Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PEER TEACHING

PENYUSUNAN RPP
KD 3.2 KELAS XII SEMESTER 1
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ELEKTROLIT

OLEH:

JAYADIN
(A3L119014)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU


PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS HALU OLEO
2019
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA
Mata pelajaran : Kimia
Kelas/Semester/T.P : XII/1/2018-2019
Materi Pokok : Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit(1 Pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)


Kompetensi Sikap :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya,
menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
KI-3:Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerap-kan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI-4:Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Dari KI-3 Kompetensi Dasar Dari KI-4


3.2 Membedakan sifat koligatif larutan elektrolit 4.2 Menganalisis data percobaan untuk
dan larutan non elektrolit menentukan derajat pengionan

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Indikator Pencapaian Kompetensi


(IPK)
3.2.1.Menentukan harga penurunan tekanan uap 4.2.1 Mempresentasikan hasil diskusi
(∆P) LKPD kelompok
3.2.2. Menentukan harga penurunan titik beku 4.2.2 Melaporkan hasil diskusi LKPD
(∆Tf) kelompok

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran inquiry Terbimbing dengan menggali informasi dari berbagai
sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah informasi, diharapkan peserta didik
terlibat aktif selama proses belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti
dalam melakukan pengamatan dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat,
menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik serta dapat menentukn harga penurunan
tekanan uap (∆P) bedasarkan data hasil percobaan dan menentukan harga penurunan titik beku
(∆Tf) melalui diskusi dan presentasi kelompok.

D. Materi Pembelajaran
Penurunan Tekanan Uap (∆P)
Penurunan Titik Beku Larutan (∆Tf)

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan :Saintifik
Model Pembelajaran : Problem Basic Learning
Metode Pembelajaran : Diskusi, presentasi, dan ceramah bermakna
F. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
1. Media Pembelajaran : LCD, laptop dan LKPD
2. Sumber Belajar : Buku Kimia SMA kelas X Penerbit Yudistira, internet, sumber lain
yang relevan.
G. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Sintaks Langkah-langkah Kegiatan Waktu


Pendahuluan 1. Salam dan berdoa 10’
2. Guru mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik
4. Guru memberikan apersepsi dengan mengaitkan
materi dalam kehidupan sehari-hari.
Pernahkah kalian menonton TV tentang orang
yang berendam di laut mati?
Mengapa orang yang berendam di laut mati tidak
tenggelam ?
Pernahkan kalian melihat proses pembuatan es
putar?
Kenapa harus ditambahkan garam pada es bukan
ditambahkan zat lain?
5. Peserta didik menyimak apersepsi yang
diberikan guru terkait manfaat materi
pembelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari
6. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi
7. Peserta didik mendengarkan penyampaian guru
tentang garis besar kegiatan yang akan dilakukan
8. Guru menyampaikan lingkup dan teknik
penilaian yang akan digunakan
Inti Stimulation/ 1. Guru menampilkan gambar data hasil percobaan 60’
pemberian tentang perbedaan larutan non elektrolit dan
rangsangan larutan elektrolit
2. Peserta didik diminta untuk mengamati dan
mempelajari data hasil percobaan tentang sifat
koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit
yang ditampilkan oleh guru.
3.
Problem 1. Guru mengajukan pertanyaan terkait dengan
Statement/ perbedaan data percobaan sifat koligatif untuk
Identifikasi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit yang
masalah ditampilkan pada media.
 Apakah ada perbedaan antara sifat koligatif
larutan elektrolit dan nonelektrolit pada
konsentrasi yang sama?”
 “Dilihat dari kemampuan zat terlarut
(elektrolit dan nonelektrolit) untuk
terionisasi, dengan konsentrasi yang sama,
bagaimana dengan jumlah partikel yang ada
di dalam larutan elektrolit dengan larutan
nonelektrolit?”
 Bagaimana cara menghitung harga
penurunan tekanan uap (∆P) dan penurunan
titik beku (∆Tf) untuk larutan elektrolit?
Data Collection/ Secara berkelompok, peserta didik bekerja sama
Pengumpulan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
Data tentang Penurunan tekanan uap uap (∆P) dan
penurunan titik beku (∆Tf) untuk larutan elektrolit
Data Processing 1. secara berkelompok peserta didik
(Pengolahan mendiskusikan tata cara menghitung harga
Data) penurunan tekanan uap uap (∆P) dan penurunan
titik beku (∆Tf) untuk larutan elektrolit
2. Guru membagikan LKPD yang akan dikerjakan
siswa
3. secara berkelompok peserta didik mengerjakan
LKPD tentang penentuan penurunan tekanan
uap uap (∆P) dan penurunan titik beku (∆Tf)
untuk larutan elektrolit
4. guru membimbing siswa pada masing-masing
kelompok
Verification/ 1. Secara berkelompok peserta didik
Pembuktian mempresentasikan hasil diskusi LKPD
kelompok
2. Peserta didik membandingkan hasil diskusi
kelompoknya dengan kelompok lain melalui
diskusi kelas
Generalization/ 1. Peserta didik dengan bimbingan guru membuat
Menarik kesimpulan .
Kesimpulan 2. Guru mempertegas kesimpulan yang sudah
disampaikan peserta didik
Penutup 1. Guru memfasilitasi dan membimbing peserta 20’
didik merangkum materi pelajaran
2. Guru memfasilitasi dan membimbing peserta
didik untuk merefleksi proses dan materi
pelajaran
3. Guru melakukan penilaian sebelum mengakhiri
pembelajaran untuk mengetahui tingkat
ketercapaian indikator dengan memberikan soal
tertulis kepada siswa
4. Guru menyampaikan topik pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
5. Peserta didik berdo’a untuk menutup
pembelajaran
6. Guru mengakhiri proses pemelajaran dan
mengucapkan salam penutup
H. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap : Observasi
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja
2. Bentuk Penilaian :
a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis : soal essay
c. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi

3. Instrumen Penilaian

a. Instrumen Penilaian Sikap (terlampir pada Lampiran 2 )


b. Instrumen Penilaian Pengetahuan (terlampir pada Lampiran 3 )
c. Instrumen Penilaian Keterampilan (terlampir pada Lampiran 4)

4. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD nya belum tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau
tutor sebaya, atau penugasan dan diakhiri dengan tes.
c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes remedial belum
mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk penugasan tanpa tes
tertulis kembali.

5. Pengayaan
a. Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
- Peserta didik yang mencapai nilai n(ketuntasan)  n  n(maksimum) diberikan
materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan
tambahan
- Peserta didik yang mencapai nilai n  n(maksimum) diberikan materi melebihi
cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
Lampiran 1: Bahan Ajar

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Sifat koligatif larutan adalah :

sifat larutan yang tidak ditentukan oleh jenis zat terlarut tetapi hanya ditentukan
oleh jumlah partikel zat terlarut di dalam larutan.

Sifat koligatif larutan merupakan sifat fisika larutan.


Penyelidikan tentang sifat – sifat koligatif larutan
dilakukan oleh Francois Marie Raoult (1830 – 1901) dari
Perancis.

Raoult mempelajari sifat-sifat tekanan uap larutan yang


mengandung zat pelarut yang bersifat nonvolatile
(sukar menguap).

Sifat koligatif larutan meliputi:

1. Penurunan Tekanan Uap Jenuh (P) / Vapor Pressure Lowering


2. Kenaikan Titik Didih (Tb) / Boiling Point Elevation
3. Penurunan Titik Beku (Tf) / Freezing Point Depression
4. Tekanan Osmotik () / Osmotic Pressure

Jumlah partikel di dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat larutan itu sendiri.
Jumlah partikel di dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan
elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai
menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan
demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat
koligatif larutan elektrolit.

1) SIFAT KOLIGATIF LARUTAN NON ELEKTROLIT

a) Penurunan Tekanan UapJenuh(Vapor pressure lowering)


Apabila suatu zat (cair atau padat) dimasukkan dalam suatu ruangan tertutup, maka
sebagian dari zat tersebut akan menguap sampai ruangan tersebut jenuh. Pada keadaan
jenuh terjadi kesetimbangan antara zat cair dengan gas yang terbentuk. Tekanan yang
diakibatkan oleh uap jenuh suatu zat disebut dengan tekanan uap jenuh zat tersebut.
Jika ke dalam suatu pelarut ditambahkan zat terlarut yang tidak mudah menguap, maka
tekanan uapnya akan turun. Hal ini disebabkan molekul zat terlarut menghalangi gerak
molekul pelarut menjadi uap, sehingga jumlah molekul pelarut yang berubah dari bentuk
cair ke bentuk uap akan berkurang.

