ke
tabung I dan 5 tetes fenol ke tabung II.
2) Tambahkan 5 tetes akuabromata ke dalam masing-masing tabung.
3) Kocok dan amati perubahan yang terjadi.
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

3 HASIL PENGAMATAN
3.1. Identifikasi Aldehid Alifatis
 Tes Skiff
Tabel 1. Percobaan Tes Skiff
NO. PERLAKUAN HASIL
1. Tabung I
2 tetes formalin + 2 tetes
pereaksi skiff
Tabung II
2 tetes glukosa + 2 tetes
pereaksi skiff

Tabung I menghasilkan larutan warna ungu


Tabung II menghasilkan larutan bening
 Tes Tollens
Tabel 2. Percobaan Tes Tollens
NO. PERLAKUAN HASIL
1. 5 tetes formalin + 5 tetes
pereaksi Tollens A + 5 tetes
pereaksi Tollens B  kocok
panaskan

Sebelum dipanaskan
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

NO. PERLAKUAN HASIL

Setelah dipanaskan akan terbentuk lapisan cermin perak


di dinding tabung reaksi
 Tes Fehling
Tabel 3. Percobaan Tes Fehling
NO. PERLAKUAN HASIL
1. 5 tetes formalin +5 tetes
pereaksi Fehling A + 5 tetes
pereaksi Fehling B
kocokpanaskan

Sebelum dipanaskan

Setelah dipanaskan terbentuk endapan berwarna merah


bata
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

 Tes Benedict
Tabel 4. Percobaan Tes Benedict
NO. PERLAKUAN HASIL
1. Tabung I
5 tetes formalin+5 tetes
pereaksi benedict
panaskan
Tabung II
5 tetes formalin + 10 tetes
pereaksi benedict
panaskan
Sebelum dipanaskan

Setelah dipanaskan
Tabung I menghasilkan larutan berwarna hijau
muda/hijau terang
Tabung II menghasilkan larutan warna hijau tua/hijau
pekat
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

3.2. Identifikasi Keton Alifatis


 Tes Rothera
Tabel 5. Percobaan Tes Rothera
NO. PERLAKUAN HASIL
1. Tabung I
5 tetes formalin + 5 tetes
natrium nitrofusid + 5 tetes
amonium klorida + 5 tetes
amonia
Tabung II
5 tetes aseton + 5 tetes
natrium nitrofusid + 5 tetes
Tabung I menghasilkan larutan bening
amonium klorida + 5 tetes
Tabung II menghasilkan larutan warna ungu
amonia kocok
3.3. Identifikasi Ester Alifatis
 Perlakuan I
Tabel 6. Perlakuan I Identifikasi Ester Alifatis
NO. PERLAKUAN HASIL
1. 5 tetes asam asetat pekat+ 5
tetes etanol 95%+ 3 tetes
asam sulfat pekatpanaskan

Sebelum dipanaskan
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

NO. PERLAKUAN HASIL

Setelah dipanaskan
Larutan yang dihasilkan memiliki bau menyengat
 Perlakuan II
Tabel 7. Perlakuan II Identifikasi Ester Alifatis
NO. PERLAKUAN HASIL
1. 5 tetes asam benzoat+ 5 tetes
etanol 95%+ 3 tetes asam
sulfat pekat (melalui dinding
tabung)kocokpanaskan

Sebelum dipanaskan

Setelah dipanaskan
Larutan yang dihasilkan memiliki bau menyengat
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

3.4. Identifikasi Gliserol


 Pembentukan Senyawa Cu Kompleks
Tabel 8. Pembentukan Senyawa Cu Kompleks
NO. PERLAKUAN HASIL
1. 5 tetes gliserol + tambah 5
tetes CuSO4 encer + 5 tetes
NaOH encerkocok

Menghasilkan warna biru terang


3.5. Garam dari Asam Lemak
 Hidrolisa Sabun
Tabel 9. Percobaan Hidrolisa Sabun
NO. PERLAKUAN HASIL
1. Sedikit sabun padat + 2 tetes
indikator pp + 5 tetes
aquadeskocok

