KIMIA SEKOLAH I
(Hidrokarbon dan Minyak Bumi)
OLEH :
Wimbi Apriwanda (1405119891)
Fika Tustanti Zarlin (1405113086)
Anggie Oktaviani S (1405111641)
Maulia Alifah (1405119840)
Nora Yulita (1405113778)
Karbon dapat membentuk berjuta-juta macam senyawa hanya dengan beberapa atom
lain, misalnya hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Beberapa molekul besar dengan struktur
sangat kompleks yang menjadi pembentuk tubuh manusia dan berbagai makhluk hidup di
dunia, berbasis pada senyawa karbon. Ada sekitar enam juta senyawa karbon yang sudah
teridentifikasi sebagai senyawa yang ada di alam. Beberapa senyawa tersebut telah dikenal
dengan baik, misalnya karbohidrat, protein dan asam amino, lemak dan minyak, serta
vitamin. Senyawa-senyawa tersebut merupakan senyawa yang sangat vital bagi tubuh
manusia. Beberapa senyawa lain yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, mulai
dari plastik, serat kain, dan berbagai jenis obat-obatan, semuanya merupakan senyawa
karbon. Bahkan, minyak bumi yang mempunyai peranan penting secara ekonomis juga
termasuk senyawa karbon.
Minyak telah menjadi salah satu sumber daya alam yang penting dalam peradaban
modern. Berbagai keperluan rumah tangga, transportasi, dan industri masih mengandalkan
minyak bumi, gas alam atau batu bara sebagai bahan bakar. Sementara bahan bakar alternatif
masih sempit sekali penggunannya. Selain digunakan untuk bahan bakar, banyak produk
yang menggunakan minyak bumi dan gas alam sebagai bahan baku. Berbagai produk yang
dihasilkan dari minyak bumi dan gas alam disebut petrokimia. Produk-produk petrokimia
tersebut meliputi pupuk, pestisida, serat sintetik, detergen, plastik dan juga obat-obatan.
Dalam makalah ini kita mempelajari minyak bumi juga beserta proses pembentukannya dan
mutu bensin.
2
BAB II
ISI
3
Kelarutan Umumnya sukar larut dalam Mudah larut dalam pelarut
pelarut polar, tetapi mudah larut polar
dalam pelarut non-polar
Titik lebur dan titik Umumnya relatif rendah Ada yang sangat tinggi, tetapi
didih ada yang sangat rendah
Kereaktifan Kurang reaktif (sukar bereaksi), Reaktif dan umumnya
dan jika bereaksi cenderung lambat berlangsung cepat
Struktur Mempunyai rantai atom karbon Tidak mempunyai rantai atom
karbon
Gambar 1.1
2. Sumber Senyawa Karbon
a. Tumbuhan dan Hewan
4
Tumbuhan dan hewan merupakan “mesin” pembuat senyawa karbon, misalnya protein,
karbohidrat, lemak, dan berbagai senyawa yang tidak mungkin diperoleh dan ditemukan
diluar tumbuhan dan hewan. Penelitian mengenai senyawa karbon yang terdapat dalam
tumbuhan telah menghasilkan jenis obat-obatan baru yang sebelumnya tidak dikenal.
b. Batu bara
Batu bara merupakan hasil pelapukan tumbuhan yang berlangsung jutaan tahun yang
lalu dengan tekanan dan temperatur yang sangat tinggi. Pengolahan batu bara dengan cara
distilasi pemecahan (cracking) menghasilkan gas batu bara, ter batu bara, dan kokas.
Kokas merupakan bahan bakar yang sangat baik dan digunakan pada berbagai industri,
sedangkan gas batu bara dan ter batu bara dapat diproses dengan berbagai reaksi kimia
menjadi bermacam-macam senyawa karbon lebih bermanfaat.
c. Gas alam dan minyak bumi
Gas alam dan minyak bumi mengandung banyak senyawa karbon yang berperan
penting dalam berbagai industri. Komponen utama dalam gas alam dan minyak bumi adalah
senyawa hidrokarbon. Hidrokarbon dan minyak bumi ini akan dibahas lebih lanjut pada
subbab berikutnya.