Suatu contoh, bila gula dimasukkan ke dalam air di dalam botol tertutup. Partikel-partikel
gula akan menghalangi lepasnya molekul-molekul air dari wujud cair menjadi gas.
Molekul pelarut air Molekul larutan garam

Apabila tekanan uap masing-masing botol diukur maka akan diketahui bahwa besarnya
tekanan uap pelarut akan lebih besar dari tekanan uap larutan. (Hal ini digambarkan
dengan bulatan merah yang menguap lebih banyak untuk botol sebelah kiri dibanding
sebelah kanan).

Semakin besar konsentrasi zat terlarut maka


tekanan uap pelarut dalam larutannya juga
akansemakin kecil.

Cara menentukan tekanan uap larutan :

Selisih antara tekanan uap jenuh pelarut murni dengan tekanan uap jenuh larutan disebut
dengan penurunan tekanan uap jenuh. Besarnya penurunan tekanan uap jenuh sebanding
dengan fraksi mol zat terlarut, dirumuskan oleh Raoult sebagai berikut :
P = Xt. Po
P = Po Plarutan
Karena Xt + Xp = 1 maka dapat juga dinyatakan :
Plarutan = Xp . Po
dengan : Po = tekanan uap jenuh pelarut
Plarutan= tekanan uap jenuh larutan
P = penurunan tekanan uap jenuh
Xt = fraksi mol zat terlarut
Xp = fraksi mol pelarut
b) Kenaikan Titik Didih(Boiling Point Elevation)
Titik didih suatu zatadalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan sama dengan
tekanan di atas permukaan zat cair. Titik didih suatu zat cair dipengaruhi oleh tekanan
uap, artinya semakin besar tekanan uapsemakin besar pula titik didih zat cair tersebut.
Pada tekanan dan temperatur standar (76 cmHg, 25C) titik didih air sebesar 100C.
Artinya pelarut murni akan mendidih bila tekanan uap jenuh pada permukaan cairan sama
dengan tekanan udara luar. Pada sistem terbuka, tekanan udara luar adalah 760 mmHg
(tekanan udara pada permukaan larutan) dan suhu pada tekanan udara luar 760 mmHg
disebut titik didih normal. Titik didih suatu cairan adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh
cairan itu sama dengan tekanan luar (tekanan yang diberikan pada permukaan cairan). Dari
definisi ini kita ketahui bahwa titik didih cairan bergantung pada tekanan uap pada
permukaan cairan. Itulah sebabnya, titik didih air di gunung berbeda dengan di pantai.
Pada saat tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara luar maka gelembung-
gelembung uap dalam cairan bergerak ke permukaan dan masuk fase gas.

Hubungan antara tekanan dan temperatur terhadap tingkat wujud suatu zat dapat
ditentukan dariDIAGRAM P,T.

Dari diagram P,T dapat dilihat bahwa penurunan tekanan uap jenuh menyebabkan
kenaikan titik didih larutan.

DIAGRAM P,T air dan suatu larutan


Larutan memiliki titik didih lebih tinggi dan titik beku lebih rendah dari pelarut murni.

Keterangan :
 titik B : titik beku air
 titik C : titik didih air
 titik A : titik beku larutan
 titik D : titik didih larutan
 titik E : titik tripel air , artinya pada titik itu tercapai kesetimbangan antara
cair, padat dan gas. Titik tripel air tercapai pada suhu 0,0099 C dan tekanan 4,58
mmHg.
 garis FA : garis bekularutan
 garis FD : garis didih larutan
Diagram P,T memperlihatkan bahwa titik didih larutan lebih tinggi dibanding titik didih
pelarut.
Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikan titik didih
(Tb).

