Anda di halaman 1dari 14

5.

Dampak Pembakaran Minyak Bumi


Pembakaran bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi dan gas alam)
dapat

menyebabkan

masalah

pencemaran

lingkunagan,

khususnya

pencemaran udara. Seperti yang terjadi di kota-kota besar dan padat


penduduk. Agar lebih memahami manfaat pemakaian bahan bakar fosil
dan dampak yang mungkin terjadi, akan dibahas berbagai pencemaran
udara, efek rumah kaca dan hujan asam.
1. Pencemaran Udara
Penggunaan bahan bakar fosil jika pembakarannya tidak sempurna dapat
menimbulkan pencemaran udara yang berupa partikulat atau gas dapat
membahayakan
beberapa

kesehatan

manusia

pencemaran

atau

yang

kestabilan

bumi.

mungkin

Berikut

terjadi

dibakara

akan

a. Pengotor dalam bahan bakar


Batubara

mengandung

sedikit

belerang

dan

saat

menghasilkan SO2 dan meninggalkan abu yang mengandung oksidaoksida logam.


b. Bahan Additif
Untuk menaikkan bilangan oktan dalam bensin ditambahkan zat-zat
additive yang pembakarannya menghasilkan PbBr2 sebagai pencemar
udara karena dapat merusak ginjal, otak dan hati.
c. Karbon dioksida (CO2)
CO2 yang dihasilkan kendaraan bermotor sebenarnya tidak berbahaya
bagi manusia, namun peningkatan suhu permukaan bumi (efek rumah
kaca) atau pemanasan global yang berpengaruh pada iklim dan pencairan
es di kutub
d. Karbon Monoksida (CO)
Pembakaran yang berlangsung tidak sempurna selain menghasilkan CO2
juga menghasilkan CO dan Jelaga. CO beracun dan dapat menimbulkan
rasa sakit pada mata, saluran pernafasan dan paru-paru. Jika CO masuk
dalam darah melalui pernafasan dapat bereaksi dengan hemoglobin
dalam darah membentuk karbosihemoglobin sehingga menghalangi darah
membawa oksigen ke seluruh tubuh sehingga tubuh kekurangan oksigen
yang dapat menimbulkan kematian yang diawali rasa lemas.

e. Oksida belerang (SO2 dan SO3)


Gas hasil pembakaran bahan bakar fosil khususnya batu bara adalah SO2
dan SO3. Jika SO2 terhisap dalam pernafasan membentuk asam sulfit
yang

akan

merusak

jaringan

sehingga

menimbulkan

rasa

sakit.

Sedangkan jika yang terhisap SO3 akan membentuk asam sulfat yang
berbahaya. Jika oksida belerang larut dalam hujan akan menyebabkan
hujan asam.
f. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Dalam silinder bunga api listrik menyebabkan sedikit nitrogen bereaksi
dengan oksigen membentuk NO dan setelah keluar dari knalpot NO
bereaksi dengan udara (oksigen) membentuk NO2.
N2 + O2 2NO(g)
2NO(g) + O2(g) 2NO2(g)
Sebenarnya NO dan NO2 tidak beracun secara langsung tetapi NO
bereaksi dengan bahan pencemar lain menimbulkan asap kabut atau
Smog yang dapat menimbulkan iritasi pada mata dan saluran pernafasan.
Smog juga mengurangi daya pandang dan tanaman menjadi rumah kayu.
2. Efek Rumah Kaca (Greenhouse Effect)
a. Pengertian
Cahaya matahari dapat menembus atap kaca dan menghangatkan
tanaman atau apa saja yang terdapat dalam rumah kaca. Tanaman atau
material

apa

saja

yang

mengalami

pemanasan

tersebut

akan

memancarkan radiasi infra merah (gelombang panas) yang akan diserap


kaca dan meradiasikannya ke dalam rumah kaca dan terjadi peningkatan
suhu. Keadaan tersebut merupakan gambaran pengaruh sinar matahari
terhadap suhu permukaan bumi. Di atmosfer yang bertindak sebagai kaca
adalah gas rumah kaca (GRK) yang meliputi karbondioksida (CO2), uap air
(CO), metana (CH4) dan senyawa golongan CFC. Jadi gas-gas tersebut
berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu permukaan bumi rata-rata
sekitar 15C dan jika tanpa GRK, suhu permukaan bumi diperkirakan
mencapai -25C.
b. Gas-Gas Rumah Kaca (GRK)
1) Karbon dioksida (CO2)
CO2 merupakan gas rumah kaca paling penting karena kelimpahan
diatmosfer paling banyak. Akhir-akhir ini kelimpahan CO2 meningkat