2) Atom karbon dengan keempat tangan ikatan itu dapat membentuk rantai atom karbon
dengan berbagai bentuk dan kemungkinan. Setiap kemungkinan menghasilkan satu
jenis senyawa. Semakin banyak kemungkinan, semakin banyak jenis senyawa yang
bisa dibentuk oleh atom karbon.
Beberapa kemungkinan rantai karbon yang dibentuk dapat dikelompokkan
berdasarkan:
5
a) Jumlah ikatan
Ikatan tunggal, yaitu ikatan antara atom-atom karbon dengan satu tangan ikatan
(sepasang elektron ikatan)
C C C C C
Ikatan rangkap dua, yaitu terdapat ikatan antara atom-atom karbon dengan dua
tangan ikatan (dua pasang elektron ikatan)
C C C C C
Ikatan rangkap tiga (ganda tiga), yaitu ikatan antara atom-atom karbon dengan
dengan ikatan (tiga asang elektron ikatan)
C C C C C
b) Bentuk Rantai
Rantai terbuka (alifatis), yaitu rantai yang antar ujung-ujung atom karbonnya
tidak saling berhubungan. Rantai jenis ini ada yang bercabang dan ada yang
tidak bercabang.
C C C C C
C C C C C
C C C C
Rantai siklik
H
H H
atau
H H
H aromatis
3) Posisi atom karbon di dalam rantai karbon
Berdasarkan jumlah atom karbon lain yang diikat, terdapat empat posisi atom karbon,
yaitu:
a) Atom karbon primer, yaitu atom karbon yang hanya mengikat secara langsung satu
atom karbon yang lain.
b) Atom karbon sekunder, yaitu atom karbon yang mengikat secara langsung dua
atom karbon yang lain.
c) Atom karbon tersier, yaitu atom karbon yang mengikat secara langsung tiga atom
karbon yang lain.
d) Atom karbon kuarterner, yaitu atom karbon yang mengikat secara langsung empat
atom karbon yang lain.
Perhatikan rantai karbon berikut.
7
merupakan atom karbon tersier, dan atom karbon 2 merupakan atom karbon
kuarterner.
D. Hidrokarbon
Kelompok senyawa karbon yang paling sederhana adalah hidrokarbon, yaitu senyawa
karbon yang tersusun dari atom karbon dan hidrogen. Hidrokarbon yang paling sederhana
adalah metana, yang terdiri dari suatu atom karbon dengan empat atom hidrogen (CH4).
Metana merupakan molekul yang mempunyai struktur ruang tetrahedron dengan atom karbon
sebagai pusatnya, dan atom hidrogen yang terdapat pada keempat sudutnya. Untuk
mempermudah, struktur tersebut diproyeksikan ke dalam bidang datar.
H H
C H C H
H
H
H H (c)
(a) (b)
Gambar 1.3 (a) Model molekul CH4, (b)Struktur ruang molekul CH 4, (c) Proyeksi molekul
CH4
Berdasarkan ikatan yang terdapat pada rantai karbonnya, hidrokarbon dibedakan
menjadi:
a. Hidrokarbon jenuh, yaitu hidrokarbon yang pada rantai karbonnya semua berikatan
tunggal. Hidrokarbon ini disebut juga sebagai alkana.
b. Hidrokarbon tak jenuh, yaitu hidrokarbon yang pada rantai karbonnya terdapat ikatan
rangkap dua atau tiga. Hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap dua disebut
dengan alkena dan hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap tiga disebut dengan
alkuna.
1. Alkana
Setiap atom karbon mempunyai empat elektron valensi yang digunakan untuk
membentuk ikatan kovalen dengan atom lainnya, yang digambarkan sebagai tangan ikatan.
