Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karbon merupakan salah satu unsur dari unsur-unsur yang terdapat dalam golongan
IV A dan merupakan salah unsur terpenting dalam kehidupan sehari-hari karena terdapat
lebih banyak senyawa yang terbentuk dari unsur karbon.
Keistimewaan karbon yang unik adalah kecenderungannya secara alamiah untuk
mengikat dirinya sendiri dalam rantai-rantai atau cincin-cincin, tidak hanya dengan ikatan
tunggal, C - C , tetapi juga mengandung ikatan ganda C = C, serta rangkap tiga, C≡C (
Albert, 1989) .Akibatnya, jenis senyawa karbon luar biasa banyaknya. kini diperkirakan
terdapat sekitar dua juta jenis senyawa karbon, dan jumlah itu makin meningkat dengan laju
kira-kira lima persen per tahun. Alasan bagi kestabilan termal rantai-rantai karbon adalah
kekuatan hakiki yang tinggi dari ikatan tunggal C - C.
Konfigurasi elektron karbon dalam keadaan dasar adalah (1s2 2s2 2p2) mudah
terhibridasi menghasilkan perangkat orbital sp3, atau sp2+p, atau sp+p2. Lebih dari sembilan
puluh persen senyawa karbon merupakan senyawa sintetik, sedangkan sisanya diperoleh dari
mahluk hidup (tumbuh-tumbuhan, hewan, jamur, dan mikroorganisme) serta fosil mereka
(batubara dan minyak bumi).

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa sifat fisika dan sifat kimia karbon?
1.2.2 Bagaimana Sifat Kimia Berdasarkan Bentuk Alotrop?
1.2.3 Apa saja Senyawa Anorganik Karbon?
1.2.4 Apa kegunaan unsur karbon?
1.3 Tujuan masalah
1.3.1 Untuk mengetahui sifat fisika dan sifat kimia karbon
1.3.2 Untuk mengetahui Sifat Kimia Berdasarkan Bentuk Alotrop
1.3.3 Untuk mengetahui saja Senyawa Anorganik Karbon
1.3.4 Untuk mengetahui kegunaan unsur karbon

1.4 Manfaat penulisan


Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak yang membacanya umumnya dan khususnya kepada Mahasiswa untuk
menambah wawasan dan pemahaman tentang unsur nitrogen

1.5 Metode penulisan


Metode yang penulis digunakan adalah metode perpustakaan, yakni
mendapatkan referensi-referensi dari buku-buku dan akses internet.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sifat Fisika dan Kimia Unsur Karbon


a. Sifat Fisika
Fasa pada suhu kamar : padat
Bentuk kristalin : intan dan grafit
Massa jenis : 2,267 g/cm³ (grafit) dan 3,513 g/cm³ (diamond)
Titik leleh : 4300-4700 K
Titik didih : 4000 K
Densitas : 2,267 g/cm3 (grafit) 3,515 g/cm3 (diamond)
Kalor lebur : 100 kJ/mol (grafit ) dan 120 kJ/mol (diamond)
Kalor uap : 355,8 kJ/mol
Kalor jenis : 8,517 J/molK (grafit) dan 6,115 J/molK (diamond)
b. Sifat Kimia
Bilangan oksidasi : 4,3,2,1,0,-1,-2,-3,-4
Elektronegatifitas : 2,55 (skala pauli)
Energi ionisasi : 1086 kJ/mol
Energi ionisasi ke-2 : 2352,6 kJ/mol
Energi ionisasi ke-3 : 4620,5 kJ/mol
Jari-jati atom : 70 pm
Jari-jari kovalen 77 pm
Jari-jari Vander Waals : 170 pm
konduktifitas termal : 119-165 (grafit) 900-2300 (diamond) W/mK
Struktur Kristal : heksagonal

2.2 Sifat Kimia Berdasarkan Bentuk Alotrop


Alotrop adalah sifat sejumlah tertentu unsur dimana unsur ini mampu berada dalam dua
atau lebih bentuk, pada setiap alotrop atom-atom unsur tersebut berikatan dengan cara
yang berbeda sehingga membentuk modifikasi struktur yang berbeda pula. Berbagai
macam alotrop karbon Menurut ( Yunia,2013) adalah:

Diamond

Diamond adalah salah satu contoh alotrop yang terbaik dari karbon dan memiliki nilai
ekonomi yang tinggi, dimana sifatnya yang keras dan memiliki optikal optis sehingga
banyak dipakai dalam berbagai industri dan untuk bahan baku perhiasan. Diamond
menjadi mineral alami terkeras yang pernah ada, tidak ada unsur alam yang dapat
memotong diamond maupun menarik (merenggangkan) diamond.