dengan adanya kemajuan teknologi, pertambahan penduduk dan semakin


banyaknya pabrik, kendaraan dan pembakaran utan.
2) Uap air
Kelimpahan uap air di udara cukup besar, namun keberadaannya tidak
terkait langsung dengan aktivitas manusia, sehingga peningkatan atau
berkurangnya tidak mengkhawatirkan.
3) Metana
Kelimpahan metana jauh lebih sedikit dibandingkan CO2(g) dan H2O
namun mempunyai efek rumah kaca yang lebih kuat daripada CO2 per
molekulnya. Keberadaan CH4 merupakan hasil penguraian sisa-sisa
tumbuhan.
4) Keluarga CFC
CFC merupakan gas rumah kaca namun keberadaannya dapat merusak
lapisan ozon. CFC dihasilkan dari penggunaan lemari es, berbagai alat
semprot (deodorant, minyak wangi, hairspray, berbagai pembersih dll)
3. Hujan Asam
Air hujan pada umumnya bersifat asam dengan pH (derajat keasaman)
sekitar 5,7. Jika air hujan mempunyai pH kurang dari 5,7 disebut hujan
asam.
a. Penyebab hujan asam
Air hujan mencapai pH 5,7 (normal) dikarenakan melarutkan gas CO2 di
udara
CO2(g) + H2O (l) H2CO3(aq)
Air hujan yang pH nya kurang dari 5,7 dikarenakan diudara banyak
mengandung pollutant : SO2, SO3 dan NO2 dengan reaksi sebagai berikut
:
SO2(g)

H2O(l)

H2SO3(aq)

(asam

sulfit)

SO3(g)

H2O(l)

H2SO4(aq)

(asam

sulfat)

2NO2(g)
b.

H2O(l)
Dampak

HNO2(aq)
Hujan

HNO3(aq)
Asam

Hujan asam menimbulkan masalah lingkungan terutama tanaman, biota


air dan bangunan
1) Kerusakan hutan
Hujan asam dapat melarutkan unsure hara yang penting seperti kallsium
dan magnesium sehingga tanah bersifat asam yang tidak baik bagi
tumbuhan. Selain itu hujan asam membebaskan ion aluminium yang

merupakan racun bagi tanaman dan gas SO2 yang ada bersama hujan
asam dapat mematikan daun tumbuhan.
2) Kematian Biota Air
Hujan asam mengakibatkan air sungai dan danau bersifat asam yang
akan mematikan ikan dan tumbuhan air.
3) Kerusakan bangunan
4) Hujan asam dapat merusak bangunan. Bahan bangunan seperti batu
kapur, marmer dan beton sedikit banyak mengandung CaCO3 yang akan
larut dalam asam
CaCO3(s)
+
2HNO3(aq)
c.
Terjadinya

Ca(NO3)2(aq)

Penanggulangan
hujan

asam

1)

H2O(l)

CO2(g)

Hujan

dapat

Asam

ditanggulangi

dengan

Menetralkan

cara

asamnya

Danau yang bersifat asam dapat dinetralkan dengan menambahkan


CaCO3

yaitu

basa

yang

relative

murah

2) Mengurangi emisi SO2 yang berasal dari pembangkit tenaga dengan


batubara. SO2 dapat dikurangi dengan menyerap SO2 sebelum memasuki
cerobong asap. Zat yang dapat menyerap SO2 adalah CaCO4 yang dapat
digunakan
SO2

untuk
+

CaSO3
3)

membuat
CaCO3

+
Mengurangi

plester

tembok/

CaSO3

plamir.

O2

emisi

Oksida

CO2
CaSO4
Nitrogen

Oksida nitrogen (NO) terutama berasal dari kendaraan bermotor. Hal


tersebut dapat dikurangi dengan jalan mengurangi laju kendaraan. Cara
lain dilakukan dengan mengubah katalitik pada knalpot kendaraan.
Dampak Negatif Pembakaran Bensin
Penggunaan bensin bertimbal (mengandung TEL : tetra ethyl lead)
menyebabkan tercemarnya udara oleh partikel timbal yang dihasilkan
pada saat proses pembakaran. Jika terhirup makhluk idup (manusia) dapat
menyebabkan gangguan tulang belakang dan gangguan kerja enzim.
Pembakaran yang tidak sempurna menyebabkan pencemaran udara. Gas
buangan yang dihasilkan = gas CO (karbon monoksida). Gas CO sangat
berbahaya

karena

mampu

menggantikan

ikatan

oksigen

pada

hemoglobin. Daya ikat hemoglobin terhadap CO dua kali lebih besar


daripada terhadap gas oksigen.

