Anda di halaman 1dari 26

I.

JUDUL PERCOBAAN : Karbon


II. HARI / TANGGAL PERCOBAAN : Rabu / 01 April 2015
III. SELESAI PERCOBAAN : Rabu / 01 April 2015
Pukul 16.00 WIB
IV. TUJUAN :
1. Mengetahui cara pembuatan gas karbondioksida.
2. Mengetahui sifat-sifat karbon dan senyawanya.
3. Mengidentifikasi karbon dan senyawanya.
V. KAJIAN TEORI :
Karbon merupakan salah satu unsur dari unsur-unsur yang terdapat dalam
golongan IV A dan merupakan salah unsur terpenting dalam kehidupan sehari-hari
karena terdapat lebih banyak senyawa yang terbentuk dari unsur karbon.
Keistimewaan karbon yang unik adalah kecenderungannya secara alamiah
untuk mengikat dirinya sendiri dalam rantai-rantai atau cincin-cincin, tidak hanya
dengan ikatan tunggal, C - C , tetapi juga mengandung ikatan ganda C = C, serta
rangkap tiga, CC.Akibatnya, jenis senyawa karbon luar biasa banyaknya. kini
diperkirakan terdapat sekitar dua juta jenis senyawa karbon, dan jumlah itu makin
meningkat dengan laju kira-kira lima persen per tahun. Alasan bagi kestabilan termal
rantai-rantai karbon adalah kekuatan hakiki yang tinggi dari ikatan tunggal C - C.
Konfigurasi elektron karbon dalam keadaan dasar adalah (1s2 2s2 2p2) mudah
terhibridasi menghasilkan perangkat orbital sp3, atau sp2+p, atau sp+p2. Lebih dari
sembilan puluh persen senyawa karbon merupakan senyawa sintetik, sedangkan
sisanya diperoleh dari mahluk hidup (tumbuh-tumbuhan, hewan, jamur, dan
mikroorganisme) serta fosil mereka (batubara dan minyak bumi).
Karbon merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan di bumi.
Karbon terdapat dalam kerak bumi, baik dalam keadaan bebas maupun dalam keadaan
tergabung. Senyawaan-senyawaan alamiah karbon yang utama adalah zat-zat organic
yang terbentuk dalam jaringan tubuh makhluk hidup, baik tumbuhan maupun hewan,
dan dalam bahan yang berasal dari benda hidup, seperti arang dan minyak bumi.
Diantara senyawaan karbon anorganik yang umum, adalah karbon dioksida dan batuan
karbonat, terutama kalsium karbonat. Karbonat dalam unsur IIA lainnya dikenal baik
sebagai mineral. Masing-masing magnesium, stronsium, dan barium karbonat.
1. Sifat Fisika dan Kimia Unsur Karbon
Sifat Fisika
Fasa pada suhu kamar : padat
Bentuk kristalin : intan dan grafit
Massa jenis : 2,267 g/cm (grafit) dan 3,513 g/cm (diamond)
Titik leleh : 4300-4700 K
Titik didih : 4000 K
Densitas : 2,267 g/cm3 (grafit) 3,515 g/cm3 (diamond)
Kalor lebur : 100 kJ/mol (grafit ) dan 120 kJ/mol (diamond)
Kalor uap : 355,8 kJ/mol
Kalor jenis : 8,517 J/molK (grafit) dan 6,115 J/molK (diamond)