Jadi, atom karbon pada senyawa karbon selalu mempunyai empat tangan ikatan. Pada alkana,
keempat tangan tersebut bila tidak digunakan untuk mengikat atom karbon yang lain akan
digunakan untuk mengikat atom hidrogen.
8
H
H C H
atau H
H C C H
atau H H
9
4 H3C CH2 CH2 CH3 C4H10
10
18 C18H38 a 28 313,9 0,789 Padat
20 C20H42 Oktadekana 36,9 343,9 0,789 Padat
Eikosana
11
3) Jika rantai karbonnya bercabang, ditentukan dahulu rantai utama (rantai induk),
yaitu rantai atom karbon terpanjang dan diberi nomor urut dari ujung yang paling
dekat dengan letak cabang.
Contoh :
1 2 3 4
H3C CH2 CH CH3
CH3
Cara penomoran yang salah karena tidak dimulai dari ujung yang dekat cabang
4 3 2 1
H3C CH2 CH CH3
CH3
Cara penomoran yang benar
1 2 3 4
H3C CH2 CH CH3
CH2
CH3
Cara penomoran yang salah karena masih ada rantai yang lebih panjang
1 2 3
H3C CH2 CH CH3
4 CH2
5 CH
3
Cara penomoran yang benar
4) Menetapkan gugus cabang yang terikat pada rantai utama. Gugus cabang pada
alkana umumnya merupakan alkil. Gugus alkil merupakan gugus hidrokarbon
(alkana) yang kehilangan sebuah atom hidrogen. Rumus umum alkil adalah
CnH2n+1. Nama gugus alkil disesuaikan dengan nama alkananya dengan
mengganti akhiran –ana dengan akhiran –il.
Rumus gugus alkil Nama IUPAC
CH3- Metil
C2H5- Etil
C3H7- Propil
C4H9- Butil
C5H11- Pentil
C6H13- Heksil
12
5) Gugus alkil yang mempunyai rantai bercabang atau tidak terikat pada atom
karbon primer diberi nama tertentu.
Contoh :
CH3
H3C CH H H3C C H
CH3 CH3
Nama IUPAC : 1-metiletil 1,1-dimetiletil
Nama umum : (isopropil atau sekunder propil) (neobutil atau tersier butil)
CH CH3
CH3
Nama IUPAC : 4-(metiletil)heptana
Nama umum (trivial) : 4-isopropil heptana atau 4-sekunder propil heptana
CH3
Cabang m etil terletak pada atom C nomor 2
Nama : 2-metilpentana
7) Jika terdapat lebih dari satu cabang yang sama, nama cabang disebut sekali,
tetapi diawali dengan angka latin yang menunjukkan jumlahnya.
Contoh :
metil nomor 2
CH3
Rantai utama dengan 6 atom C (heksana)
H3C C CH CH2 CH CH3
CH3 CH2 CH3
metil nomor 5
metil nomor 2 CH
3
Nama : 3-etil-2,2,5-trimetilheksana
etil nomor 3
c. Isomeri Alkana
Isomeri adalah peristiwa dimana suatu senyawa karbon mempunyai rumus molekul
sama tetapi mempunyai struktur berbeda.
Contoh :
13
Senyawa dengan rumus molekul C4H10 mempunyai dua struktur yang berbeda, yaitu:
CH3
n-butana Metilpropana
Perbedaan antara senyawa n-butana (baca: normal butana) dengan metilpropana adalah
pada kerangka rantai atom karbonnya. Rantai n-butana tidak bercabang, sedangkan metil
propana rantainya bercabang pada atom C-2. Perbedaan struktur kedua senyawa tersebut
mengakibatkan perbedaan sifat, dimana titik didih n-butana adalah -0,4ºC sedangkan titik
didih metilpropana adalah -11,6ºC.
Semakin banyak jumlah atom karbon penyusun alkana, semakin banyak jumlah
isomernya.
