Anda di halaman 1dari 21

I.

Judul Percobaan
: Karbon
II. Hari/Tanggal Percobaan : Rabu, 12 Maret 2014 ( Pukul : 07.50 WIB )
III.Selesai Percobaan : Rabu, 12 Maret 2014 ( Pukul : 10.30 WIB )
IV. Tujuan Percobaan
:
Mengetahui Cara Pembuatan Gas Karbon Dioksida
Mengetahui Sifat-Sifat Karbon dan Senyawanya
Mengidentifikasi Karbon dan Senyawanya
V. Tinjuan Pustaka
Karbon banyak terdapat di alam semesta, namun hanya 0,03% yang
terdapat dalam bumi. Karbon di dalam makhluk hidup, di dalam atmosfer, di
bukit kapur, dalam bentuk batu bara, dalam minyak bumi, gas alam dan
sebagainya. Karbon merupakan unsur terpenting dalam kehidupan seharihari karena terdapat lebih banyak senyawa yang terbentuk dari unsur karbon.
Atom karbon memiliki nomor atom 6. Terletak pada golongan IV A dan
periode 2. Karbon memiliki sifat yang cenderung mengikat dirinya sendiri
dalam rantai-rantai atau cincin-cincin, tidak hanya dalam ikatan tunggal, C-C,
tetapi mengandung ikatan ganda C=C serta rangkap tiga, CC. Oleh karena
itu, senyawa karbon memiliki jenis yang sangat banyak di alam.
Karbon dioksida ditemukan di atmosfir bumi dan terlarut dalam air.
Karbon juga merupakan bahan batu besar dalam bentuk karbonat unsur-unsur
berikut: kalsium, magnesium, dan besi. Batubara, minyak dan gas bumi
adalah hidrokarbon. Karbon sangat unik karena dapat membentuk banyak
senyawa dengan hidrogen, oksigen, nitrogen dan unsur-unsur lainnya. Dalam
banyak senyawa ini atom karbon sering terikat dengan atom karbon lainnya.
Ada sekitar sepuluh juta senyawa karbon, ribuan di antaranya sangat vital
bagi kehidupan. Ikatan kimia yang terdapat dalam kimia karbon, yaitu ikatan
kovalen, dan ikatan antara 2 atom karbon dapat berbentuk ikatan kovalen
tunggal, rangkap atau tripel. Unsur-unsur lain yang dapat membentuk
senyawa dengan atom karbon adalah unsur-unsur H, O, N, S, Cl dan P.

Sifat Fisika dan Kimia Unsur Karbon


a.

Sifat Fisika

Fasa pada suhu kamar : padat


Bentuk kristalin: intan dan grafit
Massa jenis
: 2,267 g/cm (grafit) dan 3,513 g/cm (intan)
Titik leleh
: 4300-4700 K
Titik didih
: 4000 K
Densitas
: 2,267 g/cm3 (grafit) 3,515 g/cm3 (intan)
Kalor lebur
: 100 kJ/mol (grafit ) dan 120 kJ/mol (intan)
Kalor uap
: 355,8 kJ/mol
Kalor jenis
: 8,517 J/molK (grafit) dan 6,115 J/molK (intan)
b.

Sifat Kimia
Bilangan oksidasi
: 4,3,2,1,0,-1,-2,-3,-4
Elektronegatifitas
: 2,55 (skala pauli)
Energi ionisasi
: 1086 kJ/mol
Energi ionisasi ke-2 : 2352,6 kJ/mol
Energi ionisasi ke-3 : 4620,5 kJ/mol
Jari-jati atom
: 70 pm
Jari-jari kovalen
: 77 pm
Jari-jari Vander Waals: 170 pm
konduktifitas termal : 119-165 (grafit) 900-2300 (intan) W/mK
Struktur Kristal : heksagonal

Karakteristik Karbon
Karbon memiliki beberapa karakteristik yang khas yaitu :
1. Atom karbon memiliki 4 elektron valensi, untuk mencapai kestabilan atom
karbon masih membutuhkan 4 elektron lagi yang didapat dengan cara
berikatan kovalen.
2. Atom unsur karbon relative kecil, ditinjau dari konfigurasi elektronnya,
dapat diketahui bahwa atom karbon terletak pada periode 2, yang berarti
atom ini memiliki dua kulit atom.
3. Atom karbon dapat membentuk rantai karbon. Berdasarkan penempatan
atom karbon dalam molekul, atom karbondigolongkan menjadi empat
golongan, yaitu atom karbon primer, sekunder,tersier dan kuarter
Atom C primer adalah atom C yang mengikat langsung satu atom
C lain.
Atom C sekunder adalah atom C yang mengikat langsung dua atom
C lain.
Atom C tersier adalah atom C yang mengikat langsung tiga atom C
yang lain.
Atom C kuartener adalah atom C yang mengikat 4 atom C yang
lain.