Sifat Kimia
Bilangan oksidasi : 4,3,2,1,0,-1,-2,-3,-4
Elektronegatifitas : 2,55 (skala pauli)
Energi ionisasi : 1086 kJ/mol
Energi ionisasi ke-2 : 2352,6 kJ/mol
Energi ionisasi ke-3 : 4620,5 kJ/mol
Jari-jari atom : 70 pm
Jari-jari kovalen : 77 pm
Jari-jari Vander Waals : 170 pm
konduktifitas termal : 119-165 (grafit) 900-2300 (diamond) W/mK
Struktur Kristal : heksagonal
kegunaan karbon berdasarkan persenyawaannya, yaitu:
Gas CO2 dalam air akan membentuk senyawa H2CO3. Asam karbonat H2CO3,
bila ditambahkan ke dalam minuman (minuman berkarbonasi), akan memberikan rasa
tajam yang menyegarkan. Asam karbonat H2CO3, merupakan bahan baku untuk
pembuatan garam-garam karbonat.
CO2 dalam udara berfungsi untuk menjaga suhu permukaan bumi pada malam
hari agar tidak terlalu dingin. CO2 dalam udara dapat menyerap sinar infra merah (sinar
yang mengandung energi panas) dari sinar matahari yang dipantulkan bumi. Pada
malam hari CO2 melepaskan infra merah tersebut ke permukaan bumi yang dingin
sehingga permukaan bumi menjadi hangat.
Adapun senyawa karbon mempunyai dampak negatif sebagai berikut :
a. Karbon disulfida CS2, beracun bila terserap kulit serta mudah terbakar dan meledak
terutama bila mengalami gesekan,
b. Karbon tetraklorida CCl4, beracun bila tertelan, terhisap, dan terserap kulit. Selain
itu pemicu terjadinya kanker,
c. Sifat CO2 yang dapat menyerap sinar infra merah lalu memantulkannya kembali ke
permukaan bumi disebut efek rumah kaca (green house effect). Akan tetapi, bila
kadar CO2 terlalu besar di udara dapat mengakibatkan suhu permukaan bumi
bertambah panas sehingga terjadi pemanasan global (pemanasan yang merata di
permukaan bumi). Akibat dari pemanasan global di permukaan bumi tersebut, es di
kutub akan mencair dan dapat menimbulkan banjir di kota-kota pantai seluruh dunia.
Identifikasi Karbon dan Hidrogen
Adanya unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon
dapat diidentifikasi melalui percobaan sederhana. Percobaan sederhana ini
dapat dilakukan di laboratorium sekolah maupun di rumah Anda. Salah satu metodenya
adalah dengan menggunakan lilin (C20H42) yang direaksikan dengan oksigen dari udara
(dibakar), hasil pembakaran lilin dilewatkan ke dalam larutan Ca(OH)2 1%, seperti
ditunjukkan pada Gambar.

Identifikasi karbon dan hidrogen menggunakan metode pembakaran lilin.

Bagaimana mengidentifikasi adanya unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa


hidrokarbon atau senyawa organik?
Ketika lilin terbakar terjadi reaksi antara lilin dan oksigen dari udara. Jika
pembakarannya sempurna, terjadi reaksi:
2C20H42(s) + 61O2(g) 40CO2(g) + 42H2O(g)
Gas CO2 dan uap air hasil pembakaran akan mengalir melalui saluran menuju
larutan Ca(OH)2 . Pada saat menuju larutan Ca(OH)2 , terjadi pendinginan oleh udara
sehingga uap air hasil reaksi akan mencair. Hal ini dibuktikan dengan adanya tetesan-
tetesan air yang menempel pada saluran. Oleh karena titik embun gas CO2 sangat rendah
maka akan tetap sebagai gas dan bereaksi dengan larutan Ca(OH)2 . Bukti
adanya CO2 ditunjukkan oleh larutan menjadi keruh atau terbentuk endapan putih
dari CaCO3 (perhatikan Gambar). Persamaan reaksinya:
CO2(g) + Ca(OH)2(aq) CaCO3(s) + H2O(l)