Tabel 1.4 Jumlah isomer dari beberapa alkana
Jumlah atom C 4 5 6 7 8 9 10 15 20
Rumus C4H10 C5H12 C6H4 C7H16 C8H18 C9H20 C10H22 C15H32 C20H42
molekul
Jumlah isomer 2 3 5 9 18 35 75 4.347 366.319
2. Alkena
Alkena merupakan hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua antar-atom
karbonnya. Anggota alkena paling sederhana adalah etena (etilena). Oleh karena setiap atom
karbon mempunyai empat tangan ikatan dan yang dua tangan ikatan digunakan untuk
membentuk ikatan rangkap, setiap atom karbon masih mempunyai dua tangan ikatan yang
digunakan untuk mengikat atom hidrogen. Perhatikan beberapa contoh berikut.
H H
atau H H H
14
H H H
H C C C C atau H3C CH2 CH CH2
atau H H H H
Jika model tersebut dilanjutkan untuk jumlah atom karbon yang lebih banyak, akan
didapatkan struktur seperti pada Tabel 1.5
Tabel 1.5 Struktur dan rumus umum alkena
Jumlah atom
Karbon Hidrogen
Struktur alkena Rumus molekul
H2C CH2 2 4 C2H4
H2C CH CH3 3 6 C3H6
H2C CH CH2 CH3 4 8 C4H8
H2C CH CH2 CH2 CH3 5 10 C5H10
H2C CH CH2 CH2 CH2 CH3 6 12 C6H12
H2C CH CH2 CH2 CH2 CH2 CH3 7 14 C7H14
Rumus umum n 2n CnH2n
Jadi, rumus umum molekul alkena adalah CnH2n
CH2
Cabang
2) Penomoran atom karbon dimulai dari ujung yang paling dekat dengan ikatan
rangkap.
3) Ikatan rangkap diberi nomor untuk menunjukkan letaknya.
4) Cara penulisan dan penamaan cabang sama dengan pada alkana
5) Urutan penamaan alkena : nomor cabang-nama cabang-nomor ikatan rangkap-
nama rantai utama.
Contoh :
15
H3C CH CH CH2 : 3-metil-1-butena
CH3
CH3
b. Isomeri alkena
Pada alkena dapat terjadi beberapa peristiwa isomeri, yaitu isomeri yang berkaitan
dengan struktur rantai atom karbonnya (isomeri rantai dan isomeri posisi) dan isomeri yang
berkaitan dengan kedudukan atom atau gugus di dalam ruangan (isomeri geometri).
1) Isomeri rantai
Isomeri rantai atau isomeri kerangka atom karbon yaitu peristiwa isomeri yang
disebabkan adanya perbedaan rantai atau kerangka atom karbonnya. Isomeri ini dapat dikenal
dengan melihat bentuk rantainya, apakah bercabang atau tidak, serta banyaknya atom karbon
pada rantai utama.
Contoh :
Perhatikan struktur dari C4H8 berikut.
H2C CH CH2 CH3 dan H2C C CH3
(1-butena)
CH3
(2-metil-1-propena)
Antara 1-butena dan 2-metil-1-propena terjadi isomeri rantai atau isomeri kerangka atom
karbon.
2) Isomer posisi
Isomer posisi terjadi karena adanya perbedaan posisi letak cabang atau posisi
letak ikatan rangkapnya.
Contoh :
H2C CH CH2 CH3 dan H3C CH CH CH3
(1-butena) (2-butena)
16
H2C CH CH2 CH3 (1-butena)
CH3
(a) (b)
H C C H
atau
disederhanakan menjadi HC CH
17
Jika model tersebut dilanjutkan untuk jumlah atom karbon yang lebih banyak, akan
didapatkan struktur seperti pada tabel 1.6.