4. Bentuk Karbon
Karbon ditemukan di alam dalam bentuk alotropik grafit dan intan.
Grafit merupakan alotrop karbon. Ikatan yang
terdapat dalam grafit adalah sp2 dengan bentuk
datar/plane dengan sudut 120 derajat. Elektron
ini dapat bergerak bebas sejauh dalam lapisan
karbon. Grafit terdiri atas lapisan atom karbon,
yang dapat menggelincir dengan mudah.
Artinya, grafit amat lembut, dan dapat
digunakan sebagai minyak pelumas untuk
membuat peralatan mekanis bekerja lebih lancar. Grafit sekarang umum
digunakan sebagai "timbal" pada pensil. Grafit berwarna kelabu. Akibat
delokalisasi elektron antar-permukannya, grafit dapat berfungsi sebagai
konduktor listrik.
Intan adalah salah satu contoh alotrop yang
terbaik dari karbon dan memiliki nilai ekonomi
yang tinggi, dimana sifatnya yang keras dan
memiliki optikal optis sehingga banyak dipakai
dalam berbagai industri dan untuk bahan baku
perhiasan. Intan menjadi mineral alami terkeras
yang pernah ada, tidak ada unsur alam yang dapat
memotong intan maupun menarik (merenggangkan) intan.Setiap karbon yang
terdapat dalam intan berikatan secara kovalen pada empat atom karbon yang
lain dalam bentuk geometri tetrahedarl. Dan tetrahedarl ini membentuk 6
cincin karbon seperti sikloheksana dalam bentuk konformasi kursi sehingga
hal ini mengakibatkan tidak adanya sudut ikatan yang mengalami ketegangan.
Jalinan struktur kovalen yang stabil inilah membuat sifat intan menjadi keras.
Senyawa Karbon Organik Dan Senyawa Karbon Anorganik.
Senyawa karbon yang hanya dapat dibuat (disentesis) oleh tubuh (organ)
makhluk hidup disebut senyawa karbon organik, sedangkan senyawa yang dapat
di buat (disintesis) di luar tubuh makhluk hidup senyawa karbon anorganik.

Senyawa karbon organik dan senyawa anorganik di dasarkan kepada sifat dan
strukturnya.Senyawa alamiah karbon yang utama adalah zat-zat organik, misalnya
senyawa organik dalam jaringan tubuh makhluk hidup baik tumbuhan maupun
hewan. Selain itu, dalam bahan yang berasal dari benda hidup seperti arang dan
minyak bumi. Juga terdapat dalam senyawa organik komersial, misalnya senyawa
asam asetat (CH3COOH) dan freon (CFC). Senyawa karbon lainnya adalah
senyawa karbon anorganik, yaitu senyawa karbondioksida (CO2) dan batuan
karbonat (CO3) yang dikenal sebagai mineral seperti karbonat dari unsur IIA
(MgCO3, SrCO3, dan BaCO3). Juga kebanyakan terdapat dalam senyawa karbonat
dan bikarbonat, misalnya senyawa natrium karbonat (Na2CO3) dan natrium
bikarbonat (NaHCO3).
Di dalam kehidupan sehari-hari, karbon memang sangat berperan, terutama
pada mahluk hidup. Sebagian besar mahluk hidup mengandung atom karbon, ini
dapat diketahui jika mahluk hidup tersebut dibakar maka akan menyisakan zat
yang berwarna hitam, seperti kayu dibakar, binatang dibakar atau bahkan manusia
yang terbakar. Zat hitam sisa dari pembakaran itu adalah karbon.

Perbedaan senyawa organik dan senyawa anorganik


Perbedaan

Senyawa karbon organik

Senyawa karbon

Kestabilan

Mudah terurai atau berubah

anorganik
Stabil pada pemanasan.

terhadap

struktur.

Pemanasan
kelarutan.

Umumnya sukar larut dalam

Mudah larut dalam

Pelarut polar, tetapi mudah

pelarut polar.

larut dalam pelarut nonpolar.


Umumnya relatif rendah.

Ada yang sangat tinggi

Titik lebur & titik

Kurang reaktif (sukar

tetapi ada pula yang

didih

bereaksi) dan jika beraksi

sangat rendah.

cenderung lambat.

Reaktif dan umumnya


berlangsung cepat.

Mempunyai rantai atom


Kereaktifan

karbon

struktur

Tidak mempunyai rantai


atom karbon.