Menghasilkan warna ungu pekat


Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

 Garam-Garam Ca dan Pb dari Asam-Asam Lemak Suhu Tinggi


Tabel 10. Garam-Garam Ca dan Pb dari Asam-Asam Lemak Suhu Tinggi
NO. PERLAKUAN HASIL
1. Tabung I
Sabun cair netral dalam
jumlah sama + 5 tetes timbal
asetatkocok
Tabung II
Sabun cair netral dalam
jumlah sama + 5 tetes kalium Tabung I menghasilkan larutan warna putih keruh
kloridakocok Tabung II menghasilkan larutan warna putih
3.6. Vitamin C sebagai Reduktor
 Melunturkan Zat Warna Metilen
Tabel 11. Percobaan Melunturkan Zat Warna Metilen
NO. PERLAKUAN HASIL
1. 5 tetes larutan vitamin C + 5
tetes metilen biru kocok 
panaskan

Sebelum dipanaskan

Setelah dipanaskan
Terdapat perubahan warna dari biru pekat menjadi biru.
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

 Tes Fehling
Tabel 12. Percobaan Tes Fehling
NO. PERLAKUAN HASIL
1. Tabung I
5 tetes larutan vit C + 5 tetes
pereaksi Fehling A + 5 tetes
pereaksi Fehling B  kocok
 panaskan
Tabung II
5 tetes larutan vit C + 10
Sebelum dipanaskan
tetes pereaksi Fehling A + 10
tetes pereaksi Fehling B 
kocok  panaskan

Setelah dipanaskan
Tabung I menghasilkan larutan hijau endapan coklat
Tabung II menghasilkan larutan hijau endapan coklat
 Tes Benedict
Tabel 13. Percobaan Tes Benedict
NO. PERLAKUAN HASIL
1. Tabung I
5 tetes larutan vit C + 5 tetes
pereaksi Benedict  kocok
 panaskan
Tabung II
5 tetes larutan vit C + 10
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

NO. PERLAKUAN HASIL


tetes pereaksi Benedict  Sebelum dipanaskan
kocok  panaskan

Setelah dipanaskan
Tabung I menghasilkan larutan warna oranye kunyit
Tabung II menghasilkan larutan warna coklat keruh
3.7. Reaksi Pembentukan Endapan dengan Akuabromata
Tabel 14. Reaksi Pembentukan Endapan dengan Akuabromata
NO. PERLAKUAN HASIL
1. Tabung I
5 tetes asam salisilat + 5 tetes
akuabromatakocok
Tabung II
5 tetes fenol + 5 tetes
akuabromatakocok

Tabung I menghasilkan larutan warna bening


Tabung II menghasilkan larutan warna bening
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

4 PEMBAHASAN
4.1. Identifikasi Aldehid Alifatis
 Tes Skiff
Terkait pengujian aldehid diperlukan tes skiff. Pereaksi schiff
digunakan untuk mengetahui adanya formalin pada sampel dan
menunjukkan adanya gugus aldehid, pereaksi schiff digunakan untuk
mengikat formalin agar terlepas dari sampel, formalin juga bereaksi
dengan pereaksi Schiff menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna
merah keunguan. Semakin intensif warna yang tampak, dapat
menggambarkan bahwa formalin yang terkandung dalam sampel semakin
banyak.5
Percobaan ini dimulai dengan menyiapkan 2 tabung. Untuk tabung
pertama kita isi dengan 2 tetes formalin, sedangkan tabung kedua kita isi
dengan 2 tetes glukosa. Selanjutnya ditambahkan 2 tetes pereaksi skiff
pada masing-masing tabung. Sehingga menghasilkan larutan pada tabung
pertama berwarna ungu dan pada tabung kedua berwarna bening. Reaksi
yang terjadi yaitu:
Gambar 4. Reaksi Tes Skiff

 Tes Tollens
Perubahan warna pada uji dengan pereaksi Tollens (Ag(NH 3)2NO3)
disebabkan terjadinya reaksi reduksi oksidasi. Gugus Aldehid pada
formalin dioksidasi menjadi anion karboksilat sedangkan ion Ag + dalam
reagensia tollens direduksi menjadi logam Ag.6
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