: 3-metil-1-butuna
H3C CH C CH
H3C
CH3
b. Isomeri alkuna
Pada alkuna, tidak terdapat isomeri geometri seperti alkena tetapi hanya terjadi
isomeri rantai dan isomeri posisi.
Contoh :
HC C CH2 CH2 CH3 : 1-pentuna
H3C HC C CH : 3-metil-1-butuna
CH3
18
Alkana merupakan senyawa kovalen yang mempunyai titik didih dan titik lebur relatif
rendah. Titik didih dan titik lebur alkana ditentukan oleh banyaknya atom karbon dan struktur
rantai atom karbonnya. Secara umum titik didih dan titik lebur alkana mempunyai pola
sebagai berikut.
1) Semakin banyak atom karbon atau semakin panjang rantai karbon suatu alkana,
semakin tinggi titik didih dan titik leburnya.
2) Untuk jumlah atom karbon yang sama, isomer dengan rantai karbon tidak bercabang
mempunyai titik didih dan titik lebur yang lebih tinggi dari pada isomer dengan rantai
karbon bercabang.
3) Semakin banyak cabang pada rantai karbonnya, maka semakin rendah titik didih dan
titik leburnya.
H3C
2-metilbutana
Mr : 75
0
Titik didih : 28 C
Tabel dibawah ini menunjukkan sebagian anggota deret homolog alkana dengan
beberapa sifat-sifatnya.
Jumlah Rumus Titik Titik Massa Wujud (suhu
Nama
atom C molekul lebur (0C) didih (0C) jenis kamar)
1 CH4 Metana -181,9 -163,9 0,466 Gas
2 C2H6 Etana -183,2 -88,5 0,572 Gas
3 C3H8 Propana -189,6 -42,0 0,585 Gas
4 C4H10 Butana -138,3 -0,4 0,601 Gas
5 C5H12 Pentana -129,9 36,2 0,626 Cair
6 C6H14 Heksana -94,9 69,1 0,660 Cair
7 C7H16 Heptana -90,5 98,5 0,684 Cair
8 C8H18 Oktana -56,7 125,8 0,703 Cair
19
9 C9H20 Nonana -50,9 150,9 0,718 Cair
10 C10H22 Dekana -29,6 174,2 0,730 Cair
11 C11H24 Undekana -25,5 196,1 0,740 Cair
12 C12H26 Dodekana -14,5 216,4 0,749 Cair
14 C14H30 Tetradekana 5,9 253,5 0,763 Cair
18 C18H38 Oktadekana 28 313,9 0,789 Padat
20 C20H42 Eikosana 36,9 343,9 0,789 Padat
5) Tidak dapat larut dalam air, tetapi larut pada pelarut nonpolar, seperti benzena,
kloroform, karbontetra klorida, dan sebagainya.
6) Kerapatan lebih kecil dari pada air (terapung)
20
CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O
Alkena dan alkuna merupakan hidrokarbon yang lebih reaktif dari alkana.
Kereaktifannya, terutama dalam hal mudahnya ikatan rangkap dua atau rangkap tiganya
mengalami reaksi. Reaksi penghilangan ikatan rangkap karena penambahan zat lain pada
senyawa karbon disebut dengan reaksi adisi.
1. Adisi hidrogen pada alkena dan alkuna menghasilkan alkana
P t/N i
H2C CH2 + H2 H3C CH3
P t/N i
HC C CH3 + H2 H3C CH2 CH3
Cl
Jika jumlah atom karbon pada ikatan rangkapnya mengikat jumlah atom
hidrogen sama banyak, atom X akan terikat pada atom C yang mempunyai rantai karbon
paling panjang.
Cl
Cl Cl
21
H3C CH3 + Br Br H2C CH2
E. Minyak Bumi
Minyak bumi merupakan komoditi hasil tambang yang sangat besar peranannya dalam
perekonomian Indonesia. Minyak bumi merupakan campuran dari berbagai senyawa.