Senyawa-senyawa Unsur Karbon


1. Karbon monoksida(CO)
Karbon monoksida, rumus kimia CO, adalah gas yang tak
berwarna, tak berbau, dan tak berasa. Ia terdiri dari satu atom karbon yang
secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini,
terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi antara atom
karbon dan oksigen. Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tak
sempurna dari senyawa karbon, sering terjadi pada mesin pembakaran
dalam. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen
dalam proses pembakaran. Karbon monoksida mudah terbakar dan
menghasilkan lidah api berwarna biru, menghasilkan karbon dioksida.
Karbon monoksida dapat dibuat secara komersil dengan hidrogen
melalui pembentukan uap kembali atau pembakaran sebagian hidrokarbon
dengan reaksi:
CO2(g) + H2(g) CO(g) + H2O(l)
Dapat digunakan sebagai bahan bakar industri melalui reaksi:
2CO(g) +O2(g)2CO2(g)
Gas CO juga dapat trjadi sebagai hasil samping pembakaran senyawa
organik dalam ruang kurang oksigen.
C8H18 +6O2(g) 8CO(g) +4H2O(l)
Secara besar-besaran dapat dibuat dengan reaksi:
C(S) + H2O(l) CO(g) +H2(g)
Gas CO sangat berbahaya bagi manusia maupun hewan, karena CO
berikatan kuat dengan hemoglobin darah. Hemoglobin berfungsi
mengedarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Orang yang
mengisap CO akan kekurangan oksigen dan dapat berakibat fatal.
2. Karbon Dioksida(CO2)

Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah
sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat
secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada
keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi. Ratarata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm
berdasarkan volume. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting
karena ia menyerap gelombang inframerah dengan kuat. Karbon dioksida
mempunyai struktur molekul linier dan bersifat non polar. Gas ini larut
dalam air terdapat diudara dan sangat penting bagi tumbuhan sebagai
bahan fotosintesis serta merupakan komponen nafas yang dikeluarkan oleh
hewan ataupun manusia, karena dihasilkan dari oksidasi makanan dalam
tubuh.
CO2 dapat dibuat dengan membakar karbon senyawa hidrokarbon,
atau gas CO dengan oksigen yang cukup.
C(g) + O2(g) CO2(g)
CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + H2O(l)
2CO(g) + O2(g) 2CO2(g)
Dilaboratorium gas CO2 dapat dibuat dengan mereaksikan garam
karbonat dengan asam seperti :
CaCO3(s)+ 2HCl(aq) CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Gas CO2 tidak beracun,tetapi konsentrasi yang terlalu tinggi dalam
udara adalah tidak sehat, karena merendahkan konsentrasi O2 dan
menimbulkan efek fisikologis yang membahayakan.
Jumlah CO2 yang sangat besar sekali dihasilkan oleh aktifitas
manusia, meningkatnya gas CO2 dikhawatirkan atmosfer mungkin menjadi
begitu panas, sehingga akan muncul perubahan suhu yang serius yang
sering juga disebut efek rumah kaca.
3. Karbonat (CO32-)dan Bikarbonat(HCO3-)
Karbonat dan bikarbonat adalah senyawa yang melimpah dan
sangat berguna serta terkenal. Kebanyakan karbonat hanya sedik
dalam air. Misalnya CaCO3, BaCO3, MgCO3 dan PbCO3. Banyak

it larut

bikarbonat hanya stabil dalam larutan air. Contohnya ialah Ca(HCO3)2,


Mg(HCO)3. Semua logam IA kecuali Litium membentuk karbonat yang
larut, dimana yang paling murah dan berguna adalah NaHCO3 (Soda kue),
Na2CO3 (Soda abu).
Sifat sifat Karbonat (Soedarmadji, 1990):

Karbonatdanlogam logam alkali dan ammonium tidaklarutdalam air.


Karbonatdalamlarutanbasalemahbiladigunakanuntukmenitrasiasamlem
ah di daerahtrayek pH phenophtaleinberubahmenjadikarbonat.

Sifat sifat Bikarbonat (Soedarmadji, 1990)

Bikarbonatdalamkalsium, stronsium, boriumdan magnesium yang

larutdalam air.
Bikarbonatdanlogam logam alkali larutdalam air

tetapikuranglarutdibandingkankarbonat karbonat normal padanya.


Bikarbonatadalahzatamfoterdapatbereaksidenganbaik.
Biladipanaskanteruraimembentukkarbonat.

Karbon Aktif
Karbon Aktif adalah senyawa karbon yang memiliki
daya adsorbsi (daya serap) tinggi karena mengalami proses aktivasi kimia
atau aktivasi uap di mana saat proses aktivasi tersebut gas hidrogen, gasgas lain dan kandungan uap airnya terlepas dari permukaan material
karbon aktif. Setelah hilang/lepasnya gas-gas dan uap air tersebut, karbon
aktif memiliki daya adsorpsi (daya serap) super tinggi. Rata-rata karbon
aktif memiliki luas permukaan 500- 2000 m2/g. Dimana semakin besar
luas permukaannya , maka semakin banyak partikel yang bisa
diserap/diadsorpsi oleh karbon aktif. Karbon aktif akan "mengambil"
senyawa organik dari cairan atau gas dengan cara "adsorpsi". Pada
proses adsorpsi, molekul organik yang berada di fase gas cair akan
di"tarik" dan di ikat ke permukaan pori karbon aktif yang disebut sebagai
adsorben (zat yang diserap). Karbon aktif sebagai subyek/pelaku penyerap
disebut adsorbat. (adi saputro, 2013)
Contoh yang mudah dari karbon aktif adalah yang banyak dikenal
dengan sebutan norit yang digunakan untuk mengatasi gangguan