Persenyawaan karbon
a. Karbon Monoksida
Bila bahan bakar yang mengandung karbon (misalnya, kayu, arang, bensin)
dibakar dengan ada udara yang banyak, praktis semua karbon itu bergabung dengan
oksigen membentuk karbon dioksida CO2, tetapi sedikit sekali karbon monoksida
terbentuk. Makin sedikit udara (oksigen) tersedia, makin besar jumlah relatif
karbon monoksida yang terbentuk. Juga, pada suhu-suhu yang lebih tinggi, karbon
dioksida cenderung bereaksi dengan karbon panas :
CO2 + C 2CO
Karbon monoksida mempunyai ikatan yang paling kuat dari antara molekul
diatom manapun. Ia esoelektronik dengan molekul nitrogen, dan mempunyai
ikatan rangkap tiga :C O: seperti yang dipunyai N2.
Secara komersial, karbon monoksida mempunyai banyak kegunaan.
Campuran gas yang mengandung karbon monoksida, telah lama digunakan sebagai
bahan bakar. Sesungguhnya, lebih banyak panas dibebaskan ketika karbon
monoksida terbakar menjadi karbon dioksida disbanding ketika karbon terbakar
menjadi karbon monoksida.
b. Karbon Dioksida
Karbon dioksida diproduksi dengan pembakaran bahan bakar yang umum,
seperti arang, minyak bumi, dan kayu. Ia juga merupakan komponen nafas yang
dikeluarkan oleh hewan, karena dihasilkan dari oksida makanan dalam tubuh.
Berada di atmosfer sampai sebanyak kira-kira 0,03%, konsentrasinya menjadi naik
1% dalam ruang yang penuh.
Karbon dioksida tak beracun, tetapi dengan konsentrasi yang terlalu tinggi
dalam udara (10 sampai 20 persen) adalah tak sehat, karena merendahkan
konsentrasi oksigen dan mempunyai efek fisiologis yang membahayakan.
Jumlah CO2 yang sangat besar sekali, yang dhasilkan oleh aktivitas manusia,
cukup untuk menggeser kesetimbangan yang terlibat dalam proses alamiah yang
memelihara kesetimbangan secara kasar antara bumi dan atmosfernya.
Peningkatan dengan berangsur-angsur dari banyaknya CO2 dalam atmosfer.
Peningkatan ini akan bisa mengancam kita dengan efek rumah kaca, karena
molekul CO2 bisa menyerap radiasi inframerah dan permukaan bumi, yang kalau
tidak akan keluar ke angkasa luar. Jika konsentrasi CO2 terus meningkat,
dikuatirkan bahwa atmosfer mungkin menjadi begitu panas sehingga akan muncul
perubahan suhu yang serius.
c. Karbonat dan Bikarbonat
Sebagai senyawaan karbon anorganik yang paling melimpah, karbonat dan
bikarbonat adalah zat yang berguna serta terkenal. Kebanyakan karbonat hanya
sedikit larut dalam air, misalnya kalsium karbonat, barium karbonat, magnesium
karbona, dan timbale karbonat. Banyak bikarbonat hanya stabil dalam larutan air.
Contohnya ialah kalsium bikarbonat dan magnesim bikarbonat. Semua logam grup
IA, kecuali litium, membentuk karbonat yang larut, dari mana yang paling berguna
adalah natrium bikarbonat NaHCO3 (soda kue).
Karbon dan bikarbonat bereaksi dengan kebanyakan asam, menghasilkan
CO2.Reaksi ini sangat cepat dan gas itu dengan mudah terlepas.Misalnya, barium
karbonat bereaksi dengan asam bromide.
BaCO3 + 2HBr BaBr2 + H2O + CO2
Bikarbonat adalah zat amfoter, yaitu, ia dapat bereaksi baik dengan asam
maupun basa. Bikarbonat tidak stabil; bila dipanaskan, ia terurai membentuk
karbonat. Kalium bikarbonat bubuk digunakan dalam alat pemadam kebakaran
karena ia mudah terurai dengan menghasilkan karbon dioksida.
2KHCO3 K2CO3 + H2O + CO2
Jika karbon dioksida yang dialirkan ke dalam larutan kation yang membentuk
karbonat yang tak larut (Ca2+,Ba2+ , Mg2+, atau Pb2+), akan terbentuk suatu endapan
putih. Kalsium karbonat mengendap bila karbon dioksida dialirkan gelembung-
gelembung melalui suatu larutan air kapur Ca(OH)2.
Jika terus menambahkan karbon dioksida, endapan ini akan melarut. Ini
bertentangan dengan yang kita bayangkan, bahwa jika sedikit karbon dioksida
menyebabkan terbentuknya suatu endapan, karbon dioksida yang banyak akan
menghasilkan endapan yang yang terlebih banyak lagi. Karbonat yang [adat itu
melarut karena bereaksi membentuk bikarbonat yang lebih larut.
CaCO3 +H2O +CO2 Ca(HCO3)2
Jika larutan Ca(HCO3)2 dipanaskan , bikarbonat akan terurai dan endapan
akan muncul kembali.
Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
Atau jika larutan bikarbonat itu dibiarkan saja diam di udara terbuka, kalsium
karbonat akan muncul kembali sewaktu airnya menguap.
Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
d. Sulfida
senyawa sulfida merupakan senyawaan antarakarbon dengan sulfur.
Senyawa sulfida karbon yang paling populer adalah CS2 atau karbon disulfida.
Senyawa karbon disulfida dapat dibuat dari reaksi antara karbon dengan sulfur
dalam tanur atau dengan cara melewatkan uap sulfur pada karbon panas. Reaksi
pembentukan karbon disulfida adalah sebagai berikut :
8C + 2S8 8CS2
Reaksi antara sulfur dengan metaa pada temperatur tinggi dengan bantuan
katalis SiO2 atau Al2O3 jga dapat membentuk senyawa CS2
S8 + 2CH4 2CS2 + 4H2S

Beberapa jenis reaksi yang dialami senyawa karbon :


1. Reaksi substitusi adalah reaksi pergantian suatu atom gugus atau atom lain yang
terdapat dalam satu molekul.
2. Reaksi adisi adalah reaksi yang terjadi karena pengubahan ikatan tak jenuh
menjadi jenuh atau ikatan rangkap menjadi tunggal.
3. Reaksi eliminasi adalah pengikiran atau penghilangan beberapa atom yang
terjadi pada beberapa senyawa.
Penggunaan karbon dalam kehidupan sehari-hari :