Setiap karbon yang terdapat dalam diamond berikatan secara kovalen pada empat atom
karbon yang lain dalam bentuk geometri tetrahedarl. Dan tetrahedarl ini membentuk 6
cincin karbon seperti sikloheksana dalam bentuk konformasi “kursi” sehingga hal ini
mengakibatkan tidak adanya sudut ikatan yang mengalami ketegangan. Jalinan struktur
kovalen yang stabil inilah membuat sifat diamond menjadi keras.

2
Panjang ikatan tunggal pada diamond adalah 0,154 nm. Dengan struktur kristal kubus
perbusat muka dan densitasnya sekitar 3,51 g/cm3. Diamond yang murni memiliki indeks
refraktori sebesar 2,465 pada 397 nm, 2.427 at 527 nm, 2.417 at 589 nm, 2.408 at 670
nm, and 2.402 at 763 nm.

Grafit

Grafit merupakan alotrop karbon. Tidak seperti diamond grafit bersifat konduktor
sehingga dapat dipakai untuk elektroda dalam proses elektrolisis. Sifat daya hantar ini
disebabkan grafit memiliki elektron dalam orbital pi yang terdelokalisasi dibawah dan
diatas bidang karbon. Ikatan yang terdapat dalam grafit adalah sp2 dengan bentuk
datar/plane dengan sudut 120 derajat. Elektron ini dapat bergerak bebas sejauh dalam
lapisan karbon.

Grafit lebih reaktif dibandingkan dengan karbon, disebabkan reaktan dapat menetrasi
diantara lapisan heksagonal grafit. Tida’k bereaksi dengan asam encer atau basa dan
dapat dioksidasi oleh asam kromat menjadi CO2.

grafit tidak mencair akan tetapi mengalami sublimasi pada suhu 3500 C. Kristal grafit
memiliki dua bentuk yaitu alfa-grafit dengan bentuk heksagonal dan beta grafit dengan
bentuk rombohedral.

Grafit adalah mineral yang dapat berasal dari batuan beku, sedimen, dan metamorf. Grafit
adalah suatu modifikasi dari karbon dengan sifat yang mirip logam (penghantar panas dan
listrik yang baik). Di samping tidak cukup padat, grafit tidak terdapat dalam jumlah
banyak di alam. Oleh karena itu,untuk keperluan peralatan teknik serta pembuatan
elektroda, grafit harus dibuat secara sintetik.

Pembuatan: Grafit alam atau grafit yang dibuat dari kokas diperkecil ukurannya,
dicampur dengan ter atau resin sintetik,kemudian dipanaskan sehingga membentuk
padatan (sintering) dalam 105 cetakan.

Grafit dinamai oleh Abraham Gottlob Werner pada tahun 1789 dengan mengambil kata
dari bahasa Yunani.

Grafena

Grafena merupakan lapisan tunggal dari grafit dengan ikatan karbon sp2 membentuk
susunan seperti sarang lebah (monolayer grafit). Ikatan karbon-karbon memiliki panjang
0,142 nm. Grafena merupakan struktur dasar dari grafit, karbon nano, dan fuleren, dan
dapat didiskripsikan sebagai lapisan molekul aromatic.

Karbon Amorfos

Karbon amorfos atau disebut sebagai karbon reaktif, merupakan alotop karbon dimana
tidak memiliki struktur kristalin. Karbon amorfos biasa disingkat sebagai aC untuk
karbon amorfos yang biasa, aC:H untuk karbon amorfos yang terhidrogenasi, dan ta-C
untuk tetrahedral karbon amorfos (seperti diamond). Dalam bidang mineralogy, karbon

3
amorfos biasa digunakan untuk istilah coal dan jenis karbon yang tak murni selain grafit
dan diamond.

Fuleren

Fuleren merupakan molekul yang keseluruhannya dibangun oleh atom karbon dalam
bentuk hollow, bulatan (sphere), ellipsoidal, atau tube. Fuleren yang berbentuk spherical
disebut buckyballs, dan yang berbentuk silinder disebut sebagai karbon nanotube atau
buckytubes. Fuleren memiliki struktur seperti grafit akan tetapi hanya dibangun dari
grafena yang saling berhubungan satu sama lain. Penemuan fuleren menjadikan alotrop
karbon semakin bervariasi dan menjadi subyek penelitan yang penting untuk elektronik,
ilmu bahan, dan nanoteknoligi.