Tes tollens dilakukan dengan memasukkan 5 tetes formalin dalam


tabung reaksi. Kemudian menambahkan 5 tetes tollens A dan 5 tetes
tollens B secara bersamaan lalu kocok. Setelah itu dipanaskan di atas
pembakar spirtus. Hasil akhir menunjukkan akan terbentuk cermin perak
pada dinding tabung reaksi. Reaksi yang terjadi yaitu:
Gambar 5. Reaksi Tes Tollens

 Tes Fehling
Uji fehling dilakukan dengan cara menambahkan 5 tetes formalin ke
dalam tabung reaksi lalu menambahkan pereaksi fehling yang terdiri dari
fehling A yaitu larutan CuSO4 dan fehling B yang terdiri dari K-Na-tartrat
dan NaOH sebanyak masing-masing 5 tetes ke dalam larutan. Kemudian
kocok lalu dipanaskan di atas pembakar spirtus sehingga terjadi perubahan
warna dari biru ke endapan merah bata. Perubahan warna terjadi karena
senyawa aldehid dioksidasi menjadi asam karboksilat dan terbentuk
endapan CuO berwarna kuning.13Reaksi yang terjadi yaitu:
Gambar 6. Reaksi Tes Fehling

 Tes Benedict
Langkah pertama adalah menyiapkan 2 tabung reaksi. Masing-masing
tabung kita isi dengan 5 tetes formalin. Kemudian masukkan 5 tetes
benedict ke tabung pertama dan 10 tetes benedict ke tabung kedua. Setelah
itu kita panaskan. Maka akan diperoleh perubahan warna tabung 1
menjadi hijau terang dan perubahan warna pada tabung 2 menjadi hijau
pekat. Reaksi yang terjadi yaitu:
Gambar 7. Reaksi Tes Benedict
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

4.2. Identifikasi Keton Alifatis


 Tes Rothera
Pada identifikasi kali ini hanya terdapat satu tes yaitu tes rothera.
Dimana tes rothera merupakan reaksi antara natrium nitroprusside dengan
aseton membentuk senyawa yang berwarna ungu (terbentuknya cincin
ungu jika keton positif).14
Uji rothera dilakukan dengan menyiapkan 2 tabung reaksi. Kemudian
tabung pertama kita isi dengan 5 tetes formalin dan tabung kedua kita isi
dengan 5 tetes aseton. Kemudian pada masing-masing tabung
ditambahkan 5 tetes natrium nitrofusid, 5 tetes amonium klorida, dan 5
tetes amonia. Hasil reaksi menunjukkan pada tabung pertama akan
menghasilkan larutan warna bening dan tabung kedua menghasilkan
warna ungu. Reaksi yang terjadi yaitu:
Gambar 8. Reaksi Tes Rothera

4.3. Identifikasi Ester Alifatis


Terdapat 2 percobaan dalam identifikasi kali ini. Perbedaannya
terdapat pada bahan pertama yang dimasukkan. Untuk percobaan pertama
menggunakan 5 tetes asam asetat pekat, sedangkan percobaan kedua
menggunakan 5 tetes asam benzoat. Kemudian masing-masing tabung
ditambahkan 5 tetes etanol 95% dan 3 tetes asam sulfat pekat lalu kocok.
Setelah itu dipanaskan di atas pembakar spirtus. Kemudian kedua tabung
tersebut sama-sama akan menghasilkan bau yang menyengat. Asam asetat
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

akan memberikan hasil uji yang positif, yaitu terbentuknya aroma khas ester
yang cenderung berbau seperti balon gelembung tiup. Reaksi yang terjadi
yaitu:
Gambar 9. Perlakuan I Identifikasi Ester Alifatis

Gambar 10. Perlakuan II Identifikasi Ester Alifatis

4.4. Identifikasi Gliserol


 Pembentukan Senyawa Cu Kompleks
Pengujian ini dilakukan dengan menambahkan 5 tetes gliserol ke
dalam tabung reaksi. Kemudian masukkan 5 tetes kuprisulfat encer dan 5
tetes natirum hidroksida encer lalu kocok. Hasil akhir larutan berwarna
biru terang. Larutan yang mula-mula berwarna bening, setelah direaksikan
larutan berubah warna menjadi biru terang. Perubahan warna menjadi
warna biru dikarenakan terbentuknya senyawa kompleks. Reaksi yang
terjadi yaitu:
Gambar 11. Reaksi Pembentukan Senyawa Cu Kompleks