 Tb = m . Kb Tb = Tb larutan – Tb pelarut

Keterangan :
 Tb larutan : titik didih larutan
 Tb pelarut : titik didih pelarut
 Tb : kenaikan titik didih
 m : molalitas larutan
 Kb : tetapan kenaikan titik didih molal pelarut (dipengaruhi oleh suhu)

Besarnya tetapan kenaikan titik Titik beku (°C) Kf (°C/m) Titik didih Kb(°C /m)
didih molal (Kb) dan tetapan (°C)
penurunan titik beku molal (Kf)
beberapa pelarut.
Air 0,0 1,86 100,0 0,512
Asam asetat 16,6 3,9 117,9 3,07
Benzena 5,50 4,9 80,1 2,53
Kamfor 179,8 39,7 207,42 5,61
Nitrobenzena 5,7 7,0 210,8 5,24
Fenol 40,90 7,4 181,75 3,56
Tabel harga Kf dan Kb beberapa pelarut

c) Penurunan Titik Beku (Freezing Point Depression)


Titik beku adalah suhu dimana tercapai keseimbangan antara cair dan padat. Titik beku ini
tercapai jika tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap pelarut padatan murni. Titik
beku larutan adalah suhu pada saat mulai terbentuk padatan (membeku).

Diagram P,T memperlihatkan bahwa penurunan tekanan uap jenuh menyebabkan


penurunan titik beku larutan.Atau ini berarti bahwa titik beku larutan lebih rendah
dibanding titik beku pelarut.
Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku
(Tf).
 Tf = m . Kf Tf = Tf pelarut – Tf larutan

Keterangan :
 Tf larutan : titik beku larutan
 Tf pelarut : titik beku pelarut
 Tf : penurunan titik beku
 m : molalitas larutan
 Kf : tetapan penurunan titik beku molal pelarut (dipengaruhi oleh suhu)
d) Tekanan Osmotik (Osmotic Pressure)
Peristiwa osmosis adalah perpindahan perpindahan molekul pelarut dari larutan yang lebih
encer ke larutan yang lebih pekat, sehingga larutan yang lebih pekat bertambah tinggi
(lihat gambar).

Osmosis dapat dicegah dengan memberi suatu tekanan pada permukaan larutan. Tekanan
yang diperlukan untuk menghentikan aliran pelarut dari pelarut murni menuju larutan
disebut tekanan osmotik dan dapat dirumuskan :

=M.R.T

Keterangan :
 : tekanan osmotik larutan (atm)
M : molaritas larutan
T : suhu dalam Kelvin
R : tetapan gas = 0,082 L.atm/mol.K
 Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih rendah dari yang lain disebut
larutan Hipotonis / hypotonic solution
 Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi dari yang lain
disebut larutan Hipertonis / hypertonic solution
 Larutan yang memiliki tekanan osmotik yang sama disebut larutan Isotonis.
.
isotonic solution hypotonic solution hypertonic solution

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ELEKTROLIT

Sifat koligatif larutan elektrolit berbeda dengan sifat koligatif larutan elektrolit karena zat
elektrolit dapat mengalami ionisasi (lihat penjelasan di awal bab). Hal ini menyebabkan untuk
konsentrasi yang sama larutan elektrolit mengandung jumlah partikel yang lebih banyak
daripada larutan non elektrolit. Oleh karena itu, sifat koligatif larutan
elektrolit lebih besar daripada sifat koligatif larutan non elektrolit.

Perbandingan antara sifat koligatif larutan elektrolit dengan larutan non


elektrolit disebut dengan faktor Van’t Hoff :

i =  1 + (n – 1)

Jacobus Henricus Van’t Hoff (1852 – 1911) menerima hadiah Nobel pertama dalam bidang Kimia
pada tahun 1901. Penelitiannya adalah tentang sifat – sifat fisika dalam larutan.

Untuk larutan elektrolit berlaku :

 Tb = m . Kb .  1 + (n – 1)

 Tf = m . Kf .  1 + (n – 1)

 = M . R . T.  1 + (n – 1)

Keterangan :
i : faktor Van’t Hoff i = n jika elektrolit kuat ( = 1)
n : jumlah ion hasil ionisasi
 : derajat ionisasi elektrolit
Lampiran 2 Instrumen Penilaian Sikap
LEMBAR PENGAMATAN SIKAP DALAM PBM

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/ Semester : XI / Ganjil
Tahun Ajaran : 2018/2019
Waktu Pengamatan:

Petunjuk:
Aspek Sikap/ Nilai

Komunikatif

Demokratis

Kerjasama
Nilai

Tanggung

Bijaksana
Disiplin

jawab
No. Nama Siswa Sikap

1
2
3
4.
dst.