2.3 Senyawa Anorganik Karbon

1. Karbon monoksida(CO)

Karbon monoksida dapat dibuat secara komersil dengan hidrogen melalui pembentukan
uap kembali atau pembakaran sebagian hidrokarbon dengan reaksi:

CO2 + H2 → CO + H2O

Gas ini tidak berwarna dan mempunyai titik didih -190. Dapat digunakan sebagai bahan
bakar industri melalui reaksi:

2CO(g) +O2(g)→2CO2(g)

Gas CO juga dapat trjadi sebagai hasil samping pembakaran senyawa organik dalam
ruang kurang oksigen.

C8H18 +6O2(g) → 8CO +4H2O

Secara besar-besaran dapat dibuat dengan reaksi:

C(S) + H2O → CO +H2

Gas CO sangat berbahaya bagi manusia maupun hewan, karena CO berikatan kuat
dengan hemoglobin darah.hemoglobin berfungsi mengedarkan oksigen dari paru-paru ke
seluruh tubuh. Orang yang mengisap CO akan kekurangan oksigen dan dapat berakibat
fatal.

2. Karbon Dioksida(CO2)

Karbon dioksida mempunyai struktur molekul linier dan bersifat non polar. Gas ini larut
dalam air.terdapat diudara dan sangat penting bagi tumbuhan sebagai bahan fotosintesis
serta merupakan komponen nafas yang dikeluarkan oleh hewan ataupun manusia, karena
dihasilkan dari oksidasi makanan dalam tubuh.

CO2 dapat dibuat dengan membakar karbon senyawa hidrokarbon, atau gas CO dengan
oksigen yang cukup.
4
C + O2 → CO2

CH4 + 2O2 → CO2 + H2O

2CO + O2 → 2CO2

Dilaboratorium gas CO2 dapat dibuat dengan mereaksikan garam karbonat dengan asam
seperti :

CaCO3 + 2HCl → CaCl2 + H2O + CO2

Gas CO2 tidak beracun,tetapi konsentrasi yang terlalu tinggi dalam udara adalah tidak
sehat, karena merendahkan konsentrasi O2 dan menimbulkan efek fisikologis yang
membahayakan.

Jumlah CO2 yang sangat besar sekali. dihasilkan oleh aktifitas manusia, meningkatnya
gas CO2 dikhawatirkan atmosfer mungkin menjadi begitu panas, sehingga akan muncul
perubahan suhu yang serius yang sering juga disebut efek rumah kaca.

2. Karbonat dan Bikarbonat


Karbonat dan bikarbonat adalah senyawa yang melimpah dan sangat berguna serta
terkenal. Kebanyakan karbonat hanya sedikit larut dalam air. Misalnya CaCO3, BaCO3,
MgCO3 dan PbCO3. Banyak bikarbonat hanya stabil dalam larutan air. Contohnya ialah
Ca(HCO3)2, Mg(HCO3. Semua logam IA kecuali Litium membentuk karbonat yang
larut, dimana yang paling murah dan berguna adalah NaHCO3 (Soda kue),
Na2CO3(Soda abu)

3. Karbon Disulfida(CS2)
Karbon disulfida, disebut juga ditiokarbonat anhidrida adalah cairan tak berwarna
dengan rumus kimia CS2. Senyawa ini memiliki bau yang menyenangkan, seperti bau
kloroform. Namun biasanya senyawa ini terdapat tidak dalam keadaan murni, sehingga
berbau busuk akibat senyawa sulfur lainnya, seperti karbonil sulfida (COS).Sejumlah
kecil karbon disulfida ditemukan pada gas letusan gunung berapi. Dulunya CS2
diproduksi dengan mereaksikan karbon (atau arang) dengan sulfur pada temperatur
sangat tinggi. Sekarang CS2 dihasilkan pada temperatur yang lebih rendah, 600 °C,
melibatkan gas alam bersama katalis kieselgel atau alumina.
CH4 + 1/2 S8 → CS2 + 2 H2S
CS2 adalah cairan yang mudah terbakar dan dapat dipakai sebagai bahan pembuat
CCl4,dengan reaksi: CS2 + 3Cl2 → CCl4 +S2Cl2

2.4 Kegunaan unsur karbon

Karbon adalah suatu unsur yang sangat luwes dan berguna. Kegunaan karbon hanya
akan jelas terlihat apabila kita sebutkan satu persatu dalam berbagai bentuk kehidupan
sehari-hari. Berdasarkan unsurnya kegunaan karbon terbagi menjadi dua ( Ilham, 2013)
yaitu:

5
1. Grafit, baik yang alamiah maupun sintetik mempunyai banyak kegunaan.
Kegunaannya itu di antaranya untuk bahan hitam dalam pensil biasa, pigmen dalam
cat hitam, bahan pembuatan krus (mangkok untuk bahan kimia), elektode untuk
penggunaan pada suhu yang sangat tinggi, pelumas kering, bila serbuk grafit
didispersikan dengan minyak akan dihasilkan pelumas cair.