4.5. Identifikasi Garam dari Asam Lemak


 Hidrolisa Sabun
Pada pengujian ini kita membutuhkan sedikit sabun padat sebagai
komponen garam alkali untuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Kemudian menambahkan 2 tetes indikator pp. Setelah itu kita
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

menambahkan 5 tetes aquades. Hasil akhir menunjukkan larutan pada


tabung reaksi akan berwarna ungu pekat. Larutan mula-mula berwarna
bening setelah direaksikan berubah menjadi berwarna ungu pekat.
Indikator asam basa adalah suatu senyawa organik yang dapat berubah
warna dengan berubahnya pH, biasa digunakan untuk membedakan suatu
larutan bersifat asam atau basa dengan cara memberikan perubahan warna
pada larutan asam dan basa. Indikator pp adalah salah satu indikator yang
akan berubah warna ketika berada dalam keadaan basa. 16,17 Reaksi yang
terjadi yaitu:
Gambar 12. Reaksi Hidrolisa Sabun

 Garam-Garam Ca dan Pb dari Asam-Asam Lemak Suku Tinggi


Terdapat 2 tabung yang dipersiapkan. Tabung pertama dan kedua kita
isi dengan sabun cair netral yang jumlahnya sama. Kemudian pada tabung
pertama kita tambahkan 5 tetes timbal asetat dan pada tabung kedua kita
tambahkan 5 tetes kalsium klorida lalu kocok. Kemudian amati perubahan
yang terjadi pada tabung pertama menghasilkan warna putih keruh dan
tabung kedua menghasilkan warna putih. Uji pembuatan garam,
penambahan CaCl2 dan Pb asetat untuk mengetahui adanya larutan yang
dapat mengendapkan ion-ion Ca dan Pb dan ditemukannya bentuk
endapan yang tidak terlihat dan terlihat jelas bentuknya.
4.6. Vitamin C sebagai Reduktor
 Melunturkan Zat Warna Metilen
Pengujian dilakukan dengan memasukkan 5 tetes vitamin c. Kemudian
tambahkan 5 tetes biru metilen ke dalam tabung reaksi lalu kocok. Setelah
itu dipanaskan di atas pembakar spirtus. Hasil akhir menunjukkan adanya
perubahan dari warna biru pekat menjadi biru.
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

Vitamin C secara kimia dinamakan asam askorbat. Asam askorbat


memiliki kemampuan untuk mereduksi senyawa lain, contohnya pada
eksperimen ini adalah metilen biru. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut15:
Gambar 13. Reaksi Melunturkan Zat Warna Metilen

 Tes Fehling
Pada pengujian kali ini dibutuhkan 2 tabung reaksi. Masing-masing
tabung dimasukkan 5 tetes vitamin C. Kemudian pada tabung pertama
ditambahkan 5 tetes fehling A dan 5 tetes fehling B. Tabung kedua kita
tambahkan 10 tetes fehling A dan 10 tetes fehling B. Hasil akhir
menunjukkan bahwa tabung pertama maupun kedua akan menghasilkan
larutan warna hijau dengan endapan coklat. Semakin banyak jumlah zat
asam askorbat, maka zat dari fehling akan tereduksi semakin banyak pula.
Reaksinya sebagai berikut:
Gambar 14. Reaksi Tes Fehling

 Tes Benedict
Uji benedict memerlukan 2 tabung reaksi dimana pada masing-masing
tabung ditambahkan 5 tetes vitamin C. Kemudian pada tabung pertama
diitambahkan 5 tetes benedict, sedangkan pada tabung kedua ditambahkan
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

10 tetes benedict. Hasil akhir percobaan terlihat pada tabung pertama akan
terbentuk warna oranye kunyit dan tabung kedua akan terbentuk warna
coklat keruh. Pada percobaan ini, ion Cu2+ yang terdapat dalam peraksi
benedict tereduksi menjadi Cu2O oleh vitamin C yang bertindak sebagi
reduktor.
4.7. Reaksi Pembentukan Endapan dengan Akuabromata
Reaksi ini membutuhkan 2 tabung reaksi. Tabung pertama kita
masukkan 5 tetes asam salisilat dan untuk tabung kedua kita masukkan 5
tetes fenol. Kemudian pada masing-masing tabung kita tambahkan dengan 5
tetes akuabromata. Hasil akhir reaksi ini menunjukkan larutan pada masing-
masing tabung akan terbentuk larutan bening. Pada reaksi ini tidak terbentuk
endapan sama sekali, kemugkinan terjadi karena pereaksi sudah mengalami
kerusakan atau kesalahan saat reaksi.
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

