Rahmadayani, S.Pd
Pengaruh gas CO2 terhadap pemanasan global
Bayangkanlah suatu hari yang cerah dan sebuah rumah kaca. Cahaya
matahari dapat menembus atap kaca dan menghangatkan tanaman dan apa saja
yang terdapat di dalam rumah kaca. Tanaman dan material lain yang telah
mengalami pemanasan tersebut memancarkan radiasi inframerah (gelombang
panas). Akan tetap, gelombang panas itu tidak dapat keluar karena diserap oleh
kaca dan meradiasikan-nya kembali ke dalam rumah kaca. Akibat yang terjadi
adanya peningkatan suhu di dalam rumah kaca.
Hal yang serupa terjadi terhadap bumi. Berbagai gas dalam atmosfer, seperti
karbon dioksida (CO2), uap air, metana (CH4), dan senyawa keluarga CFC,
berlaku seperti kaca yang melewatkan sinar tampak dan ultraviolet tetapi menahan
radiasi inframerah. Oleh karena itu, sebagian besar dari sinar matahari dapat
mencapai permukaan bumi dan menghangatkan atmosfer dan permukaan bumi.
Akan tetapi, radiasi panas yang dipancarkan bumi akan terperangkap karena
diserap oleh gas-gas rumah kaca.
Rahmadayani, S.Pd
Sebenarnya, efek rumah kaca berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu
permukaan bumi rata-rata sekitar 15oC. tanpa karbon dioksida dan uap air di
atmosfer, suhu rata-rata permukaan bumi diperkirakan sekitar -25oC. Jadi, jelaslah
bahwa efek rumah kaca sangat penting menentukan kehidupan di Bumi. Akan
tetapi, peningkatan kadar dari gas-gas rumah kaca dapat menyebabkan suhu
permukaan bumi menjadi terlalu tinggi sehingga dapat menyebabkan berbagai
macam kerugian.
Rahmadayani, S.Pd
B. CARA PENANGANAN DAMPAK PEMBAKARAN SENYAWA
HIDROKARBON
Penangananpencemaran dari pembakaran senyawa hidrokarbondapat dilakukan
dengan beberapa cara berikut ini.
1. Penanganan hujan asam
a. Menetralkan asamnya
Danau yang telah menjadi asam dapat dinetralkan dengan suatu basa. Biasa
digunakan kalsium karbonat, suatu basa yang relatif murah.
b. Mengurangi emisi SO2
Penyebab utama hujan asam adalah SO2 yang berasal dari pusat pembangkit
tenaga, yaitu dari pembakaran batu bara. Batu bara mengandung sekitar 1 %
belerang. Idealnya, belerang dipisahkan dari batu bara sebelum pembakaran. Akan
tetapi, hal ini sangat sukar dilakukan. Hal yang mungkin dilakukan adalah
menyerap belerang dioksida sebelum memasuki cerobong asap. Untuk tujuan
tersebut dapat digunakan kalsium karbonat membentuk kalsium sulfit. Kalsium
sulfit kemudian dapat dioksidasi lebih lanjut membentuk kalsium sulfat. Kalsium
sulfat yang dihasilkan dapat digunakan untuk membuat plester tembok/plamir.
Akan tetapi, proses ini cukup mahal dan dapat menaikkan pemakain litrik sekita
10%
c. Mengurangi emisi oksida nitrogen
Pengurangan emisi oksida nitrogen akan mengurangi asam nitrat dalam air hujan.
Oksida nitrogen juga berperan sebagai katalis pada pembentukan ozon dan asam
sulfat. Oksida nitrogen (NOx) terutama berasal dari mesin kendaraan bermotor.
Olehkarena itu, salah satu cara mengurangi emisi NOx dilakukan dengan
mengontrol pembakaran mesin, misalnya dengan mengatur suhu mesin dan
perbandingan bahan bakar terhadap udara. Emisi NOx juga dapat dikurangi
dengan mengurangi laju kendaraan. Persentase oksida nitrogen dalam gas buang
kendaraan dapat berkurang dari sekitar 0,11% pada kecepatan 110km/jam menjadi
sekitar 0,03% pada 50km/jam.
Rahmadayani, S.Pd
Tugas Rumah
Rahmadayani, S.Pd