1. Karbon digunakan sebagai dasar untuk tinta printer inkjet.


2. Karbon dalama bentuk karbon dioksida, digunakan dalam pembuatan banyak
minuman bersoda dan berkarbonas. Hal ini, juga digunakan dalam alat
pemadam kebakaran.
3. Es kering yang merupakan bentuk padat karbon dioksida digunakan sebagai zat
pendingin.
4. Freon digunakan dalam sistem pendingin dan perangkat seperti kulkas dan AC.
5. Karbon juga digunakan untuk memproduksi banyak perangkat yang tahan panas
dan alat-alat pemotong logam.
6. Karbon monoksida diekstraksi melalui proses metalurgi yang digunakan
sebagai reduktor untuk mendapatkan banyak unsur dan senyawa.
7. Vegetal karbon yang merupakan bentuk amorf karbon yang digunakan sebagai
agen pemulihan dan gas menyerap.
8. Karbon digunakan dalam pelek mobil sebagai pigmen asap hitam.
9. Kalsium karbida digunakan sebagai agen las untuk memotong logam, dalam
penyusunan asetilena dan senyawa organik lainnya.

Kerugian karbon :
1. Karbon disulfida CS, beracun bila terserap kulit serta mudah terbakar dan
meledak terutama bila mengalami gesekan.
2. Karbon tetraklorida CCl4, beracun bila tertelan, terhisap dan terserap kulit.
Selain itu, merupakan pemicu kanker.
3. Sifat CO2 yang dapat menyerap sinar infra merah lalu memantulkannya kembali
kepermukaan bumi disebut efek rumah kaca (Green House). Akan tetapi, bila
kadar CO2 terlalu besar diudara dapat mengakibatkan suhu permukaan bumi
bertambah panas sehingga terjadi pemanasan global (pemanasan yang merata
dipermukaan bumi). Akibat dari pemanasan global dipermukaan bumi tersebut
es dikutub akan mencair dan dapat menimbulkan banjir dikota-kota pantai
diseluruh dunia.
Cara mengidentifikasi karbon dan senyawanya.
Keberadaan unsur C, H, dan O dapat didefinisikan melalui reaksi pembakaran
yang menghasilkan unsur karbon dan hydrogen. Pembakaran senyawa organik secara
sempurna akan menghasilkan karbon atau zat arang untuk mengidentifikasi C, H dan O
dapat dilakukan dengan cara mengalirkan gas hasil pembakaran senyawa hidrokarbon
atau senyawa organik lainnya dalam air kapur atau larutan Ca(OH)2 hingga terjadi
reaksi. Jika hasil pembakaran dapat mengeruhkan air kapur maka senyawa yang dibakar
merupakan senyawa karbon.
Senyawa oksida yang popular dari karbon adalah CO2. Senyawa
CO2berbentuk padat, temperatur 78,5oC. Karbon dapat menyublim dalam busur karbon
yang memiliki temperatur sekitar 5800 K. Senyawa karbon adalah senyawa kimia yang
mengandung unsur karbon. senyawa karbon dapat berasal dari makhluk hidup maupun
bukan makhluk hidup.

VI. ALAT DAN BAHAN


Alat alat
1. Erlenmeyer berpipa samping 1 buah
2. Gelas ukur 100mL 1 buah
3. Selang plastic 1 buah
4. Karet penutup 1 buah
5. Sumbat karet berlubang 1 1 buah
6. Statif dan klem 1 buah
7. Pipet tetes 3 buah
8. Pembakar Bunsen / spiritus 1 buah
9. Tabung reaksi 3 buah
10. Baskom 1 buah

Bahan bahan
1. Batu marmer / kapur 5 sendok
2. Tembaga oksida 2 sendok
3. Larutan Fuchsin 1 mL
4. Larutan HCl 3 mL
5. Larutan H2SO4 0,5 mL
6. Serbuk arang 1 sendok
7. Larutan Ca(OH)2 1/3 tabung reaksi
8. Lilin 1 buah
9. Larutan asam formiat pekat 1 mL
VII. ALUR KERJA
1. Pembentukan Gas CO2 dan Senyawa Ion

Potongan marmer / batu kapur 0,5 cm

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi berpipa samping yang telah


di hubungkan dengan selang ke dalam wadah penampung (gelas
ukur) yang diletakkan terbalik
Ditambahkan HCl 4M ke dalam tabung reaksi
Ditutup dengan karet penutup
Gas CO2

Diuji dengan lilin yang menyala


Disalurkan ke dalam air kapur
Perubahan air kapur

Gas dialirkan ke dalam air kapur lebih lama


Dipanaskan

Gas CO2

2. Pembentukan Gas CO

1 ml larutan asam formiat pekat

Ditambah 0,5 ml H2SO4 pekat


Ditambahkan ke dalam tabung reaksi
Dipanaskan dengan hati - hati
Gas CO

Gas diuji dengan kayu yang membara

Perubahan Bara Kayu


3. Reduksi CuO

Sedikit CuO halus + serbuk


arang
Dimasukkan dalam tabung reaksi dengan sumbat
Dihubungkan ke dalam air kapur melalui pipa bengkok(selang
plastik)
Dipanaskan secara mendatar