5 KESIMPULAN
Identifikasi senyawa organik dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu tes
skiff, tes tollens, tes fehling, tes benedict, reaksi pembentukan, hidrolisis, dan
sebagainya. Pereaksi dan indikator pada masing-masing uji juga berbeda-beda.
Selain itu, banyak yang menunjukan hasil positif dengan indikasi perubahan
warna maupun terbentuknya endapan, tetapi juga ada yang menunjukkan hasil
negatif seperti pada percobaan terakhir. Perolehan hasil negatif tersebut
kemungkinan dikarenakan pereaksi atau indikator yang rusak dan juga
kemungkinan karena kesalahan saat mereaksikan larutan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa senyawa organik dapat dibedakan berdasarkan klasifikasi
hidrokarbon (alifatis atau aromatis) dan gugus fungsi yang dimiliki (aldehida,
keton, ester, dan sebagainya). Oleh karena itu pula terdapat 7 cara untuk
mengidentifikasi senyawa organik ini. Dimana didalamnya telah dihasilkan
beberapa metode untuk mengidentifikasi senyawa organik tersebut. Diantaranya,
warna larutan, aroma larutan, dan endapan yang dihasilkan.
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

DAFTAR PUSTAKA
1. Indah Saraswati. Panduan Praktikum Kimia. Yogyakarta:Deepublish.
1(1);Februari (2018):45-46p.
2. Sardjono, RE. Konsep-konsep Dasar Kimia Organik. Universitas Terbuka. 1;
(2014):5-8p.
3. Wardiyah. Praktikum Kimia Dasar. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
(2016):2-15 p.
4. Dewi, SR. Identifikasi Formalin pada Makanan Menggunakan Ekstrak Kulit
Buah Naga. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan. 2019;2(1):45-51.
5. Refwalu, MH. Analisis Kandungan Formalin pada Berbagai Jenis Daging di Pasar
Swalayan Kota Manado. Pharmacon. 2016;5(4).
6. Febrianti, DR, Sari, RM. Analisis kualitatif formalin pada ikan tongkol yang
dijual di Pasar Lama Banjarmasin. Jurnal Pharmascience. 2017;3(2).
7. Pratama, GR. Reaksi pada Alkohol, Eter, Aldehid, Keton, Asam Karboksilat, dan
Ester.
8. Nurjannah, Laita, dkk. Produksi Asam Laktat oleh Lactobacillus delbrueckii
subsp. bulgaricus dengan Sumber Karbon Tetes Tebu. Jurnal Teknologi dan
Industri Pertanian Indonesia. 2017;9(1):4.
9. Rhaska, G, Zainul, R. Analisis Molekular Dan Transpor Ion Amonium Clorida.
2019.
10. Hambali, M, Mayasari, F, Noermansyah, F. Ekstraksi Antosianin dari Ubi Jalar
dengan Variasi Konsentrasi Solven, dan Lama Waktu Ekstraksi. Teknik Kimia.
2014;2(20):30-31.
11. Pakaya, David. Peranan Vitamin C pada Kulit.Jurnal Ilmiah Kedokteran. 2014;
1(2):45-52.
12. Sulistyaningrum, SK, Nilasari, H, Effendi, HE. Penggunaan Asam Salisilat dalam
Dermatologi. Journal Indonesia Medical Association, Jakarta. 2012;62(7).
13. Machmud, S. Uji Kandungan Formalin dengan Pereaksi Tollens. 2014.
http://eprints.ung.ac.id/6195/5/2012-1-48401-821309014bab410082012035319.pdf
14. Iqbal M. Aldehid dan Keton. Jurnal Rekayasa Proses. 2010:4(2).
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