2. Intan, terutama yang bernoda dan kecil-kecil digunakan dalam industri untuk
membuat bubuk penggosok yang paling keras untuk roda pengasah, ujung mata bor
dan gigi gergaji.

3. Amorf, karbon dalam bentuk amorf, seperti arang, kokas, batu bara, dan karbon hitam
memiliki sifat yang rapuh. Karbon amorf ini, antara lain digunakan sebagai bahan
bakar (batu bara), zat warna hitam, tinta cetak, dan sebagai pereduksi pada proses
peleburan logam.

Karbon amorf yang diaktifkan (karbon aktif) digunakan sebagai adsorben (penjerap)
yang dapat menyerap bau-bauan, gas beracun, mikroorganisme, dan kotoran dalam
larutan. Obat sakit perut dan norit merupakan contoh karbon amorf yang dapat menyerap
mikroorganisme.

Selain itu, karbon juga diperlukan untuk pigmen hitam di dalam tinta cetak untuk
buku, majalah dan surat kabar, kertas karbon, bahan bakar mobil, semir sepatu, penguat
dan pengeras bahan karet, ban dalam dan barang-barang karet, dan sebagai unsur penting
untuk konstruksi bermacam-macam peralatan listrik dan nuklir, mulai dari sapu penyedot
debu untuk rumah tangga sampai dinamo yang paling besar dan rektor nuklir. Busur
karbon digunakan untuk membuat radiasi tampak dan ultraviolet dalam sejumlah besar
proses industri yang bergantung pada reaksi fotokimia.

Karbon juga memiliki manfaat dibidang pertanian yaitu sebagai pembangun bahan
organik karena sebagian besar bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik, diambil
tanaman berupa CO2.

Karbon juga berperan dalam pembuatan baja. Baja adalah logam paduan, logam besi
sebagai unsur dasar dengan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan unsur
karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi
karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser
pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan
selain karbon adalah (titanium), krom (chromium), nikel, vanadium, cobalt dan tungsten
(wolfram). Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya,
berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja
dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun
di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility).

Sedangkan kegunaan karbon berdasarkan persenyawaannya, yaitu:

Gas CO2 dalam air akan membentuk senyawa H2CO3. Asam karbonat H2CO3, bila
ditambahkan ke dalam minuman (minuman berkarbonasi), akan memberikan rasa tajam

6
yang menyegarkan. Asam karbonat H2CO3, merupakan bahan baku untuk pembuatan
garam-garam karbonat.

CO2 dalam udara berfungsi untuk menjaga suhu permukaan bumi pada malam hari
agar tidak terlalu dingin. CO2 dalam udara dapat menyerap sinar infra merah (sinar yang
mengandung energi panas) dari sinar matahari yang dipantulkan bumi. Pada malam hari
CO2 melepaskan infra merah tersebut ke permukaan bumi yang dingin sehingga
permukaan bumi menjadi hangat.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dua bentuk karbon yang paling dikenal adalah intan dan grafit, berbeda dalam
sifat fisika dan sifat kimiawinya. Senyawa anorganik karbon terdiri dari karbon
monoksida, karbon dioksida, karbonat dan bikarbonat, serta karbon disulfida.banyak
sekali kegunaan karbon, slah satunya yaitu amorf yang digunakan sebagai bahan
bakar ( batu bara)
3.2 Saran
Penulis mengharapkan agar pembaca sekalian dapat membahas lagi dan
termotivasi untuk mengkaji lebih dalam tentang unsur karbon dari referensi-referensi
lainnya

8
DAFTAR PUSTAKA

Cotton, F Albert dan Wilkinson, Geoffrey. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-press

Ilham,sowel.2013. Karbon.http://coretansowel.blogspot.com/2013/02/karbon_738.html
diakses pada jum’at tanggal 13 November pukul 10:23 WIB

Yunia,Ika.2013. makalah Karbon Kimia Anorganik


http://ikayunianything.blogspot.com/2013/03/makalah-carbon-kimia-anorganik.html.
diakses pada Jum’at Tanggal 13 November pukul 10:58 WIB

Anda mungkin juga menyukai