Perubahan pada air kapur

4. 1 sendok kecil arang tulang

Dimasukkan dalam tabung reaksi yang berisi 1ml larutan


Fuchshin sangat encer
Dikocok dan disaring
Diamati perubahan
VIII. HASIL PENGAMATAN

No.
Prosedur percobaan Hasil pengamatan Dugaan/reaksi kesimpulan
Perc.
Pembentukan Gas CO2 dan Senyawa Ion Sebelum CaCO3 (s) + CaCO3 ditambahkan
1. 2HCl (aq)
Potongan marmer / batu kapur 0,5 cm Larutan HCl dengan larutan HCl
jernih tak CaCl2 (aq) + menghasilkan gas
Dimasukkan ke dalam tabung
berwarna. CO2 (g) +H2O CO2
reaksi berpipa samping yang telah
di hubungkan dengan selang ke Larutan (l)
dalam wadah penampung (gelas Ca(OH)2 jernih CO2 (g) +
ukur) yang diletakkan terbalik Ca(OH)2
tak berwarna.
Ditambahkan HCl 4M ke dalam
Batu kapur CaCO3(s) +
tabung reaksi
Ditutup dengan karet penutup (CaCO3) H2O(l)
Gas CO2 berbentuk CaCO3 (s) +
serbuk berwarna CO2 (g) + H2O
Diuji dengan lilin yang menyala putih tulang. (l) Ca2+ +
Disalurkan ke dalam air kapur
2HCO3
Air kapur menjadi keruh Sesudah Ca2+ + 2HCO3
Larutan HCl + CaCO3 (s)
Gas dialirkan ke dalam air kapur
lebih lama CaCO3 + H2O (l) +
Dipanaskan menghasilkan CO2 (s)

Air kapur jernih kembali gas CO2


Air dalam gelas
ukur terdorong
keluar karena
adanya gas.
Gas dialirkan
melalui selang
ke larutan
Ca(OH)2
menyebabkan
warna larutan
menjadi keruh.
Larutan
Ca(OH)2 jika
dipanaskan
terdapat lapisan
putih di
permukaan
tabung reaksi.
Gas CO2 yang
terdapat di gelas
ukur akan
memadamkan
api lilin.

Larutan HCOOH yang


Pembentukan Gas CO Sebelum HCOOH + H2SO4
ditambah dengan
Larutan asam (aq) H2SO4(aq) +
1 ml larutan asam formiat pekat H2SO4 akan
formiat jernih CO (g) + H2O (l)
Ditambah 0,5 ml H2SO4 pekat menghasilkan gas CO.
tak berwarna.
Ditambahkan ke dalam tabung
reaksi Larutan H2SO4
Dipanaskan dengan hati - hati pekat jernih tak

Gas CO berwarna.

Gas diuji dengan lidi yang


Sesudah
membara
Larutan asam
formiat
Bara lidi menghasilkan letupan berwarna
(HCOOH) +
biru yang kemudian padam
larutan H2SO4
menghasilkan
gas CO2.
2.
Bara lidi yang
dimasukkan
dalam tabung
reaksi akan
padam dan jika
dikeluarkan
dalam tabung
reaksi akan
membara
kembali.
Dan lidi yang
menyala
dimasukkan
kedalam tabung
reaksi akan
menghasilkan
api pada lidi
yang meletup
dan berwarna
kebiruan.
Larutan asam
formiat
(HCOOH) +
larutan H2SO4
menghasilkan
larutan jernih
tidak berwarna.

Sebelum
2CuO (s) + C (s) CuO yang
CuO berbentuk
2Cu (s) + ditambahkan dengan
serbuk berwarna
CO2 (g) serbuk arang
hitam.
CO2(g) + menghasilkan warna
Serbuk arang
Ca(OH)2 (aq) hitam dan larutan
berwarna hitam.
CaCO3 (s) + Ca(OH)2 yang
Larutan
H2O (l) dihubungkan dengan
Ca(OH)2 jernih
selang menghasilkan
tidak berwarna.
gas dan larutan
berwarna putih
Sesudah
keruh.
Reduksi CuO Cu ditambah
serbuk arang
Sedikit CuO halus + serbuk
arang
menghasilkan
Dimasukkan dalam tabung reaksi warna hitam.
dengan sumbat Larutan
Ca(OH)2 yang

Air kapur menjadi keruh


Dihubungkan ke dalam air kapur dialirkan selang
melalui pipa bengkok (selang menghasilkan
plastik)
larutan
Dipanaskan secara mendatar
berwarna putih
keruh.
Setelah
dipanaskan
menghasilkan gas
yang terlihat
dengan adanya
gelembung dari
selang yang
dialirkan ke
3. larutan Ca(OH)2

Sebelum Larutan Fuchshin Menghasilkan filtrat

Larutan + arang tulang + jernih tak berwarna

Fuchshin aquades karena terjadi proses

encer menghasilkan adsorbsi.

berwarna warna hitam dan

merah. setelah disaring


menghasilkan
Arang tulang larutan jernih tak
berbentuk berwarna karena
serbuk terjadi proses
berwarna adsorbsi.
hitam.