Tabel 1. Skor, Kategori dan Indikator Pencapaian Skor Aspek Sikap


Kategori Nilai Indikator
Kurang 1 Belum Tampak (kurang): Jika sama sekali tidak menunjukkan
usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas/ hanya 1
deskriptor yang tampak
Cukup 2 Mulai Tampak (sedang): Jika sudah menunjukkan usaha sungguh-
sungguh dalam menyelesaikan tugas, tetapi masih sedikit dan
belum konsisten/ hanya 2 deskriptor yang nampak
Baik 3 Mulai Berkembang (baik): Jika menunjukkan usaha sungguh-
sungguh dalam menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai
konsisten/ hanya 3 deskriptor yang nampak
Sangat 4 Membudaya (sangat baik): Jika menunjukkan adanya usaha
Baik sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas secara terus-
menerus dan konsisten/ semua deskriptor nampak
LEMBAR PENGAMATAN SIKAP DAN KINERJA DISKUSI DAN PRESENTASI

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/ Semester : XI / Ganjil
Tahun Ajaran : 2018/2019
Waktu Pengamatan :
Nama Kelompok :
Ketua Kelompok :
Anggota Kelompok : 1.
2.
3. dst.
A. Lembar Penilaian
Petunjuk:
Berikan skor 1, 2, 3, atau 4 sesuai hasil pengamatan sikap dan kinerja diskusi/presentasi
berdasarkan tabel deskriptor di bawah.
Kinerja
Pengamatan
Diskusi/Presentasi /
Sikap/ Nilai Nilai
Skor
Nilai Kinerja
No. Nama Siswa
Penguasaan

Sikap Presentasi/
Penyajian
proaktif

Santun
Kritis

Diskusi)*
Isi
isi

Jlh.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
dst.

Jumlah Skor
)*Nilai Kinerja Presentasi/ Diskusi:  x 100
12

B. Kategori, Nilai dan Indikator Pencapaian Skor Aspek Sikap


Kategori Nilai Indikator
Belum Tampak: Jika sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-
Kurang 1
sungguh dalam menyelesaikan tugas/ hanya 1 deskriptor yang tampak
Mulai Tampak: Jika sudah menunjukkan usaha sungguh-sungguh
Cukup 2 dalam menyelesaikan tugas, tetapi masih sedikit dan belum konsisten/
hanya 2 deskriptor yang nampak
Mulai Berkembang: Jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam
Baik 3 menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai konsisten/ hanya 3
deskriptor yang nampak
Membudaya: Jika menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh
Sangat
4 dalam menyelesaikan tugas secara terus-menerus dan konsisten/
Baik
semua Descriptor nampak
Kisi-Kisi Soal Pengetahuan

No Aspek No Indikator Soal Teknik Bentuk Instrumen


Soal Penilaian Penilaian Penilaian
1 Pengetahuan 1 Peserta didik dapat
Tertulis Essay Terlampir
menentukan harga tekanan
uap larutan (P)
2 Peserta didik dapat
menentukan harga penurunan Tertulis Essay Terlampir
titik beku (∆Tf)
3 Peserta didik dapat
menentukan harga derajat
Tertulis Essay Terlampir
ionisasi penurunan titik beku
(∆Tf)

Lampiran 3: Instrumen Penilaian Pengetahuan

Essay

1. Hitunglah tekanan uap larutan NaOH 0,2 mol dalam 90 gram air jika tekanan uap air pada
suhu tertentu adalah 100 mmHg.
2. Sebanyak 9,50 gram MgCl2 (Mr = 95) dilarutkan dalam 1000 gram air. Jika harga Kf air =
1,86oC/m dan derajat ionisasinya adalah 75%, maka titik beku larutan adalah… oC
3. Sebanyak 7,2 gram MgSO4 (Mr = 120) dilarutkan dalam 600 gram air dan membeku pada
suhu -0,3348oC pada tekanan 1 atm. Jika Kf air = 1,86oC/m maka derajat ionisasi
MgSO4 adalah…

Kunci Jawaban

𝑛𝐵 0,2
1. XB = 𝑛𝐵+𝑛𝐴 = 0,2+5 = 0,038
Karena NaOH merupakan elektrolit kuat (α = 1) dan n = 2 maka :
ΔP = P°XB {1 + (n – 1)α }
ΔP = 100 × 0,038 {1 + (2 – 1)1}
ΔP = 7,6 mmHg
Tekanan uap larutan = 100 mmHg – 7,6 mmHg = 92,4 mmHg
Jadi, tekanan uap larutan NaOH adalah 92,4 mmHg.
2.

3.
Lampiran 4

INSTRUMEN PENILAIAN PRESENTASI

Nama Satuan pendidikan : SMAN


Tahun pelajaran : 2018/2019
Kelas/Semester : XI / Semester I
Mata Pelajaran : Kimia

Kelengkapan Penulisan Kemampuan


Total Nilai
No Nama Peserta didik Materi Materi Presentasi
Skor Akhir
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

SkorPerolehan
Nilai Perolehan = × 100
Skor maksimal
PEDOMAN PENSKORAN:

SKOR
NO ASPEK KRITERIA YANG DINILAI
MAKS
 Presentasi terdiri atas, Judul, Isi Materi
dan Daftar Pustaka
 Presentasi sistematis sesuai materi
4
 Menuliskan rumusan masalah
1 Kelengkapan Materi  Dilengkapi gambar / hal yang menarik
yang sesuai dengan materi
 Hanya 3 kriteria yang terpenuhi 3
 Hanya 2 kriteria yang terpenuhi 2
 Hanya 1 kriteria yang terpenuhi 1
 Materi dibuat dalam bentuk charta /
Power Point
 Tulisan terbaca dengan jelas
4
 Isi materi ringkas dan berbobot
2 Penulisan Materi  Bahasa yang digunakan sesuai dengan
materi
 Hanya 3 kriteria yang terpenuhi 3
 Hanya 2 kriteria yang terpenuhi 2
 Hanya 1 kriteria yang terpenuhi 1
 Percaya diri, antusias dan bahasa yang
lugas
 Seluruh anggota berperan serta aktif
4
 Dapat mengemukanan ide dan
3 Kemampuan presentasi berargumentasi dengan baik
 Manajemen waktu yang baik
 Hanya 3 kriteria yang terpenuhi 3
 Hanya 2 kriteria yang terpenuhi 2
 Hanya 1 kriteria yang terpenuhi 1
SKOR MAKSIMAL 12

Mengetahui, Kendari, Maret 2019


Kepala SMA Negeri Guru Mata Pelajaran KIMIA

………………………………………….. JAYADIN
NIP. NIP.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

(LKPD)

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ELEKTROLIT

(PENURUNAN TEKANAN UAP DAN PENURUNAN TITIK BEKU)

Pembuatan Es Putar Berendam di Laut Mati

Kerjakan soal berikut ini :

1. Sebanyak 2 mol suatu zat elektrolit biner dilarutkan dalam 8 mol air dan terionisasi sempurna.
Apabila tekanan uap jenuh air murni Po mmHg maka hitunglah penurunan tekanan uap
larutannya!
2. Larutan asam sulfat mempunyai kadar 98% (b/b). jika 100 g larutan itu ditambah 1.998 g air
dan harga penurunan titik beku molal air yaitu 1,86oC/m, tentukan titik beku larutan tersebut!
(Ar : H : 1 ; S = 32; O = 16)
3. Dalam 250 gram air dilarutkan 1,9 gram MgCl2, ternyata larutan membeku pada –0,372°C.
Jika tetapan titik beku molal air = 1,86°C/m, derajat ionisasi garam MgCl2 adalah …. (Ar Mg
= 24, Ar Cl = 35,5)
Kunci Jawaban

1. Elektrolit biner tersebut memiliki n = 2 dan α = 1


∆P = Po . Xterlarut . i
2
= Po . . {1 + (2 − 1)1}
2+8
4 o
= P
10
2. Massa H2SO4 dalam 100 g larutan asam sulfat
98
= x 100 = 98 gram
100
𝑔𝑟 1000
∆Tf = . . Kf. i
𝑀𝑟 𝑝
𝑔𝑟 1000
= . . Kf. (1+(n-1)α)
𝑀𝑟 𝑝
98 1000
= . . 1,86 . 3 = 2,79oC
98 1998
Tf = (0 – 2,79)oC = -2,79oC

3.

Anda mungkin juga menyukai