Penyusun utama minyak bumi adalah hidrokarbon, terutama alkana,sikloana, dan senyawa
aromatis.
1. Alkana
Senyawa alkana mempunyai rumus umum C nH2n+2 ditemukan dalam bentuk rantai
karbon lurus (normal alkana) dan serantai karbon bercabang (iso alkana). Contoh :
2. Sikloalkana
Senyawa sikloalkana mempunyai rumus umum CnH2n . Dalam fraksi minyak bumi
yang ditemukan hanyalah yang mempunyai cincin dengan 5 dan 6 atom karbon. Contoh :
3. Hidrokarbon Aromatik
Hidrokarbon aromatik yang terdapat dalam minyak bumi yang paling sederhana
adalah benzena dan senyawa aromatik dengan lebih dari satu cincin benzena, misalnya
naftalena dan antrasena.
22
F. Pengolahan dan Fraksi-fraksi Minyak Bumi
Minyak mentah (crude oil) berwujud cairan kental berwarna hitam yang belum dapat
dimanfaatkan. Agar dapat dimanfaatkan, minyak bumi harus mengalami proses pengolahan
dahulu.
Pengolahan minyak bumi dilakukan pada kilang minyak melalui dua tahap.
Pengolahan pertama (primary processing) dilakukan dengan cara distilasi bertingkat dan
pengolahan tahap kedua (secondary processing) dilakukan dengan berbagai cara.
a. Pengolahan Tahap Pertama
Pengolahan tahap pertama dilakukan dengan distilasi bertingkat, yaitu proses destilasi
berulang-ulang sehingga didapatkan berbagai macam hasil berdasarkan perbedaan titik
didihnya. Hasil pada proses destilasi bertingkat ini meliputi:
1. Fraksi pertama menghasilkan gas yang pada akhirnya dicairkan kembali dan dikenal
dengan nama elpiji atau LPG (Liquefied Petroleum Gas). LPG digunakan untuk bahan bakar
kompor gas dan mobil BBG, atau diolah lebih lanjut menjadi bahan kimia lainnya.
2. Fraksi kedua disebut nafta ( gas bumi). Nafta tidak dapat langsung digunakan, tetapi
diolah lebih lanjut pada tahap kedua menjadi bensin (premium) atau bahan petrokimia lain.
Nafta sering disebut juga bensin berat.
3. Fraksi ketiga atau fraksi tengah, selanjutnya dibuat menjadi kerosin (minyak tanah)
dan avtur (bahan bakar pesawat jet).
4. Fraksi keempat sering disebut solar yang digunakan sebagai bahan bakar mesin
diesel.
5. Fraksi kelima disebut juga residu yang berisi hidrokarbon rantai panjang dan dapat
diolah lebih lanjut pada tahap kedua menjadi berbagai senyawa karbon lainnya, dan sisanya
sebagai aspal dan lilin.
23
b. Pengolahan Tahap Kedua
Pada pengolahan tahap kedua, dilakukan berbagai proses lanjutan dari hasil penyulingan
pada tahap pertama. Proses-proses tersebut meliputi:
1. Perengkahan (cracking): Pada proses perengkahan, dilakukan perubahan struktur
kimia senyawa-senyawa hidrokarbon yang meliputi: pemecahan rantai,alkilasi
(pembentukan alkil), polimerisasi (penggabungan rantai karbon), reformasi (perubahan
struktur), dan isomerasi (perubahan isomer).
2. Proses ekstraksi: Pembersihan produk dengan menggunakan pelarut sehingga
didapatkan hasil lebih banyak dengan mutu yang lebih baik.
3. Proses kritalisasi: Proses pemisahan produk-produk melalui perbedaan titik cairnya.
Misalnya, dari pemurnian solar melalui proses pendinginan, penekanan, dan penyaringan
akan diperoleh produk sampingan lilin.