Sesudah
Larutan
Fuchshin +
arang tulang +
aquades
menghasilkan
warna hitam.
1 sendok kecil arang tulang Larutan

Dimasukkan dalam tabung reaksi Fuchshin +


yang berisi 1ml larutan Fuchshin arang tulang +
sangat encer aquades
Dikocok dan disaring
disaring
Menghasilkan filtrat jernih tidak berwarna dan
residu yang berwarna hitam menghasilkan
larutan jernih
tak berwarna.
4.
IX. ANALISIS DATA
Pada percobaaan pertama yang kami lakukan, disediakan 5 sendok serbuk
CaCO3 dan dimasukkan pada Erlenmeyer berpipa samping bersumbat. Kemudian
ditambahkan 3 mL larutan HCl 4 M (larutan jernih tak berwarna), setelah itu
dihubungkan pada gelas ukur terbalik dengan selang yang telah dimasukkan pada
wadah berisi air dan sehingga dapat diukur volume gas CO2 yang terbentuk sebanyak
50 mL. Diuji gas CO2 yang dihasilkan pada gelas ukur dengan lilin yang menyala, dan
menghasilkan lilin yang mati. Kemudian selang disalurkan dengan tabung 1 yang
berisis larutan Ca(OH)2 (larutan jernih tak berwarna) sehingga larutan menjadi keruh,
tetapi saat disalurkan lebih lama lagi dengan tabung 2 yang berisis larutan Ca(OH)2,
larutan yang keruh saat disalurkan lebih lama lagi akan menjadi jernih kembali. Larutan
tabung 1 yang keruh tersebut kemudian dipanaskan sehingga menghasilkan endapan
putih pada permukaan tabung. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

CaCO3 (s) + 2HCl (aq) CaCl2 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)

CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq) CaCO3 (s) + H2O (l)

CaCO3 (s) + CO2 (g) + H2O (l) Ca2+(s) + 2HCO3-(aq)

Ca2+(s) + 2HCO3-(aq) CaCO3 (s) + CO2 (g) + H2O (l)

Pada percobaan kedua yang kami lakukan, disediakan 1 mL larutan asam


formiat (HCOOH) pekat (jernih tak berwarna) dimasukkan pada tabung reaksi. Lalu 0,5
mL larutan H2SO4 pekat (jernih tak berwarna) dimasukkan pada tabung reaksi yang
lain, setelah itu kedua larutan tersebut dicampur dan dipanaskan pada penangas air
sehingga dihasilkan sedikit gelembung pada larutan tersebut. Dengan dihasilkannya
gelembung, ini bertanda bahwa reaksi tersebut telah menghasilkan gas CO. Gas CO
yang dihasilkan diuji dengan menggunakan lidi yang menyala, dan menghasilkan
letupan api yang berwarna biru yang kemudian padam. Dan jika gas CO diuji dengan
menggunakan bara lidi, akan menghasilkan bara lidi yang awalnya membara jika
dimasukkan, bara lidi tersebut akan padam dan jika dikeluarkan, bara lidi tersebut akan
membara kembali. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

CH2O2 (aq) + H2SO4 (aq) CO (g) + H2O (l) + H2SO4 (aq)


Pada percobaan ketiga yang kami lakukan, disediakan 2 sendok CuO (serbuk
berwarna hitam) dan 2 sendok serbuk arang (berwarna hitam) dimasukkan pada
erlenmeyer pipa samping bersumbat. Kemudian disalurkan dengan larutan Ca(OH)2
(jernih tak berwarna) dengan menggunakan selang dan tabung reaksi dipanaskan
sehingga terbentuk gas CO2 yang ditandai dengan adanya gelembung pada larutan
Ca(OH)2 dan larutan Ca(OH)2 menjadi keruh. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:

CuO (aq) + C (s) Cu (s) + CO (g)

CO (g) + Ca(OH)2 (aq) Ca(s) + H2O (l) + CO2 (g)

Pada percobaan keempat yang kami lakukan, disediakan 1 sendok arang tulang
(berwarna hitam) dimasukkan pada tabung reaksi yang telah diisi 1 mL larutan Fuchsin
(merah) kemudian larutan tersebut dikocok hingga homogen dan disaring sehingga
didapatkan hasil berupa larutan jernih tak berwarna sebagai filtrat, dan residu yang
berwarna hitam.
X. PEMBAHASAN
Pada percobaan pertama adalah pembentukan gas CO2 dan senyawa ion.
Langkah pertama yang dilakukan dengan memasukkan serbuk CaCO3 sebanyak 5
sendok kedalam tabung reaksi berpipa samping kemudian menambahkan 3 mL HCL 4
M dan ditutup dengan karet penutup kemudian dihubungkan dengan selang ke gelas
ukur yang diletakkan terbalik di dalam baskom berisi air. Setelah itu kami mengujinya
dengan lilin yang menyala, dan kemudian dihasilkan lilin yang mati. Hal tersebut terjadi
karena gas CO2 didalam gelas ukur lebih besar dari pada oksigen (O2).
CaCO3 (s) + 2HCl (aq) CaCl2 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)
Hal tersebut terjadi karena CO2 atau karbon dioksida adalah suatu jenis gas yang
memiliki sifat tidak terbakar, dan lebih berat dari udara. Jika karbon dioksida diarahkan
dengan tepat pada api, maka CO2 dapat menggantikan udara disekitar sumber api atau
mengusir keadaan gas lainnya seperti O2 dengan tidak adanya O2 maka api akan padam.
Setelah itu kami menyiapkan 2 tabung reaksi yang telah diisi larutan Ca(OH)2
sebanyak 1/3 dari tabung reaksi. Dan sesudah itu kami menyalurkan gas CO2 kedalam
air kapur hasilnya air kapur berubah menjadi keruh. Hal tersebut membuktikan bahwa
telah terjadi reaksi antara larutan air kapur dengan gas CO2. Kapur yang dilarutkan
menggunakan air akan menjadi keruh dan terjadi reaksi antara kapur dengan air dan
menghasilkan CaO + H2O Ca(OH)2. Larutan air kapur merupakan larutan Ca(OH)2
yang apabila dialirkan ke dalamnya suatu gas CO2 akan membentuk padatan CaCO3.
Itu yang menyebabkan warna larutan menjadi keruh. Dalam wadah tersebut terjadi
reaksi antara larutan kapur CaO dengan CO2, kemudian akan menghasilkan CaCO3 dan
H2O.
CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq) CaCO3 (s) + H2O (l)
CaCO3 (s) + CO2 (g) + H2O (l) Ca2+(s) + 2HCO3-(aq)
Dan apabila ditambahkan gas CO2 berlebih air kapur kekeruhannya berkurang
dibandingkan yang awal karena adanya ion HCO3-.
Selanjutnya kami memanaskan air kapur, hasilnya air kapur berwarna keruh dan
terdapat endapan di permukaannya.

Ca2+(s) + 2HCO3-(aq) CaCO3 (s) + CO2 (g) + H2O (l)

Air kapur menjadi keruh kembali ketika dipanaskan karena endapan CaCO3
terbentuk kembali dipermukaan air kapur.
Pada percobaan kedua adalah percobaan pembentukan gas CO. Dengan cara
kami memanaskan 1 ml asam formiat pekat dan 0,5 ml asam sulfat pekat dengan
pembakar bunsen. Setelah itu Gas CO yang dihasilkan diuji dengan menggunakan lidi
yang menyala, dan menghasilkan letupan api yang berwarna biru yang kemudian
padam. Dan jika gas CO diuji dengan menggunakan bara lidi, akan menghasilkan bara
lidi yang awalnya membara jika dimasukkan, bara lidi tersebut akan padam dan jika
dikeluarkan, bara lidi tersebut akan membara kembali, karena adanya reaksi antara gas
CO dengan O2. Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari
senyawa karbon. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen
dalam proses pembakaran. Karbon monoksida mudah terbakar dan menghasilkan lidah
api berwarna biru.

HCOOH (aq) + H2SO4 (aq) CO (g) + H2O (l) + H2SO4 (aq)

Pada percobaan ketiga adalah reduksi Cu. CuO berupa serbuk halus berwarna
hitam bereaksi dengan serbuk arang berwarna hitam yang dimasukkan kedalam tabung
reaksi berpipa samping menghasilkan larutan yang berwarna hitam. Kemudian
dipanaskan dan selangnya dihubungkan kedalam tabung reaksi yang berisi larutan air
kapur yang jernih tak berwarna, setelah dipanaskan terdapat gelembung dan larutan air
kapur menjadi sedikit keruh. Hal ini membuktikan bahwa karbon sebagai pereduksi
atau yang mengalami oksidasi. Berdasarkan tingkatan bilangan oksidasi dari
persamaan :

CuO (s) + C (s) Cu (s) + CO (g)


(+2)(-2) (0) (0) (+2)(-2)
reduksi
oksidasi

CO (g) + Ca(OH)2 (aq) Ca(s) + H2O (l) + CO2 (g)

