Anda di halaman 1dari 5

BAHAN AJAR

DAMPAK PEMBAKARAN senyawa


hidrokarbon

A. Dampak Pembakaran senyawa hidrokarbon Terhadap Lingkungan dan


Kesehatan
Pembakaran senyawa hidrokarbon sering kali memberikan dampak besar
terhadap lingkungan.Berikut adalah zat pencemar hasil dari pembakaran senyawa
hidrokarbon serta dampak yang ditimbulkan bagi lingkungan.
a. Karbon dioksida (CO2)
Gas CO2 merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak
merangsang. Sumber gas CO2 terutama berasal dari proses pembakaran minyak
bumi, batu bara, dan gas alam.
Selama manusia menggunakan bahan bakar kayu, pertambahan kadar gas
CO2 di udara dapat diabaikan. Sampai pada tahun 1960, di daerah-daerah yang
belum ada industri, kadar gas CO2 di udara hanya 300 ppm. Dengan adanya
kemajuan industri dengan bahan bakar batu bara dan minyak bumi serta gas alam
atau liquefied natural gas (LNG), kadar gas CO2 di udara meningkat menjadi 320
ppm. Adapun reaksi pembakarn dari batu bara dan komponen minyak bumi
sebagai berikut.
1) Pembakaran batu bara
2C(s) + O2(g) 2CO(g) ∆H = -221,0 kJ
2CO(g) + O2(g) 2CO2(g) ∆H = -566,0 kJ
2) Pembakaran minyak bumi
4CH(g) + 5O2(g) 4CO2(g) + 2H2O(g)

Dengan adanya laju pertumbuhan penduduk maka berbagai kebutuhan


manusi bertambah, misalnya makanan, perumahan, penerangan, dan transportasi.
Hal itu berarti pengadaan pupuk, agro industri, tenaga listrik, dan
industritransportasi semakin meningkat. Akibatnya, produksi CO2(g) makin
banyak mencemari udara di daerah industri.

Rahmadayani, S.Pd
Pengaruh gas CO2 terhadap pemanasan global
Bayangkanlah suatu hari yang cerah dan sebuah rumah kaca. Cahaya
matahari dapat menembus atap kaca dan menghangatkan tanaman dan apa saja
yang terdapat di dalam rumah kaca. Tanaman dan material lain yang telah
mengalami pemanasan tersebut memancarkan radiasi inframerah (gelombang
panas). Akan tetap, gelombang panas itu tidak dapat keluar karena diserap oleh
kaca dan meradiasikan-nya kembali ke dalam rumah kaca. Akibat yang terjadi
adanya peningkatan suhu di dalam rumah kaca.
Hal yang serupa terjadi terhadap bumi. Berbagai gas dalam atmosfer, seperti
karbon dioksida (CO2), uap air, metana (CH4), dan senyawa keluarga CFC,
berlaku seperti kaca yang melewatkan sinar tampak dan ultraviolet tetapi menahan
radiasi inframerah. Oleh karena itu, sebagian besar dari sinar matahari dapat
mencapai permukaan bumi dan menghangatkan atmosfer dan permukaan bumi.
Akan tetapi, radiasi panas yang dipancarkan bumi akan terperangkap karena
diserap oleh gas-gas rumah kaca.

Gambar 1. Proses terjadinya pemanasan global (efek rumah kaca)

Rahmadayani, S.Pd
Sebenarnya, efek rumah kaca berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu
permukaan bumi rata-rata sekitar 15oC. tanpa karbon dioksida dan uap air di
atmosfer, suhu rata-rata permukaan bumi diperkirakan sekitar -25oC. Jadi, jelaslah
bahwa efek rumah kaca sangat penting menentukan kehidupan di Bumi. Akan
tetapi, peningkatan kadar dari gas-gas rumah kaca dapat menyebabkan suhu
permukaan bumi menjadi terlalu tinggi sehingga dapat menyebabkan berbagai
macam kerugian.

b. Karbon monoksida (CO)