pencernaan. Prinsip kerja norit adalah ketika masuk ke dalam perut dia
akan mampu menjerap bahan bahan racun dan berbahaya yang
menyebabkan gangguan pencernaan. Kemudian menyimpannya didalam
permukaan porinya sehingga nantinya keluar nantinya bersama tinja.
Cara Mengidentifikasi Karbon dan Senyawanya
1. Adanya unsur karbon dapat ditunjukkan melalui cara kimia yaitu dengan uji
pambakaran. Pembakaran tidak sempurna akan menghasilkan arang atau
karbon, sedangkan pembakaran sempurna akan menghasilkkan gas CO2.
2. Uji air kapur, untuk mengenalinya di lakukan dengan cara mengalirkan gas
hasil pembakaran ke dalam air kapur. Hasil pembakaran sempurna senyawa
karbon berupa gas CO2 dan gas terseut dapat mengeruhkan air kapur karena
terjadi reaksi :

CO2(g) + Ca (OH)2 CaCO3(s)

3. Uji fuchsin (Magenta) dengan karbon, dapat


mengubah warna larutan fuchsin yang
awalnya berwarna merah (magenta) menjadi
tidak berwarna.
Teknik Ekstraksi Unsur Karbon
a.
Karbon dibuat dengan mereaksikan coke dengan silica SiO2
Karbon terdapat dialam sebagai grafit . Grafit buatan dengan mereaksikan
coke dengan silica SiO2 dengan reaksi sebagai berikut:
SiO2 + 3C (2500C)
SiC + Si (g) + C(graphite)
b.

Pembuatan karbon aktif


Karbon aktif merupakan bahan kimia yang saat ini banyak digunakan

dalam industri yang menggunakan proses absorbsi dan purifikasi. Karbon aktif
adalah nama dagang untuk arang yang mempunyai porositas tinggi, dibuat dari
bahan baku yang mengandung zat arang.
Aplikasi Senyawa Karbon dalam kehidupan sehari-hari
Karbon adalah suatu unsur yang sangat luwes dan berguna. Kegunaan
karbon hanya akan jelas terlihat apabila kita sebutkan satu persatu dalam berbagai
bentuk kehidupan sehari-hari.

Grafit, baik yang alamiah maupun sintetik mempunyai banyak kegunaan.


Kegunaannya itu di antaranya untuk bahan hitam dalam pensil biasa, pigmen
dalam cat hitam, bahan pembuatan krus (mangkok untuk bahan kimia), elektode
untuk penggunaan pada suhu yang sangat tinggi, pelumas kering, bila serbuk
grafit didispersikan dengan minyak akan dihasilkan pelumas cair.
Intan, terutama yang bernoda dan kecil-kecil digunakan dalam industri
untuk membuat bubuk penggosok yang paling keras untuk roda pengasah, ujung
mata bor dan gigi gergaji.
Karbon juga diperlukan untuk pigmen hitam di dalam tinta cetak untuk
buku, majalah dan surat kabar, kertas karbon, bahan bakar mobil, semir sepatu,
penguat dan pengeras bahan karet, ban dalam dan barang-barang karet, dan
sebagai unsur penting untuk konstruksi bermacam-macam peralatan listrik dan
nuklir, mulai dari sapu penyedot debu untuk rumah tangga sampai dinamo yang
paling besar dan rektor nuklir.
Karbon juga memiliki manfaat dibidang pertanian yaitu sebagai
pembangun bahan organik karena sebagian besar bahan kering tanaman terdiri
dari bahan organik, diambil tanaman berupa CO2. Selain itu karbon juga berperan
dalam pembuatan baja. Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar
dengan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan unsur karbon dalam
baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon
dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser
pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Unsur paduan lain yang biasa
ditambahkan selain karbon adalah (titanium), krom (chromium), nikel, vanadium,
cobalt dan tungsten (wolfram). Dengan memvariasikan kandungan karbon dan
unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan
kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan
kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas
(brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility).
Karbon aktif berbentuk serbuk, dengan ukuran lebih kecil dari 0,18 mm.
Terutama digunakan dalam aplikasi fasa cair dan gas. Digunakan pada industri
pengolahan air minum, industry farmasi, terutama untuk pemurnian monosodium