Pada percobaan keempat kami memasukkan 1 sendok kecil arang tulang


kedalam tabung reaksi yang berisi 10 tetes larutan Fuchsin dan ditambahkan dengan 20
tetes aquades kemudian dikocok lalu disaring dengan kertas saring hasilnya adalah
filtrat dan residu. Filtratnya jernih tak berwarna dan residunya serbuk berwarna hitam.
Hal ini bisa terjadi karena arang tulang (karbon) bersifat adsorpsi sehingga dapat
mengikat warna merah dari larutan Fuchsin. Adsorpsi merupakan peristiwa penyerapan
spesi (muatan listrik atau ion dan molekul netral) oleh permukaan partikel koloid.
Peristiwa ini umumnya terjadi karena adanya gaya tarik molekul, atom atau ion pada
permukaan adsorbsen (koloid). Kemampuan menarik atau menyerap ini disebabkan
karena terdapatnya tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi, sehingga jika ada
partikel atau spesi yang menempel akan dipertahankan pada permukaannya. Arang aktif
banyak dipakai dalam proses absorbsi karena memiliki pori-pori yang terbuka dan
dengan demikian mempunyai daya serap yang besar terhadap zat-zat yang lain, baik
dalam fase gas dan fase cair. Dengan demikian, permukaan arang aktif bersifat non
polar. Struktur pori berhubungan dengan luas permukaan, dimana semakin kecil pori-
pori arang, mengakibatkan luas permukaan semakin besar. Dengan demikian kecepatan
adsorbsi bertambah. Dimana untuk meningkatkan kecepatan adsorbsi, dianjurkan
menggunakan arang yang telah dihaluskan terlebih dahulu. Karbon aktif ini cocok
digunakan untuk mengadsorbsi zat-zat organik. Komposisi arang aktif terdiri dari silika,
karbon, kadar air dan kadar debu. Dimana unsur silika merupakan kadar bahan yang
keras dan tidak mudah larut dalam air, maka khususnya silika yang bersifat sebagai
pembersih partikel yang terkandung dalam air keruh dapat dibersihkan sehingga
diperoleh air yang jernih.
XI. KESIMPULAN
1. CaCO3 bereaksi dengan HCl menghasilkan gas CO2.
2. HCOOH bereaksi dengan H2SO4 menghasilkan gas CO.
3. CuO bereaksi dengan C dan C sebagai pereduksi atau yang mengalami oksidasi.
Dan menghasilkan gelembung gas CO2.
4. Larutan Fuchsin yang ditambahkan dengan arang tulang menghasilkan filtrate dan
residu. Filtrate menghasilkan larutan jernih tidak berwarna karena mengalami
peristiwa adsorbsi.

XII. JAWABAN PERTANYAAN


1. Jelaskan mengapa air kapur yang keruh karena gas yang terjadi menjadi jernih
dan keruh kembali bila dipanaskan?
Karena Air kapur merupakan larutan Ca(OH)2 yang apa bila dialirkan ke dalam
nya suatu gas CO2 akan membentuk padatan CaCO3 berupa suspensi.
Kemudian ketika ditambahkan CO2 berlebih maka akan terbentuk ion HCO3-
yang membuat keruh air kapur tetapi kekeruhannya berkurang dibandingkan
yang awal (jernih) dan ketika kembali dipanaskan CaCO3 akan terbentuk
kembali diatas permukaan air kapur yang menyebabkan air kapur menjadi keruh
kembali.

2. Pada permukaan air kapur terdapat lapisan putih keruh dan keras, apakah zat
tersebut?
Zat tersebut adalah CaCO3 yang terbentuk kembali ketika air kapur dipanaskan
Ca2+(s) + 2HCO3-(aq) CaCO3 (s) + CO2 (g) + H2O (l)
DAFTAR PUSTAKA

Keenan. Charles W. 1980. Kimia Untuk Universitas Edisi ke-6 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Pettruci, H Ralph. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi ke-4 Jilid 3.
Jakarta: Erlangga.
Pudjaatmaka, Aloysius Hadyana.1992. Kimia Untuk Universitas Edisi ke-6. Jakarta:
Erlangga.
Sugiarto, Bambang, dkk. 2013. Kimia Umum. Surabaya: Jurusan Kimia Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya.
Sugiarto, Bambang, dkk. 2014. Kimia Dasar. Surabaya: Jurusan Kimia Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya.
Svhela, G. 1990. Textbook of Marco and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis. Jakarta:
PT. Kalman Media Pustaka.
Tim Kimia Dasar. 2010. Kimia Dasar II. Surabaya: Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya.
Tim Kimia Dasar Lanjut. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Dasar Lanjut. Surabaya: Jurusan
Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya.

Mengetahui, Surabaya, 07 April 2015

Dosen / Asisten Pembimbing Praktisan,

(......) (......)

Anda mungkin juga menyukai