Gas karbon dioksida (CO2) merupakan gas rumah kaca yang dapat
menyebabkan terjadinya pemanasan global, sedangkan gas karbon monoksida akan
berikatan dengan hemoglobin sehingga mengganggu fungsi hemoglobin dalam
mengikat oksigen. Akibatnya, pada kadar tertentu dapat menyebabkan kematian.
Sementara itu, jelaga merupakan serbuk halus dari karbon (C) yang jika terhirup
dapat merusak alat pernafasan.
Selain gas karbon dioksida dan karbon monoksida, dampak pembakaran
bahan bakar dalam mesin kendaraan bermotor dapat menghasilkan gas belerang
dioksida (SO2) karena di dalam minyak bumi terdapat senyawa belerang, serta gas
oksida nitrogen (NOx) karena untuk membakar bahan bakar (bensin) dalam mesin
digunakan udara sebagai sumber oksigen dan udara mengandung gas nitrogen.
Belerang dari minyak bumi dapat teroksidasi menjadi gas belerang dioksida (SO2)
S(s) + O2(g) → SO2(g)
Ketika di udara gas SO2 ini dapat teroksidasi mejadi gas SO3.
SO2(g) + O2(g) → SO3(g)
Gas SO3 ini sangat mudah bereaksi dengan air menghasilkan asam sulfat, sehingga
gas SO3 ini dapat menyebabkan hujan asam.
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
Pada suhu tinggi, di dalam mesin kendaraan bermotor dapat terjadi reaksi antara
nitrogen dan oksigen.
N2(g) + O2(g) → NOx(g)
Gas oksida nitrogen dalam kadar tinggi dapat menyebabkan iritasi pada
mata sehingga menyebabkan mata perih dan merah. Selain itu, dampak
pembakaran bahan bakar yang menghasilkan gas oksida nitrogen merupakan salah
satu gas penyebab terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang berdampak
pada pemanasan global (peningkatan suhu bumi).
Sekarang kalian tahu kan dari mana dan bagaimana asap-asap di jalanan itu
muncul. Selain itu kalian juga tahu kandungan-kandungan apa saja pada asap
kendaraan bermotor itu. Tetap berhati-hati ya, karena kandungan-kandungan asap
tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan RG Squad semua. Oke deh, kalian juga
bisa mengetahui lebih banyak lagi materi-materi pelajaran kimia di ruangbelajar.
Ruangbelajar akan menyajikan berbagai video animasi dengan materi pelajaran
yang lengkap dan sesuai kurikulum terbaru.
Dampak Pembakaran Bahan Bakar
Terhadap Lingkungan dan Cara Mengatasinya
Pembakaran bahan bakar yang menghasilkan minyak bumi hingga gas alam dapat
memberikan banyak manfaat. Namun, dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan
pun cukup besar pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari.
Perlu diketahui bahwa pembakaran bahan bakar merupakan reaksi kimia antara bahan bakar
dengan oksigen. Kebanyakan kandungan bahan bakar mengandung unsur, seperti karbon,
hidrogen, dan belerang.
Mengutip laman e-learning dari Institut Pertanian Bogor, proses pembakaran terdiri
dari dua jenis, yaitu:
Pembakaran sempurna, terjadi apabila seluruh unsur C yang bereaksi dengan oksigen
hanya akan menghasilkan CO2, seluruh unsur H menghasilkan H2O dan seluruh S
menghasilkan SO2.
Pembakaran tak sempurna, terjadi apabila seluruh unsur C yang dikandung dalam
bahan bakar bereaksi dengan oksigen dan gas yang dihasilkan tidak seluruhnya CO2.
Jumlah energi yang dilepaskan pada proses pembakaran dinyatakan sebagai entalpi
pembakaran yang merupakan beda entalpi antara produk dan reaktan dari proses pembakaran
sempurna.
Entalpi pembakaran ini bisa dinyatakan sebagai Higher Heating Value (HHV) atau
Lower Heating Value (LHV). HHV diperoleh saat seluruh air hasil pembakaran dalam wujud
cair, sedangkan LHV diperoleh saat seluruh air hasil pembakaran dalam bentuk uap.
Umumnya, pembakaran tidak menggunakan oksigen murni melainkan memanfaatkan
oksigen yang juga ada di udara. Jumlah udara minimum yang diperlukan untuk menghasilkan
pembakaran lengkap disebut sebagai jumlah udara teoritis.
1. Penghijauan atau pembuatan taman kota untuk melindungi lingkungan dan mengubah
gas buang CO2 menjadi O2 melalui proses fotosintesis.
2. Menggunakan sel bahan bakar melibatkan reaksi antara O2 dan H2 dengan produk
reaksi yang ramah lingkungan yaitu H2O.
3. Menerapkan penggunaan konverter kebalik pada sistem buangan kendaraan bermotor
untuk mengubah gas buang CO2 menjadi lebih aman.
4. Penggunaan EFI atau Electronic Fuel Injection pada sistem bahan bakar kendaraan
untuk mengurangi emisi gas polutan.