glutamate, penghalus gula, pemurnian asam sitrat, pemurnian glukosa dan


pengolahan zat pewarna kadar tinggi.
Karbon aktif bentuk granular/tidak beraturan dengan ukuran 0,2 -5 mm.
Jenis ini umumnya digunakan dalam aplikasi fasa cair dan gas. Beberapa aplikasi
dari jenis ini digunakan untuk: pemurnian emas, pengolahan air, air limbah dan air
tanah, pemurni pelarut dan penghilang bau busuk. Karbon aktif itu mampu
menyerap 99,98 persen kandungan tembaga dalam air limbah.
Karbon aktif berbentuk pellet dengan diameter 0,8-5 mm. Kegunaaan
utamanya adalah untuk aplikasi fasa gas karena mempunyai tekanan rendah,
kekuatan mekanik tinggi dan kadar abu rendah. Di gunakan untuk pemurnian
udara, control emisi, penghilang bau kotoran dan pengontrol emisi pada gas
buang.
Gas CO2 dalam air akan membentuk senyawa H2CO3. Asam karbonat
H2CO3, bila ditambahkan ke dalam minuman (minuman berkarbonasi), akan
memberikan rasa tajam yang menyegarkan. Asam karbonat H2CO3, merupakan
bahan baku untuk pembuatan garam-garam karbonat.
CO2 dalam udara berfungsi untuk menjaga suhu permukaan bumi pada
malam hari agar tidak terlalu dingin. CO2 dalam udara dapat menyerap sinar infra
merah (sinar yang mengandung energi panas) dari sinar matahari yang
dipantulkan bumi. Pada malam hari CO2 melepaskan infra merah tersebut ke
permukaan bumi yang dingin sehingga permukaan bumi menjadi hangat.
VI. Alat dan Bahan
Alat:
Erlenmeyer pipa samping
Selang plastik
Karet penutup
Sumbat karet berlubang
Pipet tetes
Tabung reaksi
Pembakar spirtus
Kaki tiga
Gelas kimia
Baskom
Kertas saring
Bahan:
Batu marmer / kapur

1buah
1buah
1buah

3buah
1buah
1buah
2buah
1buah
1buah

Larutan Fuchsin
Larutan H2SO4 pekat
Larutan HCOOH pekat
Tembaga oksida/ CuO
Larutan HCl
Serbuk arang
Arang tulang
VII. Cara Kerja
1. Pembentukan gas CO2 dan Identifikasi Sifat Senyawanya
2 butir batu kapur CaCO3
-dimasukkan ke erlenmeyer pipa samping
yang dihubungkan dengan selang ke gelas
ukur yang diletakkan terbalik di dalam

Catat volume gas

baskom berisi air.


-ditambah 10 mL HCl 4 M, ditutup dengan

Gas CO2

karet penutup Disalurkan ke air kapur

Volume CO2

Keruh

Diuji dengan gas CO2

Disalurkan ke air
kapur beberapa saat

Lilin mati

Jernih

2. Pembentukan gas CO
1 mL HCOOH pekat
-Ditambah asam sulfat pekat
-Dipanaskan di penangas air

Gas CO

-Diuji gas yang dihasilkan dengan lidi yang


membara dan lidi api menyala

3. Pembentukan gas CO dari oksidasi senyawa karbon

CuO+Serbuk arang
-

Dimasukkan ke erlenmeyer pepa samping


yang dihubungkan dengan air kapur
menggunakan selang.

Dipanaskan CuO + serbuk arang

Gas CO2
4. Uji fuchsin untuk mengetahui sifat karbon
1 sendok kecil arang tulang

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


Di tambah 5 ml fuchsin
Dikocok
Disaring dengan kertas saring

Perubahan Warna

VIII. Hasil Pengamatan


No
.pe

Prosedur Percobaan

Hasil pengamatan

Dugaan/Reaksi

Kesimpu
lan

Sebelum

Sesudah

HCl(aq):

CaCO3(s)

CaCO3(s)+

Jernih

+ HCl(aq):
Gas

HCl(aq)CaCl2+ k

rc
1

tidak
berwarna
CaCO3(s):
2

putih
Ca(OH)2
:

ul
ng, lilin
mati.
Volume

Jernih gas CO2:

tidak
berwarna

CO2(g) +H2O(l)

30mL
CaCO3:

sertai

CO2(g)

endapan

+Ca(OH)2(aq)
CaCO3(s)

gas

CO2di

CO2,timb

butir gelembu

berwarna

Terbentu

H2O(l)

CaCo3
dan
padatan

CaCO3(s)+
CO2(g)
+H2O(l)Ca2+(s)

keras Ca.
Gas CO2
ditandai

+ 2HCO3-

larut

dengan

habis
Ca(OH)2:

timbulny
a

larutan

gelembu

keruh.
Ca(OH)2:

nggelembu

setelah

ng

dipanask

gas

endapan

an

ditandai

menjadi

dengan

jernih

keruhnya

dan ada

air kapur

padatan

dan

keras Ca

terbentuk

yang

padatan

mengam

keras

bang

yang
mengam
bang.
2

HCOOH( HCOOH( HCOOH(aq)+


: Jernih

Terbentu

aq)

aq)