Gas karbon monoksida (CO) tidak berwarna, tidak berbau,dan tidak
merangsang. Oleh karena itu, keberadaanya di udara sukar diketahui. Keracunan
gas CO merupakan keracunan akut. Jika kadar CO dalam tubuh lebih dari 50 ppm
maka akan berpengaruh buruk terhadap susunan saraf pusat. Oleh karena itu, CO
sangat berbahaya. Nilai ambang batas (NAB) gas CO adalahadalah 100 ppm
untuk waktu kontak 8 jam sehari.
Beberapa percobaan tentang reaksi tubuh terhadap gas CO kadar rendah
menunjukkan bahwa gas CO kadar rendah dapat mengganggu pernapasan, senyut
nadi, tekanan darah, dan refleksi saraf. Gejala keracunan gas CO, yaitu sesak
napas, pucat, dan dapat pingsan, bahkan apabila sudah gawat dapat menyebabkan
kematian. Gas CO merupakan racun bagi manusia dan hewan karena gas CO
bereaksi dengan hemoglobin dalam darah membentuk COHb
(karboksihemoglobin).
CO(g) + Hb(aq) HbCO(aq)
Reaksi itu merupakan reaksi kesetimbangan artinya CO(g) masih dapat
terlepas lagi sehingga kemungkinan Hb masih dapat mengikat oksigen yang
diperlukan. Akan tetapi gas CO memiliki daya ikat lebih besar pada Hb
dibandingkan gas O2, karena afinitas Hb-CO lebih besar 250 kali disbanding
afinitas Hb-O. Akibatnya, CO sukar terlepasdari Hb dan Hb sebagai pembawa
oksigen kurang berfungsi, sehingga seolah-olah tubuh kekurangan oksigen yang
menyebabkan badan lemas, pingsan, atau dapat menyebabkan kematian.
Selain itu, gas CO juga mengakibatkan turunnya berat janin, meningkatkan
jumlah kematian bayi, serta menyebabkan kerusakan otak.

Rahmadayani, S.Pd
B. CARA PENANGANAN DAMPAK PEMBAKARAN SENYAWA
HIDROKARBON
Penangananpencemaran dari pembakaran senyawa hidrokarbondapat dilakukan
dengan beberapa cara berikut ini.
1. Penanganan hujan asam
a. Menetralkan asamnya
Danau yang telah menjadi asam dapat dinetralkan dengan suatu basa. Biasa
digunakan kalsium karbonat, suatu basa yang relatif murah.
b. Mengurangi emisi SO2
Penyebab utama hujan asam adalah SO2 yang berasal dari pusat pembangkit
tenaga, yaitu dari pembakaran batu bara. Batu bara mengandung sekitar 1 %
belerang. Idealnya, belerang dipisahkan dari batu bara sebelum pembakaran. Akan
tetapi, hal ini sangat sukar dilakukan. Hal yang mungkin dilakukan adalah
menyerap belerang dioksida sebelum memasuki cerobong asap. Untuk tujuan
tersebut dapat digunakan kalsium karbonat membentuk kalsium sulfit. Kalsium
sulfit kemudian dapat dioksidasi lebih lanjut membentuk kalsium sulfat. Kalsium
sulfat yang dihasilkan dapat digunakan untuk membuat plester tembok/plamir.
Akan tetapi, proses ini cukup mahal dan dapat menaikkan pemakain litrik sekita
10%
c. Mengurangi emisi oksida nitrogen
Pengurangan emisi oksida nitrogen akan mengurangi asam nitrat dalam air hujan.
Oksida nitrogen juga berperan sebagai katalis pada pembentukan ozon dan asam
sulfat. Oksida nitrogen (NOx) terutama berasal dari mesin kendaraan bermotor.
Olehkarena itu, salah satu cara mengurangi emisi NOx dilakukan dengan
mengontrol pembakaran mesin, misalnya dengan mengatur suhu mesin dan
perbandingan bahan bakar terhadap udara. Emisi NOx juga dapat dikurangi
dengan mengurangi laju kendaraan. Persentase oksida nitrogen dalam gas buang
kendaraan dapat berkurang dari sekitar 0,11% pada kecepatan 110km/jam menjadi
sekitar 0,03% pada 50km/jam.

Rahmadayani, S.Pd
Tugas Rumah

1. Jelaskan dampak setiap dari polutan berikut.


a. Karbon dioksida
b. Karbon monoksida
2. Efek rumah kaca dapat disimpulkan dengan kalimat : “Energi bias masuk, tetapi tidak
dapat keluar”. Jelaskan maksud pernyataan tersebut!
3. Hujan asam biasanya terjadi di daerah industri, tetapi kadang-kadang juga di daerah yang
relatif jauh dari daerah industri. Mengapa demikian?

Rahmadayani, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai