Anda di halaman 1dari 3

DAMPAK PEMBAKARAN BAHAN BAKAR

Kandungan utama bahan bakar minyak adalah hidrokarbon, serta sedikit senyawa belerang,
nitrogen dan oksigen. Pembakaran sempurna hidrokarbon dalam minyak bumi menghasilkan
karbon dioksida dan uap air. Sementara itu pembakaran tidak sempurna akan menghasilkan
partikel padat yang dikenal dengan asap dan berisi butiran-butiran halus dari karbon (jelaga),
karbon monoksida, karbon dioksida, dan uap air.

Bensin merupakan salah satu hasil pengolahan minyak bumi yang kandungan utamanya
adalah oktana (C8H18).

Jika bensin dibakar sempurna, akan terjadi reaksi:

2C8H18(l) + 25O2(g) → 16CO2(g) + 18H2O(g) ……………… (1)

Pada pembakaran tidak sempurna dapat terjadi reaksi:

2C8H18(l) + 21O2(g) → 8CO(g) + 8CO2(g) + 18H2O(g) ………………. (2)

atau

2C8H18(l) + 15O2(g) → 8C(s) + 4CO(g) + 4CO2(g) + 18H2O(g) ……(3)

Jika kita perhatikan reaksi pembakaran sempurna (reaksi 1) dan tidak sempurna (reaksi 2
dan 3), dapat disimpulkan bahwa pembakaran dapat berlangsung sempurna atau tidaknya,
ditentukan oleh perbandingan jumlah (volume) bensin (C8H18) dengan volume gas oksigen (O2).
Semakin terbatas jumlah oksigen, semakin tidak sempurna pembakaran yang terjadi, dan semakin
banyak jelaga (C) yang dihasilkan. Jelaga merupakan serbuk halus dari karbon (C) yang jika
terhirup dapat merusak alat pernafasan.

Gas karbondioksida yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar bensin memliki
dampak bagi kehidupan. Adanya karbon dioksida yang berlebihan di atmosfer dapat
menimbulkan efek rumah kaca. Fenomena efek rumah kaca dapat menaikkan temperatur
permukaan bumi. Jika temperatur bumi naik, maka kumpulan es di daerah kutub akan mencair
dan berakibat naiknya permukaan air laut.
Dampak pembakaran bahan bakar ini memang berbahaya. Pada dasarnya pembakaran
pada mesin kendaraan bermotor tidak ada yang 100 persen sempurna. Oleh karena itu gas buang
yang keluar dari knalpot kendaraan sangat berbahaya bagi kesehatan karena menghasilkan gas
CO.
Pembakaran secara tidak sempurna menghasilkan gas CO yang dapat membahayakan
bagi kesehatan. Gas CO terhirup oleh tubuh, kemudian CO akan segera masuk ke dalam darah
dan berikatan dengan hemoglobin. Gas CO lebih mudah bereaksi dengan hemoglobin
dibandingkan dengan oksigen. Gas CO sangat berbahaya karena mampu menggantikan ikatan
oksigen pada hemoglobin. Daya ikat hemoglobin terhadap CO dua kali lebih besar daripada
terhadap gas oksigen. Akibatnya, tubuh akan kekurangan oksigen sehingga dapat menyebabkan
pusing, sesak napas, muntah, pingsan, bahkan kematian.
Proses pembakaran bensin dalam mesin kendaraan membutuhkan udara sebagai sumber
pembakaran. Seperti yang telah diketahui, bahwa penyusun udara terbanyak adalah gas nitrogen.
Pada suhu tinggi, di dalam kendaraan bermotor dapat terjadi reaksi antara nitrogen dan oksigen.
N2(g) + O2(g)  NOx(g)
Gas NOx di udara tidak beracun secara langsung pada manusia. Gas NOx ini bereaksi
dengan bahan-bahan pencemar lain sehingga menimbulkan fenomena asap kabut (smog). Smog
dapat menimbulkan sesak napas dan mata perih.

Senyawa lain yang bertindak sebagai zat pencemar adalah gas SO2 dan SO3. Gas SO2 di
atmosfer sebagian besar merupakan hasil pembakaran bahan bakar yang mengandung belerang.
Kadar SO2 yang cukup tinggi mengakibatkan penyakit radang paru-paru pada manusia dan
khlorosis (kepucatan) pada daun-daun. Belerang dari minyak bumi dapat teroksidasi menjadi gas
belerang dioksida (SO2)

S(s) + O2(g) → SO2(g)

Reaksi dari SO2 akan menyebabkan terbentuknya SO3.


2SO2(g) + O2(g)  2SO3(g)
Gas SO3 merupakan oksida asam yang mudah bereaksi dengan air dan membentuk asam sulfat.
SO3(g) + H2O(l)  H2SO4(aq)
Akibat yang ditimbulkannya adalah hujan asam (pH air hujan akan menurun) sehingga
timbul korosi logam-logam, kerusakan bangunan, dan memudarnya cat-cat pagar.
Selain gas CO, CO2, NOx, dan SOx, logam Pb dapat mencemari udara. Logam Pb yang
terbakar membentuk oksida Pb. Logam Pb dalam senyawanya, TEL (tetraethyllead) sengaja
ditambahkan ke dalam bensin untuk menaikkan nilai oktan (bilangan yang menyatakan kualitas
bensin). Di negara maju, penggunaan TEL pada bensin sudah dilarang. Penggunaan bensin
bertimbal (mengandung TEL : tetraethyllead) menyebabkan tercemarnya udara oleh partikel
timbal yang dihasilkan pada saat proses pembakaran. Jika terhirup makhluk hidup (manusia)
dapat menyebabkan gangguan tulang belakang dan gangguan kerja enzim.
Sumber
 Sutresna, Nana. Dindin Sholehudin, dan Tati Herlina. 2016. Buku Siswa Aktif dan Kreatif
Belajar Kimia untuk Sekolah Menengah Atass/Madrasah Aliyah Kelas XI Peminatan
Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Bandung : Grafindo Media Pratama.
 http://kimiadasar.com/dampak-pembakaran-bahan-bakar/
 https://blog.ruangguru.com/dampak-pembakaran-bahan-bakar-terhadap-lingkungan
 http://www.chemistricks.com/2014/12/dampak-negatif-pembakaran-bensin-dan.html

Anda mungkin juga menyukai