B.

Mengatasi

Dampak

Pembakaran

Bahan

Bakar

terhadap

Lingkungan
Sudahkah

Anda

menulis

bagaimana

cara

mengatasi

dampak

dari

pembakaran bahan bakar ? berikut ini beberapa cara mengatasi dampak


pembakaran bahan bakar.
1.

Melarang dan mengurangi pemgunaan bensin yang mengandung


timbal (Pb).Di Amerika Serikat penggunaan bahan bakar bermuatan
timbale menurun lebih dari 5 % dari tahun 1976 sampai 1980,sehingga
menurunkan kadar timbal dalam darah sampai 37%.

2.

Pemeliharaan alat pembakar,seperti knalpot kendaraan dan kompor


rumah tangga sehingga proses pembakaran lebih sempurna.

3.

Memperhatikan kualitas bahan bakar.Makin baik kualitas bahan bakar


makin baik daya bakarnya ,sehingga akan mengurangi polusi.

4.

Mengganti

bahan

bakar

dengan

bahan

bakar

alternative

nonpetroleum,seperti methanol,etanol,gas alam yang dimampatkan atau


gas petroleum cair ,dan hidrogen atau baterai listrik ,yang dapat
menghapus pencemaran oleh pipa knalpot.
5.

Mengoksidasi bahan bakar dengan menambahkan alcohol membentuk


gasohol (bensin dan alkohol).Bahan bakar ini terbakar lebih sempurna
sehingga dapat menurunkan emisi karbon monoksida.

6.

Menurunkan

kadar

sulfur

,sehingga

pada

saat

pembakaran

mengeluarkan sulfur oksida lebih sedikit.


7.

Mengadakan bahan bakar alternativ yang membakar lebih bersih dari


bensin

dan

minyak

diesel

yang

berupa

campuran

berwawasan

lingkungan .Campuran ini merupakan formulasi ulang yang menurunkan


daya

penguapan,sehingga

menurunkan

konsentrasi

benzen

dan

komponen beracun lainya.


8.

Menggalakkan penggunaan kendaraan dengan bahan bakar gas alam.

9.

Memperbaiki

mutu

kendaraan

bermotor,

diantaranya

dengan

mengembangkan sarana untuk memanaskan katalis sehingga mesin


kendaraan dapat hidup lebih cepat dan pencemaran berkurang.

10. Menggunakan tenaga baterai.Ada dua keuntungan yang diperoleh


dengan menngunakan tenaga baterai, yaitu pencemaran asap dan karbon
dioksida

akan

terkurangi

karena

penghapusan

pipa

knalpot,

dan

pencemaran karbon dioksida yang menyebabkan pemanasan global akan


terkendali dengan digantinya mesin pembakaran dalam (inter combustion engine) oleh pembangkit tenaga sentral yang lebih efisien.
11. Penggunaan turbin putar gabungan.penggunaan sumber daya stasioner
ini meliputi turbin putar gabungan (combined-cycle turbines )yang
dihidupkan
turbines

dengan

).Alat

ini

pembakaran
dapat

gas

(gas-fired

membangkitkan

tenaga

combined-cycle
listrik

dengan

mengurangi pencemaran udara sebesar 50%-99% dibadingkan dengan


sumber pembangkit tenaga lain yang memakai bahan bakar.
12. Memanfaatkan turbin angin dan sel tenaga matahari dengan itingkat
pencemaran nol.
13. Melakukan penghematan berdasarkan pasar ,salah satunya adalah
energi star computer,suatu pasar bagi computer yang daya listriknya
secara otomatis akan melemah jika computer tidak digunakan.
Selain cara cara di atas, untuk mengatasi dampak pemakaran bahan
bakar dapat dilakukan dengan menerapkan zona larangan , seperti :
larangan masuk ke suatu daerah pada jam-jam tertentu.Cara lain ,yaitu
dengan peraturan adanya Hari Tanpa Mengemudi dan membudayakan
pemakain sepeda karena tidak memakai bahan bakar.
14. Produksi bensin yang ramah lingkungan, misalnya bensin tanpa timbale
15. Penggunaan EFI [Electronic Fuel Injection]
16. Penggunaan converter katalitik pada sistem buangan kendaraan
17. Penghijauan atau pembuatan taman dalam kota
18. Penggunaan bahan bakar alternative yang dapat diperbarui dan yang
lebih ramah lingkungan, seperti tenaga surya dan sel bahan bakar.