H2SO4(aq)

tidak

+H2SO4(a

CO(g) + H2O(l)+ CO, diuji

berwarna

q):

H2SO4(aq)

H2SO4(aq):
Jernih
tidak
berwarna

k gas gas
gas

CO

terbentuk

dengan

gelembu

lidi

ng-

menyala,

gelembu

lalu

ng

gas

lidi mati

CO.
Gas CO

dan saat

diujideng
an

lidi

api
api

gas
dikenaka
n

lidi

api

membara

menyala,

mati.

lalu

api

lidi mati
dan saat
gas
dikenaka
n

lidi

membara
juga
mati.
3

CuO(s):

CuO(s)

2CuO(s)+ C(s)

serbuk

+serbuk

hitam
Serbuk

arang

2Cu(s)+ CO2
CO2(g)

hitam
Setelah

arang:
hitam
Air

dipanask

CaCO3(s)
H2O(l)

ditandai
+

dengan
nggelembu

terdapat

tidak

CO2dan

gelembu

air kapur

jernih,

Terdapat
gas

+Ca(OH)2

an pada

kapur:

ng gas.

gelembu

berwarna

nggelembu
ng

gas

CO2 dan
keruh,
terdapat
endapat
CaCO3
4

Arang
tulang
serbuk

Arang

Atom

karbon Karbon

: tulang + dapat
Fuchsin= mengadsorpsi
Larutan

dapat
menyera

hitam
Fuchsin(a

berwarna

hitam
:
Merah
Disaring
q)
muda
(magenta
)

warna

merah p warna

pada fuchsin.

:
Filtrat:
larutan
jernih
tidak
berwarna
Residu:

larutan
fuchsin,
karena
karbon
memiliki
sifat
adsorpsi.

Karbon

IX. Analisis Data


Pada percobaan pertama yaitu pembuatan gas CO2, 2 butir batu kapur
dalam erlenmeyer pipa samping yang ditambahkan 10 mL HCl 4 M dan
dihubungkan dengan selang ke dalam gelas ukur 50 mL yang diletakkan
terbalik di dalam baskom berisi air, terbentuk gas CO2 dengan volume 30 mL.
Gas CO2 tersebut selanjutnya diuji dengan menggunakan lidi menyala dan
dialirkan ke dalam air kapur. Pada saat diuji dengan lidi menyala, gas CO 2
tersebut membuat api pada lidi mati dan pada saat dialirkan ke dalam air kapur,
gas CO2 membuat air kapur yang awalnya sedikit keruh (+) menjadi semakin
keruh (++). Ketika gas CO2 dialirkan lebih lama (berlebih) ke dalam air kapur,
air kapur menjadi semakin keruh (+++). Tahap selanjutnya air kapur yang telah
bercampur dengan CO2 dipanaskan beberapa saat hingga air kapur menjadi
lebih jernih dan terdapat endapan putih yang mengambang pada permukaan
larutan. Padatan ini berupa Ca2+.
Reaksinya adalah :
CaC O3(s) +2 HC l(aq) Ca Cl2 (s) + H 2 O(l) +C O2(g )
Ca(OH )2(aq) +CO 2(g ) CaCO3(s )+ H 2 O(l )
Ca(OH )2(aq) +CO 2(g ) CaO(s) + H 2 O(l) +CO 2(g)


Ca(s2+) +2 HCO3(aq)
CaCO3(s )+ CO2 (g) +H 2 O(l)
Pada percobaan kedua, sebuah tabung reaksi yang berisi 1 mL HCOOH
pekat dan 0,5 mL

H 2 SO 4

pekat dipanaskan dalam penangas air yang

menghasilkan gas CO2. Adanya gas CO2 terbukti pada saat proses tersebut diuji
dengan menggunakan lidi membara yang membuat bara tersebut mati dan diuji
dengan lidi menyala yang membuat api pada lidi mati.
HCOOH (aq )+ H 2 SO 4 (aq ) H 2 SO 3(aq) + H 2 O(l) +CO 2(g)
Pada percobaan ketiga, dimasukkan sedikit tembaga oksida halus (CuO)
dan sedikit serbuk arang (C) dalam erlenmeyer pipa samping dengan sumbat
dihubungkan ke dalam air kapur melalui selang plastik. Erlenmeyer yang
berisi campuran CuO dan serbuk arang dipanaskan sehingga menyebabkan air
kapur menjadi keruh serta terbentuk gelembung yang merupakan gelembung
gas CO2. Persamaannya yaitu :
2CuO (s) +C(s) CO 2( g) +Cu2(s)
Ca(OH )2(aq) +CO 2(g ) CaCO3(s )+ H 2 O(l )
Pada percobaan keempat, sebuah tabung reaksi yang berisi campuran 1
sendok arang tulang yang berwarna hitam ditambahkan 5 mL Fuchsin
berwarna magenta dikocok yang menghasilkan warna hitam. Campuran
tersebut kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring yang
menghasilkan filtrat berupa larutan jernih tak berwarna dan residu berupa
serbuk hitam arang tulang.
X. Pembahasan
Pada percobaan pertama yaitu pembuatan gas CO2, 2 butir batu kapur
(CaCO3) dalam erlenmeyer pipa samping yang ditambahkan 10 mL HCl 4 M
dan dihubungkan dengan selang ke dalam gelas ukur 50 mL yang diletakkan
terbalik di dalam baskom berisi air, terbentuk gas CO2 dengan volume 30 mL.
Gas CO2 tersebut selanjutnya diuji dengan menggunakan lidi menyala dan
dialirkan ke dalam air kapur. Pada saat diuji dengan lidi menyala, gas CO 2
tersebut membuat api pada lidi mati. Hal tersebut terjadi karena pada proses
pembakaran membutuhkan O2 yang cukup, namun karena uap (CO2) yang
dihasilkan banyak, maka menyebabkan proses tersebut kekurangan oksigen