24
4. Pembersihan dari kontaminasi (treating): Pada proses pengolahan tahap pertama dan
tahap kedua sering terjadi kontaminasi (pengotoran). Kotoran-kotoran ini harus dibersihkan
dengan cara menambahkan soda kaustik (NaOH), tanah liat atau proses hidrogenasi.
Hasil proses tahap kedua ini dapat dikelompokkan berdasarkan titik didih dan jumlah
atom karbon pembentuk rantai karbonnya.
25
menunjukkan mutu bensin inidisebut angka oktan atau bilangan oktana. Semakin tinggi
angka oktan bensin, semakin baik mutu bensin tersebut.
Bensin standar yang mengandung 100% isooktana diberi angka oktan 100, sedangkan
yang mengandung 100% n-heptana diberi angka oktan 0. Jadi, bensin standar yang
mengandung 60% isooktana dan 40% n-heptana diberi angka oktan 60.
Penentuan angka oktan suatu bahan bakar dilakukan dengan pengujian di laboratorium,
yaitu dengan membandingkan efisiensi pembakarannya dengan bensin standar. Alkohol yang
mempunyai angka oktan 112, bukan berarti bahwa alkohol tersebut mengandung isooktana
112%. Tetapi, alkohol tersebut mempunyai efisiensi pembakaran 12% diatas bensin standar
yang berkadar isooktana 100%. Jadi, jika suatu bahan bakar mempunyai angka oktan 80,
mutu (kualitas) pembakarannya setara dengan bensin standar yang mengandung 80%
isooktana dan 20% n-heptana. Tabel beriku memuat angka oktan dari beberapa bahan bakar.
26
Pada umumnya, bensin yang dihasilkan dari proses penyulingan tahap pertama
mempunyai angka oktan antara 70-80. Untuk itu, perlu dinaikkan angka oktannya agar tidak
menyebabkan mesin mudah aus. Peningkatan angka oktan dapat dilakukan dengan berbagai
cara, misalnya dengan menambahkan TEL (Tetra Ethyl Lead) dengan rumus kmia Pb(C2H5)4.
Cara ini efektif, tetapi timbal sisa pembakarannya dapat mengendap di mesin. Oleh karena
itu, perlu ditambahkan senyawa 1,2-dibromoetana (C2H4Br2), yang akan mengikat timbal
menjadi PbBr2 yang mudah menguap.
Adanya PbBr2 yang berasal dari bensin menimbulkan masalah baru, yaitu dapat
menimbulakan pencemaran. Selain itu, timbal yang terlepas ke udara juga berbahaya bagi
kesehatan. Oleh karena itu, saat ini penggunaan timbal untuk meningkatkan angka oktan
sudah ditinggalkan. Sebagai gantinya, digunakan bahan lain seperti MTBE (Methyl Tertiary
Buthyl Ether).
28
Molekul-molekul etena dapat bergabung membentuk polietena, digunakan
untuk membuat peralatan dari plastik. Dan molekul-molekul propena membentuk
polipropena digunakan untuk membuat peralatan masak dan serat sintesis.
b. Karet alam dan getah perca
Karet (dicampur dengan belerang) digunakan untuk membuat ban kendaraan,
sedangkan getah perca digunakan untuk bahan insulasi. Karet alam dan getah perca
merupakan polimer dari molekul 2-metil-1,3-butadiena atau isoprena. Perbedaan dari
keduanya yaitu pada struktur ruangnya. Getah perca merupakan senyawa trans-2-metil-1.3-
butadiena,sedangkan getah karet merupakan senyawa cis-2-metil-1,3-butadiena.
c. Las Karbit
Asitilena merupakan gas yang dihasilkan jika karbit direaksikan dengan air
digunakan sebagai bahan bakar untuk proses pengelasan.
BAB III
RANGKUMAN
1. Senyawa karbon organik adalah senyawa karbon yang mempunyai rantai atom
karbon.
2. Senyawa karbon anorganik adalah senyawa karbon yang strukturnya tidak
mempunyai rantai karbon.