DAMPAK PEMBAKARAN BAHAN BAKAR TERHADAP LINGKUNGAN

Pembakaran bahan bakar minyak akan menghasilkan gas-gas sisa pembakaran. Kandungan
utama bahan bakar minyak adalah hidrokarbon, serta sedikit senyawa belerang, nitrogen dan
oksigen.Pembakaran sempurna hidrokarbon dalam minyak bumi menghasilkan karbon
dioksida dan uap air. Sementara itu pembakaran tidak sempurna akan menghasilkan
partikel padat yang dikenal dengan asap dan berisi butiran-butiran halus dari karbon (jelaga),
karbon monoksida, karbon dioksida, dan uap air.
Bensin merupakan salah satu hasil pengolahan minyak bumi yang kandungan utamanya adalah
oktana (C8H18). Jika bensin dibakar sempurna, akan terjadi reaksi:
2C8H18(l) + 25O2(g) 8CO(g) + 8CO2(g) + 18H2O(g) (1)
Pada pembakaran tidak sempurna dapat terjadi reaksi:
2C8H18(l) + 21O2(g) 8CO(g) + 8CO2(g) + 18H2O(g) . (2)
Atau
2C8H18(l) + 15O2(g) 8C(s) + 4CO(g) + 4CO2(g) + 18H2O(g) (3)

Jika kita perhatikan reaksi pembakaran sempurna (reaksi 1) dan tidak sempurna (reaksi 2 dan
3), dapat disimpulkan bahwa pembakaran dapat berlangsung sempurna atau tidaknya,
ditentukan oleh perbandingan jumlah (volume) bensin (C 8H18) dengan volume gas oksigen (O2).
Semakin terbatas jumlah oksigen, semakin tidak sempurna pembakaran yang terjadi, dan
semakin banyak jelaga (C) yang dihasilkan.
Gas karbon dioksida (CO2) merupakan gas rumah kaca yang dapat menyebabkan terjadinya
pemanasan global, sedangkan gas karbon monoksida akan berikatan dengan hemoglobin
sehingga mengganggu fungsi hemoglobin dalam mengikat oksigen. Akibatnya, pada kadar
tertentu dapat menyebabkan kematian. Sementara itu, jelaga merupakan serbuk halus dari
karbon (C) yang jika terhidrup dapat merusak alat pernafasan.
Dampak pembakaran bahan bakar ini memang berbahaya. Pada dasarnya pembakaran pada
mesin kendaraan bermotor tidak ada yang 100 persen sempurna. Oleh karena itu gas buang
yang keluar dari knalpot kendaraan sangat berbahaya bagi kesehatan karena menghasilkan gas
CO.
Selain gas karbon dioksida dan karbon monoksida, dampak pembakaran bahan bakar dalam
mesin kendaraan bermotor dapat menghasilkan gas belerang dioksida (SO 2) karena di dalam
minyak bumi terdapat senyawa belerang, serta gas oksida nitrogen (NO x) karena untuk
membakar bahan bakar (bensin) dalam mesin digunakan udara sebagai sumber oksigen dan
udara mengandung gas nitrogen.
Belerang dari minyak bumi dapat teroksidasi menjadi gas belerang dioksida (SO 2)
S(s) + O2(g) SO2(g)
Ketika di udara gas SO2 ini dapat teroksidasi mejadi gas SO3.
SO2(g) + O2(g) SO3(g)
Gas SO3 ini sangat mudah bereaksi dengan air menghasilkan asam sulfat, sehingga gas SO 3 ini
dapat menyebabkan hujan asam.
SO3(g) + H2O(l) H2SO4(aq)
Pada suhu tinggi, di dalam mesin kendaraan bermotor dapaat terjadi reaksi antara nitrogen dan
oksigen.
N2(g) + O2(g) NOx(g)

Gas oksida nitrogen dalam kadar tinggi dapat menyebabkan iritasi pada mata sehingga
menyebabkan mata perih dan merah. Selain itu, dampak pembakaran bahan bakar yang
menghasilkan gas oksida nitrogen merupakan salah satu gas penyebab terjadinya efek rumah
kaca (greenhouse effect) yang berdampak pada pemanasan global (peningkatan suhu bumi).
Sumber:
Sudarmo, U.(2013). KIMIA: Untuk SMA/MA Kelas XI, Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu
Alam. Erlangga: Jakarta