sehingga api pada lidi mati, dan pada saat gas CO 2 dialirkan ke dalam air
kapur, gas CO2 membuat air kapur yang awalnya sedikit keruh (+) menjadi
semakin keruh (++) karena hal tersebut membuktikan bahwa terdapat endapan
CaCO3 hasil reaksi antara CO2(g) dan Ca(OH)2(s). Ketika gas CO2 dialirkan
lebih lama (berlebih) ke dalam air kapur, air kapur menjadi semakin keruh (++
+) karena pengguanan waktu untuk perbandingan kurang, sehingga air kapur
belum mengalami reaksi yang kedua. Tahap selanjutnya air kapur yang telah
bercampur dengan CO2 dipanaskan beberapa saat hingga air kapur menjadi
lebih jernih dan terdapat endapan putih yang mengambang pada permukaan
larutan. Padatan ini berupa Ca2+.
Reaksinya adalah :
CaC O3(s) +2 HC l(aq) Ca Cl2 (s) + H 2 O(l) +C O2(g )
Ca(OH )2(aq) +CO 2(g ) CaCO3(s )+ H 2 O(l )
Ca(OH )2(aq) +CO 2(g ) CaO(s) + H 2 O(l) +CO 2(g)

2+
Ca(s ) +2 HCO3(aq)
CaCO3(s )+ CO2 (g) + H 2 O(l)

Pada percobaan kedua, sebuah tabung reaksi yang berisi 1 mL HCOOH


pekat dan 0,5 mL

H 2 SO 4 pekat dipanaskan dalam penangas air yang

menghasilkan gas CO. Bara pada lidi mati karena dengan ini membuktikan
bahwa kadar O2 pada proses pembakaran dalam larutan kapur sedikit (Keenan
W, 1984:328). Pada saat diuji dengan lidi menyala, gas CO membuat api pada
lidi mati.
HCOOH (aq )+ H 2 SO 4 (aq ) H 2 SO 3(aq) + H 2 O(l) +CO 2(g)
Pada percobaan ketiga, dimasukkan sedikit tembaga oksida halus (CuO)
dan sedikit serbuk arang (C) dalam erlenmeyer pipa samping dengan sumbat
dihubungkan ke dalam air kapur melalui selang plastik yang kemudian
erlenmeyer yang berisi campuran CuO dan serbuk arang dipanaskan sehingga
menyebabkan air kapur menjadi keruh dikarenakan adanya endapan
CaCO3(s ) serta terbentuk gelembung yang merupakan gelembung gas CO2.
Reaksinya:
2CuO (s) +C(s) CO 2( g) +Cu2(s)

Ca(OH )2(aq) +CO 2(g ) CaCO3(s )+ H 2 O(l )

Pada percobaan keempat, sebuah tabung reaksi yang berisi campuran 1


sendok arang tulang yang berwarna hitam ditambahkan 5 mL Fuchsin
berwarna merah (magenta) dikocok yang menghasilkan larutan berwarna
hitam. Campuran tersebut kemudian disaring dengan menggunakan kertas
saring yang menghasilkan filtrat berupa larutan jernih tak berwarna dan residu
berupa serbuk arang tulang. Filtrat yang dihasilkan berupa larutan jernih tak
berwarna dikarenakan karbon menyerap molekul organik yang berada di fase
gas cair pada fuchsin, kemudian molekul organik tersebut ditarik dan diikat ke
permukaan pori karbon aktif sehingga menyebabkan warna magenta pada
fuchsin hilang dan proses penyerapan warna tersebut dinamakan proses
adsobrsi.