15. Kusumawati, A. Reaksi Esterifikasi Butanol dengan Asam Asetat Terkatalisis


katalis Zr4+- Zeoilt Beta. 2015.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs/article/view/8276
16. Chang R. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti.3rd ed. Martoprawiro MA, Noviandri
I, Buchari, et al, translator. Jakarta: PenerbitErlangga. 332p.
17. Andaris SH. Potensi Organ TumbuhansebagaiIndikatorAsam Basa. Sang
Pencerah. 2018 Agustus;4(2):65.
https://www.jurnal-umbuton.ac.id/index.php/Pencerah/article/download/299/235
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

PERTANYAAN DAN JAWABAN


A. Identifikasi Aldehid Alifatis
a) Tes Skiff
1. Warna apa yang timbul bila kedua tabung ditambah 1-2 tetes pereaksi schiff?
Jawab : Pada tabung reaksi pertama yang berisi formalin setelah ditambah
dengan pereaksi schiff berubah warna menjadi ungu, sedangkan pada tabung
reaksi kedua yang berisi glukosa setelah ditambah dengan pereaksi schiff tidak
mengalami perubahan warna atau tetap berwarna bening.
2. Tulislah reaksi kimia dari percobaan diatas apabila aldehid yang dipakai adalah
formalin!
Jawab :

3. Apakah sebenarnya formalin itu? Apa fungsi formalin dalam bidang


kedokteran, peternakan, dan teknik?
Jawab : Formalin adalah senyawa kimia yang terdiri dari hydrogen, oksigen,
dan karbon. Formalin merupakan golongan aldehid yang juga dikenal sebagai
formaldehyde, methanol, methylene oxide, oxymethylene, methylaldehyde,
oxomethane, dan formic aldehyde. Formalin adalah larutan yang tidak
berwarna dan baunya sangat menusuk hidung. Di dalam formalin mengandung
sekitar 37% formaldehid dalam air, biasanya ditambah methanol hingga 15%
sebagai pengawet.
 Fungsi formalin di bidang kedokteran, digunakan sebagai pengawetan
jasad manusia, sebagai anti bakteri atau pembunuh kuman dan untuk
mengeringkan kulit, misalnya mengangkat kutil.
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

 Fungsi formalin di bidang peternakan, digunakan sebagai cairan untuk


pembersihan kandang ternak, pembasmi lalat dan serangga pengganggu,
serta sebagai fumigasi kandang ayam.
 Fungsi formalin di bidang teknik, digunakan sebagai pencegah korosi
untuk sumur minyak dan untuk membuat cat atau bahan peledak.
4. Sebutkan 5 buah aldehid alifatis yang saudara ketahui, lengkap dengan struktur
kimia, nama trivial, dan nama rasionalnya!
Jawab :
 Formalin

Nama trivial : Formalin, formaldehida, formol


Nama rasional : Metanal
 Asetaldehida

Nama trivial : Asetaldehida


Nama rasional : Etanal
 Propionaldehida

Nama trivial : Propinaldehida


Nama rasional : Propanal
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

 Butiraldehida

Nama trivial : Butiraldehida


Nama rasional : Butanal
 Valeraldehida

Nama trivial : Valeraldehida


Nama rasional : Pentanal
5. Bagaimana saudara dapat membedakan asetaldehid dan glukosa?
Jawab : Asetaldehid jika ditetesi dengan pereaksi schiff akan berubah warna
dari bening menjadi warna ungu, sedangkan glukosa jika ditetesi pereaksi
schiff tidak mengalami perubahan warna atau tetap bening.
b) Tes Tollens
1. Tulislah dengan lengkap reaksi dari percobaan yang dilakukan!
Jawab :

2. Apa isi pereaksi Tollens? Bagaimana membuat pereaksi ini?


Jawab : Larutan perak nitrat dan ammonium hidroksida.
Cara membuat : Merekasikan larutan perak nitrat dengan ammonium
hidroksida kemudian endapan coklat Ag2O yang terbentuk dilarutkan dengan
larutan amonia sehingga membentuk kompleks perak amoniakal, Ag(NH 3)2+
(aq).
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

c) Tes Fehling
1. Apa isi pereaksi fehling? Mengapa baru dicampur setelah akan dipanaskan?
Jawab : Fehling A berisi larutan kuprisulfat dan Fehling B berisi NaOH dan
KNa-tartrat.
Fehling A dan Fehling B baru dicampur setelah akan dipanaskan dikarenakan
jika sudah dicampur sejak awal dan dibiarkan lama maka akan terjadi reduksi
sendiri antara larutan Fehling A dan Fehling B.
2. Tulislah reaksinya dengan percobaan yang dilakukan!
Jawab :

d) Tes Benedict
1. Tuliskan reaksi dari percobaan-percobaan yang dilakukan!
Jawab :