3. Senyawa karbon dapat diidentifikasi dengan cara dibakar. Pembakaran tidak
sempurna senyawa karbon akan menghasilkan zat sisa berupa arang (jelaga) atau
karbon. Pembakaran sempurna senyawa karbon akan menghasilkan gas CO2.
4. Sumber senyawa karbon adalah tumbuhan, hewan, batu bara, gas alam, dan minyak
bumi.
29
5. Kekhasan atom karbon: mempunyai nomor atom 6 dengan 4 elektron valensi, dapat
membentuk rantai atom karbon dengan berbagai bentuk dan kemungkinan, serta
mempunyai 4 posisi atom karbon dalam rantai karbonnya.
6. Berdasarkan jumlah ikatannya, ikatan antara atom karbon pada rantai senyawa
karbon dapat dibedakan menjadi ikatan tunggal, ikatan rangkap dua, dan ikatan
rangkap tiga.
7. Berdasarkan bentuk rantainya, rantai senyawa karbon dapat dibedakan menjadi
rantai terbuka (alifatis) dan rantai tertutup (siklis)
8. Hidrokarbon adalah senyawa karbon paling sederhana yang tersusun dari atom
karbon dan hidrogen.
9. Berdasarkan ikatan yang terdapat pada rantai karbonnya, hidrokarbon dibedakan
menjadi hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh.
10. Hidrokarbon jenuh adalah hidrokarbon yang pada rantai karbonnya semua berikatan
tunggal.
11. Hidrokarbon tak jenuh adalah hidrokarbon yang pada rantai karbonnya terdapat
ikatan rangkap dua atau tiga.
12. Alkana adalah senyawa hidrokarbon jenuh dengan ikatan tunggal pada rantai atom
karbonnya. Rumus umum alkana CnH2n+2.
13. Alkena adalah senyawa hidrokabon tak jenuh dengan ikatan rangkap dua pada
rantai atom karbonnya. Rumus umum alkena CnH2n.
14. Alkuna adalah senyawa hidrokarbon tak jenuh dengan ikatan rangkap tiga pada
rantai atom karbonnya. Rumus umum alkuna CnH2n-2.
15. Isomeri adalah peristiwa dimana suatu senyawa karbon mempunyai rumus molekul
sama tetapi strukturnya berbeda.
16. Minyak bumi merupakan campuran dari berbagai senyawa. Penyusun utama
minyak bumi adalah hidrokarbon, terutama alkana, sikloalkana, dan senyawa
aromatis.
17. Minyak bumi terbentuk dari jasad renik yang berasal dari hewan dan tumbuhan
yang telah mati.
18. Pengolahan minyak bumi dilakukan pada kilang minyak melalui dua tahap:
pengolahan tahap pertama dengan cara distilasi bertingkat, pengolahan tahap kedua
dengan berbagai macam proses seperti perengkahan, ekstraksi, kristalisasi, serta
pembersihan dari kontaminasi.
30
19. Angka oktan adalah angka yang menunjukkan mutu bensin, dibandingkan dengan
bensin standar yang mengandung isooktana dan n-heptana. Semakin tinggi angka
oktan, semakin baik mutu bensin.
20. Bensin standar yang mengandung 100% isooktana diberi angka oktan 100,
sedangkan yang mengandung 100% n-heptana diberi angka oktan 0.
DAFTAR PUSTAKA
Johari dkk, 2007, Kimia 1 SMA dan MA untuk kelas X , ESIS , Jakarta
Sunardi, 2007, Kimia Bilingualuntuk SMA/MA kelas X semester 1 dan 2, Yrama Widya ,
Bandung
Tim Mas Media Buana Pustaka , 2014, Kimia untuk SMA/MA kelas XI , Masmedia , Sidoarjo
31
Unggul,Sudarmo , 2014, Kimia untuk SMA/MA kelas XI , Erlangga , Surakarta
32