XI. Diskusi
Pada percobaan pertama, saat penambahan CO2 berlebih pada larutan
Ca(OH)2, larutan menjadi lebih keruh dibandingkan dengan yang sebelumnya.
Hal ini karena penggunaan waktu yang kurang sehingga bikarbonat belum larut
dengan sempurna. Seharusnya semakin CO2 yang bereaksi dengan CaCO3 yang
semakin banyak maka akan membentuk bikarbonat yang lebih larut sehingga
larutan menjadi jernih kembali.
Pada percobaan kedua, saat larutan HCOOH dan H2SO4 diuji dengan lidi
menyala, gas yang dihasilkan membuat api pada lidi mati, karena lidi menyala
yang digunakan untuk menguji letaknya terlalu ke atas, sehingga gas CO yang
dihasilkan bereaksi dengan O2 membentuk gas CO2 yang dapat membuat api
pada lidi mati. Uji CO akan berhasil jika mereaksikan H2SO4 pekat dengan
HCOONa yang bila gas hasil dari reaksi dipanaskan dan dipijarkan akan
berwarna biru khas.
XII. Kesimpulan

Pembuatan gas karbon dioksida dapat dilakukan dengan proses


pembakaran senyawa organik dan mereaksikan senyawa anorganik dengan
asam. Serta dapat diketahui sifat karbon dan senyawanya. Sifat yang dimiliki
karbon yaitu dapat mengadsorpsi serta sifat yang dimiliki karbon monoksida
yaitu tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa. Untuk mengidentifikasi karbon
dan senyawanya dapat dilakukan dengan uji gas yang dihasilkan menggunakan
air kapur dan api.

XIII.

Pertanyaan dan jawaban


1. Jelaskan mengapa air kapur yang keruh karena gas yang terjadi
menjadi jernih dan keruh kembali bila dipanaskan ?
Jawaban :
Gas CO2 yang bereaksi dengan Ca(OH)2 akan membuat bikarbonat
larut sehingga larutan menjadi jernih dan menjadi keruh kembali
ketika larutan Ca(HCO3)2 dipanaskan, bikarbonat akan terurai dan
endapan muncul kembali. Reaksinya:
Ca(HCO3)2

dipanaskan

CaCO3(s )+ CO2 (g) + H 2 O(l)

2. Pada permukaan air kapur terdapat lapisan putih keruh dan keras,
apakah zat tersebut ?
Jawaban :
Lapisan putih keruh dan keras yang mengambang pada permukaan air
kapur adalah Ca2+.

XIV.Daftar Pustaka
Anonim. 2013. Karbon.(online).(http://id.wikipedia.org/wiki/karbon);
diakses tanggal 14 Maret 2014 pukul 20.00
Anonim. 2013. Karbon aktif. (online).
(http://id.wikipedia.org/wiki/karbon_aktif); diakses tanggal 14 Maret
2014 pukul 20.00
Anonim. 2013.Karbon Dioksida. (online).
(http://id.wikipedia.org/wiki/karbon_dioksida); diakses tanggal 14
Maret 2014 pukul 20.15
Anonim. 2013. Karbon Monoksida. (online).
(http://id.wikipedia.org/wiki/karbon_monooksida), diakses tanggal 14
Maret 2014 pukul 20.15
Cotton, F.A. dan Wilkinson, G. 1989. Kimia anorganik I. Universitas
Indonesia: Jakarta
Day.Jr.RA and Underwood,A.I . 2001.Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi
ke 5 .Erlangga. Jakarta.
Harjadi, W. 1993.Ilmu Kimia AnalitikDasar. PT. Gramedia Pustaka.
Jakarta.
H Petruci, Ralph.1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Bogor
Keenan Kleinfelter,W. 1991. Kimia Untuk Universitas. Penerbit Erlangga:
Jakarta
Khopkar,S.M . 1990.Konsep Dasar Kimia Analitik.Universitas
Indonesia. Jakarta.
S.Sukri.1999.Kimia Dasar III. Bandung: ITB.
Vogel .1990.BukuTeksAnalisisAnorganikKuantitatifMakrodan Semi
Mikro. Edisi ke 5 .PT.Kaliman Media Pustaka. Jakarta.

PERHITUNGAN

1. Volume CO2 = 30mL


V
n=
Vm
30
=
=
1,33 mmol
22,4
m
Mr

n=

= n . Mr

=1,33 . 100
= 1,33mg = 0,133 gram CaCO3
diketahui HCl 4 M, 100mL
n= M.V
n= 4 . 100 = 40 mmol
Sehingga dapat ditulis reaksinya:
CaCO3(s) +2 HCl(aq) CaCl2+ CO2(g) + H2O(l)
m
20
40
r
20
40
20
20
20 s

n=

m
Mr

n=

V
Vstp

20

20

20

= n . Mr

% Massa CaCO3yang bereaksi


0,133
=20 . 100
% CaCO3 =
x 100%
=2000 mg = 2 gram CaCO3
2
% CaCO3 = 6,65 %

V
22,4
V = 448 mL

20 =

% Volume Gas CO2 yang terbentuk


30
% Gas CO2=
x 100%
448
% Gas CO2= 6,69%

Anda mungkin juga menyukai