2. Apa isi reaksi benedict? Apa warna pereaksi ini? Mengapa demikian?
Jawab : Komposisi pereaksi benedict adalah tembaga (II) sulfat, trinatrium
sitrat, natrium karbonat, anhidrat, dan aquadest. Pereaksi ini berwarna biru.
Hal ini karena komposisi tembaga (II) sulfat yang memiliki warna biru ketika
terdehidrasi dengan aquades.
B. Identifikasi Keton Alifatis
a) Tes Rothera
1. Jelaskan dengan percobaan apa asetaldehid dapat dibedakan dengan propanon?
Jawab : Asetaldehid dapat dibedakan dengan propanon dengan melakukan
identifikasi keton atau yang disebut uji rothera yaitu dengan menambahkan
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

natrium nitrofusid, ammonium klorida, dan ammonia. Apabila larutan berubah


menjadi ungu maka hasilnya positif.
C. Identifikasi Gliserol
1. Mengapa tidak terjadi endapan biru dari Cu-hidroksida? Jelaskan dengan
singkat!
Jawab : Pada reaksi gliserol dengan kuprisulfat dan NaOH tidak terdapat
endapan biru karena tidak dihasilkan Cu(OH)2 tetapi pada reaksi ini terbentuk
(C3H5O3.CuNa)2. 3H2O yang memancarkan warna biru dan pengompleksan
ion-ion tembaga (II) dapat mencegah terbentuknya sebuah endapan.
D. Identifikasi Garam dari Asam Lemak
a) Hidrolisa Sabun
1. Tulislah reaksi-reaksi dari percobaan yang dilakukan!
Jawab :

2. Jelaskan mengapa timbul warna merah?


Jawab : Indikator asam basa adalah suatu senyawa organik yang dapat berubah
warna dengan berubahnya pH, biasa digunakan untuk membedakan suatu
larutan bersifat asam atau basa dengan cara memberikan perubahan warna
pada larutan asam dan basa. Indikator PP adalah salah satu indikator yang akan
berubah warna menjadi merah ketika berada dalam keadaan basa.
b) Garam-garam Ca dan Pb dari asam-asam lemak suku tinggi
1. Tulis reaksi dari apa yang saudara kerjakan!
Jawab :
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

2. Tulis reaksi jika sabun yang digunakan adalah pottasium oleat atau sodium
oleat!
Jawab :
 Reaksi sabun pottasium oleat:

 Reaksi sabun sodium oleat:

E. Vitamin C sebagai Reduktor


a) Tes Fehling
1. Apakah isi masing-masing pereaksi Fehling?
Jawab : Fehling A berisi larutan kuprisulfat dan Fehling B berisi larutan NaOH
dan KNa-tatrat.
2. Mengapa pada percobaan vitamin C yang lebih sedikit, warna biru masih tetap
ada?
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa
Organik

Jawab : Larutan warna biru tetap ada dikarenakan Fehling masih bereaksi
dengan vitamin C tetapi dalam jumlah yang sedikit sesuai dengan kadar larutan
yang direaksikan.
b) Tes Benedict
1. Apakah isi pereaksi Benedict?
Jawab : Larutan Benedict berisi larutan kuprisulfat, Na-karbonat, dan Na-sitrat.
2. Untuk apa saja pereaksi ini digunakan dalam klinis?
Jawab : Pereaksi Benedict digunakan untuk menguji larutan yang mengandung
glukos atau gula. Apabila larutan yang mengandung glukosa ditetesi dengan
perekasi Benedict kemudian berubah warna menjadi merah bata maka larutan
mengandung glukosa. Tes Benedict digunakan untuk menguji larutan urin
pasien guna menguji penyakit diabetes mellitus.

Anda mungkin juga menyukai