Dampak Pembakaran Minyak Bumi Dan


Cara Mengatasinya
Dampak pembakaran minyak bumi pada Lingkungan sangat
banyak salah satunya yaitu
1. Pencemaran Udara
Pencemaran udara disebabkan oleh pembakaran minyak bumi
yang menghasilkan gas yang berbahaya bagi kesehatan seperti
a. Karbon dioksida (CO2) yang berasal dari kendaraan bermotor
yang berpengaruh dalam Efek Rumah Kaca ,
b. Karbon Monoksida (CO) yang berasal dari pembakaran yang
tidak sempurna dan dapat menimbulkan rasa sakit pada
mata ,saluran pernafasan dan paru-paru
c. Oksida belerang (SO2 dan SO3) yang berasal dari pembakaran
bahan bakar fosil kususnya batu bara dan menyebabkan
terjadinya hujan asam
d. Oksida Nitrogen (NO dan NO2) yang berasal dari reaksi
nitrogen dengan sedikit oksigen pada knalpot dan
menimbulkan asap kabut yang dapat menyebabkan iritasi pada
mata
2. Efek Rumah Kaca (Global Warming)

Efek Rumah Kaca merupakan suatu kejadian dimana panas dari


matahari yang seharusnya dipantulkan dari bumi ke luar
angkasa menjadi terpantul kembali ke bumi dikarenakan
hilangnya lapisan Ozon karena dampak gas-gas berbahaya
seperti :
a. Karbon Dioksida (CO2) yang merupakan gas terpenting
penyumbang efek rumah kaca karena jumlahnya terbanyak di
atmosfir dan saat ini produksi CO2 meningkan dengan adanya
kemajuan teknologi,pertambahan penduduk, banyaknya pabrik
dan pembakaran hutan
b. Metana merupakan hasil penguraian sisa-sisa tumbuhan
,walaupun jumlah di atmosfir sedikit dibanding dengan CO 2 tapi
memiliki efek rumah kaca yang lebih kuat dari pada CO 2
c. CFC merupakan gas yang keberadaannya merusak Lapisan
Ozon sehingga menimbulkan Radiasi .CFC dihasilkan dari
pendingin seperti lemari Es dan AC ,Alat semprot seperti
Deodorant,minyak
wangi dll
3. Hujan Asam

Air hujan pada umumnya bersifat asam dengan pH (derajat


keasaman) sekitar 5,7. Jika air hujan mempunyai pH kurang
dari 5,7 disebut hujan asam.Hujan asam disebabkan oleh
banyaknya polutan di udara yaitu SO2,SO3,NO2
Hujan asam memiliki dampak lingkungan terutama bagi
tanaman, biota air dan bangunan yaitu matinya beberapa biota
air karena pencemaran akibat hujan asam dan terkikisnya
bangunan atau patung-patung karena hujan asam tersebut
Cara Menanggulangi Dampak Pembakaran Minyak Bumi
Pada Lingkungan
1. Mengurangii Konsumsi Bahan Bakar Fosil
Mengurangi konsumsi bahan bakar fosil / minyak bumi berguna
untuk mengurasi efek pencemaran gas-gas yang ditimbulkan
dari pembakaran bahan bakar fosil tersebut
2. Menanam Pohon / Melakukan Reboisasi
Melakukan reboisasi sangat berguna bagi Lingkungan karena
Pohon yang kita tanam akan menghasilkan oksigen yang kita
butuhkan dalam proses respirasi dan juga pohon akan
menyerap gas CO2 sehingga mengurangi efek rumah kaca /
pemanasan global
3. Menggunakan Energi Alternatif pengganti minyak bumi
Seperti mengembangkan mobil listrik maupun mobil tenaga
surya. Selain itu dapat juga menggunakan energi alternatif lain
seperti energi surya dan memproduksi energi biodiesel
pengganti solar, memproduksi bensin bebas timbel , Bioetanol
sebagai pengganti Bensin,

4. Mengurangi penggunaan Kendaraan bermotor


Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor seperti
menggunakan sepeda ontel, berjalan kaki, menggunakan
kendaraan umum dalam berpergian

>Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan proses pemanasan
permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan
atmosfernya.

Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah
kaca, tapi artikel ini hanya membahas pengaruh di Bumi. Efek rumah kaca untuk masing-masing benda langit
tadi akan dibahas di masing-masing artikel.
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara
alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan
global). Yang belakang diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada
beberapa perbedaan pendapat.

Penyebab
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di
atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu
bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk
menyerapnya.
Energi yang masuk ke Bumi:
* 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
* 25% diserap awan
* 45% diserap permukaan bumi
* 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi

Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan permukaan bumi.
Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya,
untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya
efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.

Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida, nitrogen monoksida (NO)
dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC).
Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
Akibat
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi.
Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya
untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es
di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan
mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut
yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.

Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 C. Bila
kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan
pemanasan global antara 1,5-4,5 C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di
atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap
atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.

Anda mungkin juga menyukai